Tiba-tiba terdengar suara tawa. "Semua orang bilang kalau Harvey setia dan tidak akan berubah selama sepuluh tahun, tetapi tidak ada yang bilang dia punya mantan istri."Selena mengepalkan telapak tangannya dengan erat dan wajahnya dipenuhi kesedihan. "Bagi dia, aku hanya mainan yang bisa disingkirkan, tentu saja dia tidak akan membiarkan orang tahu tentang keberadaanku. Tadi malam adalah hari peringatan kematian bayi prematurku, aku diam-diam naik kapal dengan niat ingin menculik Harvest. Namun, tidak kusangka kalian melakukannya duluan.""Anakmu sendiri sudah mati, untuk apa kamu menculik anak orang lain?"Selena berkata dengan tegas, "Akan kubuat anaknya mati seperti anakku! Apa kamu tahu bagaimana aku menjalani hari sepanjang tahun ini? Aku tak bisa tidur saat malam dan begitu aku memejam kan mata, yang bisa kubayangkan hanya diriku yang berbaring di meja operasi. Aku ..."Ketika berbicara dengan oenuh emosi, Selena mulai menangis. Air matanya menetes ke bilah pisau dan mengalir tu
"itu mustahil," jawab Yesa, "Kita harus menahannya untuk meminta tebusan."Setelah selesai berbicara, kepalanya dipukul lagi oleh Jena. "Kamu ini bodoh ya? Kenapa kamu bicara sembarangan seperti itu? Kamu bahkan tidak menutupi sepatah kata pun."Selena sungguh tidak menyangka ada orang seberani itu, mereka hendak mengancam Harvey demi tebusan.Sepertinya orang-orang Harvey pasti akan menemukan tempat persembunyian mereka bahkan sebelum mereka sempat mengirimkan suratnya."Berapa banyak yang ingin kalian inginkan?" tanya Selena lebih lanjut.Jena mengulurkan satu jari, "Dia sangat kaya, dia harus memberi satu juta."Selena terlihat tidak percaya saat melihatnya dan berkata, "Satu juta?"Hanya demi satu juta, mereka nekat melakukan ini? Harvey mungkin mengira mereka sedang mencemooh dirinya.Jena menjadi agak tidak percaya diri ketika melihat tatapan Selena. "Bukankah dia sangat kaya? Tidak mungkin dia tidak bisa membayar satu juta, kan? Kalau begitu ... lima ratus ribus pun sudah cukup.
Jena terlihat senang dan berkata, "Iya, begitu aku mendengar bahwa aku bisa membawa beberapa orang naik ke kapal tanpa perlu membayar dan hanya perlu mengurus bagian makanan, Bos Freed sangat senang dan menyetujuinya. Kami makan banyak di dapur. Semuanya sangat lezat dan aku membawa pulang banyak ketika aku pergi."Selena sekarang mengerti mengapa orang-orang setengah hati seperti mereka bisa sukses.Hal ini adalah murni sebuah keberuntungan.Erwin tidak pernah menduga bahwa seseorang akan berani mengacau di kapal seperti ini dan bahkan sampai menculik Tuan Muda.Mereka tidak menyangka pengamanannya akan setidak berguna ini, sehingga mereka dapat berhasil dengan mudah.Bisa dibilang ini adalah perjalanan dua arah."Jadi kalian hanya mencari uangnya. Bagaimana dengan anak itu?""Nenekku akan membawa anak itu dengannya. Dia punya nafsu makan yang besar dan nyaris meminum semua susu yang diperah Ella," keluh Yesa.Ketika Selena bertanya kepada mereka, tatapan George terpaku padanya dalam
"Setuju."Awalnya Selena merasa bahwa dia terlalu yakin saat menyetujuinya. Ketika Selena membuka pintu kecil untuk mencari Harvest, dia terkejut akan apa yang dia lihat di depannya.Pemandangannya sungguh indah, langit dan laut yang biru dan pegunungan yang hijau.Ini adalah sebuah pulau yang dikelilingi laut, seakan-akan dikucilkan oleh dunia.Jadi dia tidak perlu mengancam Selena sama sekali, karena tidak ada sinyal di sini. Dia mencoba menelepon, tetapi tidak berhasil sama sekali.Selama mereka tidak bermaksud untuk menyakiti Harvest, Selena tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya.Ketika pintu kayu dibuka, Harvest sedang merangkak di lantai sambil mengejar anak kucing.Pakaian yang dia kenakan tampak kotor, tetapi dia terlihat sangat senang dan terus tertawa.Ada suara "Kucing, kucing" yang terdengar dari mulutnya."Anak ini tidak memiliki sifat seperti tuan muda sama sekali. Dia berperilaku sangat baik. Aku suka melihatnya."Selena yang ada di sebelahnya langsung berlari ke a
Dia berusaha untuk tersenyum dan berkata, "Pakai ini saja sudah bagus."Hanya dalam waktu setengah hari, Harvest sudah berubah drastis. Dia mengganti pakaian bermerek terkenal yang dikenakannya dan mengenakan pakaian milik anak Bibi Cian. Dia tidak tahu sudah berapa lama pakaian ini dipakai, yang jelas ada banyak jahitannya.Untungnya bahannya tebal dan cukup menghangatkan.Harvest sama sekali tidak merasakan ketidaknyamanan dan terus mengekori Selena.Sesekali dia juga akan mengejar kucing dan mencabut rumput di pinggir jalan. Semua yang ada di sini adalah hal yang baru baginya.Di sisi lain, Selena yang awalnya mengikuti perahu itu dengan tekad untuk mati, hanya dalam waktu setengah hari sudah terbiasa dengan pulau ini.Tidak ada kota yang maju di sini, tetapi jauh lebih bersih dibandingkan di kota.Angin laut bertiup saat dia memeluk Harvest. Pada saat itu, tiba-tiba muncul perasaan ingin menatap di sini untuk selamanya.Namun, dia tahu betul bahkan jika pulau kecil ini tidak ada di
Begitu melihat potongan daging besar itu, Selena tidak tahu harus bilang apa.Jarren dan Yesa sedang dalam fase pertumbuhan dan mereka memuji keahlian masak nenek dengan mulut yang penuh dengan makanan.Pria itu melirik Selena yang tidak menggerakkan sumpitnya dan berkata, "Bahan-bahan di pulau ini terbatas, jadi kamu harus makan meski sedikit."Jarren harus menahan diri. Meskipun tidak rela, dia tetap menaruh potongan daging di mangkok Selena."Kak Selena, wajahmu sangat pucat, kamu harus lebih banyak makan."Melihat tumpukan daging di mangkoknya membuat hati Selena makin terasa sakit.Sebagai orang yang kekurangan kasih sayang, bahkan kepedulian sekecil cahaya kunang-kunang pun cukup untuk menerangi dirinya."Maaf, aku masih belum terlalu lapar. Makanlah."Selena pergi dengan Harvest di gendongannya. Musim salju di pulau ini terasa makin sepi di bawah cahaya rembulan yang tenang.Tidak lama kemudian, ada seseorang yang duduk di sebelahnya dan itu adalah George yang pendiam."Kalau k
George menatapnya dengan bingung, tetapi Selena tidak balik menatapnya. Dia memandang ke kejauhan dan melanjutkan, "Pada awalnya, sebenarnya aku tidak tulus ketika membantumu. Begitu aku terlibat dengan orang itu, tidak ada cara untuk kabur.""Saat kalian menerima tebusan itu, kalian akan terjebak dalam jebakannya. Ketika itu terjadi, bukan hanya kalian yang akan tertangkap, bahkan orang-orang di pulau ini juga tidak akan diampuni."Mendengar perkataannya, George refleks meraba pisau berbentuk cakar yang tersembunyi di pinggangnya. Namun, Selena mengabaikan itu dan lanjut berbicara, "Hingga aku melihat meskipun kalian hidup dalam kemiskinan, hati kalian tetaplah secerah mentari.""Mungkin para orang tua di desa ini meninggal karena tidak punya uang, mungkin Yesa ingin belajar melukis tetapi bahkan tidak mampu membeli satu pensil pun, mungkin Nenek yang memotong pakaian terlembut miliknya untuk dijadikan popok bagi anak asing. Tiba-tiba aku sedikit memahamimu, kau pasti tidak berasal da
Selena tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jadi dia mengangkat lampu kecil yang memancarkan cahaya redup, berayun ke kiri dan kanan mengikuti langkah kaki George dan menerangi ruang kecil di hatinya.Dia dibawa ke dapur dan George langsung memakai sebuah celemek. Dia menyiapkan bahan-bahannya dengan cepat dan menggoreng nasi semalam dengan campuran telur, kacang polong, dan bacon.Pria itu bertubuh tinggi dan ramping, dia melakukan segalanya mulai dari memotong sayuran hingga memasak di wajan sekaligus di bawah penerangan satu lampu yang redup.Nyala api yang membubung menjilat panci dan cahaya api menari-nari di topeng logamnya. Selena teringat akan Harvey di masa lalu.Bahkan saat larut malam, jika dia lapar, dia akan bangun dan memasak mie atau nasi goreng untuk dirinya sendiri.Nasi goreng yang harum segera disajikan di depannya dan George bahkan menatanya di piring secara khusus."Makanlah, tidak peduli berapa lama kamu bisa hidup, kuharap itu akan lebih lama dari yang kubayan