Selena bersandar di tepi pintu dengan wajah pucat, bahkan tubuhnya bergetar dengan gelisah.Kembali terlintas di pikirannya adegan ketika Harvey memeluk Harvest di pulau. Dia masuk dengan sangat mencengangkan, menjadikan nyawa semua orang di pulau itu sebagai taruhannya.Hari itu dirinya memohon dengan sangat rendah hati, dengan imbalan tidak akan meninggalkan pulau itu selamanya baru berhasil menyelamatkan orang-orang di pulau itu.Namun, Selena melanggar janjinya.Dalam benak Selena, tiba-tiba muncul wajah Harvey yang dingin. Sudut mulutnya berkedut-kedut.Aku sudah bilang, kamu tidak akan bisa lari!Isaac melihat seseorang berdiri di pintu dengan wajah pucat dan rambut berantakan karena tertiup angin, lalu segera menghampirinya."Kak Selena, wajahmu kenapa pucat sekali? Apakah perutmu mulai sakit lagi?"Selena baru sadar, setelah ditiup angin laut, tubuhnya menggigil, bibirnya gemetar dan berkata, "Isaac, aku menyesal."Dia terlihat seperti akan menangis, sehingga Isaac juga merasa
Selena tidak tenang, sehingga dia memakai riasan sementara, mengecat kulitnya menjadi hitam, dan menambahkan beberapa bintik-bintik kecil di wajahnya.Meskipun orang yang mengenalnya dengan baik berdiri di depannya, mereka mungkin tidak akan mengenalinya juga.Dia perlahan menurunkan selimut, menunjukkan wajah hitamnya. "Bu Polisi, ada yang bisa aku bantu? Aku sedikit mabuk laut, maaf.""Kami sedang menangkap gembong narkoba. Mohon kerja samanya dengan kami untuk melakukan penyelidikan sederhana."Polisi wanita mengeluarkan buku catatan dan mulai bertanya, "Siapa nama Anda? Pekerjaan? Anda mau pergi ke mana? Ada berapa orang di kapal?"Selena masih cukup tenang dan dengan tenang mengucapkan jawabannya sekali lagi."Baiklah, tidak ada masalah. Maaf sudah mengganggu."Polisi wanita baru saja akan pergi, tiba-tiba teringat sesuat. Dia mengambil sebutir pil dari sakunya. "Kebetulan aku punya obat mabuk laut, efeknya sangat bagus.""Terima kasih," ujar Selena sambil mengulurkan tangannya. P
Selena merasakan tekanan yang begitu mengintimidasi dari Harvey, membuat tubuhnya gemetar tak terkendali.Hanya ada satu hal dipikirannya, yaitu dirinya sudah tamat!Sedangkan Isaac tetap tenang. Dia berdiri di sampingnya sambil membawa payung untuk melindungi Selena dari hujan. Saat ini suaranya yang lembut berkata, "Kak Selena, di luar dingin, sebaiknya tunggu di dalam saja."Lagi pula mereka sudah terjebak, Selena sama sekali tidak bisa mengubah apapun.Selena membeku ketika melihat orang di depan kapal itu semakin mendekat. Saat kedua kapal saling mendekat ...Sebelum kapal berhenti dengan stabil, Harvey sudah berada di perahu mereka.Selena hanya berdiri diam di tempat, tidak bereaksi atau melakukan apapun.Matanya menatap Harvey datang menerobos hujan. Laut di belakangnya pun menderu dahsyat.Dalam jarak yang begitu dekat, Selena merasa seolah-olah jiwanya menghilang.Dia tidak tahu bagaimana menghadapi Harvey, juga tidak tahu apa yang sudah dipersiapkan Harvey untuk menghadapi I
Dibandingkan dengan Alex, sikap Chandra lebih tenang.Chandra berkata, "Seharusnya Nyonya paham identitas diri Nyonya. Tuan Harvey mencari Nyonya selama beberapa hari dan tidak bisa tidur, tapi sekarang Nyonya malah membela pria lain. Apakah Nyonya pernah mempertimbangkan perasaan Tuan Harvey?"Tentu saja Selena tahu, tapi apakah dia punya pilihan lain?"Anak ini adalah adiknya tetanggaku, aku yang memohon padanya untuk membawaku pergi, jadi semuanya kesalahanku. Tolong jangan sentuh dia."Melihat wajah Selena yang begitu cemas, Isaac tersenyum lembut. "Sudahlah Kak Selena, tidak ada gunanya bicara lagi. Aku sudah siap secara mental dengan akhir seperti ini."Dia mengambil risiko dengan Selena sebagai taruhannya.Isaac hampir menang, hanya kurang beruntung.Dia tidak pernah menyangka bahwa Harvey, seorang penguasa di dunia bisnis, bisa seenaknya mengatur urusan penjaga pantai juga.Pandangan Harvey langsung tertuju pada wajah Isaac, dengan suara dingin berkata, "Kamu pintar sekali.""T
Sambil bicara, Alex mengikat tubuh Isaac dan membawanya ke tepi kapal. Detik berikutnya, tubuh Isaac pun dilemparkan ke bawah.Bagi mereka, melakukan tindakan seperti ini sangatlah mudah. Seulas senyuman penuh kemenangan pun tersungging di bibir mereka.Selena sontak merasa ketakutan. Dia tidak mengacuhkan ancaman Harvey dan segera berlari ke luar."Nyonya, silakan di dalam dulu, di luar sedang hujan deras. Kalau Nyonya sampai sakit, Nyonya akan merepotkan diri sendiri dan juga Tuan Harvey.""Tuan Harvey sudah berusaha dengan susah payah demi menemukan Nyonya. Kalau dia sampai telat selangkah saja, Nyonya pasti sudah dibawa pergi. Inilah akhir menyedihkan yang harus Tuan Harvey terima," kata Chandra dengan dingin, ekspresinya terlihat serius.Selena tidak memberikan tanggapan apa pun, dia memanjat pagar secepat mungkin.Chandra tahu betapa gawatnya situasi ini, jadi dia langsung menyuruh orang untuk menghentikan Selena. Sayangnya, Selena memanjat dengan sangat cepat.Harvey pun ikut be
Sesuai dugaan Selena, memang itulah isi hati Harvey.Harvey sudah muak dengan rasa sakit yang harus dia hadapi setiap kehilangan Selena, jadi dia ingin membuat Selena terus berada di sisinya. Ini semua agar Harvey bisa melihat Selena kapan pun dan di mana pun."Seli, aku sudah mencoba untuk melepaskanmu. Aku ingin membuatmu merasakan hidup yang bebas, tapi akhirnya jadi begini.""Aku sudah berusaha menahan diri," kata Harvey sambil menekankan setiap patah katanya, ekspresinya terlihat sangat tertekan.Akan tetapi, ternyata percuma saja dia menahan diri. Bukannya membuat Selena keluar dari kegelapan, Harvey malah membuat wanita itu makin sengsara.Selama beberapa hari Selena menghilang, rasanya Harvey sudah seperti mayat hidup.Setiap hari terasa seperti neraka yang menyiksa Harvey. Pada akhirnya, Harvey memutuskan bahwa lebih baik Selena membencinya daripada dia harus hidup tanpa bisa melihat ataupun menyentuh Selena.Selena bisa melihat betapa tertekannya Harvey. "Kenapa sih kita jadi
Di tengah desiran angin, Selena tidak jatuh ke laut. Harvey dan Isaac meraih tangannya secara bersamaan.Jelas-jelas ini adalah kali pertamanya Harvey dan Isaac bekerja sama, tetapi keduanya sangat kompak. Mereka langsung membawa Selena ke daratan.Harvey menarik Selena ke dalam pelukannya, memeluk tubuhnya yang dingin dengan erat sambil berkata, "Seli, maafkan aku."Selena tidak menanggapinya, kemudian Harvey segera menggendongnya kembali ke dalam kabin.Saat melewati Isaac, keduanya saling menatap sejenak. Saat itu, Isaac ingin mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Dia teringat dengan ucapan Selena di atas geladak belum lama ini. "Isaac, nanti aku akan menyelamatkanmu dengan cara yang ekstrem. Setelah itu, segera tinggalkan Kota Arama dan jangan kembali dalam beberapa waktu ini.""Kak Selena, jangan main-main. Aku baik-baik saja. Aku sudah lama mempersiapkan diri kalau harus gagal, jangan terlalu mengkhawatirkanku."Selena tersenyum tak ber
Ciuman tiba-tiba itu membuat Selena mengernyit. Dia tidak suka kontak fisik dengan Harvey. Sebelum Selena mendorongnya, Harvey sudah menjauh sendiri.Ciumannya memang tidak terlalu mendalam dan berlebihan, hanya sebatas kecupan saja."Hmm, agak pedas." Dia mengulurkan tangannya, lalu membelai kepala Selena dengan lembut seperti biasa.Untungnya, metode Selena berhasil.Selena menatapnya dengan tatapan tajam, "Apa rencanamu untuk Isaac?"Setelah tadi Selena menakut-nakuti orang dengan adegan bunuh dirinya, Harvey tidak berani lagi mengucapkan sepatah kata pun."Aku akan biarkan dia pergi, jangan khawatir, aku tak akan menyakitinya."Melihat Harvey sudah mulai memahami, Selena mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Harvey."Aku pernah janji padamu aku tidak akan meninggalkan Kota Arama, tapi aku tidak pernah menyangka akan diculik. Apa kamu tahu betapa takutnya aku saat diculik?"Harvey segera merangkul pinggangnya. Suaranya yang rendah terdengar dari atas kepala Selena. "Aku bisa m