Malam berlalu begitu cepat, ruangan terasa dingin, satu selimut saja tentu tidak akan cukup untuk menghangatkannya.Awalnya Selena mengira dia tidak akan bisa tidur, tetapi anehnya, dia merasa begitu tenang ketika memeluk anaknya. Tak lama, dia pun tertidur.Ravi sudah seperti penghangat yang menempel dalam pelukannya, yang tanpa henti memberikan kehangatan.Selena bermimpi, dia bermimpi berada di padang rumput yang luas sambil menggandeng kedua anaknya berlarian dengan bebas.Sementara Harvey berdiri di ujung jalan, lalu mengulurkan tangannya ke arah mereka, "Seli ... "Tiba-tiba, mata Selena pun terbuka, langit sudah cerah, dan George sudah tidak ada di dalam kamar.Jendela tanpa gorden membuatnya bisa langsung melihat ke luar, hujan turun sepanjang malam, hanya ada pemandangan dari dedaunan yang berserakan di mana-mana.Diam-diam Selena meninggalkan Ravi dan turun dari tempat tidur, membuka pintu, dan udara dingin menyambutnya.Walaupun sudah banyak pemandangan dedaunan yang dilihat
George berkata dengan tenang, "Lihatlah ke depan, apa yang kamu lihat?"Selena melangkah beberapa langkah ke depan dan tiba di tepi jurang. Dia melihat hutan dan gunung-gunung yang menjulang di kejauhan terlihat megah dengan rangkaian pegunungan yang tak berujung."Kebebasan.""Ya. Setelah melewati jurang ini dan sampai di depan, yang menunggumu adalah kebebasan."Namun, setelah dihentikan oleh Harvey berkali-kali, Selena sudah tidak punya keberanian lagi sekarang.Dia takut, takut terjebak dalam kegelapan yang tak berujung setelah ditangkap lagi."Apa kamu nggak bisa melupakannya?"Selena menggeleng. "Bukan, aku ... Takut.""Takut apa?""Takut kalau gagal akan membawa malapetaka padamu dan takut nggak tahu gimana masa depan akan berubah. Aku bisa membayangkan kematian Lian hanya dengan menutup mata."George berkata dengan lembut, "Nggak ada yang menakutkan. Kamu sudah melewati masa-masa yang paling sulit. Manusia nggak boleh berhenti di masa sekarang, kecuali kalau kamu masih ingin hi
Harvey berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung dan wajahnya penuh dengan kegelisahan. "Mungkin dia nggak cuma mau membawa Luna, tapi juga Seli. Seli selalu mencari kesempatan untuk meninggalkanku, ini adalah kesempatan terbaik."“Jadi apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus menghentikannya sekarang? Kalau tidak, dengan kemampuannya, dia benar-benar akan membawa nyonya pergi dan kita akan kesulitan mencarinya.”George adalah orang yang hidup dalam kegelapan. Dia punya banyak cara yang tidak terlihat untuk menghilang tanpa jejak.Mana mungkin Harvey tidak tahu hal ini. Dia merasa bingung.Dia memberikan trauma yang terlalu besar pada Selena sehingga Selena membutuhkan waktu seumur hidup untuk menyembuhkannya.Kalau dia memaksa Selena untuk kembali, itu hanya akan memperburuk traumanya dan memperburuk hubungan mereka yang sudah buruk.Namun, melepaskannya sudah menjadi batas maksimumnya Harvey.Tidak bisa melihat Selena dan tidak tahu bagaimana keadaannya sudah membuat hatiny
Olga memandang Harvey dengan wajah yang penuh kebingungan. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?"Harvey langsung berkata, "Seli ingin meninggalkanku.""Aku juga pasti akan lari jauh-jauh dari iblis sepertimu.""Aku nggak menyangkal kalau aku sudah melakukan banyak hal buruk di masa lalu. Sekarang aku hanya ingin melindunginya, bukan untuk memilikinya. Seli punya musuh yang sangat kuat di luar.""Seberapa kuat?"Harvey mengepal erat tangannya. "Aku belum menemukan identitasnya sampai sekarang. Dia sudah beberapa kali membayar pembunuh untuk mencelakai Seli. Orang itu mengirim ratusan pembunuh dua tahun yang lalu waktu Seli melahirkan prematur dan Seli hampir mati di malam hujan itu."Selena pernah menceritakan secara singkat, tetapi Olga tidak tahu detailnya.Dia terkejut saat mendengar kebenarannya dari Harvey. Setelah mereka putus kontak selama dua tahun, Selena mengalami banyak bahaya."Aku tahu kalau Selena pura-pura mati. Saat itu aku sangat bingung. Aku ingin membawanya kembali,
Selama George pergi, Selena dan Ravi bermain dengan gembira. Perkembangan bahasa Ravi jauh lebih baik daripada Luna. Dia bisa mengungkapkan satu atau dua kalimat.Keduanya hidup dengan harmonis. Saat Selena melihat senyuman polos anak itu, dia mulai berharap pada masa depan.Pada saat itu, Olga meneleponnya dan Selena segera mengangkat telepon.Suara cemas Olga terdengar. "Selena, tolong aku.""Olga, kamu kenapa?" Hati Selena langsung berdebar."Ini sangat rumit, aku akan memberitahumu setelah kita bertemu.""Tapi ... "Olga segera bertanya, "Ada apa? Apa kamu lagi sibuk? Saat ini tubuhku sangat lemah, aku butuh seseorang untuk membantuku ... "Selena mendengar suara Olga yang menyedihkan. Dia mengenal keluarga Olga lebih baik daripada siapa pun.Tidak ada sanak saudaranya di sekitarnya dan teman-teman juga sangat sedikit. Tubuhnya sangat lemah setelah baru saja mengalami keguguran.Begitu Selena teringat adegan saat Olga merawatnya di masa lalu, dia langsung memberikan jawaban setelah
Air mata Olga baru saja berhenti, tetapi sekarang kembali menetes. "Selena, aku ... Aku benar-benar ingin menangis. Nggak ada bisa aku katakan lagi. Sini peluk aku."Selena menepuk punggungnya dengan lembut. "Mana mungkin aku nggak tahu? Waktu pertama kali kita bertemu, kamu nggak mengatakan apa-apa karena nggak mau membuatku khawatir, tapi hari ini kamu membantu Harvey untuk membuatku kembali demi keselamatanku, 'kan?"Kalau gitu kamu bodoh. Kamu sudah tahu tapi kenapa malah kembali?"Selena duduk menjauh sedikit dari Olga. Meski usianya lebih muda dari Olga, tetapi dia sudah mengalami banyak hal dan pemikirannya jauh lebih matang daripada Olga. Dia menghapus air mata Olga seperti kakak perempuannya."Karena aku juga ingin menyelamatkanmu. Ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkanmu."Dari mulut Harvey, Olga sudah tahu apa yang dilakukan Selena beberapa hari yang lalu. Dia tidak menyangka Selena masih mengkhawatirkannya padahal Selena sudah kesulitan untuk melindungi diri
Harvey tidak menyangka kalau dia langsung ditelepon Olga begitu Selena kembali."Selena ingin bertemu denganmu."Harvey menghela napas. "Aku tahu aku nggak bisa menyembunyikannya darinya."Selena bertemu dengan Harvey lagi pada senja yang bersalju.Setelah bangkit dari kematian palsu, Selena terus melihat bayangannya dari berbagai berita dan baru menyadari kalau dia sudah sekurus ini sekarang.Dia mengenakan mantel wol hitam dan bersandar di samping mobil. Salju putih sudah menumpuk di kepalanya dalam waktu kurang dari satu menit.Selena mendekatinya perlahan. "Kenapa nggak tunggu di dalam mobil?"Harvey tidak tahu seberapa banyak yang sudah Selena ketahui.Setelah melihat suasana hati Selena yang masih cukup stabil, Harvey menjilat bibirnya yang kering dan menjawab dengan penuh perhatian, "Aku ingin bertemu denganmu lebih cepat."Tadinya dia ingin memayungi Selena agar tidak terkena salju, tetapi dia takut Selena akan membencinya, jadi dia hanya bisa berdiri bingung di tempat."Naikla
Harvey menatap Selena dan tatapannya tiba-tiba menjadi serius. "Kasih tahu aku, apa kamu jatuh cinta padanya?"Selena bertanya balik, "Kalau suatu hari nanti, aku benar-benar jatuh cinta pada orang lain, kamu bakal gimana? Harvey, kita sudah bercerai."Harvey masih memakai cincin pernikahan di jari yang diletakkan di atas setir. Dia tidak pernah mengakui kalau pernikahan ini sudah berakhir."Seli, aku bisa membiarkanmu bebas, tapi aku nggak bisa membiarkanmu mencintai orang lain.""Gimana kalau suatu hari itu benar-benar terjadi?"Harvey berkata dengan tegas. "Aku akan membunuhnya, sungguh."Selena menatapnya. "Aku benar' kan? Kamu pasti menyakiti Gio. Apa dia sudah mati?"Harvey tidak pernah menyangka kalau alur ceritanya akan berubah menjadi seperti ini. Bagaimana dia bisa membuktikan pada Selena kalau dirinya baik-baik saja dan hidup dengan baik?Untuk membuat adegan ini lebih nyata, dia meraih tangan Selena dan menatapnya dengan kejam. "Jadi kamu bertemu denganku hari ini demi pria