Isaac seolah-olah tidak melihat kekecewaan di mata Selena dan mengulurkan tangannya. "Aku kebetulan lewat dan melihatmu. Kamu sedang tersesat atau kakimu sedang keseleo, Kak Selena?"Selena menolak tawaran Isaac untuk membantunya berdiri dan memilih untuk bangkit sendiri sambil tersenyum kecut. "Barusan aku terlalu fokus memikirkan sesuatu, sampai tanpa sadar berhenti di sini.""Rumahku ada di dekat sini. Kalau nggak keberatan, Kak Selena bisa ikut dan melihat Bonbon. Dia selalu merindukanmu."Selena tidak bisa menolak kalau inilah alasannya.Suhu yang hangat di dalam mobil sangat jauh berbeda denga suhu di luar tadi. Isaac menyodorkan segelas teh susu yang belum dibuka."Mulanya aku membelinya buat diminum di rumah, tapi kebetulan sekarang ada Kakak, minum saja supaya tubuhmu hangat."Selena menundukkan kepala dan melihat teh susu itu. Teh susu itu berisi jahe, kurma merah dan buah lengkeng."Makasih.""Kenapa kakak rasanya sopan banget sama aku?" Isaac tersenyum. Dia menoleh ke arah
Selena merasa bahwa hati manusia adalah sesuatu yang sangat sederhana. Luka yang disebabkan karena perbuatan Harvey dan Maisha bisa sembuh hanya karena Isaac memasakkan makanan yang lezat untuknya.Makin seseorang kurang cinta, makin mudah dia tersentuh oleh sedikit kehangatan yang diberikan orang lain.Isaac akhirnya menyadari kalau ada yang salah pada Selena dan merasa kalau Selena sedang sedih. "Kak Selena, apakah ada sesuatu yang bikin kamu sedih?""Aku akan melakukan operasi, tapi aku baru sadar kalau nggak ada seorang pun yang bisa menandatangani surat konfirmasi risiko untukku. Aku merasa jadi orang gagal."Selena mengatakan kalimat ini dengan santai, sementara sorot mata Isaac terlihat terharu."Kak Selena, setiap orang punya definisi kegagalan yang beda-beda. Menurutku, kamu adalah kakak yang paling luar biasa dan nggak ada kata gagal di kamusmu. Kalau tentang pernikahan yang nggak bahagia, itu cuma sebuah kesalahan yang pernah kamu lakukan dalam hidup.""Hidup itu panjang dan
Harvey memperhatikan Selena diam-diam. Dalam beberapa hari ini dia tidak melakukan hal-hal di luar ekspektasi.Beberapa hari yang lalu, Selena menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit. Hal ini sama sekali terasa wajar karena Selena ingin menemani ayahnya yang kesehatannya makin lama makin memburuk.Selama beberapa hari ini, Selena tidak pergi ke mana pun selain turun ke kompleks perumahannya. Bahkan Olga pun tidak pernah datang.Selena mengenakan gaun renda dengan kesan Tiongkok berwarna krem. Angin sepoi-sepoi menyapu wajahnya dan bunga sakura beterbangan di sekitarnya. Dia terlihat sangat cantik.Ternyata setelah meninggalkan dirinya, Selena menjadi begitu tenang dan lembut.Mereka berdua saling bertatapan dari jarak yang cukup jauh. Selena hanya menganggukkan kepalanya memberi salam, lalu pergi tanpa menoleh.Harvey merasa hatinya terasa sesak. Padahal jelas-jelas dia sudah membuat keputusan dan berjanji kepadanya, tetapi dia malah berulang kali melanggar aturan-aturan ya
Orang yang berdiri di pintu adalah Maisha, orang yang pernah Selena pikirkan siang malam. Namun, sekarang hanya dengan melihatnya sekilas saja, Selena sudah merasa sakit hati.Harvey akan tunangan, tetapi mengapa semua orang yang tidak ingin dia temui malah datang menemuinya?"Selena, Ibu ingin bicara lima menit saja.""Lima detik pun aku nggak punya apa-apa yang bisa kukatakan padamu." Selena berkata dengan wajah dingin.Kebetulan tetangga sebelah rumahnya membuka pintu untuk keluar. Selena yang tidak ingin masalahnya menjadi tontonan orang-orang, akhirnya memilih membuka pintu lebih dulu dan Maisha mengikutinya masuk.Ini adalah pertama kalinya Maisha datang ke rumah Selena setelah kembali ke negaranya.Dulu, Selena pasti akan menyambutnya dengan sangat ramah. Namun, hari ini dia tidak bersikap seperti itu. Dia melepas sepatunya dengan dingin dan menuangkan segelas air hangat untuk melembabkan tenggorokannya."Ada perlu apa?"Maisha melihat-lihat sekeliling. Apartemen ini tidak terla
Entah pelet apa yang Calvin berikan kepada Maisha. Selena tidak paham, padahal jelas-jelas Maisha sudah berumur, tetapi dia masih begitu polos."Kenapa aku harus memberi ucapan selamat pada mereka? Agatha lah yang sudah membuatku jadi seperti sekarang. Sudah bagus aku nggak membuat perhitungan padanya, tapi sekarang aku malah harus memberinya ucapan selamat? Masuk akal dari mana semua ini?""Ibu juga sempat dengar beberapa cerita tentang kalian berdua. Selena, apa yang terjadi pada anakmu itu adalah sebuah kecelakaan. Agatha juga jatuh ke laut dan hampir saja nasibnya sama seperti kamu. Hanya saja dia sedang beruntung dan bisa melahirkan anaknya dengan selamat, kamu nggak bisa menyalahkannya."Selena tahu kalau Agatha memutarbalikkan fakta di depan ibunya, mengubah hitam menjadi putih dan menyalahkan orang lain.Hal yang paling menyedihkan adalah Maisha percaya pada apa pun yang Agatha katakan dan malah menyalahkan Selena."Nyonya Maisha, apakah Anda tahu kalau ada gunung di Manado yan
Akhir-akhir ini, Selena juga berpikir untuk mengajak Wilson keluar dan melanjutkan penyelidikan menggunakan caranya.Namun, Selena sendiri juga takut kalau caranya ini malah membuatnya terjebak dalam masalah. Itu sebabnya selama ini dia hanya diam saja.Tak disangka, ternyata Wilson malah datang sendiri padanya.Selena menekan tombol terima panggilan. "'Halo, Kak Wilson.""Kak Selena, sekarang kamu ada di mana? Aku sudah menemukan petunjuk tentang Kezia kayak yang kamu minta!"Suara Wilson sangat panik dan membuat orang yang mendengarnya percaya kalau yang dia katakan adalah asli.Selena bertanya dengan ragu, "Petunjuk apa?""Ponsel milik Kezia yang sudah pecah. Aku ingat kalau kamu sangat tertarik, makanya aku tanya padamu, perlu nggak aku memberikannya padamu.""Aku dengar rumahnya yang lama sudah disewakan ke orang lain dan mayatnya ditemukan di laut. Terus, dapat dari mana ponsel ini? Apa lagi ponselnya sudah rusak, tahu dari mana kalau itu punya Kezia?"Selena memiliki jalan pikir
Padahal tidak saling bertatap muka, tetapi Selena merasa kalau suasana di antara mereka terasa aneh dan menakutkan.Suara Harvey terdengar sangat kesal. "Jadi ini yang mau kamu katakan?"Hal ini sudah terlampau jauh, sudah terlambat bagi Selena kalau mau mengakui apa yang sebenarnya ingin dia katakan. Selena meyakinkan hatinya dan berkata, "Iya, bagaimanapun juga kita pernah saling kenal, jadi aku pikir aku perlu mengucapkan selamat padamu secara langsung."Harvey menggertakkan giginya. "Makasih atas doanya."Begitu selesai bicara, Selena mendengar kalau teleponnya diputus, sementara dia sendiri hanya bisa menghela napas putus asa.Padahal sudah jelas dia sendiri yang ingin tunangan, tetapi mengapa terlihat seolah-olah Selena lah yang memaksanya bertunangan? Dia merasa seperti tidak rela.Selena tidak mungkin memberitahu Harvey. Jika tidak, pesta pertunangannya bisa kacau balau. Jangankan Agatha, bahkan Maisha sendiri juga pasti akan kesal setengah mati padanya.Secara kebetulan, sebua
Selena perlahan tersadar dari pingsan dalam kondisi sakit kepala yang luar biasa. Ada orang menggunakan sapu tangan untuk menutup mulut dan hidungnya dengan erat di dalam lift.Sekarang efek obat bius belum hilang sepenuhnya, sehingga seluruh tubuh Selena masih lemas dan terasa sakit.Matanya ditutupi kain hitam, hingga dia sama sekali tidak bisa melihat cahaya.Pergelangan tangan dan kakinya juga diikat dengan erat. Kini Selena yang terikat kuat sama sekali tidak bisa bergerak.Tubuhnya terikat di ruangan sempit dan tercium aroma busuk yang menyengat hidung.Selena mencoba menyentuh sekitarnya dengan tubuh, lalu menyadari tubuhnya terjepit di area yang sangat sempit, hingga nyaris tanpa celah.Selena segera menyadari, kini posisinya berada di dalam bagasi mobil.Entah bagaimana, dia tiba-tiba teringat akan kondisi kematian Kezia.Setelah dicekik hingga mati, Kezia dibuang ke laut hingga mayatnya berubah bentuk akibat terendam air laut, barulah dikeluarkan dari dalam laut.Jadi, apakah