Selena bergeming melihatnya, dan suara Harvey yang tiba-tiba membuatnya ketakutan dan langsung terduduk di lantai, sementara dokumen di tangannya ikut berserakan di lantai.Harvey biasanya pulang larut malam, kenapa hari ini dia pulang begitu cepat?Meski keduanya masih suami-istri, namun tindakan Selena sangat tidak pantas, apalagi dia tahu bahwa Harvey paling membenci orang yang melakukan sesuatu di belakangnya."Kamu, kamu sudah pulang," ujar Selena dengan ekspresi yang sangat tidak wajar sambil menelan ludah.Entah menghadiri acara apa, Harvey yang mengenakan setelan formal hitam-putih menunjukkan sosoknya yang tinggi dan tegap. Sementara tatapan mata yang dingin itu menatap Selena, dan membuatnya merasa seperti berada di dalam ruangan es.Dengan kaki jenjangnya, Harvey perlahan menghampiri Selena, melepas jasnya, dan setiap gerakannya memancarkan aura bangsawan.Walaupun hanya melepas jas, Selena sangat ketakutan, dan saat hendak melarikan diri, kakinya seperti terkunci.Sebelum b
Selena terdiam, emosinya sangat bergejolak, seperti saat Harvey sangat menyayanginya dulu, tetapi sekarang menjadi sangat kejam. Selena tidak bisa mengatakan bahwa Harvey telah berubah, hanya saja sisi lainnya ini baru dilihatnya sekarang.Sekarang Harvey seperti ini, ada kemungkinan Arya juga demikian."Apa pun yang terjadi, dia nggak mungkin ... membunuh," bantah Selena dengan suara yang sangat pelan.Jari Harvey pun perlahan membelai pipi Selena, "Seli, kamu polos sekali, apa kamu pikir aku nggak akan pernah meninggalkanmu?" ucapnya.Suara yang begitu akrab dan hangat membuat Selena tampak seolah-olah Harvey masih menjadi kekasih yang lembut di sampingnya seperti dulu, tapi tatapannya tidak memiliki kelembutan sama sekali.Pikiran Selena terguncang, ya, dia benar-benar berpikir bahwa Harvey tidak akan pernah berubah, sampai dia melihat di berita bahwa Harvey membantu Agatha di bandara, dan kenyataan menampar wajahnya dengan sangat keras."Bukannya kamu selalu ingin mengetahui kebena
Dalam ingatan Selena, Ayahnya penuh kasih sayang dalam keluarga dan baik hati saat di luar. Selain mendukung pelajar, dia juga sering menyumbangkan uang untuk amal.Semua laporan menunjukkan bahwa Ayahnya adalah pria yang adil, rendah hati, dan bahkan sempurna.Saat Selena berlutut untuk mengambil dokumen yang berserakan di lantai, wajahnya menjadi semakin dingin setiap kali dia membacanya.Harvey memang sudah melakukan tugasnya, para wanita ini mempunyai bukti nyata meski sudah berhubungan dengan Arya selama beberapa hari.Selama lebih dari sepuluh tahun, Arya telah banyak berganti pasangan, dan semuanya adalah gadis muda yang polos dan cantik.Sebenarnya, tidak sulit untuk memahaminya. Mungkin karena Arya memiliki paras yang tampan dan tidak gemuk di usia paruh baya, bahkan tubuhnya tetap bugar dan berotot karena sering berolahraga. Pria tampan yang anggun dan kaya raya adalah pria yang paling populer saat ini, wajar jika banyak gadis muda yang tertarik padanya.Namun, sepertinya dia
Kezia dan Arya sama pentingnya bagi Harvey dan Selena."Aku akui bahwa mungkin dia adalah ayah yang baik, tapi dia jelas bukan orang baik. Di balik penampilannya yang munafik itu, ada hati iblis yang tersembunyi. Seli, karena semuanya sudah begini, aku nggak akan menyembunyikannya lagi darimu."Harvey berlutut dengan satu kaki, memegang pipi Selena dengan kedua tangannya, dan senyuman pucat terlihat di wajahnya."Dulu, aku menganggapmu sebagai hidupku dan sangat mencintaimu hingga terobsesi, tapi karena kamu adalah satu-satunya putri Arya, cintaku padamu sekarang berubah menjadi kebencian."Meskipun Harvey tersenyum, Selena merasakan suasana yang mencekam.“Hari itu, saat aku dan Agatha jatuh ke air, apakah kamu sengaja menyelamatkannya terlebih dahulu? Apakah kamu ingin balas dendam?”"Ya, aku ingin balas dendam."Sembari meraih kerah baju Harvey dengan kedua tangan, air mata jatuh di pipi Selena, "Apakah kamu gila? Dia itu anak kita! Dia belum melihat dunia ini, apa salahnya? Dia ngg
Air mata mengalir di pipi Selena, dia tahu bahwa dirinya dan Harvey tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu.Harvey telah mengkhianati dirinya dan merusak keluarga Bennett, sementara keluarga Bennett juga berhutang nyawa adik perempuannya.Kisah-kisah itu pada dasarnya memang tidak jelas, seperti dua benang kusut yang saling terkait, keterikatannya membuat sesak dan akhirnya berujung pada kematian.Harvey memegangi pipi Selena, mengusap air mata di wajah Selena dengan ibu jarinya dan berkata, "Seli, jangan cintai aku, bencilah aku. Aku sudah mengkhianatimu dan sudah membuat anak kita tiada, aku nggak bisa kembali lagi."Selena merasakan goncangan di hatinya, kelembutan Harvey yang langka itu membuatnya berseri-seri.Namun, tak lama kemudian kegembiaraannya musnah.Harvey meninggalkan ruangan yang berantakan, dan meninggalkan Selena.Selena tahu, ini adalah waktunya untuk berpisah.Tidak ada sama sekali jalan keluar di antara mereka.Saat Selena keluar dari ruangan itu, tidak ada so
Ini adalah kenyataan yang harus dia dan Harvey hadapi.Harvey berniat untuk menyerah sepenuhnya.Namun, Selena juga membuat keputusan sendiri dan tersenyum lembut pada Chandra sambil berkata, "Maaf, tolong sampaikan pada Pak Harvey, saya menyesal."Chandra tidak bisa memahami kedua orang ini sama sekali. Awalnya, Harvey yang bertekad untuk bercerai, lalu Selena, dan sekarang setelah Harvey setuju, Selena menyesalinya.Mereka ini bermain rumah-rumahan?Memangnya mereka yang punya Kantor Catatan Sipil?Alex pun mulai mengeluh, ekspresinya tidak berubah, dan berkata dengan tenang, "Maaf, Nyonya, ini di luar wewenang saya. Saya tidak bisa mengambil keputusan, saya hanya meminta Nyonya untuk ikut bersama saya."“Aku nggak akan menyulitkanmu, ayo pergi.” Sejak awal, Selena sudah memprediksi hal ini, dia pun mengambil syal dan membalut dirinya dengan rapat sebelum mengikuti Alex keluar.Setiap kali keduanya hendak bercerai, ada sesuatu yang terjadi secara tidak terduga. Kali ini berjalan sang
Hampir saja Harvey tertipu oleh senyuman yang berada sangat dekat dengannya. Akal sehat membuatnya kembali ke kenyataan.Dia mengernyitkan alisnya dan berkata dengan wajah tidak senang, "Selena, permainan macam apa lagi ini?"Selena berkata dengan serius, "Aku serius, aku cuma ingin memberitahumu kalau aku hanya minta waktumu selama tiga bulan saja. Setelah tiga bulan ini berlalu, kamu bisa menikah dengan Agatha atau memiliki anak dengannya. Aku nggak akan ambil pusing lagi."Saat itu, harusnya dia sudah hampir mati. Dia akan mencari tempat sepi untuk menjalani sisa hidupnya.Harvey bertatapan dengan mata Selena yang serius. Makin lama, dia benar-benar makin kesulitan mengenali Selena. Mulanya Harvey mengira kalau Selena akan membencinya setelah membahas masalah ini. Tak disangka Selena malah membuat keputusan macam ini.Harvey menyapukan pandangannya ke arah Selena dengan dingin. "Gimana kalau aku nggak setuju?""Yah, kalau gitu aku nggak akan tandatangan surat cerai ini selamanya. Ak
Kalau dihitung-hitung, sama saja seperti Harvey menemaninya melewati tahun baru. Selena mengacungkan jempolnya seperti dulu. "Oke, sudah sepakat, ya!"Harvey tertegun, Agatha menghadap ke arah Harvey dan mendengus manja. "Harvey!"Harvey tidak menoleh ke arah Agatha. Dia mengulurkan jarinya perlahan dan mengaitkan jempolnya ke jempol Selena. "Sepakat."Permintaannya sudah terkabul.Bisa dibilang, ini juga satu-satunya cara yang terlintas di benak Selena. Dengan Harvey setuju menemani Selena selama sebulan, maka Selena akan membalas kebaikan Harvey ini dengan cara melepaskannya untuk selamanya.Agatha berkata dengan kesal, "Bukannya aku mendesakmu untuk bercerai, tapi gimana dengan status anak-anak ... "Melihat tingkah Agatha yang seperti itu, Selena jadi mual. "Aku ke toilet dulu."Harvey adalah orang yang sempurna, sayangnya tidak dengan seleranya.Meskipun Agatha memang pernah menjadi tetangga Harvey, tapi tidak perlu sampai membiarkan orang seperti ini menyiksa diri sendiri, 'kan?