"Yah, mendengar suaramu masih begitu keras, aku merasa lega." Suara Naufan yang tenang itu terdengar dari ruang tamu.Dalam beberapa tahun ini, Naufan sudah beberapa kali mengunjungi ayahnya, Leo Irwin, tetapi selalu diusir oleh orang.Setelah itu, dia tidak pernah datang lagi karena merasa dipermalukan. Namun berbeda dengan hari ini, dia bersikeras untuk masuk sampai membuat satpam tidak berani menghalanginya.Mereka tahu Naufan merupakan putra semata wayang Leo dan tidak ada yang berani menyinggungnya karena kelak mungkin saja dia akan kembali ke rumah ini.Kali ini, Naufan tidak hanya datang sendiri, tetapi juga bersama Jesika dan William.Selena meletakkan sendoknya dan menatap ketiga orang itu. Untuk sesaat, dia tidak tahu apakah dirinya dan Ellia adalah lelucon atau Naufan sekeluarga adalah lelucon.Melihat Selena berhenti makan, Ellia mengingatkannya, "Lanjutlah makan, jangan biarkan sampah memengaruhi suasana hatimu."Rival cinta datang untuk membuat masalah, tetapi Ellia masih
William pura-pura tidak terjadi apa-apa, menopang Kakek dengan ekspresi penuh perhatian sambil berkata, "Kek, apa yang dibilang Ayah benar. Walaupun Kakek nggak mengakui aku sebagai cucumu, hal ini nggak dapat mengubah fakta bahwa kita adalah sekeluarga.""Benar, Yah. Dulu Naufan memang terlalu impulsif. Dia sudah menyadari kesalahannya selama beberapa tahun ini. Hari ini, dia datang khusus untuk meminta maaf kepada Ayah. Ayah, tolong maafkanlah dia," ujar Jesika.Lihatlah kerja sama antara ibu dan anak ini, mereka jelas-jelas datang ke sini dengan persiapan yang matang.Selena akhirnya kembali tenang. Setelah Harvey dalam bahaya, mereka pun datang. Apakah ini hanya kebetulan?Saat ini, Leo jelas-jelas merasa tidak enak badan, dia ingin marah tetapi tidak ada tenaga untuk melakukannya.Ellia yang tadinya masih diam berkata dengan dingin, "Kalian tuli atau bodoh? Nggak mengerti apa yang dikatakan Ayah? Naufan, kalau aku nggak salah ingat, kamu pernah bilang kamu nggak akan pernah mengin
Mendengar perkataan Ellia, Naufan sangat marah. Ellia yang dulu selalu berbicara dengan hati-hati dengannya, tidak seperti sekarang, setiap kata yang keluar dari mulut Ellia sangat menusuk.Hal yang paling menyakitkan bagi Naufan adalah masa kecil Jesika yang penuh penderitaan. Namun ketika mendengar Ellia mengungkit hal itu begitu rinci, Naufan merasa sedikit tidak nyaman saat memeluk pinggang Jesika.Sedangkan Jesika sudah menangis tersedu-sedu. Kali ini mungkin dia benar-benar merasa sedih karena dia paling takut ada orang yang membicarakan masa lalunya dan Ellia melakukan hal tersebut."Ellia, lihatlah dirimu sendiri, apa itu sikap sebagai orang tua? Sungguh wanita nggak beradab dan nggak tahu malu!" Umpatan Naufan selalu itu-itu saja.Naufan paling sering mengatai Ellia dengan kata-kata "wanita tidak beradab". Kali ini, Selena mendahului Ellia berinisiatif berbicara."Tuan Naufan, nggak seharusnya kamu menggunakan kata-kata seperti itu untuk mencela Ibu meski kalian sudah bercerai
Leo langsung menatap William dengan tatapan yang kejam dan berseru, "Apa kamu bilang? Apa kamu tahu sesuatu?"William masih tersenyum polos dan berkata, "Kek, ada yang ingin kubicarakan dengan Kakek. Berdua saja, bisa?"Meskipun William tersenyum, sorot matanya terlihat dingin dan jahat seperti ular yang berbisa. Orang seperti ini akan membuat orang lain merinding.Leo menatapnya dengan tajam dan berkata, "Ikut aku ke ruang baca."Selena mengantar Leo sampai di depan pintu. Leo kemudian hanya membiarkan William dan Wandi masuk ke dalam dan yang lain menunggu di luar.Selena merasa sedikit cemas. Dia tahu saat ini kondisi Kakek sedang tidak stabil dan ditambah dengan usia Kakek yang sudah tua. Selena takut Kakek akan kenapa-kenapa.Ellia menepuk-nepuk tangan Selena sambil menenangkannya, "Jangan takut. Kakek pasti ada pertimbangan sendiri."Setelah mengatakan itu, Ellia menggandeng Selena pergi duduk di dekat teras. Kemudian, dia meminta pelayan untuk membawakan pencuci mulut. Dia sama
Kepala pelayan, Wandi, yang berdiri di samping melirik sejenak anak haram arogan itu.Tanpa menunggu Leo berbicara, William langsung berkata, "Sebenarnya, Kakek sungguh nggak adil. Padahal yang disukai Ayah adalah ibuku. Kamu menghalangi Ibu untuk masuk ke keluarga ini bisa aku maklumi, tapi kenapa kamu nggak mau mengakuiku? Sekarang aku dicap sebagai anak haram dan dihina orang-orang. Sedangkan kakakku yang seharusnya nggak lahir di dunia ini malah mendapat semua kasih sayangmu dan kekayaan Keluarga Irwin. Bukankah hal ini nggak adil untukku?"Leo membanting sebuah pajangan meja di dekatnya dengan keras dan berteriak, "Anak haram yang terlahir dari pernikahan nggak direstui sepertimu, beraninya kamu berlagak di depanku? Kuberi tahu, aku nggak akan pernah mengakui ibumu baik dulu maupun sekarang. Hal ini juga berlaku padamu! Jadi jangan bermimpi untuk mendapatkan hak waris!William hanya tersenyum dingin dan berkata, "Oh ya? Kalau orang kesayanganmu mati, kamu akan menyerahkan Keluarga
Mendengar pertanyaan Selena, William tersenyum puas. Seakan-akan dia akhirnya menang dari kekalahan sebelumnya."Kak Selena, jangan khawatir. Aku dan Kak Harvey mengalir darah yang sama, jadi bagaimana mungkin aku mencelakainya, 'kan? Aku secara khusus pergi menyelamatkannya. Hanya saja, dia mengalami luka serius dan sedang diselamatkan.""Apa yang terjadi padanya? Sekarang di mana?"Leo tiba-tiba menyela, "Kamu bilang dia ada di tanganmu, mana buktinya?"William menunjukkan video yang hanya berdurasi beberapa detik di ponselnya. Ada seorang pria terbaring di ranjang rumah sakit dengan memakai masker oksigen dan di sekitarnya ada dokter-dokter yang sedang melakukan penyelamatan. Namun, hanya samar-samar dapat melihat wajah pria itu adalah Harvey."Bagaimana keadaannya sekarang?""Setelah diselamatkan oleh para dokter, nyawanya sudah tidak dalam bahaya. Kalian nggak perlu khawatir, Kakak adalah pion pentingku, jadi mana mungkin aku membiarkan sesuatu terjadi padanya, 'kan?"Merasa dirin
William menunjukkan sifat aslinya. Dia sama sekali tidak menyembunyikan sifat arogannya, sangat berbeda dengan Harvey yang begitu dewasa.Dia menghampiri Selena, mengulurkan tangannya ke Selena sambil berkata, "Kak Selena, mohon kerja samanya untuk ke depannya."Melihat tatapan William yang memiliki niat jahat itu, Selena mengabaikannya. Selena melewatinya dan membantu Leo, "Kakek, aku akan mengantar Kakek kembali ke kamar."Leo mengangguk perlahan dan bangkit perlahan dari kursi. Sambil menatap punggung tua itu berjalan pergi, Wandi merasa putus asa."Kek, apa Kakek benar-benar akan menyetujui syaratnya?" tanya Selena."Kita sekarang masih belum ada kabar mengenai Harvey. Kalau apa dia katakan benar, Kakek hanya bisa melakukan sesuai keinginannya. Jangan khawatir, beberapa tahun lalu Kakek sudah menyerahkan banyak aset dan saham penting kepada Harvey. Meskipun secara resmi mengumumkan identitasnya, aset-aset itu tetap milik Harvey, dia nggak bisa mengubahnya."Sorot mata Leo menunjukk
Kediaman Keluarga Irwin mengalami perubahan yang luar biasa. Ketika William keluar dari ruang baca, Wandi mengikutinya dan dia terlihat sangat bangga.Saat ini, Ellia terjebak dalam drama cinta segitiga dan tidak bisa keluar. Jesika terus berulah, sedangkan Naufan masih berperilaku patriarki, dia menarik tangan Ellia sampai membuat Ellia marah.Ellia dengan keras menampar Naufan. Naufan pun tercengang dan terheran-heran mengapa Ellia yang sudah lama tidak bertemu ini berani menamparnya.Tindakan itu membuat Jesika sangat marah. Jesika ingin melindungi Harvey dan menyerang Ellia seperti orang gila.Keadaan rumah sangat kacau. Dua wanita itu saling menjambak dan para pelayan tidak berani ikut campur.Hanya Eri yang dengan cepat menghampiri dan mendorong Jesika sampai jatuh ke lantai. Jesika langsung menangis karena kesakitan. Suasana pun menjadi semakin kacau.Kemudian William muncul dan berkata, "Bibi Ellia, minta maaf pada ibuku."Ellia mendengar kata-kata itu ketika dia sedang merapik