Share

Catatan Keseratus Lima Puluh Sembilan : Hidup Ini Tidak Ada yang Sempurna

Sampai besoknya, Dova masih belum sadarkan diri. Aku dan Serenada diijinkan tinggal sementara waktu di rumah Dexta. Entah bagaimana kabar Alara disana? Mereka juga belum menemui kami disini. Dexta mengajakku berbicara empat mata di dalam laboratoriumnya. Sambil melihat kondisi Dova.

Mata siberkinetiknya sudah lebih rapi. Tidak nampak kabel berserabut keluar. Memang kalau dilihat saja itu nampak berat. Setidaknya ini lebih nyaman untuk dilihat. 

"Kalau tidak keburu pergi, ada banyak yang mau aku lakukan untuk penyempurnaan mata siberkinetiknya."

"Silahkan saja, Dexta. Tapi aku masih khawatir dengan kondisi psikologisnya. Dia masih belum bisa menerima ini semua."

Dexta menepuk pundakku dengan mantap. Dia berkata bahwa hanya seorang sahabat yang mampu membuatnya menerima ini semua. Kondisinya sebenarnya sama saja andai dibiarkan satu matanya buta. Dova tetap tak menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. 

"Oh ya, soal profesor Madros

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status