Terutama mata jernih Winnie, rasanya seperti ketika dia pertama kali melihat Selena bertahun-tahun yang lalu. Waktu itu dia berpikir, bagaimana bisa ada seseorang dengan mata sejernih ini di dunia?Pikiran ini hanya muncul dalam kepalanya selama sedetik, kemudian pikiran ini pun segera menghilang.Di dunia ini, wajar saja bila ada orang-orang yang sangat mirip. Seperti wanita yang waktu itu mencoba untuk membunuhnya, wanita itu mirip dengan Selena.Selain itu, sekarang Luna seharusnya sudah berusia 5 tahun dan hampir mencapai 6 tahun. Juga, bagaimana mungkin Selena melahirkan seorang anak dengan pupil mata berwarna hijau?Harvey benar-benar merindukannya hingga jadi berpikir berlebihan.Harvey tahu bahwa ada beberapa garis merah di wajahnya, sehingga gadis kecil ini mungkin akan takut.Jadi, dia melembutkan ekspresinya dan berkata, "Winnie, apakah kamu yang menyelamatkanku? Terima kasih."Winnie menggelengkan kepalanya, tetapi dia tetap memegang tangan Harvey erat-erat. Seolah-olah dia
Hanya dalam waktu 2 hari, Harvey berubah dari seorang manusia normal menjadi seseorang yang organ-organ tubuhnya terpengaruh racun. Perlahan, dia kehilangan fungsi indranya. Selama periode waktu ini, dia pun memikirkan banyak hal.Yang paling banyak dia pikirkan adalah kenangannya bersama Selena. Selama lebih dari 3 tahun berpisah, dia tidak bisa melihat wanita itu. Hanya kenanganlah yang terus mendukungnya untuk terus maju.Setiap hari dia sibuk dengan berbagai hal. Dia menggunakan kesibukan untuk mengaburkan rasa cintanya pada Selena.Namun setiap kali dia memiliki waktu luang, kerinduan pun datang dengan menggila. Menduduki seluruh pikiran dan hatinya, bagaikan tanaman merambat berduri yang membungkusnya dengan erat. Makin dia memberontak, makin tersakiti pula dia.Tubuhnya terluka parah di tempat yang tidak terlihat, rasanya sangat menyakitkan.Jadi ketika dia terjebak dalam rasa sakit di tubuhnya ini, dia merasa sedikit lega. Mungkin bila dia mati, dia bisa terbang ke samping Sele
Harvey sudah 2 hari tidak makan.Anehnya, buah yang mirip mentimun ini memiliki aroma yang lembut dan membuatnya merasa lapar.Harvey menggigitnya beberapa kali, rasanya segar dan manis. Tanpa diduga, tempat yang dilalui buah ini jadi terasa segar dan rasa sakitnya sedikit mereda."Ini obat?" tanyanya pada Winnie.Winnie mengangguk, lalu memberi Harvey beberapa makanan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Harvey tidak tahu apakah itu buah atau sayuran.Harvey segera memakannya. Meskipun tidak bisa menawar racun di dalam tubuhnya, makanan ini memberinya sedikit energi dan membuat keadaan tubuhnya sedikit membaik."Terima kasih, Winnie." Dia kembali mengelus kepala Winnie dan berkata, "Aku nggak tahu siapa orang tuamu, tapi mereka bisa melahirkan anak yang begitu perhatian dan menggemaskan sepertimu."Winnie memandangnya dan berkedip. Luna, kakaknya, sangat mirip dengan pria ini. Apakah pria ini adalah ayahnya?Saat dia tengah berpikir, Harvey melepaskan kepalanya. "Maaf, waktu Paman
"Winnie, apa kamu menangis?" tanya Harvey.Dia tiba-tiba tersenyum. Sungguh bodoh, Winnie tidak bisa berbicara sementara dirinya akan segera menjadi orang buta."Sekarang jam berapa? Maaf, mata Paman nggak bisa melihat begitu jelas."Winnie menarik tangan Harvey dan menulis angka enam di telapak tangannya."Sudah hampir jam 6, waktu berlalu begitu cepat." Harvey menghela napas dengan ringan.Dia bisa merasakan bahwa dia telah begadang semalaman. Dia hampir menguras habis seluruh tenaganya."Alex," panggil Harvey.Alex juga begadang semalaman, matanya pun makin memerah."Bos, aku di sini," jawabnya dengan suara yang terdengar agak menangis.Harvey tersenyum kecil. "Apa yang pria sejati ini tangisi? Aku sudah memberi tahu kalian pada hari pertama, bahwa hidup dan mati itu sudah ditentukan.""Aku tahu, tapi ... tapi nggak pernah menduga bahwa boslah yang ...."Setiap orang yang berdiri di sini siap menghadang peluru untuk Harvey, siap untuk mengorbankan nyawa mereka demi Harvey.Jika kema
Chandra sengaja mencarikan tempat di bawah pohon, supaya Harvey bisa menggunakannya untuk bersandar.Seluruh tubuh Harvey terlihat lemah, bagaikan lilin yang sedikit demi sedikit meleleh. Ketika lilin tersebut habis, saat itulah minyaknya habis dan cahayanya padam.Angin gunung berembus, Harvey merasa pikirannya menjadi lebih jernih.Dia perlahan membuka mulutnya, "Chandra, hal yang paling kusesali dalam hidup ini adalah ketika aku menyetujui permintaan yang nggak masuk akal dari Agatha, juga ketika aku menyalahkan Seli atas masalah Keluarga Bennett. Kalau bukan karena aku, dia nggak akan semenderita itu. Kami nggak perlu terpisah jauh, bahkan kami nggak perlu berpisah dari darah daging kami sendiri. Mengakibatkan kami nggak bisa menjadi keluarga yang harmonis. Aku juga nggak bisa menjadi anak yang berbakti.""Bos, kamu juga memiliki penderitaan. Jangan berbicara seperti itu.""Ah, penderitaan. Dulu aku juga menggunakan alasan ini untuk menipu diriku sendiri. Tapi di dunia ini, nggak a
Harvey baru mendengar kalimat itu 10 detik kemudian.Dulu sekali, dia berjanji kepada Selena untuk menemaninya melihat matahari terbit dari gunung-gunung terkenal.Waktu itu Harvey sangat sibuk. Meskipun dia benar-benar ingin menemaninya, dia tidak bisa meluangkan waktu.Penundaan itu pun menjadi selamanya.'Seli, apakah Tuhan ingin menghukumku karena janji palsuku terhadapmu? Karena itulah aku nggak bisa bertemu denganmu lagi sebelum aku mati?'Dia menolehkan kepalanya perlahan seperti orang tua. Ternyata kebutaan bukanlah kegelapan di depan mata, melainkan mata yang tidak dapat melihat warna apa pun.Di tengah kekosongan itu, dia seolah melihat warna keemasan.Itu adalah matahari terbit.Warna yang seharusnya sangat mencolok itu, di matanya terlihat seperti menggunakan filter.Seperti api yang akan padam akibat embusan angin, begitu redup dan lemah.Dia juga tidak bisa mendengar suara angin. Fungsi panca indranya sedikit demi sedikit menghilang.Dia membuka mulutnya, seolah-olah seda
Harvey jatuh ke kekosongan.Tubuhnya tidak jatuh ke tanah, melainkan ditopang oleh seseorang.Harvey sudah kehilangan kesadaran, tubuhnya yang tinggi dan tegap itu bersandar pada seseorang yang baru datang.Ting ting ting.Winnie sangat senang dan menari-nari dengan gembira. Meskipun dia tidak bisa berbicara, ekspresi di wajahnya penuh dengan kebahagiaan.Alex dan Chandra pun tak peduli lagi dengan kesedihan mereka. Mata mereka terpaku pada wanita yang muncul entah sejak kapan.Wanita itu mengenakan pakaian hitam yang tampak kuat, lengkap dengan sepatu bot tebal di kakinya.Jaket kulit yang dikenakannya menonjolkan pinggang dan lekuk tubuhnya yang sempurna. Gayanya sangat modern, terlihat agak tidak cocok dengan desa yang sangat kuno ini.Di atas lehernya yang elegan adalah wajah yang indah.Tidak bisa dikatakan jelek, hanya bisa digambarkan sebagai anggun. Sama sekali tidak berhubungan dengan kecantikan.Bagaimana bisa wanita seperti ini melahirkan anak blasteran?Wanita itu memeluk p
Winnie tidak bisa berbicara. Dia hanya bisa menggunakan tubuhnya untuk menunjukkan rasa sukanya."Anak baik, Ibu sudah pulang."Kembali ke pondok bambu, Michelle juga sudah bangun.Semalam, agar dia tidak menangis dan mengganggu Harvey, Chandra langsung memukulnya hingga pingsan.Melihat orang di punggung Alex, Michelle pun menangis dan menghampirinya. "Kak George, bagaimana keadaanmu? Bagaimana kamu bisa meninggalkanku? Bawalah aku bersamamu, kumohon!"Terdengar suara dingin seorang wanita. "Kalau kamu terus menangis, keluar saja! Berisik!"Michelle membuka mulutnya lebar-lebar. Awalnya, dia ingin menangis. Akan tetapi, setelah ditegur seperti itu, dia menjadi terlihat lucu karena ingin menangis, tetapi tidak bisa menangis.Baru pada saat itulah Michelle melihat ada seorang wanita asing di sampingnya. "Siapa dia?""Kak Michelle, ini dokter hebat yang bisa menyembuhkan Bos. Bersikaplah hormat kepadanya." Alex khawatir Michelle akan kembali membuat Nyonya itu menjadi marah. Itu sebabnya