Alex menatap belakang kepala Harvey dan tiba-tiba merasa kasihan padanya. Orang ini terlalu menderita.Awalnya, bosnya hanya setuju menikahi Agatha demi janji. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh Agatha. Satu-satunya wanita yang ada di hatinya dari awal hingga akhir hanyalah Selena.Meski tidak punya pacar, tetapi masih ada banyak cara untuk melepaskan hasrat.Harvey hanya setia pada satu orang. Kalau mereka tidak bisa bersatu kembali di masa depan, dia akan menjadi duda seumur hidup. Bosnya ini sungguh menyedihkan."Kak, gimana kalau kita beli boneka manusia untuk bos kita? Sekarang sudah banyak yang realistis, itu juga bukan pengkhianatan, 'kan?Chandra tidak bisa berkata-kata lagi. "Kalau kamu mau cari mati, aku nggak akan menghalangimu."Alex mengeluh, "Aku ini lagi mikir demi kebaikan Bos. Kalau terus menahan seperti ini, apa nggak bakal rusak? Nggak bisa, Kak! Kakak harus pergi menemaniku membeli sesuatu untuk bos. Kita nggak boleh membiarkannya menahan seperti itu."Telinga H
Harvey melihat ke belakang, tetapi dia tidak menemukan Alex dan Chandra.Dia bisa minum dengan tenang karena kedua orang itu ada di sana. Namun, mereka malah tidak ada di saat seperti ini sehingga membuat Harvey kesulitan.Wanita di depannya merasa yakin tidak ada pria yang tidak tergoda dengan penampilan dan tubuhnya.Namun, saat pria itu menoleh ke arahnya, dia tidak melihat sedikit pun hasrat, melainkan hanya keangkuhan dan sifat dinginnya yang tidak berubah.Padahal pria itu yang duduk dan dia yang berdiri, tetapi aura keduanya terlalu berbeda.Pria itu menopang kepala dengan satu tangan seperti seorang raja yang duduk di atas takhta tinggi dan menghina segala sesuatu di dunia.Dalam pandangan pria itu, dirinya hanyalah seekor serangga yang tak berarti.Wanita itu merasa kesal dan menyalahkan semua ini karena efek obatnya belum bereaksi.Dia menggelengkan kepala dan berusaha mendekati Harvey. Dia tidak percaya kalau tubuhnya yang menarik tidak punya daya tarik sama sekali bagi Harv
Harvey memanfaatkan keunggulan tinggi badannya untuk menutupi tombol sakelar dengan tangannya dan menghentikan gerakan Selena.Dia tidak ingin Selena melihatnya yang sedang kacau seperti ini sekarang."Jangan khawatir, saya benar-benar baik-baik saja. Nona temani Nona Luna saja."Makin dia menyembunyikannya, Selena makin khawatir. Orang ini pasti terluka dan takut membuatnya khawatir makanya sengaja menyembunyikannya.Gio menghalanginya untuk menyalakan lampu, sementara Selena meraih tangan Gio dalam keadaan panik.Harvey yang sudah sangat tertekan menjadi hampir gila. Dia menahan suaranya dan berkata, "Jangan menyentuh saya.""Makanya ceritakan apa yang sebenarnya terjadi.""Tidak ada apa-apa."Tentu saja Selena tidak percaya karena Gio berkeringat sangat banyak. Dia pasti terluka parah. Kalau tidak, dia tidak akan berkeringat seperti itu.Namun, lukanya ada di mana?Selena menyentuh sembarangan sehingga Harvey akhirnya tidak tahan, tiba-tiba membalikkan tangannya, dan menekannya ke t
Wanita si*lan itu pasti takut Harvey tidak mau menurutinya, jadi dia meningkatkan efek obatnya. Harvey berpikir dia hanya perlu menahan sebentar lagi dan semuanya akan berakhir.Tanpa disangka, makin lama efek obatnya makin cepat bereaksi. Sensasinya juga makin kuat. Bahkan kepala pun terasa ringan dan tubuh seakan-akan melayang di awan.Napas yang panas terembus di telinga Selena sehingga membuatnya merasa sensitif dan gemetar.Dia menolak dengan tegas. "Nggak bisa, aku ... Uhm ... "Mata Selena membulat. Gio tiba-tiba menciumnya tanpa peringatan apa pun.Deg, deg, deg.Jantung Selena berdegup kencang.Meski dia hanya mencintai Harvey, mereka sudah bercerai, dan dia bebas. Meski dia terlibat dengan orang lain, itu tidak melanggar hukum.Namun, dia sama sekali tidak berniat untuk terlibat dengan pria lain.Ciuman yang tiba-tiba ini membuatnya terkejut dan marah. Setelah terkejut, dia baru menyadari dan segera meronta."Gio, sadarlah, aku ... "Tubuh Gio seperti sebuah tungku besar yang
Kini, seorang pria berbadan tinggi dan besar terlihat mengganggunya seperti anak anjing, sementara tubuh Selena sedikit gemetaran, perbedaan kekuatan antara keduanya sangat jauh berbeda.Dalam situasi seperti ini, Selena tahu betul bahwa dia tidak boleh terlalu memancing pria itu, sebab kalau tidak, pria yang geram itu akan semakin posesif dan kedepannya bisa berakibat fatal.Setelah menarik napas dalam-dalam, Selena mulai memberikan pengertian padanya yang sekarang masih memiliki sedikit akal sehat, "Gio, aku bisa membantumu dalam hal lain, tapi aku nggak bisa melakukan hal semacam ini," jelasnya."Nggak bisa? Kamu masih memikirkan orang itu, ya?" tanya Harvey yang kini juga sudah mulai kehilangan akal sehat.Dia pun menahan nafsunya, mencoba memanfaatkan kesempatan ini untuk memahami pikiran terdalam Selena.Bukankah Selena masih mencintai dirinya jika tidak memperbolehkan orang lain menyentuhnya?"Nggak, aku sama dia sudah bercerai, jadi aku bebas menikah, nggak ada hubungannya deng
Meski raut wajah Harvey tidak kelihatan, Selena bisa merasakan ketidaknyamanan yang dialami Harvey sekarang, "Lalu kamu ... ," ucapnya."Aku akan cari cara sendiri."Percakapan pun usai, karena tinggal lebih lama sama saja memberinya kesempatan.Sementara itu, Selena segera masuk ke kamar dan mengunci pintu, lalu memindahkan semua meja dan kursi di dalam kamar untuk menahan pintu, takut Harvey tidak mampu mengendalikan diri.Selesai melakukannya, Selena terengah-engah saking lelahnya.Kemudian, dia perlahan duduk di karpet, mengelus bagian yang tadi dicium Harvey dengan jari-jarinya.Sejujurnya, saat itu dia tidak merasakan sesuatu yang sangat spesial karena terlalu kaget.Rasanya begitu menakjubkan dicium oleh pria lain untuk pertama kali dalam hidupnya.Anehnya, saat tangan Harvey menyentuh tubuhnya, dia tidak terlalu menolak, seakan tubuhnya sudah lama terbiasa dengan sentuhannya.Gambaran dirinya dulu bersama Harvey terus terlintas dalam benaknya. Selena buru-buru menepuk wajahnya
Harvey Irwin dari kecerdasan yang terus-menerus runtuh di tepi kehancuran, matanya sudah merah darah, dia menahan ketidaknyamanan tubuhnya dengan berkata: 'Tidak perlu.'"Bos, kamu terus bertahan dalam keadaan ini di tengah obat-obatan yang terus bekerja. Kalau tidak diredakan secepatnya, masalahnya mungkin akan menjadi lebih besar. Saranku, tetap cari seorang wanita, ini solusi yang tidak ada efek sampingnya dan paling efektif."Dengan mata merah, Harvey menatapnya lekat-lekat, bibirnya tergigit hingga berdarah, suaranya yang rendah dan serak terdengar, "Aku sudah bilang, nggak perlu! Berikan saja obatnya," ucapnya.Dokter menghela napas, dia bertemu dengan seseorang yang keras kepala lagi."Baiklah, kalau sampai ada efek samping, aku nggak akan peduli ... selain itu, di kondisimu saat ini, pasti nggak cukup kalau cuma satu suntikan, harus dua."Harvey mengertakkan gigi, "Suntik saja," katanya.Jarum suntik perlahan menembus kulitnya, Harvey memejamkan matanya, hanya ada satu pikiran
Malam ini, Selena hampir tidak bisa tidur saking terus gelisahnya.Dia khawatir Gio akan menerobos masuk, khawatir juga dengan keadaan Gio.Saat seluruh kapal sedang berpesta, hanya Selena yang menjaga tempat yang tidak tercemar ini.Sembari duduk di lantai memeluk lututnya, dia memandangi bulan yang dingin di luar jendela dengan putus asa. Kini, bulan menjadi satu-satunya yang menemaninya.Hati Selena bergejolak mengingat setiap momen kehidupan yang menakjubkan dan konyol yang dilaluinya.Sebenarnya apa salahnya hingga harus berpisah dengan anaknya dan hidup bersembunyi dalam kegelapan setiap hari?Bahkan dia memikirkan apa yang bisa dilakukannya apabila pintu ini terbuka?Jawabannya ... tentu dia tidak bisa melakukan apa-apa.Perbedaan kekuatan antara keduanya bagai bumi dan langit. Kalau Harvey hendak memaksa masuk, dia hanya bisa pasrah.Demi anaknya, dia tidak mungkin mencoba untuk bunuh diri, hanya bisa mengukir malam yang memalukan ini dalam jiwanya selamanya.Dia tidak akan bis