Adella POV...Sudah Minggu kedua aku berada di dunia novel. Duke Ellington Erland, ayahku itu benar benar tipe ayah penyayang, apapun yang ku mau ayah pasti menurutinya. Sejak saat aku membuat ulah di istana kerajaan Twergien kemarin-kemarin, hingga saat ini kehidupanku ter-jalani dengan damai. Seperti biasa, ayah yang penyayang lalu kedua kakak yang tak pernah pulang. Seharusnya aku merasa bahagia, nyatanya membosankan jika aku tidak memiliki beban. Haruskah aku mencari gara gara pada si Rose sialan itu? Tidak, melihatnya saja aku sudah sangat kesal.Sedang asik memikirkan rencana gila itu, pintu kamarku diketuk beberapa kali membuat lamunanku buyar. Aku mempersilahkan siapapun yang mengetuk itu masuk. Aku menegakkan tubuh anggun, ternyata pelayan pribadiku."Salam Nona Adella Georgia Erland," salamnya aku jawab dengan berdehem."Duke ingin bertemu dengan anda jika anda tidak sibuk."Aku mendengus, ayahku memperlakukan aku layaknya petinggi saja.Aku segera berdiri dari kursi dekat
Adella sampai dikediamannya bersama para prajurit yang tidak becus menjaganya. Adella orang penting, bagaimana bisa mereka yang berpihak pada ayahnya diam saja saat putra mahkota ingin membunuhnya? Ya, memang putra mahkota lebih tinggi pangkatnya dibanding Duke Erland, namun bukankah mereka sudah berjanji akan setia pada keluarga Erland? Mereka pengecut, nantikan saja bagaimana Adella membalasnya.Saat mereka membuka pintu utama, Adella menghela napas. Luka nya sudah dibalut, namun ia tak yakin bagaimana ia akan menghadap ayahnya.Adella masuk ke mansion, melirik berbagai arah lalu berhenti tepat dimana ayahnya berdiri.Panjang umur sekali Duke Erland ini.Perempuan cantik itu menunduk merasa terintimidasi. Para maid saja terkejut dengan penampilannya, apa lagi Duke.Saat Duke berdiri tepat didepannya, Adella menunduk lebih dalam, "Salam ayah," cicitnya.Tangan Duke terangkat, memegang dagunya lembut membuat Adella mendongak keatas menatap manik mata sang ayah."Kau terluka," entah uc
Tepat siang hari ini, selepas ikut serta merayakan ulang tahun putra mahkota kerajaan Twirgien. Keluarga Erland langsung pulang dengan keterdiaman yang cukup lama.Duke Erland sudah tahu permasalahan Adella saat di istana, ia kecewa pada dirinya sendiri karena tidak berada didekat Adella saat putrinya itu dirundung. Ia juga marah pada kedua putranya yang ikut merundung Adella. Seandainya Duke tidak diajak Raja dan putra mahkota berbicara diruang terpisah dengan beberapa orang lainnya, ia pasti akan tetap berada disamping Adella, menjaganya.Didalam kereta kuda semuanya terdiam tak mengeluarkan suara.Lagi pula Adella juga saat ini masih kesal dengan kejadian di istana. Tidak ada yang mempercayainya, nanti ia harus berjuang keras agar Rose dipandang buruk.Saat mereka asik berpikir masing masing, kereta tiba tiba berhenti mendadak. Adella bahkan sampai terjungkal memeluk Yuand yang tepat berada didepannya, Adella berdecak melihat wajah Yuand menatapnya datar."Lemah," bisik Yuand pelan
Mata indahnya mulai terbuka perlahan. Orang yang pertama kali perempuan cantik itu lihat saat tersadar adalah Duke Ellington Erland yang menatap khawatir dengan menggenggam tangannya erat, dapat ia lihat mata panda sang ayah yang sangat sayu, ia bertanya tanya kapan lelaki itu bisa bahagia jika setiap saat matanya saja menampilkan kesuraman?Rasanya Adella benar benar mendapatkan semangat hidup kembali dengan tujuan membahagiakan lelaki itu.Ayah.Untuk kedua kalinya Adella merasa kata itulah yang menjadi penyemangat nya.Apa jadinya aku tanpa ayah? Harus apa aku jika ayah saja meninggalkan ku?Batinnya selalu bersuara jikalau mengingat kematian sang ayah, apakah Duke Erland juga akan meninggalkannya? Mengingat paragraf kematian tragis Duke karena depresi berat membuat Adella takut.Ia bertekad akan tetap hidup, membuat Duke Erland bahagia, lalu hidup bergelimang harta tanpa bekerja.Adella tersenyum manis, senyum tulus yang dulunya di sia siakan para penghianat. Perempuan itu mengusa
Adella POV...Di ruangan pengap ini aku dan semua manusia bermarga Erland berkumpul, garis bawahi bermarga Erland. Berarti termasuk Lady Rose dan Nicholas yang baru baru ini menjadi anggota keluarga Erland.Suasana sedikit aneh, ayah yang terdiam bersama Nicholas, lady Rose yang tersenyum bahagia, Vincent dan Yuand yang menatap ku tajam, dan tentunya aku yang memperhatikan mereka dengan raut datar.Sebenarnya ketiga keluarga kandung Adella asli itu sedang berdiskusi untuk hari esok, hari keberangkatan mereka ke menara sihir. Aku tentu ikut ikutan dan tak lupa kedua pendatang itu yang mengikutiku.Hah, jika bisa dicegah. Aku ingin ayah tetap disisiku, bersama sepanjang hari.Aku tentu mengutuk Raja dan putra mahkota yang bertindak semena mena pada keluarga Erland. Mereka memerintah kami tanpa mendengarkan bantahan kami.Namun sekali lagi, tanpa mereka bertiga aku lebih leluasa membalas perlakuan lady Rose, ditambah Nicholas yang akan membantuku.Lalu ada satu hal lagi, aku akan berusah
Adella POV...Tepat setelah mereka pergi, malam harinya aku mengadakan pertemuan dengan anggota baru Erland itu. Siapa lagi jika bukan Nicholas dan Rose?Dalam ruangan bernuansa abu abu menjadi saksi bagaimana aku tertawa melihat tatakrama Rose yang memang sangat amat lembut.Apakah dia merasa berkuasa tanpa ayah dan kedua kakakku?Seperti apapun dia, tetap akulah yang termasyur menjadi kepala keluarga jika ketiga laki laki bermarga asli Erland sedang tidak ada.Bahkan Nicholas sekalipun tak akan bisa menggantikan darah asli Erland sepertiku. Darah mereka tetap mengalir kebangsawanan Frolla yang memang lebih rendah dari darahku.Aku menyesap cokelat hangat dalam cangkir merasa puas melihat Rose bahkan Nicholas terkejut mendengar tawa kecilku."Maaf kami tidak menyambut kalian dengan benar," Kataku memulai pembicaraan. "Awalnya kami akan membuat pesta menyambut kedatangan kalian, namun waktu sepertinya tidak akan cukup untuk membuat pesta.""Tak apa, kak Adella."Aku menutup mata mende
Adella tidak bisa tidur. Setelah Nicholas mengantarnya ke kamar tanpa makan lebih dulu hingga saat ini ia tidak bisa tidur. Mungkin satu jam atau dua jam Adella memikirkan anak lelaki bermata Ruby itu. Mengapa lelaki itu sampai di mansion Erland? Bukankah seharusnya ia akan terlibat setelah tak sengaja bertemu Rose? Lalu kenapa ia lebih awal bertemu pemeran lelaki kedua itu sebelum Rose? Adella beranjak saat mendengar suara dari jendela. Kamarnya ada dilantai dua, siapa orang yang berani mencari resiko membahayakan keluarga Erland? Jendela tiba tiba terbuka paksa, seorang lelaki berambut merah masuk dengan cepat. Adella yakin dia Edrick Jeremy, dilihat dari rambutnya lalu... Mata Ruby yang menatapnya tajam. Tubuh Edrick dalam keadaan dewasa, perlahan mendekatinya dengan seringaian menakutkan. Dalam keadaan seperti ini ia butuh Nicholas, hanya lelaki itu yang paling berpotensi besar menyelamatkannya jika Edrick membahayakan hidupnya. Tubuh Adella terjatuh keatas kasur, ia men
Keluarga Erland kini berkumpul lengkap diruang keluarga.Vincent dan Yuand bahkan ikut hadir walau wajah mereka terlihat tak mengenakan, tatapan mereka pokus pada bibir dan leher Adella yang terdapat luka kecil karena ulah seseorang.Duke Erland duduk dihadapan mereka, sengaja mengubah posisi kursi yang berada di ruangan agar ia bisa langsung menanyai seluruh masalah leluarga pada para anaknya.Ada dua sofa besar dihadapan Duke, yang satu diduduki para anak kandungnya dengan Adella yang dihimpit ditengah lalu satunya lagi para pendatang dari keluarga Frolla."Kau sungguh baik baik saja, Putriku?"Adella mengangguk dengan menampakan senyuman manis yang jarang ia keluarkan."Aku sudah sangat membaik setelah meminum ramuan, ayah."Duke menghela napas, "Lalu Nicholas." Lelaki berperawakan tinggi itu menatap Nicholas, "Kau bisa membantuku mengurus berkas berkas, nak?"Awalnya Nicholas diam gugup, senyuman ia perlihatkan takut takut.Nak? Duke menganggap Nicholas anaknya, bukan?"Ba-Baik a-