Pada awalnya, Sean selalu mengenakan topeng sepanjang waktu. Sebagai bos konglomerat di balik layar Valiant, identitasnya pasti tidak diketahui banyak orang, mungkin bahkan keluarganya sendiri tidak tahu. Selena hanya bisa mencari tahu secara tidak langsung.Tidak disangka, Shane menggaruk kepalanya dengan kesal, "Siapa Valiant?""Nggak apa-apa, aku cuma mau tanya apa Tuan Arya sakit parah?"Selena teringat dua tahun yang lalu kondisi orang itu sudah sangat parah. Tidak mungkin sampai sekarang mereka belum menemukan cangkok ginjal yang cocok, 'kan?Dengan status seperti keluarga Bennett, pastinya tidak sulit untuk menemukan sumber ginjal yang cocok meski harus menghalalkan segala cara.Suara Shane terdengar pelan, "Ya, agak parah. Ada perlu apa Nona Selena?"Selena bertanya beberapa pertanyaan. Karena tidak terlalu mengenal, Shane pun tidak mengungkapkan situasi Sean saat ini dan langsung menutup telepon.Kalau jalan ini tidak berhasil, maka hanya ada satu pilihan, yaitu mencari Isaac.
"Katakan, akan kubantu sebisaku."Selena berbisik, setelah itu Lewis terlihat khawatir. "Kamu yakin?""Kak Lewis, entah hidup atau mati, aku harus pergi.""Oke, aku akan melakukan yang terbaik."Harvey sekali lagi mendapatkan laporan pemeriksaan darah rutinnya dan menjadi bingung. "Angka sel darah merah dan sel darah putih Selena sudah naik sedikit, semua data membaik, kenapa dia masih nggak bisa bangun dari tempat tidur?"Hansen juga menggeleng, "Eh? Masa? Harusnya sih Nyonya sudah bisa berjalan."Lewis menatap mereka dengan dingin, lalu berkata, "Apa kalian tahu seberapa kuat obat kemoterapi? Selain sel kanker, sel normalnya juga ikut terbunuh. Satu kali kemoterapi aja sudah cukup untuk merusak energinya. Lututnya lemas, tangan dan kakinya dingin. Ini baru juga 20 hari, jadi wajar kalau dia nggak bisa bangun. Kalian pikir organ tubuh yang sudah terlanjur rusak bisa sembuh dalam waktu satu dua bulan? Paling nggak butuh setahun dua tahun tahu! Bahkan ada beberapa pasien yang harus mend
Ketika Bibi Eri teringat tindakan Ellia dulu, dia juga bisa memahami wanita mana yang bisa menoleransi suami yang punya selingkuhan.Bibi Eri dilema. Kalau tidak mengantarkan Selena ke sana, dia takut Selana akan berpikir macam-macam. Sedangkan kalau diantar ke sana, mereka pasti akan bertengkar."Bibi Eri, sepertinya memang ada sesuatu di sana."Selena tiba-tiba berdiri dari kursi roda dan berjalan dengan langkah gemetar ke depan."Nyonya, kita kembali saja.""Aku mau lihat siapa yang ada di sana."Ketika Bibi Eri melihat situasinya tidak baik, dia langsung memerintahkan seseorang untuk mencari Harvey.Harvey buru-buru datang dan Selena menunjukkan ekspresi dingin, "Buka pintunya, aku mau lihat siapa yang ada di dalam.""Seli, pulang yuk.""Bukannya kamu bilang mencintaiku? Aku mau lihat siapa yang kamu cintai sebenarnya."Selena bertahan pada pendiriannya sambil menatap pengawalnya dengan tajam, "Buka pintunya."Harvey ingin membawa Selena pergi dengan paksa, tetapi dia hanya bisa me
Kejadian berdarah yang terpampang di depan Selena membuatnya teringat pada hari kematian Lian.Dia berdiri tegak di tempatnya, pupilnya tiba-tiba membesar.Seperti bermimpi, tadi pagi Bonbon masih berbaring di pelukannya, tapi sekarang dia tergeletak di kakinya dengan napas terakhirnya, darah hitam mengalir dari mulut dan hidungnya.Selena membungkukkan tubuhnya, dia pasti sedang bermimpi."Bonbon, jangan menakutiku." Selena bergetar dan suaranya berubah, dia mengulurkan tangannya untuk memeluk Bonbon, tapi Harvey langsung memeluknya."Seli, jangan sentuh. Bonbon keracunan."Darah yang keluar dari tubuhnya bukan berwarna merah segar, melainkan hitam.Selena sudah tidak bisa memikirkan apa-apa, dia dengan nekat berlari ke arah Bonbon, '"Bonbon, bangun! Buka mata dan lihat aku!""Seli!" Harvey memeluknya erat, tidak membiarkannya menyentuh tubuh Bonbon.Bibi Eri yang cepat tanggap langsung meminta orang untuk membersihkan jenazah Bonbon.Selena tampak seperti orang gila, dia marah dan me
Lewis terus membujuk, "Selena, kamu harus bangkit, jangan biarkan hal ini mempengaruhimu, kamu harus menjaga kesehatanmu.""Kak Lewis, aku tahu."Niat bertahan hidupnya sekarang lebih kuat daripada sebelumnya, bagaimana dia bisa rela dipermainkan berkali-kali oleh orang lain.Mata Selena penuh dengan mayat Bonbon.Dia tidak akan membiarkan pelaku mendapatkan apa yang diinginkannya."Kak Lewis, ayo kita lanjutkan rencana kita.""Oke."Begitu terjadi sesuatu pada Selena, Keluarga Irwin menjadi heboh dan semua pembantu berlutut dengan rapi.Laporan autopsi Bonbon sudah keluar, dia mati karena keracunan. Saraf otaknya terganggu sehingga ia jatuh dari atap dan meninggal. Penyebab kematiannya adalah keracunan.Bonbon, si kucing tua ini sama sekali tidak akan sembarangan makan. Setelah diperiksa, ternyata ikan kering yang belum dicerna di perutnya mengandung racun.Agatha duduk di kursi roda sambil menjelaskan dengan panik, "Harvey, dengan kondisiku seperti ini, bagaimana aku bisa meracuninya
Setelah kejadian Bonbon, Selena sangat terkejut dan sejak itu dia tidak bisa pulih sepenuhnya, semua kemajuan sebelumnya hilang.Harvey merasa khawatir, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak bisa menggantikan Selena dalam penderitaan ini baik secara fisik maupun mental.Kondisi Selena kian hari makin lemah. Isaac juga belum ada kabar, Harvey menjadi panik dan gelisah.Sayangnya, Selena masih enggan bertemu Harvey, jadi dia hanya bisa memantau keadaannya saat ini melalui kaca di luar pintu dan melalui laporan dokter.Selama beberapa hari ini, Selena kebanyakan hanya berbaring di tempat tidur sambil menghapus air matanya. Bibi Eri dan Ellia datang bergantian menghiburnya, tetapi tidak terlalu membuahkan hasil.Karena yang sakit adalah hatinya, dokter sehebat apapun tidak bisa bisa menyembuhkannya.Ellia menepuk bahu Harvey dan berkata, "Penyakit hati harus diobati dengan obat hati, dia sudah nggak punya keinginan hidup. Kamu harus siap secara psikologis."Setiap orang telah
Harvey tidak tahu berapa lama Selena menangis karena ucapan itu.Pada acara makan malam yang dihiasi begitu banyak lilin, Harvey menyalakan lilin untuk putranya.Setelah itu, dia dan Selena menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Harvest. Harvest mengatupkan kedua tangannya dengan erat, lalu berdoa dengan sungguh-sungguh."Apa keinginanmu?" tanya Selena.Harvest balas tertawa. "Nanti nggak terkabul kalau kuberi tahu."Harvest berdoa semoga ibunya cepat sembuh, lalu semoga ayah dan ibunya akan selalu bersama dengannya.Cahaya lilin pun berpendar. Harvey menatap Selena yang terlihat begitu anggun, berpikir betapa indahnya apabila momen seperti ini bisa berlangsung selamanya.Melihat Harvest yang tertawa dengan senang membuat Harvey jadi teringat akan ulang tahun ketiganya. Waktu itu, dia tidak memiliki masa kecil yang bahagia. Harvey bertekad akan berusaha sekeras mungkin untuk mencintai Selena dan Harvest.Malam ini, Selena tertawa dengan begitu bahagia. Dia bahkan menertawakan lelu
Harvey gemetar saat mengambil cincin pernikahan dan surat. Tangannya bergetar tanpa henti walau hanya membuka surat, seperti orang tua yang menderita penyakit Parkinson.Chandra berkata dengan tegas, "Tuan Harvey, biar saya yang membukanya."Membaca atau tidak membaca surat ini sebenarnya tidak terlalu berbeda, semua orang sudah menebak akhir ceritanya.Harvey perlahan-lahan mengeluarkan surat itu dengan rasa takut dan sedih, lalu tulisan yang dikenalnya terlihat di depan matanya.Sebelumnya, setelah dia pergi dinas, Selena akan diam-diam menulis surat untuknya. Selena akan memasukkan surat yang berisi kata-kata yang ingin dia sampaikan ke dalam botol dan menguburnya di taman. Setiap kali Harvey kembali, hal pertama yang dia lakukan adalah menggali gua misteriusnya untuk melihat apa ada surat baru.Pada saat itu, kata-kata Selena seperti seorang gadis yang manis, tidak seperti surat ini yang jelas hanya bertuliskan sedikit kata, di mana setiap kata adalah kata perpisahan.HarveyHidup