Chandra melanjutkan, "Para siswi itu memang dari awal sudah memiliki prestasi yang bagus. Setelah menerima bantuan dari Tuan Arya, mereka berhasil masuk ke universitas-universitas di kota besar. Sebagian dari mereka tetap mempertahankan niat untuk belajar dengan baik dan melanjutkan pendidikan.""Ada juga sebagian besar gadis yang tergiur dengan dunia yang glamor dan berpikir bahwa pada akhirnya wanita hanya akan bisa bergantung pada pria, sehingga ada yang mengabaikan pendidikan mereka dan bergaul dengan pria yang sudah berkeluarga, ada yang bergaul dengan orang kaya, bahkan ada yang menjadi wanita panggilan yang dijemput dengan mobil setiap akhir pekan.""Sebagian besar yang hidupnya lebih baik menikah setelah lulus dan menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, sedangkan yang hidupnya lebih buruk tetap tinggal di kota ini dalam keadaan yang kurang layak. Tuan Arya sangat menyayangkan hal tersebut dan berulang kali mencoba menasihati mereka untuk memperbaiki hidup mereka, tapi mereka mala
Harvey tidak menghiraukan Alex dan segera membuka kotak.Di dalamnya berisi informasi tentang Jane Hasibuan dan orang-orang lainnya. Dia ingat wanita bernama Jane Hasibuan ini.Dulu Selena pernah diam-diam mencari informasi tentang Jane Hasibuan di ruang baca miliknya. Kemudian, Selena pergi ke rumah sakit jiwa dan pada hari yang sama, ada orang yang bunuh diri dengan melompat dari gedung rumah sakit.Harvey tahu tentang hal ini.Selena menyusun data tentang Jane dengan sangat rinci, termasuk informasi tentang kelahiran anaknya.Harvey berhenti di alamat yang tertulis di lembar terakhir dan berkata dengan muram, "Suruh orang periksa alamat ini, mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu yang tidak terduga.""Baik.""Tangkap Sandra dan buat dia buka mulut."Hal yang membuat Harvey frustrasi adalah bahwa orang itu telah menghabiskan bertahun-tahun untuk menyeludupkan beberapa mata-mata di Grup Irwin. Ketika Harvey melakukan pemeriksaan yang ketat, bahkan petugas kebersihan yang biasa membersi
Berdiri di sampingnya, Alex melihat Harvey berkeringat deras dengan ekspresi yang sangat suram.Kemarin malam, Harvey akhirnya bisa tidur dengan bantuan obat tidur. Namun, sepanjang malam dia terus mengigau."Tuan Harvey, apakah Anda bermimpi buruk?"Harvey baru saja bangun dan suaranya serak, "Aku punya firasat buruk.""Mungkin karena terlalu banyak hal yang terjadi belakangan ini ... "Alex mencoba menghibur, tapi Harvey menginterupsinya dengan dingin, "Periksa setiap perbatasan dengan baik, aku khawatir Seli akan pergi dari Kota Arama.""Pergi? Tapi Tuan Arya sekarang hilang, dan dia adalah satu-satunya orang yang Nyonya pedulikan. Mana mungkin Nyonya bisa pergi pada saat ini?""Kamu bilang pada hari itu ada empat kelompok orang yang menculik Arya, mungkin salah satunya adalah orang-orang Selena sendiri?""Saya rasa kemungkinan ini kecil, Nyonya tidak memiliki hubungan dengan siapa pun selama bertahun-tahun ini. Bagaimana mungkin Nyonya mengenal tentara bayaran? Tuan Harvey tidak ad
Begitu membahas tentang Selena, senyuman Olga pun lenyap, "Imajinasi Tuan Harvey banyak juga, ya. Kenapa nggak nulis novel saja?"Harvey pun menimpali, "Kudengar semalam kamu menghabiskan dua piring nasi, dua mangkuk sup dan tiga macam lauk.""Nggak mengizinkan para pekerja lembur makan enak, nih?""Sebelum ini, kamu hidup macam mayat setiap hari, bahkan nggak habis makan setengahnya setiap hari. Kemarin kamu juga pergi beli satu rok baru."Olga masih ingin membela diri, namun Harvey menatap lurus ke arahnya, seperti sudah mengetahui segala tentang Olga."Katakan, di mana kamu pernah lihat Seli?"Nada bicaranya itu bukan menyelidik, melainkan yakin.Olga menggebrak meja dengan wajah penuh kemarahan, "Kamu sinting, ya? Kamu ingat begitu jelas apa saja yang aku makan, kenapa nggak kamu catat saja kapan aku menstruasi dan kapan aku sembelit?"Harvey menghela napas. Olga terkejut, pria ini ternyata menghela napas!"Olga, kamu tahu segalanya tentang aku dan Seli, penculikannya bukan suatu h
Harvey yang berjalan di pintu segera berbalik dan melihat ke arah Maisha, "Bibi, kamu bilang apa barusan?"Harvey kebetulan melihat Maisha mengangkat jam tangan berbentuk beruang kecil itu sambil menangis, lalu menjawab, "Ini jam tangan yang aku berikan pada Selena sebelum pertunangannya. Saat dia masih kecil, aku berjanji padanya kalau dia dapat peringkat pertama, aku akan memberikannya jam tangan baru tahun itu. Tapi pada tahun itu aku pergi, jadi jam ini ingin aku berikan sebagai gantinya."Maisha meletakkan jam tangan telepon di dadanya sendiri, "Pasti Selena pernah datang, dia nggak mau jam tangan telepon, juga nggak menginginkan ibunya ini. Ini memang salahku, salahku."Harvey sudah lari keluar.Rumah sakit yang begitu besar ini dipenuhi dengan orang-orang yang datang dan pergi, mana ada seperti Harvey yang menginginkan bertemu seseorang?"Seli!"Harvey meneriakkan nama Selena dengan keras, tetapi tidak ada yang menjawab.Chandra berjalan ke sampingnya dan berucap "Tuan Harvey, s
Isaac yang melihat hal ini pun segera membungkuk untuk mengambil bola merah tersebut. Sebuah tangan dengan persendian yang menonjol lebih dulu mengambil bola di depannya dan memainkannya."Bolanya cukup unik." Suara orang itu lembut.Isaac menoleh mengikuti suara itu, dia mendapati orang yang berbicara memiliki wajah yang sangat halus dan tampan. Meskipun pria ini juga mengenakan setelan jas yang kontras berwarna hitam dan putih, temperamennya benar-benar berbeda dari Harvey.Yang satu tajam seperti pisau, yang satu lembut seperti air.Bahkan sepasang alis dan matanya bagaikan hangatnya sinar matahari musim semi di bulan Maret, membuat orang merasa hangat.Orang ini adalah salah satu teman baik Harvey, yang juga dikenal sebagai ahli kesehatan, Johan Oliver.Dari jarak yang begitu dekat, Isaac bisa mencium aroma dingin yang samar-samar dari tubuhnya, itu adalah campuran aroma bahan obat tradisional.Isaac tersenyum lembut, "Ini kerajinan tangan, berbeda dengan yang mekanis sekarang. Ter
Kapal kargo akan segera berlayar, Harvey akhirnya tiba di tempat tepat pada saat yang genting.Alex membawa sekelompok petugas penegak hukum naik ke kapal kargo, "Ada laporan bahwa ada barang-barang penyelundupan di kapal kargo kalian, bea cukai perlu melakukan pemeriksaan ulang, hari ini kalian tidak bisa pergi."Pedagang yang memimpin sibuk berkata, "Kawan, aku selalu melaporkannya sesuai aturan, aku sudah beroperasi di jalur ini selama lebih dari sepuluh tahun, bagaimana mungkin aku terlibat penyelundupan?""Iya atau nggak, nanti akan tahu setelah digeledah. Minggir."Tidak lama kemudian, sekelompok orang naik ke atas dan memenuhi dek yang luas. Harvey dikelilingi oleh orang-orang di tengah-tengah, seperti menjadi dewa yang memandang rendah pada semut-semut ini.Dia melirik beberapa pengurus, tetapi tidak melihat adanya Isaac.Harvey mengangkat dagunya dan bertanya, "Di mana Isaac Stellar?""Tuan Muda? Bagaimana mungkin tubuhnya yang lemah lembut dan berharga tinggi bisa ikut mengir
Langit perlahan menjadi gelap, hujan pun makin deras. Angin laut yang besar bergulung-gulung dan menghantam kapal.Selena duduk di dalam kabin yang hangat, merasakan sensasi terombang-ambing di atas air laut. Dia tidak terlalu menyukai perasaan ini, karena terasa sangat tidak nyaman.Harus diakui bahwa Isaac sangat teliti. Dia bahkan meminta orang lain untuk mendekorasi ruangannya terlebih dulu, dan hasilnya hampir sama dengan gaya ruangannya sebelumnya.Bonbon tidur nyenyak di dalam kandangnya, kamar dihiasi dengan aroma yang membuatnya merasa nyaman, dan musik lembut diputar.Di atas meja masih ada beberapa camilan kecil dari toko kue, yaitu pastel, kue kering, sagu mangga delima, dan kue bunga plum.Selena tidak memiliki nafsu makan. Dia memegang sebuah buku di tangannya, tetapi belum sampai dua baris sudah mengalihkan pandangannya.Dia merasa gelisah, tidak tahu harus berbuat apa, terus bergerak di dalam kamar.Kapal itu tiba-tiba berhenti, dan membuat dia makin gelisah. Dia meleta