Share

Bab 6

Penulis: reffarenaha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 18:58:22

Mata indahnya mulai terbuka perlahan. Orang yang pertama kali perempuan cantik itu lihat saat tersadar adalah Duke Ellington Erland yang menatap khawatir dengan menggenggam tangannya erat, dapat ia lihat mata panda sang ayah yang sangat sayu, ia bertanya tanya kapan lelaki itu bisa bahagia jika setiap saat matanya saja menampilkan kesuraman?

Rasanya Adella benar benar mendapatkan semangat hidup kembali dengan tujuan membahagiakan lelaki itu.

Ayah.

Untuk kedua kalinya Adella merasa kata itulah yang menjadi penyemangat nya.

Apa jadinya aku tanpa ayah? Harus apa aku jika ayah saja meninggalkan ku?

Batinnya selalu bersuara jikalau mengingat kematian sang ayah, apakah Duke Erland juga akan meninggalkannya? Mengingat paragraf kematian tragis Duke karena depresi berat membuat Adella takut.

Ia bertekad akan tetap hidup, membuat Duke Erland bahagia, lalu hidup bergelimang harta tanpa bekerja.

Adella tersenyum manis, senyum tulus yang dulunya di sia siakan para penghianat. Perempuan itu mengusap tangan digenggamannya.

Duke Erland.

Bolehkah ia bahagia dengan lelaki itu setelah menggantikan putri aslinya?

"Adella sayang ayah." Adella memeluk tubuh ayahnya erat. Ia seakan mendapat banyak kekuatan hingga tak lagi merasa sakit saat bergerak tiba tiba.

Terdengar isakkan kecil, Adella mengusap punggung Duke pelan. Jika seperti ini Adella yakin ayahnya akan berbaring sakit menggantikannya.

Ia kembali berbaring membawa Duke ikut serta, tangannya tetap mengelus punggung Duke Erland berusaha menenangkannya.

Adella ingin Duke beristirahat, ia yakin lelaki itu selalu menjaganya tanpa memperhatikan keadaan dirinya sendiri.

"Maaf."

Kata itu lagi lagi digumamkan Duke, ia jadi merasa kasihan pada Duke yang memang seharusnya tak merasa bersalah padanya.

Tak tahukah Duke, Adella benar benar tidak ingin melihat kerapuhannya.

...

Dalam ruangan bernuansa abu tua, keluarga Erland minus Adella sedang berkumpul. Mendiskusikan masalah kerajaan beberapa hari lalu.

"Banyak bangsawan yang tewas karena serangan yang sama dari para penyihir hitam yang memberontak hari lalu." Vincent memberitahu lebih awal pada ayahnya.

Tepat tiga hari kejadian kereta kuda yang diberhentikan. Ayahnya tidak lagi mempersalahkan hal lain selain menunggu sadarnya Adella. Jadi Vincent berinisiatif memberitahu pada sang ayah kejadian aneh tersebut.

"Pemberontakan terjadi bersamaan."

Duke menatap Vincent serius, "Dikendalikan?"

"Entah."

"Anehnya semua penyihir hitam hilang diwaktu yang sama pula, setelah Adella berperilaku aneh," tambah Yuand.

Vincent menggeleng, "Sepertinya Adella tidak ada sangkut pautnya kali ini," katanya, "Tabib memberitahu mana dalam tubuh Adella belum bangkit sepenuhnya, kekuatannya belum keluar sama sekali."

"Hm, hanya efek mana yang berantakan. Dilihat dari kekuatannya sepertinya Adella memiliki elemen api mewariskan ayah, bukan?"

Duke Erland tersenyum lalu mengangguk, "Ayah kira dia akan memiliki elemen seperti ibunya. Ternyata tidak, dia mewarisi elemen ayah." Ada sedikit nada bangga dalam ucapan Duke Erland.

"Ya, anak ayah mewarisi elemen yang sama."

Helaan napas terdengar dari arah Yuand, "Ayah...," Panggilnya.

"Kita diperintah ke menara sihir, melihat keadaan disana. Lalu Raja membuat seleksi penyihir menggantikan beberapa penyihir pemberontak yang mati hari lalu, selama itu kita diharuskan menetap disana."

Duke terdiam lama, pemilihan tentu akan memakan waktu yang lumayan lama. Bisakah ia jauh dari Adella selama itu?

"Keluarga Viscount frolla hancur."

Lalu apakah Duke Erland peduli? Ia hanya memikirkan bagaimana ia jauh dari Adella.

"Hanya Lady Rose yang selamat dalam penyerangan, dan putra mahkota mengharuskan ayah mengadopsinya."

Mata Duke Erland membulat sempurna, mengadopsi? Bukankah putra mahkota tahu Adella membenci Rose? Mengapa keluarga Erland yang mengadopsi lady Rose?

"Perintah mutlak." Tambah Yuand.

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan wajah datar Adella yang terlihat pusat. Belum juga Duke Erland membantah, Adella dengan cepat duduk disamping Vincent. Dilihat dari raut wajah datarnya, sepertinya Adella mendengar ucapan Yuand dan Vincent tadi.

"Ada apa?" Vincent bertanya.

Adella menggeleng, "Aku juga 8ngin mendengar diskusi kalian."

"Ini urusan kerajaan, pergilah."

Adella menggeleng kembali, "Bukankah urusan keluarga Erland? Aku mendengarnya, dari pertama kalian berbicara."

"Aku menyetujui semuanya," katanya sembari menatap Duke Erland dengan senyuman.

"Kau bukan..."

"Aku bukan kepala keluarga?" Adella terkekeh, "Hey kak, Ayah pasti akan bertanya persetujuanku. Dan aku dengan senang hati menyetujuinya, kalian adopsi saja Lady Rose lalu pergilah ke menara sihir."

Duke menatap khawatir Adella, "Aku baik baik saja, bukankah ayah sering meninggalkanku berperang? Pergilah." Adella kembali meyakinkan Duke Erland.

Duke menghela napas, "Kapan kita berangkat?" Tanyanya pada Vincent dan Yuand.

"Tiga hari lagi."

"Baiklah, ayah akan mengurus surat adopsi secepat mungkin."

Adella tersenyum puas, ia akan bersaudara dengan Rose! Senang sekali rasanya.

Senang.

Karena ia bisa berbuat apapun pada Rose jika perempuan itu berada didekatnya.

Dirasa tak ada lagi hal penting Duke Erland memutuskan percakapan dengan beranjak keluar, Adella mengikuti dari belakang meninggalkan kedua kakaknya yang mulai berpikiran jelek tentangnya.

"Ayah!" Adella memeluk lengan kanan Duke Erland lalu menyamakan langkahnya berjalan kearah mansion utama.

"Ayah terbaik!"

Duke mengeram, "Kau bahagia akan jauh dari ayah?"

"Tidak!" Cepat cepat Adella menjawab, pantas Duke terlihat berbeda saat menyetujui ucapannya tadi. Adella mendekatkan wajahnya pada telinga Duke Erland dengan berjinjit, "Aku ingin balas dendam." Bisiknya dengan senyum puas.

Adella kembali berjalan biasa, "Pada Lady Rose," tambah Adella.

"Aku memang tidak lagi menyukai putra mahkota, tapi tingkah lady Rose membuatku muak. Jadi dengan tidak adanya ayah dan pengadopsian lady Rose, aku bisa leluasa membalas dendam."

Matanya menyiratkan kebencian, Duke Erland saja sampai terkejut. Setelah beberapa lama Adella membaik kini semuanya kembali, Adella terlihat kejam dimatanya.

"Ayah," Adella menatap mata Duke menelisik. "Ayah percaya padaku, kan?" Senyum menyeringai ia perlihatkan.

"Aku ingin membunuhnya. Dia adalah perusak."

Wajahnya kembali datar saat melihat beberapa maid melewati mereka dengan menunduk.

"Jika ayah menghalangiku, aku akan menghancurkan apapun yang menghalangiku."

Adella mempererat pelukannya pada lengan Duke, "Aku tahu ayah tidak mungkin melakukannya, ayah tenang saja, ayah akan berpihak padaku saat tahu kejadian sebenarnya."

...

Adella POV...

"Hai."

Aku menatap datar lelaki didepanku, siapa dia? Aku sepertinya tak pernah melihat lelaki itu.

Ini adalah hari kedatangan lady Rose sebagai saudaraku, ayah sudah mengurus surat adopsi dengan cepat.

Ayah tidak berkomentar apapun tentang rencana balas dendam ku seakan ia menyetujui saja apapun yang aku perbuat. Ayahku itu memang sangat menyayangi ku hingga apapun yang aku perbuat ia perbolehkan jika hal itu membahagiakanku.

"Perkenalkan, aku Nicholas Frolla. Ah tidak, Aku Nicholas Erland." Dia tersenyum padaku.

Aku terdiam cukup lama, Rose memang memiliki Kakak lelaki yang membencinya. Namun, bukankah ia tewas bersama kedua orang tuanya?

Terkekeh kecil, aku kini menatapnya serius. Kesalahan ku memang besar, karena tidak mengacau besar besaran, keluarga Rose hancur karena tidak tinggal lama di istana disaat ulangtahun putra mahkota lalu.

Berakhirlah lady Rose yang diadopsi ayah. Aku tahu itu keinginan lady Rose yang disetujui putra mahkota. Dasar bucin!

"

Kau tidak mati?" Aku bertanya tanpa dosa.

Nicholas mendengus, "Kebetulan aku sedang di akademi, mereka berpikir aku ikut lalu mati."

"Kau dari akademi?"

"Yah, aku mendapat kabar adikku di adopsi oleh Duke Erland. Dan kau tahu?" Nicholas mendekat, "Aku tahu keburukan Rose."

Wow, dalam novel tak dijelaskan mengapa Nicholas membenci adiknya yang katanya imut itu. Dan ternyata? Karena ini.

"Aku membencinya namun tak bisa berbuat apapun. Dan sekarang, aku ikut di adopsi lalu bertemu denganmu. Aku tahu kau juga mengetahui sikap asli Rose. Maafkan aku, jika kau bersedia bolehkah aku membantumu untuk balas dendam?"

Senyuman terukir diwajahnya, tangannya terulur membuatku mau tak mau menyambutnya dengan sedikit senyum. Siapa yang tidak senang jika akan dibantu membalas dendam? Aku tahu Nicholas sangat membenci adiknya dalam sorot matanya yang dengan lantang melihatku.

"Baiklah." Aku mengajaknya ke mansion utama. Disana ada Ayah dan kedua kakakku yang sudah berkumpul menunggu kedatangan Lady Rose.

Aku tersenyum, hari ini ada dua kebahagiaan yang akan aku dapatkan. Bekerja sama dengan Nicholas, lalu bisa membalas dendam pada Rose.

Nantikan lah...

Bab terkait

  • Antagonis Princess    Bab 7

    Adella POV...Di ruangan pengap ini aku dan semua manusia bermarga Erland berkumpul, garis bawahi bermarga Erland. Berarti termasuk Lady Rose dan Nicholas yang baru baru ini menjadi anggota keluarga Erland.Suasana sedikit aneh, ayah yang terdiam bersama Nicholas, lady Rose yang tersenyum bahagia, Vincent dan Yuand yang menatap ku tajam, dan tentunya aku yang memperhatikan mereka dengan raut datar.Sebenarnya ketiga keluarga kandung Adella asli itu sedang berdiskusi untuk hari esok, hari keberangkatan mereka ke menara sihir. Aku tentu ikut ikutan dan tak lupa kedua pendatang itu yang mengikutiku.Hah, jika bisa dicegah. Aku ingin ayah tetap disisiku, bersama sepanjang hari.Aku tentu mengutuk Raja dan putra mahkota yang bertindak semena mena pada keluarga Erland. Mereka memerintah kami tanpa mendengarkan bantahan kami.Namun sekali lagi, tanpa mereka bertiga aku lebih leluasa membalas perlakuan lady Rose, ditambah Nicholas yang akan membantuku.Lalu ada satu hal lagi, aku akan berusah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 8

    Adella POV...Tepat setelah mereka pergi, malam harinya aku mengadakan pertemuan dengan anggota baru Erland itu. Siapa lagi jika bukan Nicholas dan Rose?Dalam ruangan bernuansa abu abu menjadi saksi bagaimana aku tertawa melihat tatakrama Rose yang memang sangat amat lembut.Apakah dia merasa berkuasa tanpa ayah dan kedua kakakku?Seperti apapun dia, tetap akulah yang termasyur menjadi kepala keluarga jika ketiga laki laki bermarga asli Erland sedang tidak ada.Bahkan Nicholas sekalipun tak akan bisa menggantikan darah asli Erland sepertiku. Darah mereka tetap mengalir kebangsawanan Frolla yang memang lebih rendah dari darahku.Aku menyesap cokelat hangat dalam cangkir merasa puas melihat Rose bahkan Nicholas terkejut mendengar tawa kecilku."Maaf kami tidak menyambut kalian dengan benar," Kataku memulai pembicaraan. "Awalnya kami akan membuat pesta menyambut kedatangan kalian, namun waktu sepertinya tidak akan cukup untuk membuat pesta.""Tak apa, kak Adella."Aku menutup mata mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 9

    Adella tidak bisa tidur. Setelah Nicholas mengantarnya ke kamar tanpa makan lebih dulu hingga saat ini ia tidak bisa tidur. Mungkin satu jam atau dua jam Adella memikirkan anak lelaki bermata Ruby itu. Mengapa lelaki itu sampai di mansion Erland? Bukankah seharusnya ia akan terlibat setelah tak sengaja bertemu Rose? Lalu kenapa ia lebih awal bertemu pemeran lelaki kedua itu sebelum Rose? Adella beranjak saat mendengar suara dari jendela. Kamarnya ada dilantai dua, siapa orang yang berani mencari resiko membahayakan keluarga Erland? Jendela tiba tiba terbuka paksa, seorang lelaki berambut merah masuk dengan cepat. Adella yakin dia Edrick Jeremy, dilihat dari rambutnya lalu... Mata Ruby yang menatapnya tajam. Tubuh Edrick dalam keadaan dewasa, perlahan mendekatinya dengan seringaian menakutkan. Dalam keadaan seperti ini ia butuh Nicholas, hanya lelaki itu yang paling berpotensi besar menyelamatkannya jika Edrick membahayakan hidupnya. Tubuh Adella terjatuh keatas kasur, ia men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 10

    Keluarga Erland kini berkumpul lengkap diruang keluarga.Vincent dan Yuand bahkan ikut hadir walau wajah mereka terlihat tak mengenakan, tatapan mereka pokus pada bibir dan leher Adella yang terdapat luka kecil karena ulah seseorang.Duke Erland duduk dihadapan mereka, sengaja mengubah posisi kursi yang berada di ruangan agar ia bisa langsung menanyai seluruh masalah leluarga pada para anaknya.Ada dua sofa besar dihadapan Duke, yang satu diduduki para anak kandungnya dengan Adella yang dihimpit ditengah lalu satunya lagi para pendatang dari keluarga Frolla."Kau sungguh baik baik saja, Putriku?"Adella mengangguk dengan menampakan senyuman manis yang jarang ia keluarkan."Aku sudah sangat membaik setelah meminum ramuan, ayah."Duke menghela napas, "Lalu Nicholas." Lelaki berperawakan tinggi itu menatap Nicholas, "Kau bisa membantuku mengurus berkas berkas, nak?"Awalnya Nicholas diam gugup, senyuman ia perlihatkan takut takut.Nak? Duke menganggap Nicholas anaknya, bukan?"Ba-Baik a-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 11

    Larut malam yang gelap menjadi saksi kepulangan Adella yang keluar tanpa izin dari Duke Erland.Didepan gerbang mansion yang sudah hancur ada banyak prajurit menjaga dalam satu barisan, kuda yang Adella gunakan berlari cepat melewati mereka hingga berhenti dihadapan Duke Erland.Wajah Duke Erland terlihat cemas dan khawatir, Adella melompat dari kuda lalu memeluk Duke erat. Adella tak memperhatikan manusia disamping Duke yang menggenggam tangan Duke. Kakinya ia lilitkan dipinggang Duke dengan wajah yang bersembunyi tepat di cekungan leher Duke.Kesadarannya yang memang sudah sangat tipis karena mengantuk akhirnya menghilang saat Duke membalas pelukan juga mengusap punggung Adella hingga tangan yang digenggam Rose, orang disampingnya terlepas.Duke berbalik membawa tubuh Adella dalam pangkuannya bersama Rose yang setia mengikuti dari belakang. Berjalan perlahan dengan bulan yang menerangi perjalanannya.Dari semua sikap yang Adella miliki, Duke sangat menyukai sikap manjanya yang baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 12

    "Ayo ayah!"Hari Adella berlibur tiba. Persiapan yang Duke lakukan demi membuat Adella senang selesai dengan cepat.Duke juga memaksa kedua putranya agar ikut berlibur meninggalkan berkas berkas kerajaan yang menumpuk menunggu mereka kerjakan.Mereka setuju saja karena memang ucapan Adella tempo lalu membuat mereka selalu terpikirkan tidak ada salahnya mereka ikut berlibur.Adella berbeda, kini jika mereka mengacuhkan Adella maka Adella akan lebih mengacuhkan mereka.Bahkan adik mereka itu berharap datangnya kematian untuk kedua kakaknya.Ada yang aneh. Vincent dan Yuand hanya ingin tahu apa yang membuat Adella begitu membenci mereka. Mereka hanya memikirkan hal itu tanpa tahu bagaimana perasaan Adella saat mereka acuhkan dulu.Sekarang, saat diacuhkan kembali mereka bertanya tanya mengapa Adella mengacuhkan mereka? Apa salah mereka? Secepat itulah mereka lupa akan sikap mereka pada Adella dulu."Aku ingin bersama ayah! Berdua!" Adella berkata lantang saat melihat dua kereta kuda ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 13

    Siang hari terasa dingin bagi orang orang yang beraktivitas diluar rumah, cuaca ekstrem datang membuat banyak orang lebih memilih berdiam diri dirumah masing masing.Hujan lebat dengan angin yang ikut bergemuruh menabrak pohon pohon besar, petir bersautan menakut nakuti para anak kecil agar bersembunyi diperlukan sang ibu. Ditengah cuaca hujan lebat itu, putri seorang Duke Erland dengan sengaja ya keluar dari mansion berbekal jubah besar berwarna biru dengan tudungan yang menutupi kepalanya agar tidak terlalu basah. Kuda putih yang didapatnya beberapa waktu lalu dari seorang prajurit sudah siap berlari membawa berat tubuhnya.Adella bersiap seraya berdecak melihat Nicholas tepat berada dibelakangnya, memaksa ikut kemanapun Adella pergi. Ia berbalik dengan berkacak pinggang, menilai penampilan Nicholas yang memang terlihat sangat siap mengikutinya dengan kuda berwarna coklat disampingnya."Kau... Kembali ke mansion!" Perintah Adella kesal.Nicholas menggeleng seraya tersenyum lucu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Antagonis Princess    Bab 14

    "Raiden mommy yang manis, saatnya kita makan!""Mam..."Adella mengangguk seakan mengerti ucapan Raiden, "Iya, mam..." Katanya membawa Raiden kepelukannya."Daddy-nya Raiden dimana ya?"Adella celingak-celinguk mencari keberadaan Duke Weria, dimansion ini lebih banyak manusia berseragam prajurit dibandingkan maid.Didominasi lelaki, dari koki, tukang kebun, pembersih mansion dan lainnya. Dari saat ia sampai dimansion Duke Weria, Adella hanya dapat melihat beberapa maid yang dikhususkan menjaga Raiden, selebihnya laki-laki."Permisi..."Adella tergelak pelan. Kenapa harus permisi? Ia kan bisa langsung menanyai perihal Duke Weria pada prajuritnya."Eum... Duke Weria?" Prajurit didepannya menunduk sebentar saat melihat Raiden ada digendongan Adella."Tuan ada di kamarnya, Lady."Tentu prajurit Weria tahu kedatangan Lady Adella ke mansion tuan nya, ia bahkan bersyukur karena kedatangan Adella sedikit membuat area mansion tidak sesuram biasanya. Ada kehangatan yang Adella berikan baik un

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • Antagonis Princess    Bab 17

    Adella POV..."Dari mana?""Bertemu penyusup Jackson, lalu bekerjasama.""Dan baru pulang sepagi ini?""... Iya."Keterdiaman cukup lama menyerang kami. Tentu Aku-Adella dan ayah, siapa lagi?"Hah..." Aku sedikit terperanjat saat ayah menghela napas segusar itu.Ayah kenapa? Aku baru melihat tatapan aneh dari mata ayah. Seperti pasrah, khawatir, takut, segalanya ada disana.Pagi ini aku memang baru tiba kembali di mansion, biasanya yang menemani kepulangan ku adalah tatapan khawatir."Kerajaan Wordans menyatakan perang." Mataku yang sedikit sipit membulat, aku tentu tahu kerajaan itu. Tapi... Mengapa hari ini? Bukankah seharusnya satu tahun mendatang saat beberapa hari kedewasaanku. Itupun setelah tak lama Adella.Kurasa Duke sangatlah tahu pikiran ku. Tapi buka itu yang ingin ku dengar. Astaga! Aku harus mencegah ayah berperang."Jenderal kerajaan tidak mampu mengalahkan mer

  • Antagonis Princess    Bab 16

    Bosan. Itulah yang Adella rasakan malam ini.Sehabis mengacau ia tertidur panjang hingga malam tiba, ia yakin tak akan mampu tertidur lagi setelahnya.Telunjuk kanannya ia gigit pelan mencari solusi kebosanannya dengan tubuh setia duduk bersandar dikursi dekat jendela kamarnya. Gemilang bintang terlihat indah diluar jendela yang sengaja ia buka, ada bulan bulat penuh berdiri sendiri.Sesekali Adella menghela napas gusar, sungguh rasa bosan sangat menyiksanya. Tubuhnya refleks berdiri, beranjak kelemari besar penuh gaun dan korset, ada beberapa pakaian lain disana.Tangannya mengambil jubah hitam dengan bulu di bagian sisi tudungan jubah itu. Memakainya lalu berlari cepat kearah jendela, melompat dari kamarnya tanpa rasa takut.Adella melayang tepat saat ia akan sampai menginjak tanah, ia putuskan mencari kesenangan kembali malam ini."Edrick? Hm... Tidak. Ada Duke Weria diperbatasan Utara, bisa bisa aku berhenti dan menginap lagi

  • Antagonis Princess    Bab 15

    Pagi hari tiba dengan cuaca secerah mentari, berbeda dengan cuaca kemarin yang seharian bergemuruh hujan lebat.Adella sudah siap dengan pakaian maid Weria. Tidak mungkin ia memakai gaunnya kemarin karena kotor dan basah. Berbekal jubah anti airnya yang berwana biru kemarin, pakaian maid yang ia pakai tertutupi dengan benar.Rambut pendeknya ia rapihkan saat akan memakai tudungan jubah. Bersiap menaiki kuda putihnya yang ia tinggal semalaman dipeteduhan. Duke Kaidar Puth Weria, nama panjang yang ia dengar tadi pagi dari pemiliknya. Lelaki itu mengantar kepergiannya dengan Raiden dalam pelukan.Sekali lagi ia mengusap kepala Raiden pelan, setelahnya berjinjit mencuri cium pada Duke Weria."Kau boleh berkunjung ke mansion ku. Bawa Raiden, aku akan merindukannya."Adella tak sanggup melihat tatapan sedih Raiden seakan bayi itu tahu ia akan meninggalkannya."Jika terjadi sesuatu pada Raiden tolong beri tahu aku. Aku pergi." ...Kuda putih Adella berlari kencang memasuki gerbang utama ma

  • Antagonis Princess    Bab 14

    "Raiden mommy yang manis, saatnya kita makan!""Mam..."Adella mengangguk seakan mengerti ucapan Raiden, "Iya, mam..." Katanya membawa Raiden kepelukannya."Daddy-nya Raiden dimana ya?"Adella celingak-celinguk mencari keberadaan Duke Weria, dimansion ini lebih banyak manusia berseragam prajurit dibandingkan maid.Didominasi lelaki, dari koki, tukang kebun, pembersih mansion dan lainnya. Dari saat ia sampai dimansion Duke Weria, Adella hanya dapat melihat beberapa maid yang dikhususkan menjaga Raiden, selebihnya laki-laki."Permisi..."Adella tergelak pelan. Kenapa harus permisi? Ia kan bisa langsung menanyai perihal Duke Weria pada prajuritnya."Eum... Duke Weria?" Prajurit didepannya menunduk sebentar saat melihat Raiden ada digendongan Adella."Tuan ada di kamarnya, Lady."Tentu prajurit Weria tahu kedatangan Lady Adella ke mansion tuan nya, ia bahkan bersyukur karena kedatangan Adella sedikit membuat area mansion tidak sesuram biasanya. Ada kehangatan yang Adella berikan baik un

  • Antagonis Princess    Bab 13

    Siang hari terasa dingin bagi orang orang yang beraktivitas diluar rumah, cuaca ekstrem datang membuat banyak orang lebih memilih berdiam diri dirumah masing masing.Hujan lebat dengan angin yang ikut bergemuruh menabrak pohon pohon besar, petir bersautan menakut nakuti para anak kecil agar bersembunyi diperlukan sang ibu. Ditengah cuaca hujan lebat itu, putri seorang Duke Erland dengan sengaja ya keluar dari mansion berbekal jubah besar berwarna biru dengan tudungan yang menutupi kepalanya agar tidak terlalu basah. Kuda putih yang didapatnya beberapa waktu lalu dari seorang prajurit sudah siap berlari membawa berat tubuhnya.Adella bersiap seraya berdecak melihat Nicholas tepat berada dibelakangnya, memaksa ikut kemanapun Adella pergi. Ia berbalik dengan berkacak pinggang, menilai penampilan Nicholas yang memang terlihat sangat siap mengikutinya dengan kuda berwarna coklat disampingnya."Kau... Kembali ke mansion!" Perintah Adella kesal.Nicholas menggeleng seraya tersenyum lucu,

  • Antagonis Princess    Bab 12

    "Ayo ayah!"Hari Adella berlibur tiba. Persiapan yang Duke lakukan demi membuat Adella senang selesai dengan cepat.Duke juga memaksa kedua putranya agar ikut berlibur meninggalkan berkas berkas kerajaan yang menumpuk menunggu mereka kerjakan.Mereka setuju saja karena memang ucapan Adella tempo lalu membuat mereka selalu terpikirkan tidak ada salahnya mereka ikut berlibur.Adella berbeda, kini jika mereka mengacuhkan Adella maka Adella akan lebih mengacuhkan mereka.Bahkan adik mereka itu berharap datangnya kematian untuk kedua kakaknya.Ada yang aneh. Vincent dan Yuand hanya ingin tahu apa yang membuat Adella begitu membenci mereka. Mereka hanya memikirkan hal itu tanpa tahu bagaimana perasaan Adella saat mereka acuhkan dulu.Sekarang, saat diacuhkan kembali mereka bertanya tanya mengapa Adella mengacuhkan mereka? Apa salah mereka? Secepat itulah mereka lupa akan sikap mereka pada Adella dulu."Aku ingin bersama ayah! Berdua!" Adella berkata lantang saat melihat dua kereta kuda ber

  • Antagonis Princess    Bab 11

    Larut malam yang gelap menjadi saksi kepulangan Adella yang keluar tanpa izin dari Duke Erland.Didepan gerbang mansion yang sudah hancur ada banyak prajurit menjaga dalam satu barisan, kuda yang Adella gunakan berlari cepat melewati mereka hingga berhenti dihadapan Duke Erland.Wajah Duke Erland terlihat cemas dan khawatir, Adella melompat dari kuda lalu memeluk Duke erat. Adella tak memperhatikan manusia disamping Duke yang menggenggam tangan Duke. Kakinya ia lilitkan dipinggang Duke dengan wajah yang bersembunyi tepat di cekungan leher Duke.Kesadarannya yang memang sudah sangat tipis karena mengantuk akhirnya menghilang saat Duke membalas pelukan juga mengusap punggung Adella hingga tangan yang digenggam Rose, orang disampingnya terlepas.Duke berbalik membawa tubuh Adella dalam pangkuannya bersama Rose yang setia mengikuti dari belakang. Berjalan perlahan dengan bulan yang menerangi perjalanannya.Dari semua sikap yang Adella miliki, Duke sangat menyukai sikap manjanya yang baru

  • Antagonis Princess    Bab 10

    Keluarga Erland kini berkumpul lengkap diruang keluarga.Vincent dan Yuand bahkan ikut hadir walau wajah mereka terlihat tak mengenakan, tatapan mereka pokus pada bibir dan leher Adella yang terdapat luka kecil karena ulah seseorang.Duke Erland duduk dihadapan mereka, sengaja mengubah posisi kursi yang berada di ruangan agar ia bisa langsung menanyai seluruh masalah leluarga pada para anaknya.Ada dua sofa besar dihadapan Duke, yang satu diduduki para anak kandungnya dengan Adella yang dihimpit ditengah lalu satunya lagi para pendatang dari keluarga Frolla."Kau sungguh baik baik saja, Putriku?"Adella mengangguk dengan menampakan senyuman manis yang jarang ia keluarkan."Aku sudah sangat membaik setelah meminum ramuan, ayah."Duke menghela napas, "Lalu Nicholas." Lelaki berperawakan tinggi itu menatap Nicholas, "Kau bisa membantuku mengurus berkas berkas, nak?"Awalnya Nicholas diam gugup, senyuman ia perlihatkan takut takut.Nak? Duke menganggap Nicholas anaknya, bukan?"Ba-Baik a-

  • Antagonis Princess    Bab 9

    Adella tidak bisa tidur. Setelah Nicholas mengantarnya ke kamar tanpa makan lebih dulu hingga saat ini ia tidak bisa tidur. Mungkin satu jam atau dua jam Adella memikirkan anak lelaki bermata Ruby itu. Mengapa lelaki itu sampai di mansion Erland? Bukankah seharusnya ia akan terlibat setelah tak sengaja bertemu Rose? Lalu kenapa ia lebih awal bertemu pemeran lelaki kedua itu sebelum Rose? Adella beranjak saat mendengar suara dari jendela. Kamarnya ada dilantai dua, siapa orang yang berani mencari resiko membahayakan keluarga Erland? Jendela tiba tiba terbuka paksa, seorang lelaki berambut merah masuk dengan cepat. Adella yakin dia Edrick Jeremy, dilihat dari rambutnya lalu... Mata Ruby yang menatapnya tajam. Tubuh Edrick dalam keadaan dewasa, perlahan mendekatinya dengan seringaian menakutkan. Dalam keadaan seperti ini ia butuh Nicholas, hanya lelaki itu yang paling berpotensi besar menyelamatkannya jika Edrick membahayakan hidupnya. Tubuh Adella terjatuh keatas kasur, ia men

DMCA.com Protection Status