Harvey tidak tahu berapa lama Selena menangis karena ucapan itu.Pada acara makan malam yang dihiasi begitu banyak lilin, Harvey menyalakan lilin untuk putranya.Setelah itu, dia dan Selena menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Harvest. Harvest mengatupkan kedua tangannya dengan erat, lalu berdoa dengan sungguh-sungguh."Apa keinginanmu?" tanya Selena.Harvest balas tertawa. "Nanti nggak terkabul kalau kuberi tahu."Harvest berdoa semoga ibunya cepat sembuh, lalu semoga ayah dan ibunya akan selalu bersama dengannya.Cahaya lilin pun berpendar. Harvey menatap Selena yang terlihat begitu anggun, berpikir betapa indahnya apabila momen seperti ini bisa berlangsung selamanya.Melihat Harvest yang tertawa dengan senang membuat Harvey jadi teringat akan ulang tahun ketiganya. Waktu itu, dia tidak memiliki masa kecil yang bahagia. Harvey bertekad akan berusaha sekeras mungkin untuk mencintai Selena dan Harvest.Malam ini, Selena tertawa dengan begitu bahagia. Dia bahkan menertawakan lelu
Harvey gemetar saat mengambil cincin pernikahan dan surat. Tangannya bergetar tanpa henti walau hanya membuka surat, seperti orang tua yang menderita penyakit Parkinson.Chandra berkata dengan tegas, "Tuan Harvey, biar saya yang membukanya."Membaca atau tidak membaca surat ini sebenarnya tidak terlalu berbeda, semua orang sudah menebak akhir ceritanya.Harvey perlahan-lahan mengeluarkan surat itu dengan rasa takut dan sedih, lalu tulisan yang dikenalnya terlihat di depan matanya.Sebelumnya, setelah dia pergi dinas, Selena akan diam-diam menulis surat untuknya. Selena akan memasukkan surat yang berisi kata-kata yang ingin dia sampaikan ke dalam botol dan menguburnya di taman. Setiap kali Harvey kembali, hal pertama yang dia lakukan adalah menggali gua misteriusnya untuk melihat apa ada surat baru.Pada saat itu, kata-kata Selena seperti seorang gadis yang manis, tidak seperti surat ini yang jelas hanya bertuliskan sedikit kata, di mana setiap kata adalah kata perpisahan.HarveyHidup
Kediaman Irwin.Pria di atas tempat tidur itu menggerakkan jarinya dan berteriak, "Selena!"Dia membuka matanya dan duduk, lalu melihat sekelilingnya dengan tatapan takut.Ellia menghela napas lega. "Akhirnya kamu sadar. Kamu sudah pingsan selama tiga hari tiga malam, tahu."Kenangan Harvey masih terhenti di pantai dan dia pun segera bertanya, "Ibu, Selena, apa Selena sudah kembali?"Ellia merasa sakit hati dan tidak berani memberitahunya tentang akhir cerita ini."Nak, kamu harus siap secara mental, Selena ... Dia sudah ... ""Nggak mungkin! Selena nggak akan mati!" Harvey tidak bisa menerima kenyataan ini.Dia berlari keluar tanpa alas kaki."Selena, kamu di mana? Apa kamu sedang menghindariku?""Selena, jangan bersembunyi!"Harvey seperti lalat tanpa kepala yang mencari-cari ke semua arah. Dia masuk ke kamar tidur lantai satu dan semuanya masih dalam keadaan seperti saat Selena pergi.Ranjang yang bersih tertata rapi, bunga di dalam vas yang dipotong dari halaman seminggu yang lalu
Harvey kembali ke laut itu lagi. Alex dan Chandra terlihat lelah. Meski keduanya bekerja secara bergantian, tetapi mereka hampir tidak punya waktu istirahat dalam beberapa hari ini, dan sekarang semuanya gelap gulita.Mereka sangat menyadari betapa pentingnya Selena bagi Harvey. Mereka telah menambah banyak tenaga kerja dan menggunakan semua sumber daya yang ada untuk melakukan pencarian selama tiga hari ini.Chandra segera mendekat begitu melihat Harvey, "Tuan Harvey."Mata Harvey terlihat merah. Dia memakai setelan jas hitam, tetapi tidak lagi terlihat gagah seperti dulu dan malah terlihat lebih lesu.Dia berkata dengan suara yang agak serak, "Apa ada hasilnya?"Chandra menggelengkan kepala. "Saat ini belum ada. Laut di mana Nyonya terjun agak rumit. Saat itu Nyonya terjebak dalam arus lepas pantai dan terbawa ke tempat yang jauh. Kebetulan itu daerah patahan laut dengan kedalaman ratusan meter dan visibilitasnya juga buruk, jadi proses pencariannya sangat sulit."Harvey menggenggam
Harvey melihat bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit dan senyum pahit terukir di sudut bibirnya."Meski Selena nggak mati, tapi kalau aku mencarinya dan membawanya kembali, itu hanya akan mengulangi kesedihannya dan membuatnya menderita lagi. Kalau dia tetap bersamaku, dia akan seperti bunga di dalam vas yang akan layu dalam waktu singkat. Mungkin ... Membiarkannya pergi akan membuatnya hidupnya lebih baik."Alex dan Chandra merasa kalau perkataan Harvey sangat tidak masuk akal."Tuan Harvey, apa Tuan benar-benar rela membiarkan Nyonya pergi?""Dulu aku selalu ingin mempertahankannya di sisiku, tapi kejadian nggak terduga selalu datang bertubi-tubi, Selena sangat membenciku, jadi kalau ini yang dia inginkan, aku akan mengabulkan keinginannya."Harvey menghela napas. "Ini semua cuma perkiraanku tanpa bukti yang nyata. Pertama, verifikasi apa dia masih hidup, lalu periksa lokasi ponselnya dan semua pergerakannya dalam tujuh hari terakhir. Ingat jangan membuat gaduh.""Baik, Tuan
Chandra berkata, "Tuan Harvey, saya merasa kalau Tuan sudah berubah.""Dulu aku selalu berpikir kalau keputusanku adalah yang terbaik untuknya. Tapi kenyataannya, aku terus melukainya berulang kali. Selain itu, Selena berpura-pura mati juga bukanlah hal yang buruk. Dia bisa menyembunyikan dirinya dariku dan juga dari musuh-musuhnya. Ini justru yang paling aman baginya karena dia nggak perlu khawatir akan dibunuh kapan saja."“Jadi pertunjukan Tuan Harvey ini nggak cuma ditujukan untuk nyonya, tapi juga untuk musuh.”"Dengan begitu, kita akan punya lebih banyak waktu untuk mencari Selena. Saat itulah orang itu akan menjadi kurang waspada. Tapi sebelum itu, aku harus melakukan sesuatu.""Melakukan apa?""Membereskan kekacauan."Nyonya Irwin meninggal karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan, jadi pemakaman Selena akan dilakukan malam ini. Hampir semua tokoh elite hadir di pemakamannya.Mata Ellia memerah. Sebenarnya, dia lumayan menyukai menantunya ini. Sayangnya menantunya bernasib b
Harvey tidak menghindar. Chandra melangkah maju dan memisahkan mereka. "Nona Olga, saya harap Nona tetap tenang. Tuan Harvey juga tidak ingin keadaannya sampai seperti ini. Ini adalah pilihan nyonya sendiri, Tuan Harvey sudah sangat sedih."Olga tidak bisa menahan tangisnya, dia berteriak sambil menangis, "Dasar pria b*rengsek! Padalah Selena sudah sembuh! Pasti kamu yang melukainya lagi! Selena benar-benar sial karena bertemu denganmu!'Olga mengelilingi Chandra dan meraih kerah Harvey dengan kedua tangannya. Tingginya hanya setengah kepala lebih pendek dari Harvey karena memakai sepatu hak tinggi."Memangnya Selena salah apa sampai kamu memperlakukannya seperti itu?"Harvey menundukkan kepala dan berkata dengan tenang, "Dia nggak salah apa-apa, yang salah itu aku."Olga marah, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.Dia bisa membunuh Harvey, tetapi apa gunanya? Selena sudah tidak akan kembali lagi.Namun, Olga tidak bisa menahan amarahnya, dia ingin memukul Harvey.Seseorang
Tubuh yang jatuh menimpa ubin dengan suara benturan yang keras membuat semua orang terkejut.Ini bukan upacara duka, melainkan lebih mirip pembunuhan!Apa Harvey gila? Apa yang telah dilakukan gadis kecil ini padanya sampai membuatnya bertindak sekasar ini?Lanny tidak pernah membayangkan kalau dia yang awalnya datang untuk melihat pertunjukan bagus malah ditemukan oleh orang lain, sementara orang yang melakukannya adalah kakak laki-lakinya yang paling dia pedulikan.Dalam permainan antara dia dan Selena, kakaknya jelas selalu memilih dirinya selama ini.Sebelumnya, kakaknya bahkan melukai tangan Selena demi dirinya.Namun, kenapa kakaknya jadi seperti ini?Benturan ini membuat kepala Lanny pusing. Kulit di kepalanya terluka dan berdarah.Apa kakaknya tahu betapa kerasnya dia berusaha untuk menjadi seperti hari ini?"Tuan Harvey salah mengenali orang, ya?! Tidak ada dendam di antara kita, tapi kenapa Tuan memperlakukan saya seperti ini?" Lanny sengaja mengecilkan suaranya, tetapi masih