Lanny awalnya mengira bahwa Tuan Y memintanya datang untuk memarahinya, tetapi ternyata pria itu tidak melakukannya. Dalam waktu singkat, Tuan Y sudah memperbolehkannya pergi.Saat mengetahui bahwa Agatha mungkin juga berada di kastel ini, keduanya memutuskan untuk tidak pergi dan tinggal di sebuah ruangan yang sudah disiapkan oleh Wilson.Setelah memeriksa ruangan dan memastikan tidak ada alat penyadap di sana, barulah Sean berkata kepada Selena, "Apa yang ingin kamu tanyakan?""Apa kamu sudah lama mengenalnya?""Hmm, akulah yang menyelamatkannya dulu. Tapi, saat aku menemukannya waktu itu, keadaannya benar-benar sangat memprihatinkan.""Sebagian besar tubuhnya terbakar oleh api, bahkan 40 persen dari wajahnya juga terbakar. Jadi, awalnya aku juga nggak yakin apakah dia adalah orang yang kamu cari."Selena terkejut. "Pantas saja suaranya jadi agak aneh.""Selain luka bakar, anak itu juga punya banyak bekas luka lainnya. Waktu aku menemukannya, kondisinya sudah sangat parah dan hampir
Meskipun Agatha merasa enggan, dia tidak punya pilihan yang lebih baik selain mengatakan yang sebenarnya.Wajah Selena seketika langsung berubah setelah selesai mendengarkan cerita itu."Jadi, meskipun kamu sudah lama tahu kalau sumsum tulangmu cocok dengan ibu, kamu cuma diam saja? Kamu benar-benar ingin membiarkan keadaan ibu terus memburuk di rumah sakit sampai akhir hayatnya? Meskipun kamu nggak tahu identitasnya, apa kamu nggak punya perasaan? Kamu sudah merampas kasih sayang ibu yang seharusnya menjadi milikku selama bertahun-tahun! Apa lagi yang membuatmu merasa nggak puas?"Semakin Selena memikirkannya, semakin dia merasa marah. Saat ini, emosinya hampir meledak.Bagaimana mungkin ada orang yang begitu kejam dan tidak berperasaan sepertinya di dunia ini?"Bahkan seekor anjing pun seharusnya sudah akrab dengan tuannya sekarang!"Agatha menangis tersedu-sedu, hampir tidak bisa berbicara. "Aku tahu semua ini salahku, tapi sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal-hal semacam
Selena bergegas pergi dengan penuh keraguan. Namun, tiba-tiba Sean menutup mulutnya dan menariknya ke samping dengan cepat.Tercium wangi samar-samar dari tubuhnya. Selena tidak terlalu terkejut, dia hanya penasaran apa yang ingin dilakukan oleh pria itu.Sean menatap Selena, memberi isyarat kepada wanita di dekapannya itu untuk melihat ke bawah.Di bawah?Mereka berada di teras lantai dua. Entah sejak kapan, ada dua orang yang berdiri di halaman lantai satu.Meskipun ada seseorang yang membawanya, Selena bisa langsung mengenali orang tersebut.Bukankah itu Harvey Irwin?Dia menangkap seorang wanita berbadan ramping yang mengenakan gaun putih.Itu adalah Lanny, orang yang baru saja ditemuinya.Tujuannya adalah untuk menangkap semua Poison Bug sekaligus, apakah dia sudah tahu bahwa orang itu adalah Lanny?Menyadari kemungkinan ini, Selena merasa sekujur tubuhnya merinding.Namun, dia langsung menggelengkan kepala lagi, yakin bahwa Harvey pada akhirnya hanya mencintainya. Pria itu pasti
Selena membalikkan badannya dan pergi, tidak mau mendengarkan lebih lanjut percakapan mereka di tempat itu.Setiap detik yang dia habiskan selama berada di sana adalah penghinaan bagi dirinya sendiri. Betapa lucunya cinta yang dia miliki selama bertahun-tahun untuk Harvey?Meskipun Lanny telah merusak hidupnya dan keluarga Bennett seperti ini, tetapi di mata Harvey, wanita itu masih terlihat sebagai seseorang yang lembut.Dia tiba-tiba teringat peristiwa malam itu, saat sebuah racun hendak disuntikkan ke dalam tubuhnya. Kejadian itu hampir saja membuat dirinya meregang nyawa.Melihat Harvey yang berada di lantai bawah, berhasil membuat dirinya merasa mual. Bahkan, dia merasa jijik hanya dengan melihat pria itu bernapas.Ketika Harvey mengatakan seberapa besar cinta yang dia miliki untuknya, seharusnya pria itu bisa mempertanggungjawabkannya.Namun, pada kenyataannya, semua itu hanyalah untuk menghancurkan bukti agar kebenarannya tidak terungkap.Apakah ini yang dia sebut sebagai cinta?
Pada saat ini, Harvey tidak ingin menimbulkan masalah bagi Calvin, jadi dia pun berusaha tidak melakukan sesuatu yang dapat memperkeruh suasana.Sejujurnya, semua emosi yang bercampur aduk di dalam hatinya saat melihat Lanny, pada akhirnya hanya menyisakan perasaan kecewa. Dia sama sekali tidak menyangka, bagaimana seorang gadis yang begitu menggemaskan saat kecil dapat berubah menjadi sosok seperti ini."Kamu habis operasi plastik?"Bahkan, jika dibandingkan dengan Kezia, saat ini wajahnya menjadi tidak mirip dengan keluarga Irwin. Berbagai macam pertanyaan muncul di benak Harvey, rasa penasarannya sudah tidak dapat terbendung."Iya," jawabnya dengan jujur. Asalkan Harvey yang bertanya, dia takkan menyembunyikan apa pun."Buat apa kamu operasi plastik?"Lanny menghindari tatapan Harvey, "Nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, kita nggak boleh terlalu lama ngobrol di sini. Mending kamu cepat pergi, anggap saja kita nggak pernah bertemu."Harvey mengadang langkahnya. Dengan cepat, dia b
Lanny membalas tatapannya dengan tegas, "Ya, aku sudah muak dengan kehidupan seperti itu. Makanya aku melarikan diri dan ingin melihat dunia luar. Tapi sayangnya, waktu itu aku masih polos. Kupikir, selain ibu, semua orang di dunia ini adalah orang baik ..."Ketika sampai di bagian ini, suaranya terputus. Dia tidak melanjutkannya lagi.Harvey melanjutkan pertanyaannya, "Meskipun ibu menyakitimu, apa dendam yang kamu miliki kepada Seli sampai tega berbuat seperti itu padanya?""Seli, Seli, Seli." Mata Lanny seketika menyorot tajam saat mendengar nama itu disebutkan.Amarahnya bergejolak dengan hebat, bahkan dia berani meraih kerah baju Harvey dengan keras. "Kamu pikir adikmu ini nggak pernah mencarimu? Tapi, pada saat itu, apa kamu masih memikirkan aku? Hatimu sepenuhnya milik Seli! Aku melihatmu tersenyum dan memanjakannya seperti yang dulu kamu lakukan padaku. Dia juga tersenyum begitu bahagia saat melihatmu ..."Air mata yang dia tahan susah payah akhirnya tumpah saat itu juga. Lanny
Bekas luka di kulit putihnya itu terlihat sangat mencolok dan mengerikan. Tanpa ragu, Harvey langsung menggulung lengan bajunya ke atas, memperlihatkan bekas luka yang tersebar di sepanjang lengannya. Dengan penuh tekad, pria itu bahkan memeriksa lengan yang lainnya.Apa yang membuat Harvey terkejut bukan hanya karena melihat satu atau dua luka di lengannya, melainkan ada juga beberapa luka bakar. Luka-luka itu membentuk jejak yang berkelok-kelok pada kulitnya. Melihatnya saja sudah membuat ngilu."Apa yang terjadi denganmu?"Lanny seketika melepaskan tangannya dari genggaman Harvey, wajahnya terlihat sangat gelisah. "Ini nggak ada hubungannya denganmu! Aku sudah bilang, kalau kamu nggak mau membunuhku, mending aku pergi saja. Entah aku hidup atau mati nantinya, itu sama sekali bukan urusanmu."Setelah mengatakan hal itu, dia langsung pergi tanpa menoleh ke belakang lagi. Bahkan, Harvey pun tidak bisa menghentikannya.Rasa penasaran kini menyelimuti hati dan pikirannya.Apa yang sudah
Sean tersenyum getir, "Sebenarnya nggak susah untuk menemukan donor ginjal di dunia ini. Tapi, yang susah itu mencari ginjal yang masih berfungsi dengan normal."Selena segera mengerti apa maksud dari perkataan pria itu. Perselisihan antara Valiant dengan Poison Bug terjadi karena adanya masalah prinsip dalam kerja sama.Hanya ada segelintir orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya dengan sukarela. Sebagian besar lainnya adalah orang-orang kotor yang mengambil organ manusia secara tidak manusiawi untuk diperdagangkan di pasar gelap.Sean adalah sosok yang baik dan berpikiran lurus, tentu saja dia tidak ingin menerima ginjal yang didapat dengan cara kotor seperti itu."Tuan Sean, sebelum kamu pergi, bisakah kita melakukan tes kecocokan ginjal dulu?""Selena, apa maksudmu?"Selena tersenyum lembut, "Seperti yang kamu bilang, aku juga merasa kita memiliki takdir yang istimewa. Mungkin saja ginjal kita cocok, 'kan? Kalau memang ada kemungkinan, bisakah kita membuat kesepakatan?"Sean meng