"Diam.""Harvey, hanya aku yang paling cocok denganmu. Selena hanya menyukai uangmu. Selama kau memberinya uang, siapa pun juga bisa melakukannya."Harvey mengabaikannya dan langsung pergi.Agatha yang kesal lantas menggoyangkan gelas anggur merahnya ke sisi lain dan membisikkan beberapa kata ke telinga Alana.Alana terbiasa membual saja. Bahkan belum melakukan apa pun wajahnya sudah gugup. "Be ... benaran mau melakukan seperti itu?"Agatha tersenyum dan berkata, "Alana, sebenarnya aku selalu percaya padamu. Kupikir kamu adalah orang yang bisa melakukan hal-hal luar biasa. Kalau kamu melakukan ini untukku, aku bisa berjanji bahwa Rumah Sakit Cintagatha bisa menjadi bagian dari keluargamu.""Jangan khawatir, aku pasti enggak akan mengecewakanmu, Kak Agatha."Agatha tersenyum puas. Manusia akan melakukan apa pun demi uang seperti burung melakukan apa pun demi makanan. Inilah kenyataannya.Selena, bagaimana kamu bisa melawanku dengan tangan kosong?Selena dan Isaac duduk selama beberapa s
Isaac tidak tahu bagaimana harus meresponnya. Dia jelas sedang merencanakan sesuatu untuk kucing itu, tetapi kehampaan di wajahnya membuat Isaac merasa bahwa Selena sedang merencanakan hal itu untuk dirinya sendiri."Kak Selena, aku mengerti.""Aku mau pohon terbesar yang ada di halaman. Setiap musim salju, bunga plum akan mekar di ranting dan daunnya dengan aroma yang sangat wangi. Aku akan menunggunya di sana."Tidak akan ada yang berpikir bahwa itu adalah untuk orang mati."Baiklah, Kak Selena juga bisa datang untuk melihatnya kalau sedang enggak sibuk."Selena meraih anting-anting berliannya dan memberikannya kepada Isaac. "Aku enggak membawa apa pun ketika keluar hari ini. Tolong berikan anting-anting ini padanya. Ia menyukai mainan kecil yang berkilauan sejak kecil.""... Baiklah, kalau Kakak enggak bisa datang, berikan saja alamat Kakak, aku bisa membawa Bonbon datang untuk menemuimu. Kalau ia melihatmu, ia pasti senang.""Enggak usah."Ketika Harvey mengikuti, secara tidak seng
Pelukan pemuda ini memang tidak sekuat pria dewasa, karena tubuhnya juga sedikit kurus.Begitu memikirkan sifat Harvey yang posesif, seusai dapat berdiri tegak, dia langsung menjauh dari Isaac."Terima kasih, di luar sedikit dingin, ayo masuk.Selena masuk ke restoran, Harvey sudah tidak ada di tempat tadi dia berdiri.Dia baru saja duduk ketika Isaac pergi untuk mengambilkan makanan untuknya. Selena mengangguk ketika melihat Darren masuk.Darren duduk di seberangnya dengan segelas anggur merah di tangan, tampaknya dia sedang berbincang-bincang dengan teman sekelas.Selena memelankan suaranya dan bertanya, "Darren, sudah ketemu?""Hmm, itu sudah dikirim sebelum kita naik ke kapal, tetapi aku belum sempat memberitahumu. Seperti yang kita duga sebelumnya, ada seseorang yang mengganti laporan pemeriksaan kesehatanmu. Meskipun dia terus menundukkan kepala, aku masih berhasil mengambil beberapa foto. Lihatlah, siapa tahu kamu mengenalnya."Darren mengirimkan foto yang telah diambil, diperba
Selena tampak bingung, padahal anak ini tadi masih tersenyum dan bilang ingin mengambilkannya makanan laut, ada apa dengannya?Dia segera menanyai keberadaan Isaac dan pergi dengan tergesa-gesa.Isaac sedang terbaring lemah di sofa, wajahnya memerah, dan bahkan suaranya seperti kucing kecil yang merintih dengan sepasang mata yang memohon pada Selena."Kak Selena, aku kepanasan."Selena meletakkan tangan ke keningnya dan merasakan panas."Selain demam, apakah ada lagi yang sakit?"Bahkan dengan angin sekencang tadi, seharusnya dia tidak langsung terkena pilek, kecuali dia memang dasarnya sudah sakit.Sebagai mahasiswa kedokteran, dia segera berpikir dan mencari kemungkinan penyakit yang dapat menyebabkan demam akut.Isaac melepaskan dasinya dan menarik kancing baju di lehernya, menampakkan jakun pemuda itu.Dia menggenggam punggung tangan Selena dan menarik tangannya."Kak Selena, rasanya seperti terbakar."Selena baru saja menyadari apa yang terjadi.Dia langsung menarik tangannya dari
Harvey melirik Isaac yang mengganggunya, kemudian menyeretnya ke samping dan menendangnya. Setelah itu mengibaskan tangannya sambil memerintah, "Seret dia."Chandra yang melihat situasinya tak beres, segera menyeret Isaac terlebih dahulu dan menutup pintu untuk mereka berdua.Harvey mendekatinya secara perlahan, seiring dia mendekati Selena, aura dingin yang mematikan juga menyeruak.Dia menggertakkan giginya dan menyentuh wajah Selena, kemudian berbicara tanpa kelembutan sedikit pun, "Kamu tahu apa yang paling kubenci?"Selena menatapnya yang sedang marah dan berkata, "Pengkhianatan dan perhitungan."Harvey meraih dagu Selena. "Selena, aku sudah pernah bilang untuk jangan pernah coba membuatku marah."Selena sebenarnya ingin memberitahunya tentang penemuannya, tetapi bukti yang ada sekarang hanya dapat membuktikan bahwa laporannya telah diganti oleh seseorang dan tidak dapat menyediakan bukti yang kuat.Pada akhirnya Harvey akan menyalahkannya dan menganggapnya mengarang cerita, makan
Meskipun selama bertahun-tahun ini Maisha telah memperlakukannya setulus hati, tetap saja Agatha tidak pernah sekali pun menganggapnya sebagai seorang ibu.Calvin dan Erna menikah karena perjodohan, setelah menikah dia sangat dingin terhadap Erna. Ernah selalu murung dan pada akhirnya meninggal saat Agatha masih kecil.Begitu meninggal, dia memberi Calvin kesempatan untuk menikah lagi, maka dari itu Agatha menyalahkan Maisha atas ini semua.Oleh karena itu, Maisha sering kali disiksa secara terang-terangan maupun secara diam-diam, bahkan dia juga merencakan sesuatu agar Maisha keguguran dan tidak bisa melahirkan lagi.Di depan, dia dan Maisha tampak baik-baik saja, hanya dirinya saja yang tahu betapa bencinya dia pada Maisha, apalagi dia adalah ibunya Selena.Bahkan Agatha juga melampiaskan amarahnya pada Selena ke Maisha.Kalau dulu dia tidak akan peduli dengan Maisha, tetapi hari ini dia bahkan meletakkan tangannya di tangan Maisha dan membiarkannya memimpin.Mereka berdua tampak sep
Saat pintu terbuka, Agatha masih memegang tangan Maisha dan tersenyum bahagia, kemudian berkata dengan lembut, "Ibu, karena kita adalah satu keluarga, kelak suruhlah Selena untuk sering-sering main ke rumah kita.""Agatha, Ibu lega kamu bisa berpikir begitu, tadinya Ibu takut kalian adik kakak enggak cocok."Maisha sama sekali tidak tahu apa yang dia rencanakan, dan masih bermimpi untuk berbaikan dengan Selena.Tidak ada yang tahu betapa bersemangatnya Agatha saat ini, di perjalanan menuju ke sini dia sudah berulang kali membayangkan betapa menyedihkannya wajah Selena nanti.Pintu terbuka perlahan, dan saat melihat orang di dalamnya, semua orang terdiam.Senyuman Agatha juga terlihat kaku.Mereka berdua bergulat di atas sofa.Harvey melepaskan jasnya dan hanya mengenakan kemeja putih, beberapa kancing bajunya terbuka, menampakkan sebagian besar kulitnya.Dibandingkan dengan penampilannya yang biasa rapih dan teliti, dia yang terlihat kau dan tak berdaya seperti ini sangat jarang sekali
Agatha sebelumnya penuh semangat, sekarang dia basah kuyup dari kepala hingga kaki, tubuhnya dingin sekali, bahkan darahnya pun tak bisa mengalir.Dia menyadari tubuhnya gemetar tanpa bisa menahannya, dan jantungnya juga terasa sakit.Tak lama kemudian, suaranya baru kembali dan berkata, "Ka, kalian sedang apa?"Kalimat pembuka yang tidak asing, dengan suara gemetar yang menunjukkan kegelisahan di hatinya.Tadinya Selena ingin mendongakkan kepalanya untuk melihat raut wajah Agatha, apakah pucat seperti dirinya sebelumnya.Rasanya tidak enak 'kan setelah diangkat tinggi-tinggi tetapi malah dijatuhkan dengan keras.Sebentar lagi perselingkuhan Harvey di pesta ulang tahun anaknya akan menggempar di internet. Dia ingin membuat reputasi Harvey dan Agatha hancur!Tangan yang diletakkan di belakang kepalanya seperti lengan besi, tidak membiarkannya bergerak sedikit pun, hal ini membuat Selena sangat tidak puas.Harvey memeluk Selena, semua orang menunggu dia untuk memberikan penjelasan kepada