Siang hari terasa dingin bagi orang orang yang beraktivitas diluar rumah, cuaca ekstrem datang membuat banyak orang lebih memilih berdiam diri dirumah masing masing.Hujan lebat dengan angin yang ikut bergemuruh menabrak pohon pohon besar, petir bersautan menakut nakuti para anak kecil agar bersembunyi diperlukan sang ibu. Ditengah cuaca hujan lebat itu, putri seorang Duke Erland dengan sengaja ya keluar dari mansion berbekal jubah besar berwarna biru dengan tudungan yang menutupi kepalanya agar tidak terlalu basah. Kuda putih yang didapatnya beberapa waktu lalu dari seorang prajurit sudah siap berlari membawa berat tubuhnya.Adella bersiap seraya berdecak melihat Nicholas tepat berada dibelakangnya, memaksa ikut kemanapun Adella pergi. Ia berbalik dengan berkacak pinggang, menilai penampilan Nicholas yang memang terlihat sangat siap mengikutinya dengan kuda berwarna coklat disampingnya."Kau... Kembali ke mansion!" Perintah Adella kesal.Nicholas menggeleng seraya tersenyum lucu,
Kanaya Tabitha adalah seorang aktris cantik yang sedang naik daun belakangan setelah beberapa kali menjadi pemeran utama dalam film dan drama yang lumayan ramai diminati penonton. Perempuan multitalenta yang hampir menguasai segala hal. Paras cantik dan tubuh idealnya menjadi tambahan sempurnanya seorang Kanaya. Segalanya tak jauh dari ambisi sang ayah yang begitu menginginkan kesuksesan Kanaya. Awalnya Kanaya muak dengan ambisi sang ayah, namun setelah ayahnya itu tiada Kanaya mulai mengerti keinginan ayahnya hanya agar ia hidup dengan baik.Kata kata terakhir ayahnya bahkan demi dirinya, "berbahagialah Kanaya, ayah menyayangimu."Ia tidak memiliki keluarga lain selain sang ayah, ibunya menggugat cerai setelah berhubungan dengan pria yang lebih kaya dari sang ayah.Kanaya memilik seorang pacar dan sahabat perempuan yang selalu mendukung Kanaya dari awal hingga sukses."Lo harus sukses, Naya." "Aku bakal terus disisi kamu, aku janji."Kanaya begitu menyayangi sahabat dan pacarnya it
"Lady Adella."Adella mengerutkan kening melihat seorang perempuan menghadang jalannya, dari segi fisik perempuan itu sepertinya protagonis perempuan dari Novel ini. Perempuan itu tersenyum. Namun, apa yang Adella lihat? Senyum itu tidak selembut yang dideskripsikan, senyum itu terlihat menakutkan layaknya seringaian."Lama tidak berjumpa, Lady Adella," suara perempuan itu bahkan terdengar mengejek.Mengapa menjadi seperti ini? Benarkah perempuan didepannya seorang protagonis yang lemah lembut? Tidak, mungkin ia salah orang."Bagaimana kejutan ku kemarin? Kau bahkan sampai hampir mati. Hah, jika saja kakakmu itu tidak membantumu, mungkin kau sudah mati, Lady Adella."Ah, benar ternyata perempuan itu Roseana frolla. Ia tidak lagi terkejut, kedatangannya dinovel bahkan lebih mengejutkan dari fakta jahatnya Rose. Walau terkejut sekalipun Adella bisa dengan cepat mengubah ekspresi wajah nya.Adella menghiraukan ucapan Rose, ia berjalan melewati perempuan rubah itu. Ia berhenti kembali s
Adella POV...Sudah Minggu kedua aku berada di dunia novel. Duke Ellington Erland, ayahku itu benar benar tipe ayah penyayang, apapun yang ku mau ayah pasti menurutinya. Sejak saat aku membuat ulah di istana kerajaan Twergien kemarin-kemarin, hingga saat ini kehidupanku ter-jalani dengan damai. Seperti biasa, ayah yang penyayang lalu kedua kakak yang tak pernah pulang. Seharusnya aku merasa bahagia, nyatanya membosankan jika aku tidak memiliki beban. Haruskah aku mencari gara gara pada si Rose sialan itu? Tidak, melihatnya saja aku sudah sangat kesal.Sedang asik memikirkan rencana gila itu, pintu kamarku diketuk beberapa kali membuat lamunanku buyar. Aku mempersilahkan siapapun yang mengetuk itu masuk. Aku menegakkan tubuh anggun, ternyata pelayan pribadiku."Salam Nona Adella Georgia Erland," salamnya aku jawab dengan berdehem."Duke ingin bertemu dengan anda jika anda tidak sibuk."Aku mendengus, ayahku memperlakukan aku layaknya petinggi saja.Aku segera berdiri dari kursi dekat
Adella sampai dikediamannya bersama para prajurit yang tidak becus menjaganya. Adella orang penting, bagaimana bisa mereka yang berpihak pada ayahnya diam saja saat putra mahkota ingin membunuhnya? Ya, memang putra mahkota lebih tinggi pangkatnya dibanding Duke Erland, namun bukankah mereka sudah berjanji akan setia pada keluarga Erland? Mereka pengecut, nantikan saja bagaimana Adella membalasnya.Saat mereka membuka pintu utama, Adella menghela napas. Luka nya sudah dibalut, namun ia tak yakin bagaimana ia akan menghadap ayahnya.Adella masuk ke mansion, melirik berbagai arah lalu berhenti tepat dimana ayahnya berdiri.Panjang umur sekali Duke Erland ini.Perempuan cantik itu menunduk merasa terintimidasi. Para maid saja terkejut dengan penampilannya, apa lagi Duke.Saat Duke berdiri tepat didepannya, Adella menunduk lebih dalam, "Salam ayah," cicitnya.Tangan Duke terangkat, memegang dagunya lembut membuat Adella mendongak keatas menatap manik mata sang ayah."Kau terluka," entah uc
Tepat siang hari ini, selepas ikut serta merayakan ulang tahun putra mahkota kerajaan Twirgien. Keluarga Erland langsung pulang dengan keterdiaman yang cukup lama.Duke Erland sudah tahu permasalahan Adella saat di istana, ia kecewa pada dirinya sendiri karena tidak berada didekat Adella saat putrinya itu dirundung. Ia juga marah pada kedua putranya yang ikut merundung Adella. Seandainya Duke tidak diajak Raja dan putra mahkota berbicara diruang terpisah dengan beberapa orang lainnya, ia pasti akan tetap berada disamping Adella, menjaganya.Didalam kereta kuda semuanya terdiam tak mengeluarkan suara.Lagi pula Adella juga saat ini masih kesal dengan kejadian di istana. Tidak ada yang mempercayainya, nanti ia harus berjuang keras agar Rose dipandang buruk.Saat mereka asik berpikir masing masing, kereta tiba tiba berhenti mendadak. Adella bahkan sampai terjungkal memeluk Yuand yang tepat berada didepannya, Adella berdecak melihat wajah Yuand menatapnya datar."Lemah," bisik Yuand pelan
Mata indahnya mulai terbuka perlahan. Orang yang pertama kali perempuan cantik itu lihat saat tersadar adalah Duke Ellington Erland yang menatap khawatir dengan menggenggam tangannya erat, dapat ia lihat mata panda sang ayah yang sangat sayu, ia bertanya tanya kapan lelaki itu bisa bahagia jika setiap saat matanya saja menampilkan kesuraman?Rasanya Adella benar benar mendapatkan semangat hidup kembali dengan tujuan membahagiakan lelaki itu.Ayah.Untuk kedua kalinya Adella merasa kata itulah yang menjadi penyemangat nya.Apa jadinya aku tanpa ayah? Harus apa aku jika ayah saja meninggalkan ku?Batinnya selalu bersuara jikalau mengingat kematian sang ayah, apakah Duke Erland juga akan meninggalkannya? Mengingat paragraf kematian tragis Duke karena depresi berat membuat Adella takut.Ia bertekad akan tetap hidup, membuat Duke Erland bahagia, lalu hidup bergelimang harta tanpa bekerja.Adella tersenyum manis, senyum tulus yang dulunya di sia siakan para penghianat. Perempuan itu mengusa
Adella POV...Di ruangan pengap ini aku dan semua manusia bermarga Erland berkumpul, garis bawahi bermarga Erland. Berarti termasuk Lady Rose dan Nicholas yang baru baru ini menjadi anggota keluarga Erland.Suasana sedikit aneh, ayah yang terdiam bersama Nicholas, lady Rose yang tersenyum bahagia, Vincent dan Yuand yang menatap ku tajam, dan tentunya aku yang memperhatikan mereka dengan raut datar.Sebenarnya ketiga keluarga kandung Adella asli itu sedang berdiskusi untuk hari esok, hari keberangkatan mereka ke menara sihir. Aku tentu ikut ikutan dan tak lupa kedua pendatang itu yang mengikutiku.Hah, jika bisa dicegah. Aku ingin ayah tetap disisiku, bersama sepanjang hari.Aku tentu mengutuk Raja dan putra mahkota yang bertindak semena mena pada keluarga Erland. Mereka memerintah kami tanpa mendengarkan bantahan kami.Namun sekali lagi, tanpa mereka bertiga aku lebih leluasa membalas perlakuan lady Rose, ditambah Nicholas yang akan membantuku.Lalu ada satu hal lagi, aku akan berusah