Mira menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. Tak disangka, dia malah dipermainkan oleh seorang anak kecil. Mira takut, kali ini mungkin tidak ada cara untuk mundur dengan selamat!Hayden jelas-jelas mengambil keuntungan dan masih berlagak polos. Sementara Michelle, tidak perlu dibicarakan lagi. Dia hanya bisa menangis.Meskipun Rudy dan Jasper tahu jika mereka telah jatuh ke dalam perangkap Hayden, Hayden sudah memanggil orang tuanya. Hal ini jelas menunjukkan jika Hayden tidak akan memberi kesempatan bagi mereka untuk mundur.Jika mereka sendiri yang menolak, reputasi Michelle akan hancur total begitu tersiar kabar mengenai masalah ini.Reputasi Michelle memang penting. Namun, reputasi Keluarga Farrell jauh lebih penting.Mereka hanya bisa mengikuti kemauan Hayden."Ayo kita pergi ke ruang tamu. Jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama." Rudy berdiri. Hayden buru-buru mengikutinya.Hanya Michelle yang tersisa. Dia memegang tangan Jasper, sambil berkali-kali memohon, "Kak, tol
Michelle tergagap-gagap dan tidak tahu harus menjawab apa. Jika Michelle mengatakannya, dia akan mengungkapkan apa yang ingin dilakukannya pada Harvey semalam. Harvey pasti tidak akan melepaskannya begitu saja.Harvey berkata dengan penuh arti, "Kalian nggak mungkin ... melakukan sesuatu yang nggak bisa lagi diubah, 'kan?""Aku, aku waktu itu nggak tahu kalau itu dia. Kukira itu kamu yang datang!" Michelle menutup matanya dan mengaku segalanya."Kalau yang datang semalam adalah aku. Apa kejadiannya akan sama seperti yang kamu alami sekarang?"Michelle tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Harvey. Kebungkamannya sudah menjelaskan segalanya.Suara Harvey tiba-tiba menjadi dingin, "Pantas saja aku merasa nggak enak badan semalam. Kamu memanfaatkan informasi keberadaan Seli untuk memancingku datang. Kamu nggak mungkin mencampurkan obat dalam birku, 'kan?""Kak Harvey, aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu. Kamu nggak kunjung menerimaku. Aku nggak punya pilihan lain
Harvey memeluk Selena dan membenamkan kepalanya di leher Selena. "Seli, aku sudah bilang kalau kekayaan yang dimiliki Keluarga Irwin nggak akan habis dalam beberapa generasi. Mengenai kekuasaan, kecuali Tuhan, aku nggak takut pada yang lain. Aku nggak peduli dengan apa yang diinginkan oleh Hayden. Bagiku, kekuasaan hanya berfungsi untuk melindungi Keluarga Irwin dan dirimu. Sekalipun nggak ada Michelle, aku masih punya cara lain. Bagiku, orang yang paling penting adalah dirimu."Harvey berulang kali berbisik di telinga Selena, "Seli, jangan mengusirku lagi. Kamu adalah segalanya bagiku."Selena mengangkat tangannya dan menjentik dahi Harvey. "Kak, tolong kendalikan dirimu sedikit. Ini adalah rumah Keluarga Farrell. Bagaimana kamu akan menjelaskan kalau kamu ketahuan berbaring di kamarku?""Kalau kamu mengusirku sekarang, bukankah itu sama artinya dengan memberi tahu semua orang kalau aku sama sekali nggak meninggalkan kediaman Keluarga Farrell sejak semalam?""Jadi menurutmu, apa yang
Hayden mengacaukan semua rencananya. Mira begitu membenci Hayden. Sekarang, dia harus ikut bermain sandiwara bersama mereka. Hal tersebut membuat Mira merasa sangat muak."Nyonya Katarina, kamu terlalu berlebihan. Masalah ini nggak ada hubungannya denganmu. Ini adalah masalah anak-anak muda. Mari kita duduk dan membahas bagaimana cara menyelesaikannya.""Apa yang Nyonya katakan memang benar. Gideon, berhentilah memukuli Hayden." Nyonya Katarina menghentikan tindakan tersebut. Sambil mengusap air matanya, dia berkata, "Ayah, menurut Ayah, bagaimana kita harus menyelesaikan masalah ini?"Selanjutnya.Tuan Harold menatap Hayden yang berlutut di lantai dan berkata dengan suara yang dingin, "Bajingan ini sudah melakukan kesalahan besar. Nona Michelle masih merupakan seorang gadis muda yang polos. Setelah dia melakukan hal seperti itu, aku khawatir satu-satunya jalan yang bisa diambil adalah dia harus menikahi Nona Michelle. Pak Rudy, meski cucuku ini nggak berguna, dia sudah dewasa dan bija
Keluarga Aswin datang dengan penuh semangat hari ini. Hal tersebut jelas menunjukkan jika mereka tidak akan menyerah sampai tujuan mereka tercapai. Meskipun Tuan Harold tidak mengancam secara langsung, Rudy tahu betul apa yang ada di pikiran Tuan Harold.Begitu mereka menolak pernikahan ini, nama baik Michelle dan Keluarga Farrell akan hancur.Namun, menerima pinangan Keluarga Aswin juga bukan sesuatu yang diinginkan oleh Rudy. Setelah memikirkannya, Rudy pun merasa lelah secara emosional.Michelle tidak bisa mendapatkan orang yang dicintainya. Sementara itu, orang yang tidak dicintainya berusaha sekuat tenaga untuk menikahinya.Bagaimanapun, ini adalah takdir yang buruk."Tuan Harold, tentu saja aku memahami ketulusan Keluarga Aswin. Sama seperti istriku, aku sendiri juga nggak ada masalah dengan Hayden. Tapi, putriku adalah hartaku yang paling berharga, terutama dalam urusan pernikahan. Keluarga kami selalu mengikuti prinsip sukarela. Tapi, karena situasinya sudah seperti ini, aku me
Akhirnya, masalah ini bisa diselesaikan secara memuaskan. Diam-diam, Mira menarik Michelle ke tempat yang sepi dan berbisik kepadanya, "Aku peringatkan padamu, ayahmu sudah memperjuangkan kesempatan ini untukmu dengan susah payah. Jangan sampai kamu mengacaukannya lagi! Selama tiga bulan, kamu harus bersikap wajar padanya. Setelah tiga bulan, putuskan hubungan dengan alasan nggak cocok. Ingat, jangan biarkan Keluarga Aswin menemukan kesalahanmu!"Michelle mengangguk. "Aku mengerti, Bu.""Yang paling kukhawatirkan adalah sifat burukmu itu. Ingat baik-baik. Apakah kamu berpura-pura atau menahan diri selama tiga bulan ini, kamu harus menyelesaikan sandiwara ini demi reputasi Keluarga Farrell dan dirimu sendiri!""Aku akan menahan diri." Michelle mencengkram telapak tangannya dengan kukunya.Mira merasa tertekan dan membelai kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. "Nak, umurmu masih panjang. Lupakan Harvey. Jangan terus menggantungkan harapanmu kepadanya. Kamu harus membuka hati untuk m
Mereka sedang di rumah keluarga Farrell, tetapi dia melepaskan keliarannya tanpa peduli apa pun sampai Selena kelelahan setengah mati.Jangankan bangun dari tempat tidur. Mengangkat tangan saja hampir membuat Selena merasa seakan tulangnya mau patah."Guru harus menemani keluarga Aswin hari ini. Pas sekali, kamu bisa menemaniku."Selena berbaring di pangkuannya sambil terengah-engah, belum sepenuhnya pulih dari gelombang emosi beberapa saat yang lalu."Aku ingat dulu kamu orang yang nggak pernah lepas kendali dalam hal apa pun. Kenapa bisa berubah jadi mudah terbawa nafsu seperti sekarang?"Dulu, Harvey terkesan seperti seorang bos yang tidak peduli akan nafsu duniawi. Tatapannya kepada Selena saat di rumah bahkan sangat dingin.Tidak seperti sekarang. Sekali dilirik Selena, pria itu akan berlari ke arahnya penuh semangat seperti seekor anjing yang sudah berhari-hari tidak bertemu pemiliknya. Antusiasmenya begitu meluap-luap sampai Selena kewalahan.“Aku dulu masih terlalu muda, belum
Selena berkata dengan suara datar, "Benar, aku meminumnya."Jasper menatapnya lekat-lekat. "Bagaimana caramu mengatasinya?""Tuan Jasper lupa? Aku dokter. Ini juga bukan semacam penyakit yang serius," jawab Selena dengan sempurna tanpa memberi celah sedikit pun.Selena menatap langit di luar dan mendesah. "Beberapa hari ke depan mungkin akan turun hujan besar. Tuan Jasper, jangan lupa ingatkan Pak Rudy untuk selalu menjaga tubuhnya agar tetap hangat. Jangan sampai kedinginan. Aku nggak bisa ke sana dua hari ini. Resepnya sudah kuberikan ke Nyonya.""Oke.""Selain itu, Pak Rudy sebaiknya jangan sampai terpancing emosi. Dia baru saja operasi jantung, jadi nggak boleh kelelahan atau emosi berlebihan. Jaga sebisa mungkin agar suasana hatinya tetap bahagia." Selena mengingatkan."Mengerti. Akan kuperhatikan."Mobil berhenti di depan rumah keluarga Wilson. Selena menganggukkan kepalanya padanya. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Cuaca sedang dingin dan jalannya licin, Tuan Jasper hati-hati di j