Share

Bab 17

Author: Jus Alpukat
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Selena mengangkat kepalanya, lalu dia tersenyum sinis dan berkata, "Tuan Harvey, pertanyaanmu sangat bagus, tapi bukankah Anda yang terlebih dahulu mengajukan gugatan cerai?"

Setelah Harvey mendengarkan perkataan Selena, Harvey bukan hanya tidak mengacuhkan, malahan dia berjalan ke arah Selena dengan sikap dingin dan berkata, "Jadi, selama beberapa hari ini kamu terus bersama dengan dia?"

Dari jarak sedekat ini, Selena bisa melihat dengan jelas tatapan dan raut wajah Harvey yang menahan amarah.

Melihat kejadian ini, Selena bergegas membantah dengan nada tegas, "Bukan, beberapa hari ini memang jarang ada taksi yang lewat. Kebetulan hari ini Kak Lewis ada lewat daerah sini jadi dia menawarkanku untuk ikut mobilnya."

Setelah Selena selesai berkata, Harvey tersenyum sinis dan berkata, "Selena, apa kamu sadar ketika kamu sedang berbohong matamu suka melihat ke atas? Kamu belum mengubah kebiasaan ini sampai sekarang. Kamu sudah bertahan sampai satu tahun, tapi sekarang kamu malah menyerah dan bahkan rela meninggalkan ayahmu yang sedang sakit keras demi pria ini!“

Setelah mendengar perkataan Harvey, Selena hanya terdiam. Selena merasa tidak ada gunanya menjelaskan kepada pria ini karena penjelasan Selena hanya akan membuat masalah ini semakin bertambah ribet.

Sebab itu, Selena langsung mengubah topik pembicaraan dan berkata, "Tidak penting, lebih baik kita segera urus masalah perceraian ini."

Namun, sebelum Selena sempat berjalan keluar, Harvey sudah terlebih dahulu meraih pergelangan tangannya. Jelas-jelas Harvey tidak menggunakan tenaga ketika meraih tangannya, tetapi Selena malah merasa kesakitan. Dia menatap Harvey dengan tatapan tidak senang.

Harvey mengeluarkan senyuman licik dan berkata dengan nada dingin, "Dulu aku mengira perceraian adalah hukuman yang terbaik untukmu, tetapi sekarang aku berubah pikiran."

Setelah mendengar perkataan Harvey, Selena langsung tercengang, "Apa maksudmu?"

Harvey menatap Selena dengan tatapan licik, "Aku tiba-tiba tidak ingin bercerai denganmu."

Jari Harvey yang panjang membelai wajah Selena. Lalu, Harvey menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara dingin, "Apa kamu bahagia, Nyonya Irwin?"

Jika Selena mendengarkan perkataan ini setengah bulan yang lalu, dia pasti akan merasa sangat bahagia. Namun, setelah Selena mengetahui kebenarannya, sentuhan Harvey membuatnya merasa sangat jijik.

"Lepaskan tanganmu, Harvey! Aku ingin bercerai denganmu sekarang juga!"

Setelah mendengar perkataan Selena, Harvey langsung menggendongnya dengan mudah. Dulu pria ini adalah tempat perlindungan Selena, tetapi sekarang Selena hanya ingin segera menjauh darinya.

"Lepaskan aku, Harvey. Apa kamu sudah gila?"

Kekuatan antara pria dan wanita memang jauh berbeda. Apalagi, saat ini kondisi tubuh Selena sedang tidak sehat, dia mengalami kesulitan untuk melawan Harvey.

Harvey mendudukkan Selena di bangku belakang mobil. Usaha perlawanan ini menguras banyak tenaga Selena, sehingga napasnya terengah-engah dan dia berkata dengan susah payah, "Harvey. sebenarnya apa yang kamu inginkan?"

"Apa yang aku inginkan?"

Harvey melepaskan dasi yang terikat di lehernya dan berkata dengan tatapan sinis, "Selena, aku mau kamu hidup dengan sengsara. Apa kamu pikir aku begitu bodoh dengan membiarkan kamu pergi dengan pria lain? Sepertinya dulu aku terlalu meremehkanmu. Kamu terus berkata tidak akan bercerai denganku, akan tetapi kamu malah pergi mencari pria lain! Apa kamu begitu haus akan cinta?"

Kepala Selena terasa sangat sakit. Apalagi setelah mendengar perkataan Harvey yang begitu menyakitkan, hati Selena terasa sakit seperti tertusuk jarum. Selena berkata dengan nada geram, "Bukankah selama ini kamu ingin bercerai denganku? Sekarang aku akan mengabulkan keinginanmu, tetapi mengapa kamu malah berubah pikiran? Sejak awal, kamu tidak pernah setia terhadapku, jikalau aku pergi dengan pria lain sekali pun, itu bukan urusanmu!"

Tidak lama kemudian, Harvey mengangkat dagunya dan berkata dengan nada datar, "Semua orang berhak mendapatkan kebahagiaan di dunia ini, kecuali kamu, Selena. Apa kamu sudah mengerti?"

Selena menatap tatapan Harvey yang acuh tak acuh. Kemudian, Harvey menatapnya dengan tatapan tajam dan berkata dengan suara dingin, "Cerai atau tidak, keputusannya ada di tanganku."

Saat Harvey membungkukkan badannya, dasinya menjuntai jatuh mengenai kedua pipi Selena. Harvey yang berpakaian mantel bulu domba indah terlihat sangat arogan karena dia merasa di dunia ini tidak ada seorang pun yang bisa menang melawannya.

Namun, apa yang dikatakan Harvey memang benar. Ketika mobil mereka melewati pembatas jalan, tatapan Selena jatuh kepada deretan mobil di seberang jalan. Ternyata deretan itu terjadi karena mobil paling depan menabrak pagar pengaman jalan. Setelah melihat kejadian itu, Selena langsung teringat, bukankah itu mobil Kak Lewis?

Lewis baru saja mengantarnya, tetapi tidak lama kemudian, dia malah mengalami kecelakaan. Hal ini membuat wajah Selena langsung memucat. Dia berteriak dengan suara keras, "Cepat hentikan mobil!"

Alex tidak mungkin memberhentikan mobil di saat seperti ini. Karena itu, dia seolah tidak mendengar apa-apa dan terus mengemudi.

Ketika Selena hendak membuka paksa pintu mobil, Harvey langsung menarik tangan Selena. Alhasil, Selena jatuh ke dalam pelukannya.

Kemudian, Selena mendengar pria itu berkata dengan perlahan, "Ada apa? Kamu sakit hati?"

"Apa kamu sudah gila? Kak Lewis hanya lebih perhatian kepada ayahku karena aku adalah adik kelasnya! Kami sama sekali tidak ada hubungan apa pun! Mengapa kamu tega melakukan hal ini?"

Harvey mengulurkan tangannya dengan pelan, menyentuh wajah Selena dan berkata dengan nada dingin. "Karena ... semakin kamu merasa sedih, aku semakin bahagia."

Setelah mendengar perkataan Harvey, Selena langsung mencengkeram kemeja Harvey dengan seluruh tenaganya. Amarah ini membuat seluruh tenaga Selena terkuras habis. Namun, Selena tetap memaksakan dirinya untuk berkata, "Harvey, ayahku pernah membiayai sekolah Kezia. Kalaupun ayahku dan Kezia mengalami perselisihan, aku yakin dia juga tidak akan menyakiti Kezia."

Ketika mendengarkan nama Kezia, raut wajah Harvey langsung berubah. Wajahnya yang awalnya tersenyum sinis, kini berubah menjadi marah. Dia mendorong tubuh Selena ke samping dengan kasar.

"Kamu tidak berhak menyebut nama ini!"

Punggung Selena membentur pintu mobil dengan keras. Hal ini membuat tubuh Selena yang awalnya memang lemah menjadi kesakitan. Terakhir, Selena hanya bisa bersandar di pintu mobil sambil menahan rasa sakit akibat benturan itu.

Harvey sangat sensitif terhadap nama ini. Kelihatannya, dia memang tidak salah mencari orang, Kezia memang adalah adik perempuannya yang hilang itu.

Saat ini, Selena tidak sanggup lagi menanyakan apa pun kepada Harvey. Selena hanya memejamkan matanya, berusaha menenangkan dirinya dan mengusir rasa sakit di tubuhnya.

Selena juga tidak sanggup lagi bertengkar dengan Harvey. Karena itu, dia hanya duduk bersandar di kursi mobil.

Untungnya, Selena sempat memakai perona pipi dan lipstik sebelum berangkat, sehingga orang lain tidak melihat wajahnya yang pucat itu.

Melihat Selena yang hanya terdiam saja, Harvey menganggap kalau Selena sedang emosi, sehingga Harvey juga tidak menghiraukannya. Namun, emosinya masih belum reda.

Ketika mobil mereka sudah sampai di Kediaman Harvey, Selena langsung lemas dan sama sekali tidak ingin bergerak.

Saat ini, Harvey sudah beranjak keluar. Alex membuka pintu mobil dan bertanya dengan surat lembut, "Nyonya, apakah Anda baik-baik saja?"

Namun, sebelum Selena sempat menjawab, Harvey sudah berdiri di depan pintu kediaman dan berkata dengan tatapan sinis, "Selama ini kamu hanya bisa menggunakan trik ini. Apa kamu mengira hatiku akan berubah lembut jika kamu pura-pura sakit?"

Selama satu tahun ini, Selena memang pernah memakai cara ini untuk membuat Harvey berbalik hati.

Namun, sayangnya kali ini Harvey sudah tidak percaya lagi kepadanya.

Setelah beberapa waktu kemudian, Harvey mulai kehilangan kesabaran karena melihat Selena masih belum turun dari mobil. Dia berkata, "Jika kamu tidak mau aku berbuat sesuatu terhadap Keluarga Martin, lebih baik kamu segera turun!"

Selena baru saja mengirimkan pesan kepada Lewis, tetapi Lewis belum membalasnya. Selena juga tidak tahu seberapa parah luka Lewis. Karena itu, Selena turun dari mobil dengan perasaan khawatir.

Ketika kaki Selena baru saja menyentuh tanah, dia merasakan ada aura dingin menghampirinya. Hal ini membuat kedua kaki Selena menjadi lemas, pandangan matanya menggelap dan terjatuh.

Related chapters

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 18

    Alex sempat menahan Selena sebelum Selena jatuh ke lantai.Namun, orang yang menahannya itu bukan Harvey, melainkan Alex. Begitu Selena menengahkan kepalanya, dia melihat Harvey berdiri tidak jauh darinya dan menatap kejadian ini dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh.Benar juga, saat ini, Harvey pasti menganggap dia sedang berpura-pura, karena bagaimana mungkin seseorang bisa berjatuh di tanah datar.Kini, hubungan mereka hanya tersisa benci. Jadi, tidak mungkin Harvey akan perhatian kepadanya.Malahan Alex bertanya dengan nada khawatir, "Nyonya, apa Anda baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Aku hanya mengalami hipoglikemia," ujar Selena sambil menertawakan dirinya sendiri dan mengikuti Harvey di belakangnya.Saat ini, seluruh halaman rumah mereka tertutup salju. Para pelayan tidak tahu menghilang ke mana, karena tidak ada seorang pun yang membersihkan tumpukan salju ini. Hal ini membuat napas Selena terengah-engah karena dia mengalami kesulitan berjalan di atas tumpukan salju.Ket

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 19

    Di tangan Harvey, pergelangan kaki Selena yang ramping itu bagai sayap kupu-kupu yang rapuh, yang dapat dihancurkan dengan mudah.Sambil membungkuk, Harvey pun perlahan mendekatinya.Wajah kecil wanita yang ketakutan itu terpancar dari mata Harvey, dan penolakan dari wanita itu membuat Harvey marah.Dengan deg-degan, Selena berteriak dengan ketakutan sekaligus marah, "Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang pernah menyentuh orang lain, singkirkan tanganmu yang kotor itu!"Segera setelah itu, Harvey membungkam mulutnya, menghentikannya berbicara.Sementara Selena menggeleng dengan gigih sembari melotot dan berusaha melepaskan diri.Akan tetapi, tangan pria itu melewati lehernya, menopang belakang kepalanya dengan kuat, lalu memaksanya untuk mengangkat lehernya dan ciuman yang menghukum ini terpaksa diterimanya.Napas yang dingin dan kasar terus menerus masuk ke dalam mulut Selena. Namun mengingat bahwa bibir pria itu mungkin pernah mencium Agatha, Selena merasa sangat jijik.Entah dari m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 20

    Selena bertaruh dengan dirinya sendiri.Jika Harvey masih mencintainya, kematiannya akan menjadi balas dendam terbesarnya.Meski dia benar-benar mati, dia juga ingin membuat hidup Harvey tidak tenang selamanya!Akan tetapi, jika Harvey tidak mencintainya setelah dirinya memberi tahu tentang penyakitnya, tentu saja itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dan hanya akan membuat Agatha menertawakannya.Saat keluar kamar, Benita menyiapkan berbagai macam masakan yang dulu disukainya.Selena mengajak Benita untuk makan bersama. Benita pun mengelap tangannya di celemeknya, lalu duduk di sebelah Selena dan menuangkan sup untuk Selena, "Sup ayam dengan biji teratai dan gingko yang saya panaskan ini buatan Tuan Muda sendiri. Sudah saya bilang, Tuan Muda mencintai Anda," jelasnya.Masakan di atas meja sangat berminyak dan pedas, aroma cabai serta lada pun memenuhi ruangan.Selena menyukai masakan Manado, sementara Harvey menyukai masakan Cina, jadi dulu selalu ada berbagai macam masakan di

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 21

    Sebuah panggilan yang sudah lama tidak terdengar ini membuat Selena terdiam hingga lupa bereaksi.Entah berapa banyak alkohol yang diminum Harvey hingga menjadi sangat mabuk, seolah tidak terjadi apa-apa di antara keduanya, Harvey kebiasaan memeluk Selena.Saat dipeluk, Selena merasakan pelukan hangat dan familier yang berdampak besar baginya.Dia berusaha tetap sadar dan mencoba mendorongnya, tetapi Harvey malah mengambil tangannya dan menciumnya.Bibirnya yang hangat menyentuh punggung tangannya dengan lembut, dan dia bergumam, "Sayang, kamu dari mana saja? Aku sudah lama mencarimu."Karena tidak bisa menahannya, air mata Selena pun mengalir sangat deras.Sambil menahan kesedihannya, dia berkata, "Bukankah kamu sendiri yang mengusirku?"“Asal bicara saja.” Harvey memeluknya lebih erat dan memberikan ciuman berbau alkohol di belakang telinganya, “Orang yang paling aku cintai dalam hidupku adalah kamu, bagaimana mungkin aku rela mengusirmu?” jelasnya.Selena pun mendorongnya dan bertan

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 22

    Kenapa jadi seperti ini?Selena ingin sekali kembali ke dua tahun lalu, ke masa yang penuh keceriaan.“Aku di sini, aku di sini,” jawab Harvey dengan sangat sabar.Selena tahu bahwa kelembutan Harvey saat ini hanyalah sesaat, dan seharusnya dia menjauhi Harvey, hanya saja dia tidak tahan dengan sedikit kehangatan itu.Harvey, betapa menyenangkannya jika kamu tetap menjadi kamu?......Saat fajar, Harvey bangun dan merasakan ada seseorang dalam pelukannya sebelum dia membuka matanya.Mengingat banyaknya botol alkohol yang diminumnya semalam, dia memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol dan dapat mengontrol dirinya dengan cukup baik, sehingga tidak mungkin kesadarannya hilang setelah minum.Kepalanya yang terasa sangat pusing dan kejadian semalam yang tidak dapat diingat membuatnya merasa cemas hingga dia tidak berani membuka mata.Setelah menyiapkan mentalnya, dia membuka matanya dan merasa lega saat melihat wanita yang berada di pelukannya adalah Selena.Namun segera setelah itu

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 23

    Pintu kamar mandi yang dibuka dengan keras membuat Selena yang baru saja selesai mengambil rambut-rambutnya, kaget, dan menatap Harvey dengan gelisah, "Kamu ... "Sebelum selesai berbicara, dia melihat Harvey bertelanjang dada, tubuh berotot pria itu muncul secara tiba-tiba di depan matanya.Meskipun sudah memiliki anak dengan Harvey, pemandangan yang tidak terlihat selama lebih dari setahun ini membuat Selena merasa agak tidak nyaman, dan dia segera mengalihkan pandangannya.Bayangan pria itu menutupi wajahnya, dan baunya yang khasnya membawa kehangatan. Tanpa sadar, Selena membungkuk dan menatapnya dengan tajam sambil bertanya, "Kamu mau apa?"Harvey perlahan membungkuk, tatapan matanya yang mendalam tertuju pada pipi pucatnya, "Dulu, kamu bilang kamu sakit, kamu sakit apa?" tanyanya.Perasaan Selena menjadi sangat rumit saat menatap mata yang penuh dengan pertanyaan.Tanpa adanya cibiran, penghinaan atau ketidakpedulian di matanya, Harvey memang benar-benar bertanya tentang kondisin

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 24

    Selena semakin tidak bisa memahami pria ini, perubahannya sangat drastis.Dulunya Harvey yang ingin bercerai, namun sekarang sikapnya pula yang berubah saat menyinggung masalah perceraian. Mungkinkah dia takut menunjukkan ketidaknormalannya dan mengalami menopause dini?Setelah Harvey selesai mandi dan pergi, Selena masih berbaring di tempat tidur membelakanginya.Tanpa perkataan perpisahan yang manis seperti dulu, hanya terdengar suara pintu yang ditutup dengan dingin.Beberapa hari terakhir ini, Selena menyadari bahwa tubuhnya terlalu lemah untuk melakukan apa pun, jadi dia tidak banyak melawan.Yang tidak berubah dalam pernikahan ini hanyalah antusias Benita yang menyiapkan makanan lezat untuknya setiap hari dengan penuh perhatian."Nyonya, hari ini saya membuat sup kurma merah dan ginseng untuk meningkatkan stamina dan darah, makanlah yang banyak."Selena pun tersenyum lembut dan berkata, "Benita, tolong buatkan aku lebih banyak sup ikan.""Baik."Saat melihat cuaca di luar, Benita

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 25

    Selena bergeming melihatnya, dan suara Harvey yang tiba-tiba membuatnya ketakutan dan langsung terduduk di lantai, sementara dokumen di tangannya ikut berserakan di lantai.Harvey biasanya pulang larut malam, kenapa hari ini dia pulang begitu cepat?Meski keduanya masih suami-istri, namun tindakan Selena sangat tidak pantas, apalagi dia tahu bahwa Harvey paling membenci orang yang melakukan sesuatu di belakangnya."Kamu, kamu sudah pulang," ujar Selena dengan ekspresi yang sangat tidak wajar sambil menelan ludah.Entah menghadiri acara apa, Harvey yang mengenakan setelan formal hitam-putih menunjukkan sosoknya yang tinggi dan tegap. Sementara tatapan mata yang dingin itu menatap Selena, dan membuatnya merasa seperti berada di dalam ruangan es.Dengan kaki jenjangnya, Harvey perlahan menghampiri Selena, melepas jasnya, dan setiap gerakannya memancarkan aura bangsawan.Walaupun hanya melepas jas, Selena sangat ketakutan, dan saat hendak melarikan diri, kakinya seperti terkunci.Sebelum b

Latest chapter

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

DMCA.com Protection Status