Beranda / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Catatan Pertama : 2050

Share

Another Side of EARTH
Another Side of EARTH
Penulis: Ditarina

Catatan Pertama : 2050

Penulis: Ditarina
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-14 20:46:22

"Silahkan ID Anda..."

Suara AI atau Artificial Intelligence yang keluar dari mesin penerima tamu di hadapanku itu sangat khas. Seringkali suaranya membuatku tak sadar kalau itu bukan manusia, melainkan mesin. Segera ku tunjukkan lengan kiri yang terdapat tato mirip barcode ke arah sensor mesin tadi.

"ID diterima! Silahkan masuk Tuan Artemis."

Pintu megah dihadapanku itu terbuka lebar. Kini aku disambut oleh dua robot humanoid yang nyaris mirip manusia. Wajah, kekenyalan kulit dan warna, kedipan mata mereka semua nyaris sama. Hanya perbedaannya, gerakan mereka masih nampak kaku.

"Mari kami antar, Tuan. Kamar anda ada di lantai 10."

"Saya bawakan barang bawaan anda, Tuan."

Kedua robot itu memang cukup membantu, meski sesekali aku ingin membawa tasku sendiri. Anggap saja ini olahraga. Tapi dua robot humanoid itu keburu mengambil tasku. Ya sudahlah....

"Oh, maaf...."

Mungkin kalian masih bingung. Teknologi ini belum ada di masa kalian hidup. Jika kalian membaca tulisan ini, maka artinya kalian sedang membaca catatan dari tahun 2050.

"Perkenalkan, namaku Artemis La Yori."

Aku membuat catatan hidupku sendiri dan melemparnya melalui sebuah lubang aneh yang kutemukan. Melalui catatan ini, aku akan beritahukan semua yang terjadi di tahun 2050. Supaya kalian bisa bertindak mulai dari sekarang. Sebelum semua penyesalan hanya sebatas di mulut saja.

Kalian membaca catatan ini? Bagus! Berarti lubang dimensi tidak menghancurkannya berkeping-keping. Kertas dari catatan ini bukanlah kertas biasa. Ini kertas dengan serat nano khusus yang bisa ditulis sebanyak apapun, kami menyebutnya "Kertas Tanpa Batas". Meski sebenarnya, kertas ini tetap saja memiliki batas tertentu. Entah, kenapa penemu benda ini memberinya nama seperti itu?

Baiklah, ikuti saja terus apa yang kutuliskan disini. Kalian akan tahu semuanya.

***

Hotel tempatku menginap hari ini memang didesain dengan nuansa kuno. Menampakkan segala perabot yang dibuat semirip mungkin seperti buatan dari kayu. Kenapa bisa begitu? Kayu adalah barang langka di tahun 2050! Hanya orang dengan jabatan tertentu yang bisa memiliki benda asli terbuat dari kayu.

Namun aku tak peduli akan hal itu. Bagiku saat ini yang terpenting adalah istirahat. Ketika nyaris saja aku merebahkan tubuhku ke kasur, Aku mendapat panggilan dari jam tangan pintar milikku. Segera kutekan dan nampak hologram seseorang muncul dari sana.

"Eh, selamat malam Tuan Putri Serenada...."

"Jangan panggil aku itu lagi jika tak ada siapapun disekitarmu, Artemis! Kita kan sudah lama berteman semenjak sekolah."

"Uhm...baiklah, Serenada."

Agak canggung aku memanggilnya seperti itu. Sebab dia adalah anak dari Tuan Presiden.

"Jadi, agenda kita besok ke area G bukan?"

"Ya, kita harus pastikan kebenaran kabar soal penemuan benda itu. Kita akan teliti benda itu! Aku juga sudah membawa alat penghapus ingatan agar orang yang menemukannya tidak ingat lagi."

"Artemis...."

"Ya, ada apa?"

Hologram Tuan Putri Serenada nampak tak bergerak. Jam tangan pintar itu sedikit aku guncang. Apa ada kerusakan atau sinyal yang sedang buruk?

"Oh, maaf lain waktu saja aku mau membicarakan sesuatu padamu. Daah...!"

Nah, bukan rusak melainkan memang Tuan Putri Serenada sedang diam, mungkin dia memikirkan sesuatu. Tapi apa? Ah, lupakan saja! Sudah waktunya untuk tidur. Tombol kecil di bagian samping dipan kutekan dan terdengar suara AI.

"Selamat malam, Silahkan rebahkan tubuh anda disini. Ada hal lain yang perlu saya lakukan?"

"Ya, pasang alarm jam 5 pagi."

"Set alarm jam 5 pagi, berhasil! Semoga tidur anda nyenyak malam ini."

Tempat tidur di masa depan memiliki sensor dan akan menyesuaikan agar kita mudah tidur dengan cepat. Tidak ada manusia yang mengalami kesusahan untuk tidur.

***

Tuan Putri Serenada adalah ahli benda kuno sama sepertiku. Kami berdua bekerja dibawah naungan V-Corporation, dimana ini adalah sebuah perusahaan besar. Pada masa ini, manusia tidak mengenal yang namanya negara. Kalian juga perlu tahu bahwa kami semua tinggal di dalam Dome.

"Ah, andai Bumi tidak seperti ini! Tentu kita akan lebih bebas dan tidak harus berada didalam kubah besar bernama Dome ini."

"Yaah... andai saja. Tapi manusia sendiri penyebab semuanya terjadi. Bencana suhu ekstrim yang membunuh banyak makhluk hidup tak bisa kita hindari lagi."

Tak pernah tahu lagi seperti apa rasanya hidup tanpa Dome. Katanya, kualitas udara di luar sana sudah buruk. Manusia bisa mati karena oksigen tak sebanyak dulu.

"Benda apa yang mau kita ambil kali ini, Tuan Putri?"

"Aku juga tidak tahu! Hanya mendapat laporan bahwa ada seseorang menemukan benda kuno di halaman rumahnya."

Kami bekerja untuk meneliti benda-benda elektronik peninggalan jaman dulu. Konon katanya, benda kuno jaman dulu mempengaruhi seseorang untuk membelot pada V-Corporation. Orang tak akan mau lagi hidup di dalam Dome tempatku tinggal selama ini. Mereka akan mencoba keluar dan tentu saja tidak akan berhasil. Sebab, robot penjaga akan menghapus data mereka. Tubuh seseorang yang terhapus akan berubah menjadi partikel kecil.

"Tapi menurutku, Tuan Putri. Itu tindakan yang bodoh sekali! Kehidupan di dalam Dome sudah sangat aman. Untuk apa keluar dari sini hanya karena pengaruh dari benda elektronik masa lalu?"

"Itu menurutmu, Artemis! Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Ah, apa itu rumah yang harus kita tuju?"

"Aku cek dulu di Chrobook. Ya, benar! Itu rumahnya, Tuan Putri."

Flying Skate yang kami kendarai mendarat tepat di depan rumah seseorang. Ah, ya! Flying Skate adalah kendaraan yang diperbolehkan dalam Dome. Bentuknya semacam papan pipih dengan mesin kecil yang tertanam di dalamnya. Kami bisa mengatur kecepatannya dengan menginjak bagian yang cekung. Ada lagi kendaraan lainnya dan nanti kalian akan tahu.

Aku berdiri saja di depan pintu rumah itu. Sensor belnya langsung bereaksi. Terdengar suara bel dari dalam cukup keras, hingga sang pemilik keluar.

"Ya, siapa?"

"Kami berdua dari Laboratorium Pusat, Tuan. Menurut laporan yang ada, anda menemukan benda elektronik kuno di halaman rumah anda."

"Itu, benar! Baiklah, silahkan masuk dulu."

Aku dan Serenada masuk, kami langsung saja duduk di sofa ruang tamu. Pemilik rumah masuk sebentar ke kamarnya dan keluar sambil membawa sebuah benda kecil ditangannya. Ia meletakkannya begitu saja diatas meja. Aku mengamatinya sekilas sambil membersihkan sisa tanah yang menempel disana.

"Bagaimana Tuan Putri? Apakah benda ini asli?"

Kuserahkan benda itu pada Tuan Putri Serenada. Sekilas ia membolak-balik dan mulai mengangguk.

"Ya, ini memang bukan dari jaman kita. Maaf Tuan Stanford, bisa kami minta bukti untuk bahan laporan ke pusat? Tolong pegang sebentar benda ini, saya akan mengambil foto anda."

"Ehm...baiklah!"

"Flash!"

Cahaya kilatan keluar dari jam tangan pintar milik Tuan Putri Serenada. Cahaya ini bila terkena mata akan membuat seseorang tak ingat kejadian apapun sebelumnya.

"Oh...apa ya terjadi? Kepalaku rasanya pusing. Ada apa ini?"

Kami berdua tidak berkata apapun dan pergi membawa benda kecil tadi. Segera Flying Skate kupacu dengan kecepatan penuh menuju ke alat teletransporter. Membiarkan orang itu kebingungan sendirian.

"Terkadang aku merasa orang-orang terlalu bodoh untuk bisa mendapatkan uang dari ayahku. Padahal, kita tak pernah membayar benda kuno apapun yang mereka temukan."

Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Tuan Putri Serenada. Memang benar apa katanya, orang berharap akan mendapatkan imbalan. Padahal tak ada yang pernah menjanjikan hal itu. Kami berdua mendarat di depan alat teletransporter dan masuk ke dalam.

"Selamat datang, silahkan tentukan tujuan anda!"

"Ke Laboratorium Utama!"

"Shuuuut...!"

Hanya dalam waktu sekejap saja kami sudah sampai ke Laboratorium Utama. Satu per satu pintu akses terbuka saat kutunjukkan tato ID di lengan kiriku. Laboratorium ini sangat ketat! Setidaknya untuk masuk ke ruang tempat kami bekerja, ada 4 pintu yang harus kami buka dengan ID khusus milik pekerja. Orang yang tidak berkepentingan tak akan mudah masuk kemari.

Dova tersenyum saat melihat kami berdua masuk. Dia tahu kami selalu berhasil membawa benda baru untuk diteliti.

"Nah, apa lagi kali ini?"

"Entahlah, bendanya kecil. Sepertinya sudah tidak berfungsi lagi. Seorang kakek tua yang menemukan benda itu."

"Berikan padaku, Tuan Putri Serenada."

Dova sangat santai memegang benda itu. Seolah tak takut jika benda itu bisa mempengaruhinya. Ia cukup meletakkannya pada alat khusus dan data dari benda itu langsung muncul pada layar komputer utama.

"Ini adalah alat pemutar musik."

"Pemutar musik? Aku rasa pernah mendengarnya, Dova."

"Tentu saja, Artemis! Kita pernah hidup di masa transisi saat teknologi belum sempurna hingga kini. Saat semuanya serba sempurna."

"Jadi, manusia jaman dulu bisa mendengarkan musik melalui benda kecil ini?"

"Benar, Tuan Putri Serenada. Hampir sama caranya dengan kita sekarang, dengan headset atau headphone. Hanya bedanya, sekarang lebih baik lagi untuk kualitas suaranya. Lebih jernih dan tidak mengganggu sistem pendengaran kita."

"Berarti jika dipakai terlalu lama berbahaya juga ya!"

"Ya, tapi toh benda ini sekarang tidak berfungsi lagi. Lebih baik aku hancurkan saja. Benda ini tidak akan mempengaruhi siapapun. Hanya pemutar musik biasa."

"Jangan dihancurkan, Dova!"

Dova dan Tuan Putri Serenada seketika menengok ke arahku. Aku rasa ini bisa menjadi koleksi terbaru di rumahku. Memang benda elektronik kuno tidak semuanya dihancurkan kalau dianggap memiliki seni tersendiri. Benda yang kutemukan bersama Tuan Putri Serenada kali ini sepertinya menarik bagiku.

"Lalu untuk apa, Artemis? Kau ini aneh sekali!"

"Biar kubawa saja ke rumah, aku ingin meneliti benda itu lebih jauh."

Sengaja aku tak jujur pada Dova kali ini. Sesekali boleh kan berbohong pada partner kerja sendiri? Malas rasanya kalau ada yang tahu hobi anehku, mengkoleksi benda-benda yang pernah kutemukan.

"Baiklah kalau itu memang tujuanmu, Artemis!"

Dova memberikannya padaku dan segera kumasukkan ke dalam Dimension Pouch. Kantong serba guna yang bahkan bisa memasukkan manusia sekalipun. Sebab tak terbatas akan ruang didalamnya namun tetap ringan dibawa. Bahkan bisa ditempelkan dengan mudah pada baju.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ANDRY VOKU BADRA
2050. . . mungkin jika 2500 bakal lebih fantastik .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Another Side of EARTH   Catatan Kedua : Memori

    Jalanan di tahun 2050 tak terlalu ramai, hanya beberapa Flying Skate saja yang nampak masih melayang di gelapnya malam. Setelah alat teletransporter ditemukan, mereka lebih memilih menggunakan itu. Meski masih ada manusia yang sadar akan kesehatannya hingga rela jalan kaki agar tetap terjaga kebugaran tubuhnya. Ini wajar dilakukan oleh mereka yang memang terlahir secara murni melalui rahim seorang ibu.Sangat berbeda denganku yang lahir di laboratorium saat masa transisi. Manusia buatan sepertiku daya tahan tubuhnya lebih baik. Bahkan aku tak akan cepat menua seperti mereka yang terlahir alami."Aah... sampai juga di rumah. Halo W115, aku pulang!""Selamat datang kembali, Tuan Artemis. Mau saya buatkan teh hangat?""Tidak, W115! Buatkan kopi hitam saja untukku."W115 adalah robot rumah tangga disini sekaligus sahabatku juga. Selama rumah ku tinggalkan, dia yang mengurus semuanya. Terdengar suara guntur dari luar. Ah...hujan lagi! Tapi di masa ini hanya ada hujan buatan termasuk sinar m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Another Side of EARTH   Catatan Ketiga : Sebuah Teka-Teki

    Tuan Putri Serenada adalah perempuan tipe pemaksa. Semua orang harus mau menuruti apa katanya. Apa boleh buat? Lebih baik ku ikuti saja dulu kemana dia mengarah nantinya."Yaa... baiklah!""Yeah! Itu baru Artemis, temanku! Aku mau melihat apa alat pemutar musik yang kita temukan tadi ada isi memorinya atau tidak?""Ini cuma alat kuno biasa. Tidak ada isinya!"Serenada langsung merebutnya dariku. Tentu saja itu buatku terkejut. Dia melihat lebih teliti lagi benda itu."Kau kurang teliti. Bagaimana mungkin orang sepertimu bisa menjadi Arkeolog?"Nah, mulai lagi dia meledekku. Serenada memaksa membuka pemutar musik itu dan tiba-tiba ada yang terjatuh saat alat itu terbelah menjadi dua."Hei, alatnya rusak! Kalau sudah begini jadi tidak berharga lagi."Serenada tak menghiraukanku. Dia mengambil benda kecil tadi yang terjatuh. Lalu menunjukkannya padaku. Rupanya ada memori yang hampir sama bentuknya dengan yang tadi."Kita lihat apa isi memori ini."Saat memori tadi dimasukkan ke dalam alat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Another Side of EARTH   Catatan Keempat : Tidak Ada Pilihan Lain

    Lama kami bertiga hanya terdiam. Sial! Aku kini terjebak pada situasi semacam ini. Tak pernah kusangka kalau manusia di dalam Dome sudah banyak yang penasaran dengan dunia di luar sana."Jadi, bagaimana Artemis? Hanya kau yang sedari tadi diam. Tapi, aku tidak akan membiarkanmu untuk berkata TIDAK."Senyum Dova berubah menjadi sinis, ia sepertinya mulai membaca pikiranku. Aku tak tahu lagi harus berkata apa. Kulihat tangannya menekan sesuatu pada meja putih bundar.Dinding di samping Dova terbuka layaknya laci. Ia mengeluarkan sesuatu dari sana. Saat kusadari benda apa itu, reflek kakiku mundur satu langkah. Itu senjata penghapus data! Bagaimana dia bisa memilikinya?"Baiklah, aku ikut saja!""Bagus, itu yang ingin kudengar darimu Artemis.""Jangan bercanda dengan senjata itu, Dova!""Aku tidak bercanda kali ini, Tuan Putri! Ini adalah misi rahasia yang sangat ku jaga dengan rapat. Kalau Artemis berani menolak atau melapor ke robot polisi, lebih baik datanya kuhapus saja."Aku bernapas

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Another Side of EARTH   Catatan Kelima : Kunjungan Tuan Presiden

    "Dova, ayo bantu kami!""Iya, aku datang! Ayo segera bawa ke ruangan.""Bruuk!"Debu berterbangan di dalam ruangan membuat kami terbatuk sesaat. Mesin penghisap debu otomatis di dalam ruangan segera bekerja. Kini ruangan kembali bersih. Benda hitam kotak apa ini? Seluruh lapisan benda ini ditutupi kain hitam."Ini alat elektronik jaman dulu?""Sepertinya bukan Artemis, lebih baik kita buka dulu."Kami mencoba membuka kain penutupnya terlebih dahulu. Barulah nampak ini adalah sebuah kotak kayu. Dova membersihkan permukaannya dengan kain tadi."Hanya kotak kayu biasa, tapi kenapa bisa seberat itu ya?""Supaya kita tahu, buka saja dengan Laser Pembelah.""Kalian berdua minggirlah! Biar aku yang membukanya."Dova mulai membelah kotak itu dengan sangat hati-hati. Aku dan Serenada hanya bisa melihatnya sampai akhirnya satu sisi kotak itu terbuka dan isinya berhamburan."Astaga! Apa ini?""Ini disebut buku, Tuan Putri. Jaman dulu orang membuat buku dengan kertas yang berasal dari pohon. Rupan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Another Side of EARTH   Catatan Keenam : Catatan Profesor Sanders

    Dova masih diam tak mampu berkata apapun. Aku berlari ke bagian pantry dan menekan tombol otomatis untuk menyeduh coklat hangat. Tuan Presiden memang beberapa kali ke laboratorium. Namun, baru kali ini aku melihat wajah Dova nampak pucat bahkan sampai terjatuh. Setelah bertemu dengan Tuan Presiden."Minumlah ini, tenangkan dirimu dulu.""Ba-baik Artemis. Terima kasih ya!"Coklat hangat yang ada sekarang memang sudah buatan secara kimia. Meski begitu, efeknya tetap sama, mampu menenangkan suasana hati seseorang."Aku rasa ayahku mencurigaimu, Dova.""Kenapa begitu, Tuan Putri?""Karena Dova dulu paling sering berhubungan dengan Profesor Sanders. Sementara beliau saja pada akhirnya mencoba keluar dari sini dan dianggap pembelot. Bukan begitu Dova?""Terkadang aku tidak paham dengan dunia ini, Tuan Putri Serenada. Orang yang sudah banyak berjasa bagi kemajuan Dome, justru dimusuhi begitu hebat hanya karena dia memiliki prinsip yang berbeda dengan ayahmu."Kepala Dova mulai mendongak ke at

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Another Side of EARTH   Catatan Ketujuh : Makan Malam Bersama

    Aku sudah bersiap berada diatas Flying Skate. Tapi tiba-tiba Serenada memanggilku. Nah, ada apa lagi? Jam kerja sudah berakhir dan aku mau pulang."Boleh aku malam ini menginap di rumahmu, Artemis?"Serenada mau menginap di rumahku untuk apa? Duh, jelasnya aku tak suka. Mengganggu privasiku saja! Sejak dulu aku terbiasa sendiri, eh tidak juga! Maksudku hidup bersama W115, robot pelayan sekaligus sahabatku itu."Sekali ini saja Artemis, kumohon.""Nanti Tuan Presiden mencarimu. Aku bisa dihapus datanya dan dianggap menyembunyikan anak kesayangannya.""Huh! Kau tidak tahu ayahku seperti apa. Tenang saja, dia tidak akan mencariku.""Ah, pokoknya tidak!"Kutinggalkan Serenada begitu saja dan langsung terbang menaiki Flying Skate milikku. Dalam perjalanan, sebenarnya aku masih berpikir tentangnya. Tidak biasanya Serenada bersikap begini anehnya. Sepertinya setelah dia tahu rumahku, rasa penasarannya terlalu tinggi.***"W115, tolong buatkan kopi untukku!""Satu atau dua, Tuan Artemis?""Ten

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Another Side of EARTH   Catatan Kedelapan : Novan

    Aku tak pernah mengira kalau Serenada akan tetap berbicara saat tertidur. Apa dia saat itu sedang menggigau ya? Entahlah! Jelasnya aku kapok untuk tidur bersamanya lagi. Anehnya, pagi ini kulihat dia tersenyum saat pergi bekerja."Kau sudah tidak waras ya?""Apa katamu, Artemis?""Ah! Malas untuk mengulang pertanyaan tadi. Kalau begitu kenapa kau tersenyum sendiri sejak datang tadi?""Karena tadi malam aku bisa tidur dengan nyenyak.""Padahal aku mendengarmu berbicara tak jelas semalam.""Eh, benarkah? Tapi, aku benar-benar tidur!"Berarti benar dugaanku tadi, kalau dia sedang menggigau. Serenada nampak malu sambil beberapa kali mengusap pipinya. Saat kami berdua masuk, Dova agak terkejut. Memang tak biasanya kami datang berdua bersamaan seperti ini."Artemis, kau dan Serenada janjian?""Tidak!""Lalu, kenapa kalian berdua bisa datang bersamaan?""Kebetulan ketemu tadi saat masuk kemari.""Pok!"Serenada menepuk pantatku keras. Sepertinya dia tidak ingin Dova tahu, kalau semalam mengin

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Another Side of EARTH   Catatan Kesembilan : Ruang Rahasia Lagi!

    "Tidak mungkin membicarakan tentang Profesor Sanders di tempat terbuka. Data orang yang dianggap pembelot sudah terekam dan jika menyebutkan namanya saja, sistem keamanan langsung menandai kita.""Ternyata rumahmu juga punya ruang rahasia ya!""Eeh... itu sudah ada sejak aku masih kecil!""Dan disini masih ada buku kuno.""Itu punya ayahku, Serenada.""Memangnya kau paham dengan isi buku itu, Serenada?""Tidak, hanya saja ini bagus!""Baiklah, lalu apa yang mau kalian bicarakan kemarin soal catatan Profesor Sanders?"Dova membawa komputer mini miliknya, dia lalu menunjukkan salinan catatan milik Profesor Sanders. Novan sampai mengernyitkan dahi saat membacanya. Ia mengambil Chrobook miliknya dan membuat catatan tersendiri. Sampai akhirnya, robot rumah tangga milik Novan datang membawa makanan kemari."Terima kasih, kalian makanlah dulu. Aku juga sambil membaca catatan ini."Novan terbiasa bekerja sambil makan. Dia terus membuat poin per poin dari catatan itu. Sesekali tangan kanannnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18

Bab terbaru

  • Another Side of EARTH   Catatan Dova : Misi Malam Pertama

    Yess...! Akhirnya Artemis mengijinkanku untuk memakai sisa terakhir dari kapasitas kertas ini. Aku mau menuliskan kisah malam pertama Serenada dan Artemis. Sebenarnya, ini adalah misi selanjutnya dariku dan Irana.Hei, kalian tahu bukan? Artemis dan Serenada itu orangnya polos parah. Mereka tidak paham soal apa yang harus dilakukan oleh pasangan pengantin setelah menikah. Haah... aku tidak tahu! Kenapa bisa punya sahabat seperti mereka?"Roger! Ganti! Posisimu, Irana!""Bzzzt!""Posisi! Aku ada di dekat kamar pengantin."Astaga! Apa yang dilakukan Irana disana? Terpaksa aku datangi saja dan kuseret dulu keluar dari posisinya."Kapten! Bajuku bisa rusak!""Aaah...! Kau ini bagaimana? Kenapa malah ada didepan pintu kamar mereka?""Bukannya kita mau mengawasi, apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai pasangan suami istri pertama kalinya?""Tapi jangan didepan pintu! Bagaimana kalau mereka t

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Lima : Sisi Lain Hatiku

    Bel rumah Profesor Madrosa berbunyi. Kebetulan sang pemilik rumah sedang pergi bersama cucunya. Jadi, aku yang membukakan pintu kali ini."Halo, Artemis...!""Astaga! Kalian semua...."Dova akhirnya turun dari lantai dua dan ikut menyambut orang-orang yang datang kemari. Dia meminta semuanya masuk dan seketika rumah ini jadi ramai. Acaranya besok, tapi mereka semua sudah hadir. Ternyata Dova mengundang orang-orang ini.Dari B-Neo City ada Azka yang datang dan juga laki-laki dari suku Xafreon yang bernama Purnama. Aku ingat ini, Alamsyah dan Farhein dari keluarga El-Tigre. Padahal Alam ini orangnya selalu sibuk."Aku hanya bisa hari ini saja, Artemis. Farhein yang mewakiliku nanti. Kalau sudah selesai, biar nanti aku jemput."Ternyata itu alasannya kenapa dia mengajak Farhein. Ada Dexta, Alara, Ericko dan juga Asnee yang ikut datang kemari. Asnee yang paling heboh disini. Dia bilang, Primerose akan datang besok.

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Empat : Kita Tak Perlu Lagi Menyembunyikannya

    Waktu terus berlalu di Nuuswantaara...Aku, Irana dan Serenada masih terus berlatih. Bahkan sekarang aku lebih baik dalam mengendalikan kekuatan EARTHSEED ini. Tak perlu lagi marah atau melihat Serenada menderita. Kapanpun asal dibutuhkan, aku bisa mengendalikannya.Perkembangan Irana juga sangat baik dalam mengendalikan listrik di tubuhnya.Profesor Madrosa membantu kami agar bisa mendapatkan tanda bukti bahwa kami sekarang adalah penduduk tetap di Nuuswantaara ini. Bahkan dia yang menunjukkan dimana aku bisa belajar lagi ilmu arkeologi yang sesungguhnya.Sepertinya SKYLAR sebentar lagi akan pensiun. W115 juga ku turunkan dan Profesor Madrosa sangat terkejut melihatnya.Sayangnya, mesin W115 mulai mengalami kerusakan. Irana menyarankan untuk menonaktifkan robot ini. Hanya satu yang kuminta darinya, aku hanya mau mengambil memori milik sahabat robotku ini. Irana dan Dova yang bekerjasama mengeluarkan dan katanya ada rencana mereka mau mem

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Tiga : Si Misterius Wanara

    Sepertinya aku bangun terlalu pagi. Kulihat Serenada dan Dova masih tertidur di kasurnya. Aku meminta W115 membuatkan sarapan dan segelas kopi untukku. Saat aku pergi ke kamar mandi dan membuka baju, baru ku sadari hal lainnya.Aku pikir hanya lengan dan telapak tanganku saja yang nampak lebih besar. Bagian dada dan perut juga jadi lebih bidang. Padahal rasanya dulu biasa saja. Bahkan aku tidak pernah berolahraga rutin untuk membentuk badanku."Haah... sepertinya aku butuh baju baru."Aku hanya berganti pakaian dengan kaos biasa saja. Baju bekas ayah sudah kucoba dan sama saja sempitnya. Saat aku turun sambil memakan sepotong roti dan membawa segelas kopi di tangan, Irana mengejutkanku."Eh, hampir saja ini jatuh!""Pagi, Artemis. Temanmu yang perempuan itu belum bangun?""Serenada? Ya, dia masih tertidur. Aku tidak berani mengganggunya. Ada apa?""Kakekku mengajak kalian sarapan di rumah. Oh ya, ngomong-ngomong saat

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Dua : Saat Semuanya Semakin Kacau

    "Kakek...! Keluarkan aku dari sini! Aaargh! Lepaskan aku!""Ayo batalkan! Komputer utama... batalkan prosesnya!""PROSES TIDAK BISA DIBATALKAN!""A-apa? Iranaaaa...!""Kakeeeek...! Aaaaa...!""PROSES DIMULAI!""Tidaaaaak...!"Sementara itu, Dova dan Serenada masih terjebak dengan Artemis. Mereka berdua tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan."Aku tidak mau mati sekarang, Dova!""Kau pikir aku juga? Artemis... sadarlah!""Dova... Serenada...kalian adalah sahabat terbaikku."Artemis berhasil meraih mereka berdua dan memeluknya. Tapi bagi Dova dan Serenada, mereka justru tersiksa oleh panas yang berasal dari tubuh Artemis."Panaaaas...!""Eergh! Profesor... apa yang harus kami lakukan? Kami sudah tidak tahan lagi...!""Dova, aku tahu! Tahanlah sebentar!"Profesor Madrosa merogoh kantong jas laboratoriumnya. Dia mengeluarkan batu Katilayu yang berasal dari Artemis sebel

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Satu : Kebangkitan yang Kedua

    "Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh : Rahasia Masa Laluku

    Max banyak bercerita pada Profesor Madrosa saat aku sedang perjalanan kemari. Terutama tentang masa laluku, pantas saja tahu nama lengkapku. Sesekali lelaki tua itu menghisap rokoknya."Tidak terganggu dengan rokokku bukan?""Tidak masalah, aku sudah terbiasa."Sebenarnya dia cukup geram dengan Max dan semua yang telah dilakukannya. Menurut Profesor Madrosa, dia sudah sangat keterlaluan. Max telah melanggar etika sains dan itu sebabnya tak pernah lagi muncul. Hanya teman terbaiknya saja yang tahu posisi dia saat ini."Dome milik V-Corporation adalah tempat terbaik baginya untuk bersembunyi. Jika tidak, dia sudah ditangkap dan dipenjara.""Maksudnya ini tentang semua percobaan dia yang melibatkan manusia. Termasuk aku dan Dova?""Dova yang pakai jas laboratorium itu?""Ya, itu aku."Sedikitnya aku jelaskan tentang masa lalu Dova bahwa dia adalah manusia buatan generasi pertama. Max juga yang memimpin dan mengawasi pr

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Sembilan : EARTHSEED Golem

    Madrosa menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asapnya. Dia bercerita dulu tentang apa itu EARTHSEED Golem.Rupanya manusia yang menjadi EARTHSEED ini hanya ada satu saja setiap elemennya. Misalnya saja seperti Irana, tidak ada EARTHSEED Golem lainnya yang mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya."Sepertinya dari ceritamu di awal, Artemis. Kau masuk ke dalam elemen tanah. Kekuatanmu bisa menghancurkan tanah bahkan batu yang kau pukul.""Ya, itu benar.""Wah, dia yang namanya Artemis ini EARTHSEED juga ya. Berarti kita sama! Tos dulu!"Irana mengajakku tos dan tentu saja kubalas. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh sambil melihat ke telapak tangannya."Eh, padahal aku tadi pakai tangan yang belum terbungkus sarung tangan. Tapi kenapa kau tidak kesetrum?""Karena dia berelemen tanah, Irana. Tanah menyerap energi listrikmu.""Ooh... begitu ya, Kek. Kalau begitu aku setrum yang tadi saja. Siapa namanya?""Dia na

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Delapan : Penghuni Hutan AlasRo

    "MENUJU KE HUTAN ALASRO!"SKYLAR masih mengikuti petunjuk sesuai dengan peta offline. Dova meninggalkan ruang kendali sebentar dan sepertinya meminta W115 untuk dibuatkan makanan. Dia mengambil sebotol minuman sari buah di lemari pendingin. Baru dia cium aromanya langsung isinya dibuang ke wastafel."Astaga! Pantas saja! Ini sudah melewati masa kadarluarsa.""Kalau begitu buang saja semuanya. Jadi, minuman yang baru kita beli bisa masuk juga kesini.""Eh, sejak kapan kau ada di belakangku Artemis?""Kupikir mata siberkinetikmu mampu mendeteksi pergerakanku.""Mana bisa kalau kau ada dibelakangku, Artemis. Haah...! Dasar!"Serenada ikut ke belakang, tapi dia hanya mengambil coklat pemberian Madeline tadi. Rasanya masih aneh sampai dengan saat ini melihatnya. Astaga! Tadi aku benar-benar menciumnya ya!"Kau kenapa Artemis? Aneh sekali!""Tidak apa! W115! Buatkan aku makanan yang ini saja.""Baik, Tuan Artemis."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status