Harvey menatap perawat itu dengan serius, mengira dirinya salah dengar."Apa kamu bilang? Transplantasi ginjal?""Ya, jika bukan karena transplantasi ginjal, buat apa Nona Selena menjalani banyak pemeriksaan?" jawab perawat dengan ekspresi terkejut."Tuan Harvey, operasi transplantasi ginjal rumah sakit kami memang telah dikenal di seluruh dunia, tapi karena sulitnya menemukan donor ginjal, kami harus segera ..."Harvey sudah berlari keluar sebelum perawat menyelesaikan ucapannya. Akhirnya dia tahu mengapa Sean yang bukan keluarga atau teman membantunya.Selena ternyata sudah melakukan operasi pencocokan ginjal dengan Sean sejak awal.Meskipun manusia tidak akan mati hanya karena kehilangan satu ginjal, tetapi hal itu akan berdampak pada tubuh. Selain itu, mengingat Selena masih muda, Harvey tidak ingin Selena mendonorkan ginjalnya begitu saja."Tuan Harvey, Nyonya sudah nggak di Kota Arama dan belum ada kabar mengenai Sean. Untuk sekarang kami belum bisa menemukan keberadaan mereka be
Selena melihat orang terdekatnya pergi satu per satu sehingga dia sangat takut.Arya adalah harapan terakhir hidupnya, jadi dia mengupayakan segala cara agar Arya tidak meninggalkannya.Selena ingin memandikan Arya, tetapi keadaan tangannya tidak memungkinkan, bahkan untuk sekadar memeras handuk.Isaac mendapati ekspresi sedih Selena, lalu memeras handuk dan memberikannya pada Selena. "Kak Selena, jangan sedih. Harvey menghindari organ vital, mungkin tanganmu masih bisa pulih. Kamu cuma perlu melatihnya perlahan."Selena tertawa sinis. "Maksudmu aku harus berterima kasih padanya karena dia masih mengasihaniku?"Selena menatap pergelangan tangannya yang terkulai. "Hal yang paling kusesali adalah aku terlambat membunuh Lanny, si orang gila itu."Ekspresi Lanny yang kesakitan, tetapi tidak mengeluh masih membekas dalam pikirannya. Hal itu memang tidak wajar."Kak Selena, Lanny sakit-sakitan dan sebenarnya kehidupannya juga nggak begitu baik.""Jadi, kehidupanku lebih baik gitu?" Selena te
Berkat perkataan Sean, Selena merasa agak tenang. Waktu berlalu dengan cepat dan sewaktu pintu ruang operasi terbuka, Selena segera menghampiri Isaac."Isaac, gimana?"Isaac melepas sarung tangan dan masker dengan ekspresi lega. "Kakak, syukurlah operasinya lancar. Paman Arya sebentar lagi bangun."Mungkin karena banyaknya kejadian buruk pada masa lalu membuat Selena selalu was-was. Untungnya Dewa melihat semuanya.Seolah menyadari kecemasan Selena, tidak lama kemudian Arya bangun dengan susah payah.Saat Arya membuka mata, Selena merasa seperti bermimpi. "Ayah, akhirnya bangun juga!" serunya dengan tergagap.Arya menatapnya dengan lembut dan menjawab lirih. "Selena."Isaac menjelaskan. "Paman Arya mengalami kerusakan saraf otak, nggak cuma membuatnya kesulitan bergerak, tapi juga bicara. Paman butuh terapi rehabilitasi yang lama."Selena mengangguk-angguk. "Ya, aku mengerti, selama ayah baik-baik aja, semua bisa dijalani. Isaac, makasih atas bantuanmu.""Nggak masalah cuma butuh usaha
Jika memungkinkan, Sean tidak ingin menerima donor ginjal dari Selena. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dia telah menghabiskan banyak uang dan menghubungi banyak orang, tetapi anehnya dia tidak menemukan ginjal yang cocok dengannya.Awalnya Sean tidak berharap apa-apa, tetapi tidak disangka hasil tes menunjukkan kecocokan dengan Selena.Gagal ginjalnya sudah sedemikian parah dan dia hanya bisa bertahan hidup dengan cuci darah. Jika makin parah dia hanya bisa pasrah menerima nasib.Dengan begitu, Sean tidak bisa menolak. Dia adalah anak sulung keluarga Bennett yang bertanggung jawab atas usaha keluarga Bennett sehingga dia hanya bisa segera menyelesaikan operasi transplantasi ginjal.Melihat wajah pucat Selena, Sean secara tidak sadar merasa tidak tega. "Selena, kalau mau berubah pikiran, aku nggak bakal marah. Aku bisa cari donor ginjal lain."Selena menggeleng. "Tuan Arya, keputusanku sudah bulat."Tidak ada makan siang gratis di dunia ini, Selena dan Sean tidak berhubungan darah
Harvey dan rombongannya mendarat di pulau, matanya terlihat sangat merah. "Cari Seli, jangan sampai dia mendonorkan ginjalnya!"Pulau itu tidak terlalu besar, Harvey bersama para profesional menobrak ke ruang operasi.Saat pintu ruang operasi terbuka, pinggang Selena sudah tersayat, tetapi untungnya belum terlalu dalam.Melihat darah itu membuat Harvey langsung marah. "Mati kamu!"Chandra memimpin orang-orang masuk sambil berbaris. "Letakkan pisau itu!"Selena memandang Harvey dengan marah. "Mau apa kamu ke sini?"Harvey sibuk menghentikan pendarahan Selena sambil menjawab, "Aku ke sini buat menghentikanmu bertindak bodoh!"Tidak lama kemudian, pendarahan di pinggang Selena sudah berhenti. Tanpa basa-basi Harvey langsung menggendongnya ke helikopter dengan kasar seperti perampok.Selena berseru dengan berang, "Bedebah, lepasin aku!"Dia menggunakan satu tangannya untuk mencakar Harvey, sedangkan tangan satunya hanya dapat terkulai.Harvey melihatnya dengan penuh kesedihan sambil membia
Harvey merasa sangat bersalah, dia tahu Selena sangat membencinya, tetapi dia telah memilih jalan ini, meski pilihannya salah, dia tidak boleh mundur."Seli, aku minta maaf."Harvey dengan yakin membawanya pergi. Selena seperti ikan di talenan, pasrah dengan nasibnya.Harvey membawanya kembali ke Vila Mawar, tempat dia membuat taman mawar untuk menyenangkan Selena.Selama dua tahun Selena tidak berkunjung, taman mawar sudah tumbuh subur dengan berbagai mawar yang wanginya lembut diterpa angin malam."Seli, kamu dan ayahmu bakal tinggal di sini. Aku sudah cari dokter yang terbaik buat Paman Arya, pasti paman bakal segera pulih."Saat Harvey menyebutkan nama Arya, Selena langsung gelisah."Harvey, kamu boleh membunuhku, tapi tolong lepasin ayah. Dia baru aja bangun dari koma, aku nggak punya siapa-siapa selain ayah!"Harvey dengan lembut menyentuh pipinya. "Seli, aku bersumpah nggak bakal melukai kalian lagi, beri aku kesempatan buat merawat kalian."Selena menepis tangan Harvey dengan t
Perbuatan Harvey bukan pura-pura, melainkan kesadaran atas utang budinya pada Arya dan putrinya. Itulah sebabnya dia melakukan yang terbaik untuk membantu Arya.Sepanjang hidupnya Harvey tidak pernah melakukan pekerjaan remeh, tetapi saat merawat Arya, dia melakukannya sepenuh hati dan tanpa kenal lelah.Selama seminggu berturut-turut, dia bekerja dari rumah dan hampir sepanjang hari dihabiskan untuk merawat Arya.Arya yang sebelumnya gagap, sekarang bisa mengucap dengan jelas. Kendati kecepatan bicaranya lambat, setidaknya tidak ada masalah dalam berkomunikasi.Lalu, cekungan pada pipinya juga mulai terisi sedikit demi sedikit, warna kulitnya terlihat cerah kembali dengan cepat.Arya menggandeng tangan Harvey sambil berkata, "Harvey, jangan cuma mengurusku, kamu harus lebih perhatiin Selena, jangan mengabaikannya.""Ayah tenang aja. Aku nggak berat sebelah, aku menjaga Ayah dan Seli."Setiap kali Harvey mengatakan hal seperti itu Selena merasa mual.Harvey tidak memperhatikan ekspresi
Menghadapi kebencian Selena, Harvey terus memeluk tubuhnya erat. "Seli, gimana kalau kita rujuk?""Rujuk? Kenapa aku harus menikah lagi denganmu? Melihat wajahmu aja bikin perutku mual."Selena pikir Harvey sudah gila. Bisa-bisanya dia mengajaknya rujuk."Apa kamu sudah nggak mau sama Agatha karena dia sekarang lumpuh setengah badan? Kamu beneran pria hina."Harvey mengerutkan kening. "Bukan gitu, aku punya alasan buat Agatha, sebenarnya dia ..."Harvey sudah tidak berniat menyembunyikan apa pun dari Selena. Bagaimanapun juga, pertentangan antara mereka sudah terlalu dalam.Harvey tidak ingin kehilangan Selena lagi, dia ingin mengatakan kebenaran.Sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, suara pelayan terdengar dari luar pintu. "Tuan Muda, Antono datang."Harvey melepaskan Selena. "Seli, kamu istirahat dulu."Melihat punggungnya dari jauh, Selena sangat kesal sampai giginya berderak.Setelah melewatkan kesempatan bagus terakhir kali, mungkin untuk sementara Selena tidak punya kesempatan u