Ini adalah masalah besar, biasanya Harvey hanya akan berkomunikasi dengan manajer penjualan, bukan malah mencari ketua tim.Seketika, ekspresi Lala yang sebelumnya tersenyum tiba-tiba berubah."Selena, aku sudah bilang kalau kamu masih kurang pengalaman, belajarlah di Kelompok C dengan baik. Kamu nggak fokus pada proyek dan hanya memikirkan hal yang tidak penting. Apa kamu yang membuat bos marah?""Ada orang yang mungkin berpikiran bahwa bisa melakukan apa saja dengan bermodalkan penampilan yang menarik, bukan? Kamu pikir Tuan Harvey itu siapa? Apa kamu tahu nasib pegawai wanita yang mencoba menggodanya sebelumnya?"Selena merasa sedang sial belakangan ini. Hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi ke mana pun dia pergi.Dia hanya pergi ke ruang sekretaris sebentar dan rekan-rekan yang sebelumnya ramah langsung berdiri lalu menuduhnya dengan kata-kata yang sangat kasar.Selena menjawab dengan ekspresi tenang, "Aku nggak bertemu dengan direktur. Aku hanya menyerahkan rencana kerja ke r
Ini pertama kalinya Selena melihatnya dalam lingkungan kerja, ternyata Harvey tidak hanya kejam pada dirinya.Lina sudah ketakutan setengah mati dan segera menjawab, "Tuan Harvey, jangan marah. Rencana ini ... Selena, kamu yang jelaskan."Dia berbalik dan menatap Selena, tetapi dia menyadari bahwa gadis kecil ini tidak merasa takut sedikit pun. Punggungnya tegak lurus, ekspresinya tenang, dan berani bertatap muka dengan Harvey.Pemberani!Aduh, apa yang sebenarnya dipikirkannya? Lina segera menghilangkan pikiran yang aneh dari kepalanya.Selena pun membantu dan menjawab dengan nada mengancam, "Apa yang tidak Anda sukai dari rencana saya, Tuan Harvey?"Harvey mengernyitkan keningnya, "Apa yang kamu lakukan?"Dia hanya bekerja selama dua hari, biasanya rencana kerja yang sangat penting seperti ini, meskipun dia ingin ikut serta, ketua tim tidak mungkin mengizinkannya. Ini berkaitan dengan penilaian kuartal dan bonus tahunan.Sudah jelas, ketua tim pasti ikut agar bisa tampil paling menon
Ketika Lina masuk ke kantor, dia langsung melempar rencana kerja yang ada di tangannya ke arah Selena."Kau segera pergi ke bagian personalia dan urus pengunduran diri. Wilayah kecil ini kekuasaanku, orang arogan sepertimu tidak diterima."Selena pun mencibir ketus, "Padahal Ketua Lina punya kekuasaan yang besar, kenapa kau mengusirku yang tidak melakukan kesalahan?"Lina menyalurkan seluruh rasa malu yang diterimanya dari Harvey kepada Selena. Wajahnya mengerikan, dia tidak ingin berpura-pura lagi."Memang kenapa? Perusahaan ini tidak membutuhkan orang bodoh sepertimu.""Tidak unjuk diri adalah hal bodoh. Aku ingin menjadi yang terbaik dan Tuan Harvey pasti akan mempercayainya. Apa kau pikir Tuan Harvey punya kecerdasan serendah dirimu?"Lina menggebrak meja, "Selena!""Aku di sini. Jika Ketua Lina tidak ada urusan lagi, aku izin pergi terlebih dahulu. Oh iya, aku sudah menandatangai kontrak, kalau ingin memecatku, Ketua Lina harus bicara dengan Tuan Harvey."Setelah mengucapkan kata-
Selena menggertakkan giginya dan mengutuk leluhur Harvey, sementara Olga tertawa terbahak-bahak."Kalau nggak melihat sendiri, aku nggak akan percaya kalau Harvey begitu kekanak-kanakan. Dia memercikkan lumpur padamu hanya karena kamu nggak mau naik ke mobilnya. Dia nakal sekali."Selena mengambil handuk kering untuk membersihkan lumpur di tubuhnya. Wajah mungilnya terlihat sangat kesal."Dia itu penjahat yang suka membalas dendam! Pada awalnya, aku saja mengira otakku rusak karena menyukainya.""Sangat mungkin," Olga mengangguk setuju.Setelah melihat Selena dari atas ke bawah, dia bertanya, "Kita sudah lama nggak bertemu, apa kamu baik-baik saja?"Selena tidak memberitahunya bahwa dia baru-baru ini muntah darah karena marah, "Ya, kemoterapi kali ini cukup efektif."Olga menyadari bahwa kondisi Selena jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan ekspresi wajahnya juga terlihat bugar.Olga segera menyarankan, "Maukah kamu mempertimbangkan untuk melakukan tes lagi? Jika ada kemajuan dan sud
Keesokan harinya, Selena berangkat ke kantor dengan semangat.Penampilannya berbanding terbalik dengan rekan kerja lainnya yang memiliki mata merah dan berwajah lelah. Mereka seperti manusia yang telah menjadi mayat hidup.Selena seperti tidak ingat dengan ejekan rekan-rekannya kemarin, dia menyapa Lauren dengan sopan."Selamat pagi."Senyum yang menyilaukan itu membuat Lauren merasa tidak nyaman, dia mengambil segelas kopi dan kembali ke tempat kerjanya sendiri sambil menyindir, "Beberapa orang memang terlalu santai."Selena yang belum terbiasa menjawab dengan polos, "Aku juga ingin ikut dalam perencanaan. Bukankah kalian nggak mengizinkanku ikut karena berpikir aku adalah pemula yang bisa membocorkan informasi? Sekarang, kenapa kau malah berlagak kesal?"Kesabaran Lauren sudah habis, dia melemparkan data yang ada di tangannya ke atas meja, "Selena, apa yang kau katakan?"Selena mengangkat bahunya, "Bukan apa-apa, aku hanya bilang kalau kau harus memimpin dan bertanggung jawab.""Sele
Selena hanya merasa aneh dan bertanya dengan spontan, dia tidak menyangka akan mendapatkan informasi."Latar belakang apa yang bisa dimiliki seorang petugas kebersihan?"“Kudengar, petugas kebersihan ini pernah menyelamatkan Tuan Harvey.”Selena tertawa, "Karena dia adalah penyelamatnya, mengapa Harvey masih menyuruhnya menjadi seorang pembersih?""Petugas pembersih itu nggak memiliki keluarga, dia juga sudah terbiasa bekerja sebagai pembersih, jadi dia memilih untuk terus melanjutkan pekerjaan pembersih ini, hanya saja dia bertanggung jawab untuk membersihkan kantor Tuan Harvey saja, sebenarnya pekerjaannya enggak begitu banyak, cukup ringan."Selena mengangguk, "Oh begitu."Setelah berbicara sebentar, Selena barulah pergi dan diam-diam mengingat petugas kebersihan ini.Malam sudah mulai larut, Selena menghadiri perjamuan bersama Lina.Lina yang sedang make up di dalam mobil terus melirik ke arah Selena, "Selena, aku lihat usiamu masih muda, asal kamu bisa memenangkan hati Pak Niko ma
Selena menenangkan pikirannya dan membuka pintu, ekspresi wajahnya sudah kembali normal."Aku sudah siap."Lina melihat wajahnya yang agak pucat, "Riasan apa yang kamu rias, sudahlah, lebih baik kamu pakai saja lipstikku, ini warna populer yang paling disukai pria tahun ini."Lipstik yang cerah dioleskan ke bibirnya seolah-olah memberikan cahaya kilauan pada dirinya, Selena terlihat lebih segar.Lina menyemprotkan parfum aroma yang kuat dan memikat ke tubuhnya lagi.Selena mengerutkan keningnya, tubuhnya sudah tersemprot dengan parfum sebelum dia sempat menolak."Selesai, ayo kita masuk, jangan biarkan Pak Niko menunggu kita terlalu lama."Lina memastikan lagi, "Kamu tahu aturan perjamuan, kan? Nggak perlu aku ajari kamu lagi, 'kan?""Aku mengerti.""Baiklah."Mereka baru saja masuk ke ruangan pribadi, mungkin karena Lina sudah diam-diam mengirim foto Selena, jadi Pak Niko sudah datang lebih awal.Dia enggak terlambat setengah jam seperti dulu, dia bahkan datang senyuman yang ceria di
Pak Niko melihat kaki babi yang menumpuk di mangkuknya seperti gunung kecil, kemudian dia mengangkat kepalanya melihat wajah Selena yang tulus.Seketika dia tidak tahu apakah Selena benar-benar tidak mengerti atau pura-pura bodoh, tetapi tatapan mata Selena begitu polos sehingga tidak ada tanda-tanda berpura-pura yang terlihat.Di usianya yang masih muda, sangat wajar jika dia tidak mengerti etika perjamuan di meja makan.Lina sangat panik, apakah ini maksud 'mengerti' yang dikatakan Selena?Jangankan kerja sama, sepertinya Pak Niko sudah ingin memblokirnya.Kenyataannya, pria selalu lebih toleran dan sabar terhadap gadis cantik.Lina melihat Pak Niko dengan hati-hati, tetapi dia melihat Pak Niko sedang tertawa bahagia tanpa ada rasa marah, "Anak muda memang bagus, dia sangat bersemangat."Lina melirik Selena dengan pandangan dingin, Selena pura-pura tidak melihatnya dan langsung kembali ke tempatnya sendiri."Baguslah jika Pak Niko suka.""Suka, suka, tentu saja aku suka makanan yang