Share

Bab 18

Author: Jus Alpukat
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Alex sempat menahan Selena sebelum Selena jatuh ke lantai.

Namun, orang yang menahannya itu bukan Harvey, melainkan Alex. Begitu Selena menengahkan kepalanya, dia melihat Harvey berdiri tidak jauh darinya dan menatap kejadian ini dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh.

Benar juga, saat ini, Harvey pasti menganggap dia sedang berpura-pura, karena bagaimana mungkin seseorang bisa berjatuh di tanah datar.

Kini, hubungan mereka hanya tersisa benci. Jadi, tidak mungkin Harvey akan perhatian kepadanya.

Malahan Alex bertanya dengan nada khawatir, "Nyonya, apa Anda baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Aku hanya mengalami hipoglikemia," ujar Selena sambil menertawakan dirinya sendiri dan mengikuti Harvey di belakangnya.

Saat ini, seluruh halaman rumah mereka tertutup salju. Para pelayan tidak tahu menghilang ke mana, karena tidak ada seorang pun yang membersihkan tumpukan salju ini. Hal ini membuat napas Selena terengah-engah karena dia mengalami kesulitan berjalan di atas tumpukan salju.

Ketika Selena baru saja hendak masuk ke dalam kamarnya untuk menghangatkan dirinya setelah berjalan di jalanan bersalju, dia melihat Harvey berdiri di depan pintu kamarnya sambil mencibir, "Aku harus mengatakan kalau kemampuan aktingmu meningkat banyak dibanding tahun lalu."

Waktu itu Selena sempat menggunakan segala cara agar Harvey mau kembali ke sisinya.

Ketika Selena mendengar perkataan ini, dia sadar kalau Harvey sedang menyindirnya, sehingga dia juga tidak berbicara banyak. Terakhir dia hanya tersenyum dan mencemooh, "Terima kasih atas pujiannya."

Selena mengalihkan pandangan matanya, melewati sisi Harvey dan masuk ke dalam kamarnya . Kehangatan dari ruangan ini membuat Selena merasa sedikit lebih nyaman. Dia melepaskan mantel wol yang tebal dan menuangkan segelas air hangat. Kemudian, dia duduk di sofa dan berkata, "Katakanlah, apa kamu masih ingin bercerai atau tidak?"

"Aku akan memberitahumu ketika kita hendak bercerai. Untuk sementara, kamu tinggal saja di sini."

Selena duduk di hadapannya dengan raut wajah datar. Dia terus memainkan bola bulu yang menjuntai dari topinya dengan ujung jarinya.

"Harvey, kamu mengajukan gugatan cerai padaku pada hari ketujuh setelah aku melahirkan. Selama ini aku tidak mengerti mengapa kamu begitu buru-buru ingin bercerai. Namun, ketika aku melihat seorang anak yang wajahnya begitu mirip denganmu, aku baru mengerti akan semua ini. Ternyata kamu buru-buru ingin berpisah denganku karena kamu ingin memberikan sebuah keluarga yang lengkap kepada Agatha."

Ketika Selena mengatakan perkataan ini, suaranya terdengar sedikit gemetar. "Selama ini, tidak peduli seberapa cueknya dirimu, aku tetap berusaha mengingat kembali kebaikanmu untuk menutupi pengkhianatanmu dan tidak berperikemanusiaanmu. Aku terus berpikir kalau kamu hanya ingin bersenang-senang untuk sementara waktu. Aku adalah istrimu dan pasti karena aku telah berbuat kesalahan sehingga kamu tidak memedulikanku. Jika kamu mengatakannya kepadaku, aku pasti akan berubah, bahkan aku akan memaafkan seluruh kesalahanmu."

"Jika dipikir kembali, aku merasa diriku sungguh bodoh. Ketika kamu dan wanita lain, anakmu sedang hidup bahagia, aku terus menunggumu di rumah yang kosong ini. Aku terus menunggu seseorang yang tidak akan kembali lagi ke sisiku."

"Aku butuh waktu setahun untuk menerima kenyataan ini. Hal ini juga membuat diriku sadar betapa bodohnya diriku yang dulu. Karena itu, aku akan melepaskanmu sekarang. Jika kamu mau menemukan kebahagiaanmu, memberikan mereka sebuah keluarga yang lengkap, aku juga tidak akan peduli lagi."

Selena bangkit dan berjalan ke arah Harvey dengan sempoyongan. Air matanya mengalir dari pipinya dan jatuh ke lantai yang dingin.

Selena berhenti di depan Harvey dan menatap pria di hadapannya dengan raut wajah datar. Meskipun pria ini hanya menunjukkan wajah datar, aura di sekitarnya terasa sangat mengerikan seolah emosinya akan meledak kapan pun.

Dulu, Harvey hanya akan memperlihatkan raut wajah ini kepada orang lain dan selalu menatap Selena dengan tatapan mata penuh kelembutan.

Selena tidak menyangka sekarang dia sudah menjadi orang lain di mata Harvey.

Seharusnya dia sudah melepaskan pria ini sejak dulu.

Selena menundukkan kepalanya. Bibir merahnya terbuka perlahan dan raut wajahnya terlihat putus asa.

Selena berkata, "Harvey, aku akan melepaskanmu, jadi tolong lepaskan aku juga."

Suara permohonan Selena membuat hati Harvey seperti diremas. Dia melihat wajah Selena yang lelah.

Seolah seorang wanita yang awalnya sangat kuat dan tegar, tapi karena mengalami kekecewaan yang sangat besar, akhirnya wanita ini menyerah dan putus asa.

Menyerah memang lebih baik daripada terus bertahan.

Ketika seseorang sudah putus asa, tidak akan ada seorang pun yang tahu seberapa lama dia terus berjuang dan bertahan, sampai akhirnya dia tidak tahan lagi dan menyerah.

Apa yang dikatakan Selena memang benar. Selain membalas dendam, alasan mengapa Harvey ingin bercerai adalah karena dia ingin menambahkan nama putranya di kartu keluarganya.

Setelah berselisih hampir satu tahun, kini Selena tiba-tiba menyerah. Hal ini membuat Harvey merasa dirinya tidak sebahagia yang dia bayangkan.

"Jangan harap aku akan melepaskanmu! Mulai sekarang, kamu akan tinggal di kediaman ini. Seumur hidup ini, baik hidup atau mati, kamu tetap akan menjadi milikku!"

Tetesan air mata Selena jatuh ke wajah Harvey. Hal ini membuat hati Harvey merasa sangat sedih.

Namun, tidak lama kemudian, Harvey mengeluarkan ponselnya dan mengklik sebuah foto dengan kesal. Foto itu adalah foto Lewis yang terbaring di atas tandu ambulans.

"Jika kamu berhubungan lagi dengan pria ini, selanjutnya, orang yang akan terbaring di atas tandu ini adalah Keluarga Martin! Selena, kamu jangan berharap bisa hidup bahagia seumur hidup ini!"

"Dasar bajingan! Jika kamu membenciku, kamu langsung lampiaskan saja kepada diriku! Mengapa kamu melampiaskannya kepada Lewis," ujar Selena sambil melayangkan sebuah tamparan ke wajah Harvey, tapi Harvey berhasil meraih tangan Selena sebelum tamparan itu berhasil mendarat di wajahnya.

Harvey menatap Selena dengan tatapan benci dan berkata, "Ternyata kamu begitu peduli kepadanya. Aku harap kamu tidak lupa, selagi kita belum bercerai, kamu tetap akan menjadi istriku!"

"Aku ... "

Sebelum Selena sempat berkata, dia sudah digendong oleh Harvey.

Sekujur tubuh Harvey mengeluarkan aura yang mengerikan. Harvey melemparkan Selena ke atas ranjang dengan kasar.

Untungnya, ranjang itu terbuat dari bahan pilihan Selena, ranjang itu sangat lembut dan elastis, sehingga Selena tidak terluka.

Namun, begitu Selena dilempar ke atas ranjang, kepala Selena yang awalnya sudah pusing terasa semakin pusing. Saat ini, Selena hanya bisa terbaring di atas kasur dengan lemas dan menatap pria yang berdiri di depan ranjang dengan raut wajah penuh ketakutan.

Harvey terlihat seperti orang yang kerasukan setan. Dia melepaskan ikatan dasi di lehernya dengan kasar, lalu berjalan mendekati wanita yang ketakutan di ranjang dengan raut wajah sadis.

"Seli, apa kamu bersama dengan pria itu beberapa hari ini? Apa dia menyentuhmu?"

Ketika Selena mendengar panggilan yang hampir dua tahun ini tidak pernah didengarnya, dia langsung merinding, bahkan bulu kuduk di sekujur tubuhnya langsung berdiri.

Pria ini seperti seekor monster yang baru saja terlepas dari ikatan belenggu dan ingin menerkamnya.

Selena menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kami hanya teman biasa, aku tidak menyangka ternyata pikiran kamu begitu kotor!"

"Kotor? Hmph ... " Harvey tersenyum sinis sejenak, lalu dia meraih kaki Selena.

Selena menahan rasa sakit dan terus melawan, tapi tinjuan Selena sama sekali tidak berasa pada tubuh Harvey.

Selena tidak tahu kalau beberapa hari ini Harvey mencarinya ke mana-mana dan hanya tidur tidak sampai sepuluh jam. Saat ini, Harvey menatapnya dengan tatapan penuh kebencian seolah dia adalah seekor monster yang menyerap banyak energi negatif dan butuh tempat pelampiasan.

Harvey melepaskan sepatu dan kaus kaki Selena. Harvey sudah lama sekali tidak menyentuh Selena, sehingga Harvey menatapnya dengan tatapan penuh nafsu.

Selena sangat memahami apa arti tatapan mata itu, sehingga dia memohon dengan suara memelas, "Jangan, Harvey, kamu tidak boleh ... "

Related chapters

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 19

    Di tangan Harvey, pergelangan kaki Selena yang ramping itu bagai sayap kupu-kupu yang rapuh, yang dapat dihancurkan dengan mudah.Sambil membungkuk, Harvey pun perlahan mendekatinya.Wajah kecil wanita yang ketakutan itu terpancar dari mata Harvey, dan penolakan dari wanita itu membuat Harvey marah.Dengan deg-degan, Selena berteriak dengan ketakutan sekaligus marah, "Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang pernah menyentuh orang lain, singkirkan tanganmu yang kotor itu!"Segera setelah itu, Harvey membungkam mulutnya, menghentikannya berbicara.Sementara Selena menggeleng dengan gigih sembari melotot dan berusaha melepaskan diri.Akan tetapi, tangan pria itu melewati lehernya, menopang belakang kepalanya dengan kuat, lalu memaksanya untuk mengangkat lehernya dan ciuman yang menghukum ini terpaksa diterimanya.Napas yang dingin dan kasar terus menerus masuk ke dalam mulut Selena. Namun mengingat bahwa bibir pria itu mungkin pernah mencium Agatha, Selena merasa sangat jijik.Entah dari m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 20

    Selena bertaruh dengan dirinya sendiri.Jika Harvey masih mencintainya, kematiannya akan menjadi balas dendam terbesarnya.Meski dia benar-benar mati, dia juga ingin membuat hidup Harvey tidak tenang selamanya!Akan tetapi, jika Harvey tidak mencintainya setelah dirinya memberi tahu tentang penyakitnya, tentu saja itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dan hanya akan membuat Agatha menertawakannya.Saat keluar kamar, Benita menyiapkan berbagai macam masakan yang dulu disukainya.Selena mengajak Benita untuk makan bersama. Benita pun mengelap tangannya di celemeknya, lalu duduk di sebelah Selena dan menuangkan sup untuk Selena, "Sup ayam dengan biji teratai dan gingko yang saya panaskan ini buatan Tuan Muda sendiri. Sudah saya bilang, Tuan Muda mencintai Anda," jelasnya.Masakan di atas meja sangat berminyak dan pedas, aroma cabai serta lada pun memenuhi ruangan.Selena menyukai masakan Manado, sementara Harvey menyukai masakan Cina, jadi dulu selalu ada berbagai macam masakan di

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 21

    Sebuah panggilan yang sudah lama tidak terdengar ini membuat Selena terdiam hingga lupa bereaksi.Entah berapa banyak alkohol yang diminum Harvey hingga menjadi sangat mabuk, seolah tidak terjadi apa-apa di antara keduanya, Harvey kebiasaan memeluk Selena.Saat dipeluk, Selena merasakan pelukan hangat dan familier yang berdampak besar baginya.Dia berusaha tetap sadar dan mencoba mendorongnya, tetapi Harvey malah mengambil tangannya dan menciumnya.Bibirnya yang hangat menyentuh punggung tangannya dengan lembut, dan dia bergumam, "Sayang, kamu dari mana saja? Aku sudah lama mencarimu."Karena tidak bisa menahannya, air mata Selena pun mengalir sangat deras.Sambil menahan kesedihannya, dia berkata, "Bukankah kamu sendiri yang mengusirku?"“Asal bicara saja.” Harvey memeluknya lebih erat dan memberikan ciuman berbau alkohol di belakang telinganya, “Orang yang paling aku cintai dalam hidupku adalah kamu, bagaimana mungkin aku rela mengusirmu?” jelasnya.Selena pun mendorongnya dan bertan

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 22

    Kenapa jadi seperti ini?Selena ingin sekali kembali ke dua tahun lalu, ke masa yang penuh keceriaan.“Aku di sini, aku di sini,” jawab Harvey dengan sangat sabar.Selena tahu bahwa kelembutan Harvey saat ini hanyalah sesaat, dan seharusnya dia menjauhi Harvey, hanya saja dia tidak tahan dengan sedikit kehangatan itu.Harvey, betapa menyenangkannya jika kamu tetap menjadi kamu?......Saat fajar, Harvey bangun dan merasakan ada seseorang dalam pelukannya sebelum dia membuka matanya.Mengingat banyaknya botol alkohol yang diminumnya semalam, dia memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol dan dapat mengontrol dirinya dengan cukup baik, sehingga tidak mungkin kesadarannya hilang setelah minum.Kepalanya yang terasa sangat pusing dan kejadian semalam yang tidak dapat diingat membuatnya merasa cemas hingga dia tidak berani membuka mata.Setelah menyiapkan mentalnya, dia membuka matanya dan merasa lega saat melihat wanita yang berada di pelukannya adalah Selena.Namun segera setelah itu

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 23

    Pintu kamar mandi yang dibuka dengan keras membuat Selena yang baru saja selesai mengambil rambut-rambutnya, kaget, dan menatap Harvey dengan gelisah, "Kamu ... "Sebelum selesai berbicara, dia melihat Harvey bertelanjang dada, tubuh berotot pria itu muncul secara tiba-tiba di depan matanya.Meskipun sudah memiliki anak dengan Harvey, pemandangan yang tidak terlihat selama lebih dari setahun ini membuat Selena merasa agak tidak nyaman, dan dia segera mengalihkan pandangannya.Bayangan pria itu menutupi wajahnya, dan baunya yang khasnya membawa kehangatan. Tanpa sadar, Selena membungkuk dan menatapnya dengan tajam sambil bertanya, "Kamu mau apa?"Harvey perlahan membungkuk, tatapan matanya yang mendalam tertuju pada pipi pucatnya, "Dulu, kamu bilang kamu sakit, kamu sakit apa?" tanyanya.Perasaan Selena menjadi sangat rumit saat menatap mata yang penuh dengan pertanyaan.Tanpa adanya cibiran, penghinaan atau ketidakpedulian di matanya, Harvey memang benar-benar bertanya tentang kondisin

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 24

    Selena semakin tidak bisa memahami pria ini, perubahannya sangat drastis.Dulunya Harvey yang ingin bercerai, namun sekarang sikapnya pula yang berubah saat menyinggung masalah perceraian. Mungkinkah dia takut menunjukkan ketidaknormalannya dan mengalami menopause dini?Setelah Harvey selesai mandi dan pergi, Selena masih berbaring di tempat tidur membelakanginya.Tanpa perkataan perpisahan yang manis seperti dulu, hanya terdengar suara pintu yang ditutup dengan dingin.Beberapa hari terakhir ini, Selena menyadari bahwa tubuhnya terlalu lemah untuk melakukan apa pun, jadi dia tidak banyak melawan.Yang tidak berubah dalam pernikahan ini hanyalah antusias Benita yang menyiapkan makanan lezat untuknya setiap hari dengan penuh perhatian."Nyonya, hari ini saya membuat sup kurma merah dan ginseng untuk meningkatkan stamina dan darah, makanlah yang banyak."Selena pun tersenyum lembut dan berkata, "Benita, tolong buatkan aku lebih banyak sup ikan.""Baik."Saat melihat cuaca di luar, Benita

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 25

    Selena bergeming melihatnya, dan suara Harvey yang tiba-tiba membuatnya ketakutan dan langsung terduduk di lantai, sementara dokumen di tangannya ikut berserakan di lantai.Harvey biasanya pulang larut malam, kenapa hari ini dia pulang begitu cepat?Meski keduanya masih suami-istri, namun tindakan Selena sangat tidak pantas, apalagi dia tahu bahwa Harvey paling membenci orang yang melakukan sesuatu di belakangnya."Kamu, kamu sudah pulang," ujar Selena dengan ekspresi yang sangat tidak wajar sambil menelan ludah.Entah menghadiri acara apa, Harvey yang mengenakan setelan formal hitam-putih menunjukkan sosoknya yang tinggi dan tegap. Sementara tatapan mata yang dingin itu menatap Selena, dan membuatnya merasa seperti berada di dalam ruangan es.Dengan kaki jenjangnya, Harvey perlahan menghampiri Selena, melepas jasnya, dan setiap gerakannya memancarkan aura bangsawan.Walaupun hanya melepas jas, Selena sangat ketakutan, dan saat hendak melarikan diri, kakinya seperti terkunci.Sebelum b

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 26

    Selena terdiam, emosinya sangat bergejolak, seperti saat Harvey sangat menyayanginya dulu, tetapi sekarang menjadi sangat kejam. Selena tidak bisa mengatakan bahwa Harvey telah berubah, hanya saja sisi lainnya ini baru dilihatnya sekarang.Sekarang Harvey seperti ini, ada kemungkinan Arya juga demikian."Apa pun yang terjadi, dia nggak mungkin ... membunuh," bantah Selena dengan suara yang sangat pelan.Jari Harvey pun perlahan membelai pipi Selena, "Seli, kamu polos sekali, apa kamu pikir aku nggak akan pernah meninggalkanmu?" ucapnya.Suara yang begitu akrab dan hangat membuat Selena tampak seolah-olah Harvey masih menjadi kekasih yang lembut di sampingnya seperti dulu, tapi tatapannya tidak memiliki kelembutan sama sekali.Pikiran Selena terguncang, ya, dia benar-benar berpikir bahwa Harvey tidak akan pernah berubah, sampai dia melihat di berita bahwa Harvey membantu Agatha di bandara, dan kenyataan menampar wajahnya dengan sangat keras."Bukannya kamu selalu ingin mengetahui kebena

Latest chapter

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

DMCA.com Protection Status