Share

Bab 15

Penulis: Jus Alpukat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selena menatap Lewis dengan penuh rasa terima kasih. Lewis pun mengangguk kepadanya, lalu membantunya mengurusi semua administrasi yang ada.

Si Perawat berusaha menjelaskan semuanya dengan sabar kepada Selena, "Bu Selena, Ibu akan menjalani perawatan untuk jangka waktu yang cukup lama. Semua obat kemoterapi yang akan digunakan adalah obat suntik. Setiap kali Ibu diinfus, kami pasti harus menancapkan jarum di pembuluh darah Ibu. Hal ini bertujuan agar pembuluh darah dapat menahan efek samping dari obat kemoterapi. Pada kasus yang parah, dapat terjadi kebocoran pada obat yang digunakan. Kebanyakan obat kemoterapi dapat berisiko, jadi untuk mencegah masalah ini, kami menyarankan agar Ibu bersedia untuk memasang chemoport di lengan Ibu terlebih dahulu."

"Untuk memastikan bahwa obat yang dipakai dapat masuk ke pembuluh darah dan seluruh organ dengan lancar, kami akan memasang kateter pada pembuluh darah Ibu terlebih dahulu. Kateter ini dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama, jadi pada kemoterapi berikutnya, kita tidak perlu mencari pembuluh darah lagi dan juga tidak akan salah menusukkan jarum. Prosesnya tidak menyakitkan dan cukup aman, tetapi kerugiannya adalah setelah selangnya terpasang, Ibu tidak dapat mengangkat benda berat dengan lengan ini."

Selena menyetujui semua saran yang diberikan oleh perawat itu, yaitu menjalani operasi kecil sebelum proses kemoterapi untuk memasang kateter intravena di tangannya.

Tubuhnya resistan terhadap anestesi, sehingga dia menolak untuk disuntik bius. Ketika pisau bedah membelah kulit dan dagingnya, dia hanya bisa mengerutkan keningnya sambil menahan diri agar tidak berteriak.

Dokter bertanya kepadanya, "Tidak banyak wanita muda yang tahan terhadap rasa sakit seperti dirimu."

Selena menjawab tanpa daya, "Tidak ada orang yang bersimpati terhadapku, jadi untuk apa aku menunjukkan rasa sakit yang kurasakan?"

Pertanyaan dari dokter itu mengingatkan dirinya terhadap kejadian yang terjadi setahun lalu. Saat itu, ada seorang dokter yang menyelamatkannya setelah dia terjatuh ke dalam air. Bahkan setelah disuntikkan obat bius sekalipun, dia masih dapat merasakan rasa sakit yang ditimbulkan oleh pisau yang membedah perutnya. Saat itu, dia pingsan saat berada di atas meja operasi karena kesakitan, lalu terbangun lagi juga karena kesakitan.

Pada saat itu, Harvey malah berada di ruang bersalin Agatha. Walaupun Selena terus meneriakkan nama Harvey, tetapi pria itu tidak kunjung datang.

Sejak saat itu, Selena telah menguasai cara untuk menahan teriakan walaupun sedang dalam kesakitan.

Sehari setelah proses kemoterapi itu selesai, semua jenis efek samping mulai muncul. Lewis pun membantu Selena untuk mengurusi prosedur keluar dari RS.

Bahkan dalam perjalanan pendek dari departemen rawat inap menuju ke tempat parkir di lantai bawah saja mengharuskan Selena untuk beristirahat berkali-kali, karena gerakan sekecil apa pun akan membuatnya terasa pusing dan ingin muntah. Dia merasa bahwa kekuatan tubuhnya sepertinya telah terkuras habis.

Lewis menghela napasnya, lalu berjongkok dan menggendong Selena. Wajah Selena terlihat panik, dia pun berusaha untuk menolaknya, "Kak Lewis, jangan ... "

Kali ini Lewis tidak menuruti permintaan Selena. Nada bicaranya juga terdengar sangat tegas. "Kondisi fisikmu saat ini sangat buruk. Kalau kamu tidak menerima bantuanku, demi keselamatan nyawamu, aku hanya bisa menelepon keluargamu. Satu-satunya anggota keluargamu yang bisa datang ke sini sekarang adalah Harvey, ‘kan?"

Selena merasa bahwa ini adalah kenyataan yang sangat ironis. Tanpa akta cerai, Harvey masih berstatus sebagai suaminya yang sah secara hukum, berarti Harvey adalah satu-satunya "anggota keluarga" yang bisa datang untuk menjaga dirinya.

"Jangan beri tahu dia."

Keadaannya sudah begini menyedihkan. Jika Harvey tahu tentang penyakit kanker yang dideritanya, Harvey pasti akan merasa semakin bahagia. Selena tidak ingin kehilangan harga dirinya dengan cara seperti itu.

Lewis dengan hati-hati mengantarkan Selena kembali ke apartemennya, lalu menyarankan, "Selena, harus ada seseorang yang menjagamu. Untuk saat ini, kamu akan membutuhkan bantuan bahkan hanya untuk makan sehari tiga kali."

Selena mengangguk dan berkata, "Aku tahu. Ada temanku yang akan kembali dari luar negeri. Dia akan datang untuk merawatku. Kak Lewis, kembalilah bekerja. Aku tidak akan mengganggumu lagi."

Lewis melirik jam tangannya. Dia memang harus segera kembali bekerja karena masih harus menjalani operasi penting hari ini. Setelah menjelaskan beberapa hal lagi kepada Selena, dia pun pergi.

Selena terbaring sendirian di tempat tidurnya. Dia tidak bisa menggambarkan perasaannya pada saat ini. Dia merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya, kepalanya pusing dan seakan terus berputar. Sakit yang dia rasakan di area perutnya juga makin intens dan luka di lengannya juga terasa sakit.

Jelas-jelas dia masih hidup di dunia ini, tetapi setiap detik dan menit terasa seperti di neraka.

Dia tidak menyangka bahwa pada saat seperti ini pun, orang yang paling dia pikirkan masih saja Harvey. Dia teringat kejadian dulu ketika dirinya menderita usus buntu akut, Harvey mati-matian menerjang hujan deras sambil menggendongnya sampai ke rumah sakit.

Saat itu dia masih manja dan tidak tegar. Ketika didorong ke ruang operasi, dia sangat ketakutan hingga menangis. Harvey selalu memegangi tangannya dan mengikutinya ke ruang operasi. Pria itu bahkan tetap berada di ruang operasi saat para dokter sedang melangsungkan operasi sampai selesai.

Meskipun peristiwa itu telah berlalu sangat lama, Selena masih ingat raut wajah Harvey ketika berkata, "Jangan takut, ada aku di sini."

Setelah operasi itu selesai, dia harus tetap berada di atas tempat tidur selama sebulan penuh. Harvey selalu merawatnya dengan telaten. Namun, pada saat ini pria itu sudah bersama dengan wanita lain dan sedang merawat anak mereka.

Selena terus mengingatkan dirinya sendiri bahwa Harvey adalah pria yang tidak setia dan sangat kejam. Dia berusaha agar bisa melupakan semua kebaikan Harvey.

Di tengah kesakitannya yang luar biasa, Selena pun berusaha untuk beranjak dari tempat tidurnya. Dia menggertakkan gigi dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia pasti akan mampu bertahan. Masih ada kebenaran yang harus dia selidiki, jadi dia belum boleh mati.

Saat berusaha menyuapkan nasi ke mulutnya sendiri, air matanya jatuh membasahi butiran nasi yang akan dimakannya itu.

Baginya, yang paling menyakitkan bukanlah obat yang telah masuk ke dalam sumsum tulangnya, melainkan perasaannya sendiri. Perasaan yang ada di dalam hatinya itu begitu tajam bagaikan pisau yang tidak terhitung jumlahnya, terus menyayati tubuhnya secara brutal, sehingga membuatnya kesakitan dan kesulitan untuk bernapas.

Selama tiga hari penuh, dia hanya terbaring di tempat tidurnya sambil ditemani oleh rasa sakit yang luar biasa. Namun, ketika terbangun pada pagi hari keempat, dia merasa bahwa rasa sakit di tubuhnya telah berkurang sedikit, dan sepertinya kepalanya sudah tidak terlalu pusing.

Tiba-tiba terdengar suara tirai jendela yang dibuka. Orang yang membuka tirai jendela itu adalah Lewis yang telah merawatnya selama beberapa hari ini. Pria itu selalu bergegas menuju ke sana setelah semua pekerjaannya selesai.

Dia membawakan bahan-bahan makanan yang segar, dan juga makanan kesukaan Selena, yaitu ubi panggang.

Dia datang dengan tergesa-gesa dengan mantel wol hitamnya yang masih terasa lembab. Selain itu, rambut hitamnya juga terlihat agak basah. Ketika Lewis menunduk untuk memeriksa wajah Selena, Selena dapat melihat gumpalan air di bulu mata Lewis yang tebal dan panjang.

"Apakah di luar hujan deras?" tanya Selena dengan lemah.

Lewis mengangguk, "Benar. Hujan deras turun sepanjang tadi malam. Saat kamu pulih nanti, aku akan mengajakmu untuk melihat pemandangan yang indah."

"Baiklah. Aku sudah tidak merasakan sakit hari ini." Selena segera berdiri dengan badan yang masih terbungkus pakaian tidur.

Begitu berbalik, dia menyadari bahwa bantalnya telah dipenuhi dengan rambut-rambutnya yang rontok.

Dia memang sudah menduga hal ini sejak awal, bahkan dia pun dengan sengaja telah memotong rambutnya menjadi pendek. Namun, pemandangan ini masih saja membuatnya terkejut.

Selena segera menarik selimut untuk menutupi bantalnya. Dia tidak ingin memperlihatkan kondisi dirinya yang menyedihkan itu kepada siapa pun.

Dengan perasaan linglung, dia berkata, "Aku akan mandi dulu."

Lewis telah terbiasa melihat para pasien kanker. Selain rasa takut akan kematian, mereka juga sering mengalami kesulitan saat menghadapi diri mereka sendiri yang berubah seperti ini.

"Oke, berhati-hatilah."

Selena menutup pintu kamar mandi, lalu melihat dirinya yang terlihat sangat lemah di cermin. Dia bahkan tidak perlu mengerahkan tenaga untuk menarik segumpal besar rambut hitam yang rontok dengan tangannya.

Selena hanyalah seorang wanita biasa yang pasti akan merasa sedih saat melihat pemandangan seperti itu.

Perlahan-lahan, seluruh rambutnya akan rontok.

Dia harus menyelesaikan proses perceraiannya sesegera mungkin.

Selena tidak ingin menunggu sampai kepalanya menjadi gundul dan membiarkan Harvey melihat dirinya dalam kondisi seperti itu.

Selena akhirnya menyalakan ponselnya. Dia mengabaikan berbagai pesan yang menumpuk di ponselnya dan hanya berfokus untuk menghubungi nomor Harvey.

Dia sama sekali tidak tahu bahwa selama beberapa hari ini, Harvey terus mencari tahu soal keberadaan dirinya.

Tanpa perlu menunggu lama, panggilan telepon itu langsung diangkat, lalu terdengarlah sebuah suara yang penuh dengan amarah, "Selena, kamu sudah mati, ya?"

Harvey telah mencarinya selama empat hari!

Selena tidak menjelaskan apa pun, tetapi suaranya terdengar cemas. "Harvey, aku akan menunggumu di Kantor Catatan Sipil dalam satu jam. Aku tidak ingin menundanya lagi, mari kita segera bercerai."
Komen (3)
goodnovel comment avatar
ponseliana melianvi
cerita yg menarik. semoga cerita selanjutnya ga bnyak drama
goodnovel comment avatar
Lauren Medeline
kemoterapi bisa nginep diruang rawat inap juga,ada didunia nyata kesaksian...sakit banget setetes obat masuk kayak di neraka
goodnovel comment avatar
Lauren Medeline
kamu akan merasa sangat bersalah karena sudah membuat Selena menderita Harvey, ketika kebenaran terungkap.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 16

    Selena sengaja merias wajahnya untuk membuat dirinya terlihat lebih segar.Saat melihat hujan deras terus turun di luar, Selena segera membungkus dirinya dengan pakaian yang tebal.Setelah menjalani kemoterapi, fungsi tubuhnya telah menurun. Kondisi fisiknya begitu lemas bagaikan boneka kain. Daya tahan tubuhnya pun kini jauh lebih buruk daripada orang biasa.Setiap dua hari, dia harus memeriksakan darah rutin untuk mengetahui rasio sel darah merah dan putih. Jika hasilnya lebih rendah daripada nilai tertentu, maka perlu dilakukan intervensi dengan obat-obatan.Jika tidak, dengan sistem kekebalan tubuh serendah itu, demam biasa pun akan mengancam nyawanya. Selena tidak berani mengabaikan hal itu, sehingga dia lebih mengutamakan pakaian yang dapat menjaga kehangatan tubuhnya daripada penampilan.Dia meraba rambut di bagian belakang kepalanya yang jauh lebih tipis daripada bagian kepalanya yang lain. Dengan berhati-hati, dia mengenakan sebuah topi wol hitam.Lewis tentu saja menentang re

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 17

    Selena mengangkat kepalanya, lalu dia tersenyum sinis dan berkata, "Tuan Harvey, pertanyaanmu sangat bagus, tapi bukankah Anda yang terlebih dahulu mengajukan gugatan cerai?"Setelah Harvey mendengarkan perkataan Selena, Harvey bukan hanya tidak mengacuhkan, malahan dia berjalan ke arah Selena dengan sikap dingin dan berkata, "Jadi, selama beberapa hari ini kamu terus bersama dengan dia?"Dari jarak sedekat ini, Selena bisa melihat dengan jelas tatapan dan raut wajah Harvey yang menahan amarah.Melihat kejadian ini, Selena bergegas membantah dengan nada tegas, "Bukan, beberapa hari ini memang jarang ada taksi yang lewat. Kebetulan hari ini Kak Lewis ada lewat daerah sini jadi dia menawarkanku untuk ikut mobilnya."Setelah Selena selesai berkata, Harvey tersenyum sinis dan berkata, "Selena, apa kamu sadar ketika kamu sedang berbohong matamu suka melihat ke atas? Kamu belum mengubah kebiasaan ini sampai sekarang. Kamu sudah bertahan sampai satu tahun, tapi sekarang kamu malah menyerah da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 18

    Alex sempat menahan Selena sebelum Selena jatuh ke lantai.Namun, orang yang menahannya itu bukan Harvey, melainkan Alex. Begitu Selena menengahkan kepalanya, dia melihat Harvey berdiri tidak jauh darinya dan menatap kejadian ini dengan tatapan dingin dan acuh tak acuh.Benar juga, saat ini, Harvey pasti menganggap dia sedang berpura-pura, karena bagaimana mungkin seseorang bisa berjatuh di tanah datar.Kini, hubungan mereka hanya tersisa benci. Jadi, tidak mungkin Harvey akan perhatian kepadanya.Malahan Alex bertanya dengan nada khawatir, "Nyonya, apa Anda baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Aku hanya mengalami hipoglikemia," ujar Selena sambil menertawakan dirinya sendiri dan mengikuti Harvey di belakangnya.Saat ini, seluruh halaman rumah mereka tertutup salju. Para pelayan tidak tahu menghilang ke mana, karena tidak ada seorang pun yang membersihkan tumpukan salju ini. Hal ini membuat napas Selena terengah-engah karena dia mengalami kesulitan berjalan di atas tumpukan salju.Ket

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 19

    Di tangan Harvey, pergelangan kaki Selena yang ramping itu bagai sayap kupu-kupu yang rapuh, yang dapat dihancurkan dengan mudah.Sambil membungkuk, Harvey pun perlahan mendekatinya.Wajah kecil wanita yang ketakutan itu terpancar dari mata Harvey, dan penolakan dari wanita itu membuat Harvey marah.Dengan deg-degan, Selena berteriak dengan ketakutan sekaligus marah, "Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang pernah menyentuh orang lain, singkirkan tanganmu yang kotor itu!"Segera setelah itu, Harvey membungkam mulutnya, menghentikannya berbicara.Sementara Selena menggeleng dengan gigih sembari melotot dan berusaha melepaskan diri.Akan tetapi, tangan pria itu melewati lehernya, menopang belakang kepalanya dengan kuat, lalu memaksanya untuk mengangkat lehernya dan ciuman yang menghukum ini terpaksa diterimanya.Napas yang dingin dan kasar terus menerus masuk ke dalam mulut Selena. Namun mengingat bahwa bibir pria itu mungkin pernah mencium Agatha, Selena merasa sangat jijik.Entah dari m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 20

    Selena bertaruh dengan dirinya sendiri.Jika Harvey masih mencintainya, kematiannya akan menjadi balas dendam terbesarnya.Meski dia benar-benar mati, dia juga ingin membuat hidup Harvey tidak tenang selamanya!Akan tetapi, jika Harvey tidak mencintainya setelah dirinya memberi tahu tentang penyakitnya, tentu saja itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dan hanya akan membuat Agatha menertawakannya.Saat keluar kamar, Benita menyiapkan berbagai macam masakan yang dulu disukainya.Selena mengajak Benita untuk makan bersama. Benita pun mengelap tangannya di celemeknya, lalu duduk di sebelah Selena dan menuangkan sup untuk Selena, "Sup ayam dengan biji teratai dan gingko yang saya panaskan ini buatan Tuan Muda sendiri. Sudah saya bilang, Tuan Muda mencintai Anda," jelasnya.Masakan di atas meja sangat berminyak dan pedas, aroma cabai serta lada pun memenuhi ruangan.Selena menyukai masakan Manado, sementara Harvey menyukai masakan Cina, jadi dulu selalu ada berbagai macam masakan di

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 21

    Sebuah panggilan yang sudah lama tidak terdengar ini membuat Selena terdiam hingga lupa bereaksi.Entah berapa banyak alkohol yang diminum Harvey hingga menjadi sangat mabuk, seolah tidak terjadi apa-apa di antara keduanya, Harvey kebiasaan memeluk Selena.Saat dipeluk, Selena merasakan pelukan hangat dan familier yang berdampak besar baginya.Dia berusaha tetap sadar dan mencoba mendorongnya, tetapi Harvey malah mengambil tangannya dan menciumnya.Bibirnya yang hangat menyentuh punggung tangannya dengan lembut, dan dia bergumam, "Sayang, kamu dari mana saja? Aku sudah lama mencarimu."Karena tidak bisa menahannya, air mata Selena pun mengalir sangat deras.Sambil menahan kesedihannya, dia berkata, "Bukankah kamu sendiri yang mengusirku?"“Asal bicara saja.” Harvey memeluknya lebih erat dan memberikan ciuman berbau alkohol di belakang telinganya, “Orang yang paling aku cintai dalam hidupku adalah kamu, bagaimana mungkin aku rela mengusirmu?” jelasnya.Selena pun mendorongnya dan bertan

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 22

    Kenapa jadi seperti ini?Selena ingin sekali kembali ke dua tahun lalu, ke masa yang penuh keceriaan.“Aku di sini, aku di sini,” jawab Harvey dengan sangat sabar.Selena tahu bahwa kelembutan Harvey saat ini hanyalah sesaat, dan seharusnya dia menjauhi Harvey, hanya saja dia tidak tahan dengan sedikit kehangatan itu.Harvey, betapa menyenangkannya jika kamu tetap menjadi kamu?......Saat fajar, Harvey bangun dan merasakan ada seseorang dalam pelukannya sebelum dia membuka matanya.Mengingat banyaknya botol alkohol yang diminumnya semalam, dia memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol dan dapat mengontrol dirinya dengan cukup baik, sehingga tidak mungkin kesadarannya hilang setelah minum.Kepalanya yang terasa sangat pusing dan kejadian semalam yang tidak dapat diingat membuatnya merasa cemas hingga dia tidak berani membuka mata.Setelah menyiapkan mentalnya, dia membuka matanya dan merasa lega saat melihat wanita yang berada di pelukannya adalah Selena.Namun segera setelah itu

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 23

    Pintu kamar mandi yang dibuka dengan keras membuat Selena yang baru saja selesai mengambil rambut-rambutnya, kaget, dan menatap Harvey dengan gelisah, "Kamu ... "Sebelum selesai berbicara, dia melihat Harvey bertelanjang dada, tubuh berotot pria itu muncul secara tiba-tiba di depan matanya.Meskipun sudah memiliki anak dengan Harvey, pemandangan yang tidak terlihat selama lebih dari setahun ini membuat Selena merasa agak tidak nyaman, dan dia segera mengalihkan pandangannya.Bayangan pria itu menutupi wajahnya, dan baunya yang khasnya membawa kehangatan. Tanpa sadar, Selena membungkuk dan menatapnya dengan tajam sambil bertanya, "Kamu mau apa?"Harvey perlahan membungkuk, tatapan matanya yang mendalam tertuju pada pipi pucatnya, "Dulu, kamu bilang kamu sakit, kamu sakit apa?" tanyanya.Perasaan Selena menjadi sangat rumit saat menatap mata yang penuh dengan pertanyaan.Tanpa adanya cibiran, penghinaan atau ketidakpedulian di matanya, Harvey memang benar-benar bertanya tentang kondisin

Bab terbaru

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

DMCA.com Protection Status