Melihat tatapan penuh harap milik Agatha, wanita itu segera melepaskan masker oksigennya. Kini, tak ada lagi kesombongan Agatha yang tersisa. Dia bertanya dengan suara lemah, "Sebenarnya, kamu mau apa?""Mauku?" Wanita itu terkekeh. Wajah cantiknya tak banyak berubah dari yang terpatri di ingatan Agatha.Waktu seolah-olah tak membuatnya menua, sebab tak ada sedikit pun kerutan yang terlihat di wajahnya.Hanya saja, dulu dia sangat lembut dan baik hati. Dia selalu menatapnya penuh kasih sayang, memberikan masa kecil yang sangat indah bagi Agatha.Sampai-sampai Agatha berpikir, wanita yang paling baik baginya adalah Ibu dan tak ada yang bisa menggantikan posisinya.Hingga kecelakaan itu terjadi, dia baru menyadari betapa kejamnya Erna saat menyaksikan senyum wanita itu. Betapa bodohnya dia.Air mata Agatha mengalir deras, suaranya serak saat bicara, "Bukankah kamu cinta Ayah? Kenapa kamu pura-pura mati dan melakukan semua ini?""Cinta?"Erna menyeringai sinis, dia membelai wajah Agatha l
Vila ini sangat besar dan terasa kosong, bahkan gema langkah kaki pun terdengar jelas di sini.Meski sudah larut malam, hanya ada beberapa lampu dinding kuno yang menyala di koridor. Sebagian besar ruangan tampak begitu gelap.Di malam yang sesunyi ini, denting suara piano terdengar di vila. Melodi yang dimainkan berasal dari lagu terkenal 'Pernikahan Impian'.Di situasi yang berbeda, lagu ini pasti akan terdengar menenangkan. Namun, di kastel tua yang menyeramkan ini, apalagi di tengah malam, lagu ini terdengar agak mengerikan.Calvin menaiki tangga sambil mendengar suara musik tersebut.Dia pun merasa agak bingung, mengapa pemimpin Poison Bug yang misterius ingin bertemu dengan cara seperti ini.Sementara itu, Harvey, yang ditinggal di halaman, sedang bersembunyi di bawah atap. Dia sudah menemukan kamera pengintai di sekitar vila.Menyabotase kamera adalah hal mudah baginya. Hanya dalam beberapa menit, dia berhasil melumpuhkan kamera untuk sementara waktu dan membuat benda itu menamp
Selena mengikuti langkah Sean dari belakang. Saat ini, keduanya sama-sama mengenakan topeng.Hanya saja, cincin safir di jari pria itu telah dilepas dan digantikan dengan batu zamrud mata kucing.Ketika memasuki kastel, Selena mendengar suara piano dari arah lantai atas. Seketika itu juga, beberapa burung gagak terbang di atas mereka.Bunga mawar yang merambat di tembok terlihat mencolok dan memesona di bawah temaram cahaya lampu. Meski sudah masuk musim kemarau, embusan angin yang bertiup tetap membuat bulu kuduk Selena meremang tanpa alasan.Sean sengaja merendahkan suara, "Jangan takut, ikuti saja aku. Jangan lakukan atau katakan apa pun untuk sementara waktu."Selena bergumam pelan. Lagi pula, tujuannya kemari hanya untuk memastikan identitas Lanny.Begitu mereka memasuki kastel, suara piano tiba-tiba berhenti.Dunia seakan-akan berubah menjadi sunyi. Sepasang pria dan wanita datang dengan langkah terburu-buru.Ketika mereka mendekat, Selena dapat melihat dengan jelas bila keduanya
Tidak lama kemudian, terdengar ada seseorang yang membuka pintu dari luar. Suara itu berhasil membuat Selena merasa tegang hingga mencengkeram erat lengan bajunya.Dia ingat betul bahwa dulu dia dikendalikan dan dimanipulasi oleh Lanny secara diam-diam. Namun, sekarang posisi mereka sudah terbalik, Lanny bahkan tidak menyadari keberadaannya. Kebenaran sudah ada di depan mata, mana mungkin hal ini tidak membuatnya antusias?Saat pintu terbuka, terlihat seorang wanita bergaun putih masuk ke dalam ruangan. Tubuhnya tinggi semampai, tetapi terlihat sangat kurus.Meskipun wajahnya tertutup topeng, kulit yang terlihat di baliknya terlihat sangat putih dan berkilau.Hanya dengan melihat sosoknya saja, orang-orang bisa langsung tahu betapa cantiknya wajah di balik topeng tersebut.Kakinya terlihat normal, sepertinya dia sengaja menyamar sebagai petugas kebersihan yang memiliki masalah pada kakinya. Bahkan, dia juga sengaja menghitamkan wajahnya agar tidak menarik perhatian.Angin bertiup mener
Cahaya redup di dalam ruangan menerpa wajah wanita itu. Sebelumnya, Selena sudah berkali-kali membayangkan seperti apa wajah Lanny yang sebenarnya.Karena wanita itu sudah melakukan hal-hal yang sangat mengerikan, seharusnya wajahnya berubah menjadi seperti setan dan monster.Sebenarnya, Lanny mewarisi garis keturunan yang sempurna dari keluarga Irwin. Secara penampilan, dia lebih mirip dengan Nyonya Irwin.Hanya beberapa bagian dari wanita itu yang terlihat mirip Harvey. Tentu saja yang paling mirip adalah matanya.Baik bentuk mata maupun tatapannya, semuanya seperti dicetak dari cetakan yang sama dengan Harvey.Dengan fitur wajah yang terlihat anggun dan rambut panjang yang tergerai, penampilannya saat ini memberikan kesan polos dan suci.Jika tidak tahu tentang perbuatannya, Lanny akan terlihat seperti mahasiswa yang suci dan tulus.Jadi, jawaban dari misteri tersebut sudah terungkap. Dugaannya tidak salah, pelakunya ternyata memang Lanny!Saat memikirkan keluarga Bennett, Arya, dan
Calvin berjalan mendekati wanita itu dengan ekspresi cemas di wajahnya. "Apa putriku ada di tanganmu?"Wanita itu memiringkan kepala untuk menatapnya, topeng totem hantu terlihat menutupi wajahnya. Suaranya terdengar tenang. "Aku akan memberitahumu setelah selesai memainkan lagunya."Calvin menahan amarahnya yang menggelora. Semua orang tahu jika orang-orang Poison Bug sangat kejam dan tidak punya perasaan, dia tidak berani menyinggungnya sembarangan.Melihat wanita itu bergeser sedikit ke samping, dia akhirnya duduk di sebelahnya.Dia memang bisa memainkan piano, tetapi kemampuannya hanya sebatas membaca notasi musik dan memainkan beberapa lagu dengan canggung.Dengan bimbingan wanita itu, tuts piano yang sudah lama tidak dia sentuh, mulai dimainkan olehnya secara perlahan-lahan.Setelah bersusah payah menyelesaikan permainan pianonya, dia kembali melanjutkan pertanyaannya, "Apa kamu menculik putriku?"Wanita itu tertawa kecil. "Aku ingat, kamu datang mencariku karena leukemia. Istrim
Lanny awalnya mengira bahwa Tuan Y memintanya datang untuk memarahinya, tetapi ternyata pria itu tidak melakukannya. Dalam waktu singkat, Tuan Y sudah memperbolehkannya pergi.Saat mengetahui bahwa Agatha mungkin juga berada di kastel ini, keduanya memutuskan untuk tidak pergi dan tinggal di sebuah ruangan yang sudah disiapkan oleh Wilson.Setelah memeriksa ruangan dan memastikan tidak ada alat penyadap di sana, barulah Sean berkata kepada Selena, "Apa yang ingin kamu tanyakan?""Apa kamu sudah lama mengenalnya?""Hmm, akulah yang menyelamatkannya dulu. Tapi, saat aku menemukannya waktu itu, keadaannya benar-benar sangat memprihatinkan.""Sebagian besar tubuhnya terbakar oleh api, bahkan 40 persen dari wajahnya juga terbakar. Jadi, awalnya aku juga nggak yakin apakah dia adalah orang yang kamu cari."Selena terkejut. "Pantas saja suaranya jadi agak aneh.""Selain luka bakar, anak itu juga punya banyak bekas luka lainnya. Waktu aku menemukannya, kondisinya sudah sangat parah dan hampir
Meskipun Agatha merasa enggan, dia tidak punya pilihan yang lebih baik selain mengatakan yang sebenarnya.Wajah Selena seketika langsung berubah setelah selesai mendengarkan cerita itu."Jadi, meskipun kamu sudah lama tahu kalau sumsum tulangmu cocok dengan ibu, kamu cuma diam saja? Kamu benar-benar ingin membiarkan keadaan ibu terus memburuk di rumah sakit sampai akhir hayatnya? Meskipun kamu nggak tahu identitasnya, apa kamu nggak punya perasaan? Kamu sudah merampas kasih sayang ibu yang seharusnya menjadi milikku selama bertahun-tahun! Apa lagi yang membuatmu merasa nggak puas?"Semakin Selena memikirkannya, semakin dia merasa marah. Saat ini, emosinya hampir meledak.Bagaimana mungkin ada orang yang begitu kejam dan tidak berperasaan sepertinya di dunia ini?"Bahkan seekor anjing pun seharusnya sudah akrab dengan tuannya sekarang!"Agatha menangis tersedu-sedu, hampir tidak bisa berbicara. "Aku tahu semua ini salahku, tapi sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal-hal semacam