Pada saat ini, Harvey tidak ingin menimbulkan masalah bagi Calvin, jadi dia pun berusaha tidak melakukan sesuatu yang dapat memperkeruh suasana.Sejujurnya, semua emosi yang bercampur aduk di dalam hatinya saat melihat Lanny, pada akhirnya hanya menyisakan perasaan kecewa. Dia sama sekali tidak menyangka, bagaimana seorang gadis yang begitu menggemaskan saat kecil dapat berubah menjadi sosok seperti ini."Kamu habis operasi plastik?"Bahkan, jika dibandingkan dengan Kezia, saat ini wajahnya menjadi tidak mirip dengan keluarga Irwin. Berbagai macam pertanyaan muncul di benak Harvey, rasa penasarannya sudah tidak dapat terbendung."Iya," jawabnya dengan jujur. Asalkan Harvey yang bertanya, dia takkan menyembunyikan apa pun."Buat apa kamu operasi plastik?"Lanny menghindari tatapan Harvey, "Nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, kita nggak boleh terlalu lama ngobrol di sini. Mending kamu cepat pergi, anggap saja kita nggak pernah bertemu."Harvey mengadang langkahnya. Dengan cepat, dia b
Lanny membalas tatapannya dengan tegas, "Ya, aku sudah muak dengan kehidupan seperti itu. Makanya aku melarikan diri dan ingin melihat dunia luar. Tapi sayangnya, waktu itu aku masih polos. Kupikir, selain ibu, semua orang di dunia ini adalah orang baik ..."Ketika sampai di bagian ini, suaranya terputus. Dia tidak melanjutkannya lagi.Harvey melanjutkan pertanyaannya, "Meskipun ibu menyakitimu, apa dendam yang kamu miliki kepada Seli sampai tega berbuat seperti itu padanya?""Seli, Seli, Seli." Mata Lanny seketika menyorot tajam saat mendengar nama itu disebutkan.Amarahnya bergejolak dengan hebat, bahkan dia berani meraih kerah baju Harvey dengan keras. "Kamu pikir adikmu ini nggak pernah mencarimu? Tapi, pada saat itu, apa kamu masih memikirkan aku? Hatimu sepenuhnya milik Seli! Aku melihatmu tersenyum dan memanjakannya seperti yang dulu kamu lakukan padaku. Dia juga tersenyum begitu bahagia saat melihatmu ..."Air mata yang dia tahan susah payah akhirnya tumpah saat itu juga. Lanny
Bekas luka di kulit putihnya itu terlihat sangat mencolok dan mengerikan. Tanpa ragu, Harvey langsung menggulung lengan bajunya ke atas, memperlihatkan bekas luka yang tersebar di sepanjang lengannya. Dengan penuh tekad, pria itu bahkan memeriksa lengan yang lainnya.Apa yang membuat Harvey terkejut bukan hanya karena melihat satu atau dua luka di lengannya, melainkan ada juga beberapa luka bakar. Luka-luka itu membentuk jejak yang berkelok-kelok pada kulitnya. Melihatnya saja sudah membuat ngilu."Apa yang terjadi denganmu?"Lanny seketika melepaskan tangannya dari genggaman Harvey, wajahnya terlihat sangat gelisah. "Ini nggak ada hubungannya denganmu! Aku sudah bilang, kalau kamu nggak mau membunuhku, mending aku pergi saja. Entah aku hidup atau mati nantinya, itu sama sekali bukan urusanmu."Setelah mengatakan hal itu, dia langsung pergi tanpa menoleh ke belakang lagi. Bahkan, Harvey pun tidak bisa menghentikannya.Rasa penasaran kini menyelimuti hati dan pikirannya.Apa yang sudah
Sean tersenyum getir, "Sebenarnya nggak susah untuk menemukan donor ginjal di dunia ini. Tapi, yang susah itu mencari ginjal yang masih berfungsi dengan normal."Selena segera mengerti apa maksud dari perkataan pria itu. Perselisihan antara Valiant dengan Poison Bug terjadi karena adanya masalah prinsip dalam kerja sama.Hanya ada segelintir orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya dengan sukarela. Sebagian besar lainnya adalah orang-orang kotor yang mengambil organ manusia secara tidak manusiawi untuk diperdagangkan di pasar gelap.Sean adalah sosok yang baik dan berpikiran lurus, tentu saja dia tidak ingin menerima ginjal yang didapat dengan cara kotor seperti itu."Tuan Sean, sebelum kamu pergi, bisakah kita melakukan tes kecocokan ginjal dulu?""Selena, apa maksudmu?"Selena tersenyum lembut, "Seperti yang kamu bilang, aku juga merasa kita memiliki takdir yang istimewa. Mungkin saja ginjal kita cocok, 'kan? Kalau memang ada kemungkinan, bisakah kita membuat kesepakatan?"Sean meng
Harvey terlihat jelas kurang memercayai penjelasan itu. Jika hanya pergi ke rumah sakit, mengapa Selena perlu membuat keributan besar saat tengah malam?Namun, peristiwa yang melibatkan Lanny membuatnya merasa sangat bersalah terhadap Selena. Itu sebabnya, dia tidak bisa lagi memperlakukannya seperti dulu.Alhasil, dia mendekati Selena seraya menatapnya dengan lembut, "Kenapa kamu keluar larut malam begini tanpa pengawalan? Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang berbahaya? Bukannya aku sudah mengingatkanmu kalau sangat berisiko untuk keluar sendiri? Di mana pun kamu berada, harus ada pengawal yang menemanimu."Selena enggan membicarakan tentang Sean. Begitu pula dengan Harvey, dia juga tak ingin bertanya terlalu banyak, khawatir membuat Selena kesal."Aku cuma ingin keluar karena nggak bisa tidur semalam."Harvey menyentuh lembut luka di tangannya sembari bertanya dengan penuh kehati-hatian, "Aku dengar kalau kamu naik mobil sama Sean, apa kamu akrab dengannya?""Nggak, kok, kebetulan ka
Harvey jelas merasakan dinginnya di tubuhnya. Dulu, dia bisa dengan mudah memaksa wanita itu pergi bersamanya.Namun, setelah begitu banyak peristiwa yang terjadi, jangankan mengajaknya bicara, Selena bahkan menatapnya dengan acuh tak acuh. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Harvey berharap bisa memperbaiki situasi di antara mereka."Seli, aku tahu belakangan ini banyak hal yang membuatmu merasa sedih. Tenang saja, aku akan segera menyelamatkan ayahmu. Dia pasti akan baik-baik saja."Selena yang berdiri membelakanginya, sama sekali tidak bergeming. Kemudian, dia menyahutinya dengan ketus, "Apa menemukan informasinya saja sudah cukup? Kalau kita nggak menemukan dalang di balik semua ini, dia bisa saja dibunuh orang lain lagi. Waktu itu kamu berjanji untuk memberiku penjelasan, kapan kamu bakal menepatinya?"Di masa lalu, Harvey masih bisa memberitahunya dengan gamblang. Namun, saat ini, dia sama sekali tidak yakin untuk melakukannya.Bagaimana bisa dia memberi tahu Selena bahwa or
Jika pada malam itu hanya sebatas dugaan, sekarang dia sudah sepenuhnya yakin dengan identitas asli Lanny dan memahami apa yang telah terjadi. Menurut logika, seharusnya Selena yang menjadi korban juga memiliki hak untuk mengetahui kebenaran.Harvey hanya bisa memejamkan matanya. "Aku nggak bisa mengatakannya sekarang. Sepertinya, Lanny sudah mengalami beberapa hal selama beberapa tahun terakhir."Chandra melihat pria yang ada di kursi penumpang itu dengan tatapan prihatin, kemudian dia menghela napas ringan. "Tuan Harvey, saya paham kalau ada beberapa hal yang nggak seharusnya saya katakan. Tapi, selama dua tahun terakhir, hubungan Anda dan Nyonya semakin memburuk, entah itu karena pengkhianatan atau cuma salah paham. Saya mengerti kalau Anda pasti merasa kasihan pada Nona yang sudah sangat menderita di luar sana, tapi itu bukanlah alasan yang tepat untuk menyakiti Nyonya. Ini semua merupakan tanggung jawab yang harus dihadapi oleh keluarga Irwin."Harvey tiba-tiba membuka matanya leb
Erna menikmati ekspresi di wajah pria itu dengan senyum mengembang di sudut bibirnya. "Apa kamu nggak pernah berpikir kalau aku mungkin saja meminum obat palsu?""Kenapa?"Ada sedikit rasa kecewa pada mata Calvin. "Kenapa kamu pura-pura mati? Di mana kamu selama ini? Kenapa kamu bisa terlibat dengan Poison Bug?"Erna tersenyum tipis melihat pria yang penuh kejujuran ini. "Kamu memang benar-benar mudah ditipu, sudah bertahun-tahun tapi masih saja nggak ada kemajuan.""Apa maksudmu?"Erna bangkit perlahan dari duduknya, mengulurkan tangannya untuk mengelus lembut pipi Calvin, "Calvin, oh, Calvin. Apa kamu tahu berapa lama aku menunggu untuk momen ini?"Makin dia berbicara, Calvin terlihat makin bingung. Dia tidak pernah membayangkan bagaimana wanita yang lembut dan anggun di masa lalu itu bisa berubah menjadi seperti ini."Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan. Biar kutanya, apa kamu yang mengatur kecelakaan mobil Agatha? Kenapa kamu melakukan ini padanya? Dia adalah putri kandungmu