Setelah Harvey kembali dibersihkan dan berendam dalam mata air obat, luka-luka di tubuhnya berhenti mengeluarkan darah. Selena mengeluarkan yodium untuk dioleskan, guna melakukan disinfeksi.Kulit Harvey yang bagaikan batu pualam ini penuh dengan bekas luka. Hampir tidak ada bagian yang utuh. Di mana-mana terdapat bekas luka dengan panjang yang berbeda-beda.Harvey takut membuat Selena marah. Itu sebabnya, dia tidak lagi berani mengatakan apa pun.Jika Selena tahu bahwa sejak awal dirinya sudah jatuh ke dalam perangkap Harvey, Selena pasti akan sangat marah dan melarikan diri dalam semalam.Harvey mempertaruhkan nyawanya untuk mengetahui kebenarannya. Saat Selena berlari ke arahnya tanpa memedulikan bahaya, Harvey tahu jika dia sudah memenangkan taruhan.Selena masih mencintainya.Namun, masa lalu mereka masih terasa seperti duri di tenggorokan. Meskipun itu adalah Palung Mariana, Harvey akan berusaha untuk menjembatani masa lalu mereka dan kembali ke hadapan Selena.Semua itu masih me
Satu kaki Harvey menjejak udara. Suara percikan air membasahi wajah Selena."Ada penyergapan?" Selena melihat sekeliling dengan hati-hati. Namun, dia hanya melihat Harvey yang jatuh telentang.Selena ingin menggodanya.Harvey tidak bisa melihat apa-apa. Namun, dia meraba-raba di dalam air dengan panik. Wajahnya tampak khawatir."Seli, kamu di mana? Seli, apa kamu baik-baik saja?"Melihat keadaan Harvey yang begitu menyedihkan, tiba-tiba saja Selena kehilangan minat untuk menggodanya."Aku baik-baik saja, Harvey."Mendengar suara Selena, Harvey pun buru-buru berlari ke arahnya, memeluk Selena erat-erat, dan berkata dengan panik, "Seli, dari mana saja kamu? Jangan menakut-nakutiku. Aku susah payah mencarimu."Di dalam gua, selain beberapa lampu tenaga surya kecil yang dibawa Selena, yang memancarkan cahaya tidak terlalu terang itu, hanya ada cahaya rembulan yang masuk melalui celah sempit di atas.Selena menatap wajah Harvey yang penuh kekhawatiran itu. Untuk sesaat, tenggorokan Selena t
Dua orang yang basah kuyup itu berguling-guling bagaikan bola. Harvey terlihat kacau. Dia berusaha untuk berdiri dengan terburu-buru, sehingga malah membuat dirinya makin kacau.Harvey sebenarnya adalah pria yang tenang dan selalu mengendalikan diri. Namun, setelah bertemu Selena, semua ketenangan dan kendali dirinya itu langsung terlupakan.Makin Harvey berhati-hati, keadaan menjadi makin buruk karenanya."Jangan bergerak. Biar aku saja yang melakukannya," kata Selena dengan putus asa.Selena juga bisa memahaminya. Sama seperti ketika Selena mengalami depresi selama beberapa waktu setelah mengetahui jika dirinya tidak akan hidup lebih lama lagi. Selena bahkan juga berpikir untuk mati saja.Seseorang yang baik-baik saja tiba-tiba menghadapi hal seperti ini, bagaimana mungkin dia bisa menerimanya dengan tenang?Untuk mencegah Harvey memperburuk keadaan, Selena menenangkan Harvey, mengambil pakaian bersih dan meletakkannya di tangan Harvey."Ini baju dan celananya. Bisakah kamu mengganti
Harvey menempel pada tubuh yang familier tetapi asing itu. Berkali-kali, Harvey menariknya ke dalam pelukannya, seakan-akan ingin mengukirnya ke dalam jiwanya, hingga mereka tidak perlu berpisah lagi.Sebelumnya, Selena tidak memiliki aroma obat semacam ini di tubuhnya. Jadi, ada sesuatu yang baru di tengah rasa yang familier ini.Ditambah lagi, sekarang Harvey tidak bisa melihat. Oleh karena itu, seluruh indra di tubuhnya menjadi jauh lebih kuat.Awalnya, Harvey hanya ingin menciumnya sekilas. Dia tidak berani bertindak terlalu lancang.Namun, beberapa hal, seperti contohnya banjir, sekali terjadi tidak bisa dihentikan lagi.Jari-jari Harvey menyentuh jepit rambut di belakang kepala Selena dan menariknya dengan lembut. Rambut hitam yang tebal itu langsung terurai dan melewati celah di antara jari-jari Harvey. Begitu ringan, lembut dan halus, dengan aromanya yang samar-samar.Mungkin karena suasana yang begitu pas dan sempurna, hingga Selena juga lupa untuk menolaknya.Tangan Harvey se
Tidak mungkin.Harvey, si manusia anjing ini, apa sudah dirasuki orang lain?Coba lihat, apa kamu orang yang sama seperti sebelumnya? Karaktermu benar-benar berbeda.Akan tetapi, harga diri tidak ada apa-apanya dibanding dengan istri. Jika istri pergi, apa gunanya harga diri?Tanpa menunggu jawaban dari Selena, Harvey pun buru-buru kembali melanjutkan kata-katanya, Maaf. Permintaanku ini agak nggak sopan. Anggap saja kamu nggak pernah mendengarnya. Cepatlah beristirahat. Aku nggak apa-apa sendiri."Selena jelas tahu jika Harvey memang sengaja berkata seperti itu. Namun, Harvey buta, terkena racun, dan jatuh ke dalam sarang ular adalah fakta yang tidak terbantahkan.Selena menggaruk kepalanya dengan kesal. Akhirnya dia menyerah. Selena membawa selimut dan selimutnya sendiri, lalu membentangkannya di sebelah Harvey. "Aku di sini. Kamu bisa tidur sekarang.""Terima kasih, Seli."Tak lama kemudian, saat Selena sudah hampir tertidur, orang di sebelahnya lagi-lagi berteriak, "Jangan mendekat
Malam itu, Harvey sama sekali tidak bisa tidur.Perlu diketahui. Butuh berapa lama bagi Harvey untuk bisa memeluk Selena? Harvey menghabiskan begitu banyak waktu untuk bisa menemukan kembali 'barang berharga'-nya itu. Tentu saja, Harvey tidak rela untuk melepaskannya.Meskipun Harvey sama sekali tidak bisa melihat Selena dengan jelas, dia tidak ingin menutup matanya. Harvey memeluknya dengan hati-hati dan tatapan matanya penuh dengan kasih sayang.Selena tidur dengan nyenyak dan baru bangun saat subuh tiba.Ketika membuka mata dan langsung bertatapan dengan tatapan kosong Harvey, Selena pun menjadi terkejut. "Kamu nggak tidur semalaman?"Harvey berkata dengan suara serak, "Aku merasa takut saat memikirkan ular-ular itu. Lagi pula, kamu memelukku begitu erat, hingga aku benar-benar nggak bisa tidur."Selena menundukkan pandangannya. Dia melihat bahwa dirinya tengah memeluk Harvey erat-erat dengan menggunakan tangan dan kakinya, seperti gurita.Wajah Selena langsung memerah. Dia buru-bur
Pintu terbuka dengan suara berderit. Selena datang dengan membawa obat. Dia melihat Harvey sedang berbaring di tempat tidur dengan wajah yang pucat dan tampak sakit."Dia kenapa?"Nolan tidak berani melihat Harvey. Nolan takut, dia akan membongkar kebohongan Harvey.Nolan mengucapkan kata-kata yang sudah diajarkan oleh Harvey, "Akhir-akhir ini, Bos nggak bisa tidur di malam hari. Kapan pun menutup mata, Bos akan teringat kejadian malam itu. Istirahatnya nggak cukup, jadi pemulihannya juga lambat."Selena mengerutkan kening. Dalam beberapa hari terakhir, dia menjaga jarak dengan Harvey. Kecuali memberikan obat, Selena hampir tidak ada kontak dengan Harvey."Kamu masih nggak bisa tidur di malam hari?" Selena melihat lingkaran hitam yang tebal di bawah mata Harvey.Perlu diketahui. Setiap malam, Harvey tidak bisa tidur karena terus memikirkan Selena. Harvey takut, dia akan diusir oleh Selena keesokan harinya. Setiap malam, Harvey merisaukan hal itu hingga menjadi cemas. Akhirnya, dia memi
Selena belum merasakan apa pun. Itu sebabnya, dia membungkuk sedikit dan tepat mendarat di dahi Harvey.Begitu lembut.Harvey memejamkan mata dan dengan panik melafalkan mantra dalam hati, "Isi adalah kosong, kosong adalah isi."Untungnya, acara cukurannya itu cepat selesai dan Harvey pun bisa bernapas dengan lega.Selena mencuci tangannya hingga bersih. Kemudian, dia mengoleskan minyak esensial dan memijat kepala Harvey. Teknik pijat Selena jauh lebih terampil dibanding sebelumnya.Awalnya Harvey tidak mengantuk. Namun, karena Selena memijatnya seperti ini, ditambah mencium aroma yang harum, tanpa sadar Harvey pun akhirnya tertidur.Melihat Harvey tertidur, barulah Selena bisa menghela napas lega.Selena berdiri dan meregangkan tubuhnya. Kemudian, dia melihat kalender. Paling lama, masih ada satu minggu lagi sebelum racun di tubuh Harvey bisa dibersihkan 90%. Sisanya bergantung pada Harvey sendiri untuk merawat tubuhnya secara perlahan-lahan.Yang dikhawatirkan Selena adalah, apakah p