Beranda / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Catatan Keenambelas : Area Z

Share

Catatan Keenambelas : Area Z

Penulis: Ditarina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Area tempatku tinggal dulu tidak mendapat perhatian yang baik dari Tuan Presiden. Bahkan sudah banyak para pembelot berasal dari sana."

"Jadi, area itu sangat berbeda dengan yang lainnya?"

"Ya, gelap dan sampah dimana-mana. Sebenarnya Dewan Kependudukan sudah menawarkan untuk pindah dari sana. Tapi kami tidak mau! Itu tanah kelahiran kami, kenapa harus pindah?"

"Hm... tapi kami memang tidak banyak mendapatkan kabar tentang Area Z."

"Ya, karena untuk menutupi bahwa masih ada area tertinggal yang tak terurus sama sekali."

"Tapi, kenapa kau memanggil kami? Sekalipun ada barang yang bisa kami teliti lebih lanjut."

Tidak ada tanggapan dari Vanya sama sekali. Ia malah menghela napas panjang sambil memejamkan matanya.

"Sebelum Profesor Sanders pergi, beliau sempat menitipkan pesan padaku. Itu sebabnya aku berusaha bertahan agar terus hidup dan bertemu kalian. Sayangnya tidak ada yang namanya Dova Docovanesh diantara kalian."

"Dova ada di Laboratorium Utama, dia memang tak pernah keluar. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Another Side of EARTH   Catatan Ketujuhbelas : Rahasia Mulai Terbongkar

    Baru saja kami membahas tentang Area Z minggu lalu di rumah Novan. Kini datang perintah langsung dari Tuan Presiden untuk menyelidiki area itu."Anda harus kesana, Tuan Artemis. Area itu bisa jadi sumber untuk mendapatkan benda masa lalu maupun dari luar dome bagi siapapun, termasuk kelompok serba hitam yang menyekap putriku dulu.""Saya tidak yakin tentang kondisi area itu, tapi....""Ada kemungkinan para pembelot mendapatkan benda apapun untuk membuat mesin besar yang meledak kemarin dari sana. Area itu penuh dengan sampah apapun termasuk logam bekas."Sejujurnya ini sama saja dengan misi bunuh diri. Aku tak tahu lagi harus berkata apa pada Tuan Presiden. Bagaimana caranya aku bisa melewati area itu tanpa perlu takut dikejar oleh Cyborg disana?"Maaf, aku lupa memberitahu sesuatu. Jangan ajak putriku kesana dan....""Ayah!""Kau mau membuat ayahmu khawatir lagi? Sudah cukup saat kau ditawan oleh kelompok serba hitam itu, putriku sayang.""Ayah jahat! Aku bukan anak kecil lagi sekaran

  • Another Side of EARTH   Catatan Kedelapanbelas : Kegunaan Alat Itu

    Aku reflek memeluk Serenada dan membuat kami berdua terjatuh lalu berguling entah kemana. Laser dari mata siberkinetik Cyborg itu sudah mengarah ke tempat dimana aku berdiri tadi. Terlambat satu detik saja mungkin aku sudah mati. Serenada nyaris berteriak tapi segera kututup mulutnya."Jangan memancing perhatiannya!""Hmph!""Lari saja! Ayo, cepat!"Aku ikut berlari di belakang Serenada. Dia sudah duluan berada didepan. Memang untuk urusan lari, sejak di sekolah dulu Serenada yang paling cepat. Aku berusaha menyusulnya."Gunakan benda yang diberikan ayahku itu! Kita tidak mungkin mengimbangi kecepatan lari Cyborg tadi."Astaga! Aku baru teringat benda itu. Ku keluarkan benda bulat yang diberikan oleh Tuan Presiden. Saat kutekan, tiba-tiba benda itu bercahaya dan menempel di telapak tangan kiriku! Seketika aku terjatuh, tapi aku tetap menyuruh Serenada berlari."Artemis!""Teruslah berlari, cari tempat aman! Aargh... kenapa dengan tanganku? Tidak...! Jangaaan!"Dalam waktu sekejap tanga

  • Another Side of EARTH   Catatan Kesembilanbelas : W115

    Kurasa rumah adalah tempat ternyaman bagiku untuk beristirahat. Maksudku daripada tidur di hotel. Bebas mau bersikap seperti apa disini. W115 menyambutku, tapi aku jadi teringat akan apa yang dilakukan oleh Novan. Haruskah aku mengembalikannya ke setingan pabrik?"Selamat datang, Tuan Artemis. Mau saya buatkan minuman?""Siapkan air hangatnya saja, W115. Aku mau mandi dulu, baru setelah itu kau boleh buatkan aku kopi hitam. Gulanya sedikit saja ya!""Baik, Tuan Artemis."Sementara waktu dia sibuk dengan pekerjaannya, aku mengikuti robot itu. Sebenarnya tak tega juga mau melakukan itu. Ada banyak kenanganku bersamanya. Dia sudah seperti sahabat bagiku sejak kecil.***Jadi teringat kembali masa itu. Saat aku bosan di usia lima tahun, kalau tidak salah. Jangan kalian suruh aku mengingat soal umur. Terkadang umurku saat ini pun lupa sudah berapa tahun."Hei, Artemis! Kemarilah... aku membawakan sesuatu untukmu.""Apa?"Max si Ketua Laboratorium tiba-tiba masuk ke kamarku. Semua anak-anak

  • Another Side of EARTH   Catatan Keduapuluh : Kondisi yang Aneh

    Galau rasanya saat memutuskan harus mensetting W115 kembali ke pengaturan pabrik. Setelah pertemuan dengan Novan kemarin, dia sangat memaksaku untuk melakukan hal ini. Bukannya aku tak tahu caranya, tapi sulit untuk melakukan hal ini."W115, tolong buatkan sarapan dulu. Setelah ini aku mau pergi."Maaf, kali ini aku sengaja berbohong. Kurasa dengan begini lebih mudah untuk menekan tombol power cukup lama di bagian kepala robot pribadiku itu. Tapi sesuatu hal yang tak terduga cukup membuatku terkejut."Tolong jangan lakukan itu, Tuan Artemis.""Hah? Bagaimana kau bisa...."Robot ini sadar saat aku hendak mereset ulang dirinya. Ini robot atau bukan ya? Aku akhirnya berhenti melakukan hal tadi dan membiarkan dia menyiapkan sarapan untukku."Ini sarapannya, Tuan.""Baik, duduklah bersamaku dulu. Boleh aku bertanya satu hal padamu?""Saya akan jawab selama ada didalam sistem, Tuan Artemis.""Apakah selama ini kau pernah menemukan sesuatu di malam hari?""Ya, setiap malam saya menemukan dua

  • Another Side of EARTH   Catatan Keduapuluh Satu : Max

    Aku berjalan menyusuri lorong Laboratorium Utama. Sesekali kumainkan benda bulat dari Tuan Presiden itu. Melemparnya keatas, lalu aku tangkap cepat dengan tanganku. Beberapa pekerja yang bertemu denganku di lorong ini menyapa diriku seperti biasanya.Aku jarang sekali bertemu dengan Max setelah tidak tinggal di kamar khusus itu. Terlebih lagi setelah mendapatkan pekerjaan, aku pindah ke rumah yang sekarang kutempati bersama W115. Langkah kaki ini terhenti di satu pintu bertuliskan "Ruang Ketua Laboratorium". Tato ID di tangan kiri kutunjukkan pada sensor di samping pintu."ID diterima! Silahkan masuk!""Pssh...!"Pintu itu terbuka dan kulihat Ketua duduk di kursi sambil menyangga dagu dengan kedua tangannya. Ku tunjukkan senyum sambil sedikit membungkuk hormat padanya. Baru aku masuk dan dia mempersilahkanku untuk duduk."Kemarikan barang-barang itu, Artemis!""Baik, Ketua."Satu per satu barang itu aku keluarkan dari Dimension Pouch. Bukan barang yang teramat besar, tapi karena jumlah

  • Another Side of EARTH   Catatan Keduapuluh Dua : Saatnya Kita Pergi

    Aku dan yang lainnya masih di rumah Novan. Informasi tentang dunia luar terus kita kumpulkan. Sayangnya Serenada harus pulang lebih awal. Dia mau istirahat lagi, semoga saja kondisi badannya sehat saat berangkat nanti."Hei, apa yang kau beritahu dulu padaku itu memang benar!""Soal apa, Artemis? Ada banyak hal dan tak mungkin aku mengingat semuanya!""Tentang orang-orang suruhan Tuan Presiden. Ternyata mereka selalu datang di malam hari ke rumahku. Tapi bagaimana caranya mereka bisa menembus pintu utama tanpa ID-ku?""Haah... kau ini! Jadi orang jangan terlalu polos, Artemis!"Aku dan Novan menengok ke arah Dova. Apa maksudnya dengan perkataan dia tadi? Dengan santainya, Dova menjelaskan bahwa setiap pintu rumah di dalam Dome V-Corporation memang sudah diketahui celah untuk membukanya. Ini yang menjadi sebab kenapa tidak boleh ada orang memodifikasi bentuk penguncian pada pintu rumah maupun apartemen mereka."Kau tahu darimana, Dova?""Profesor Sanders pernah memberitahuku. Jadi, mau

  • Another Side of EARTH   Catatan Keduapuluh Tiga : Petualangan pun Dimulai

    Sebenarnya Dova sempat khawatir tentang Serenada. Pasti Tuan Presiden akan mencari anak satu-satunya itu. Serenada pun demikian, tapi dia tahu bagaimana menghadapi ayahnya."Semoga saja robot itu bisa bertahan meniruku lebih lama.""Kau punya robot semacam itu Serenada?""Eh, entahlah! Itu sudah ada sejak aku masih kecil di kotak mainan. Ayahku sepertinya tidak tahu akan hal itu. Dulu aku sering bermain dengan robot itu. Bahkan ayahku pernah tertipu dengannya."Keluarga Tuan Presiden sepertinya bisa mendapatkan gadget aneh yang khusus untuk mereka saja. Kenapa Serenada tak pernah bercerita tentang robot semacam itu? Cara kerjanya pun Serenada harus selalu berada di dekat robot itu. Maka segala kegiatan dan caranya melakukan sesuatu akan direkam. Termasuk suaranya!Semakin lama Serenada berada didekat robot tadi, maka akan lama juga robot itu bertahan untuk menirunya. Jika sudah siap, cukup tekan tombol hijau yang ada di bagian belakang dan robot itu secara ajaib berubah mirip seperti S

  • Another Side of EARTH   Catatan Keduapuluh Empat : Diluar Rencana Kita

    "Selamat Pagi, kalian sarapan saja dulu. Maaf aku harus membereskan sesuatu di kantor. Nanti aku akan kembali kemari."Semuanya terbangun dengan wajah ceria. Hanya aku yang nampak kesal pagi ini. Dova dan Novan cekikikan melihatku. Kalau dipikir lagi, melihat mereka berdua seperti kakak adik saja ya!"Hei, aku yang ambil rotinya duluan!""Hati-hati dengan Dova! Dia bisa menghabiskan semua yang ada disini.""Termasuk meja makannya, Serenada? Hei, aku tidak se-rakus itu!"Kini Serenada yang tertawa kecil, sukses mengerjai Dova. Aku hanya tersenyum melihatnya sambil mengambil dua lembar roti dan isian daging serta sausnya. Hanya Novan dan Serenada yang makan nasi pagi ini."Kalian sudah makan semua?"Vanya telah kembali dan aku hanya mengangguk sambil terus menguyah roti isi daging ini. Dia ikut berkumpul bersama kami dan mengambil nasi. Ternyata Vanya tak terbiasa sarapan dengan roti saja."Sambil kita sarapan, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian lagi tentang Area Z."Baru kusadar

Bab terbaru

  • Another Side of EARTH   Catatan Dova : Misi Malam Pertama

    Yess...! Akhirnya Artemis mengijinkanku untuk memakai sisa terakhir dari kapasitas kertas ini. Aku mau menuliskan kisah malam pertama Serenada dan Artemis. Sebenarnya, ini adalah misi selanjutnya dariku dan Irana.Hei, kalian tahu bukan? Artemis dan Serenada itu orangnya polos parah. Mereka tidak paham soal apa yang harus dilakukan oleh pasangan pengantin setelah menikah. Haah... aku tidak tahu! Kenapa bisa punya sahabat seperti mereka?"Roger! Ganti! Posisimu, Irana!""Bzzzt!""Posisi! Aku ada di dekat kamar pengantin."Astaga! Apa yang dilakukan Irana disana? Terpaksa aku datangi saja dan kuseret dulu keluar dari posisinya."Kapten! Bajuku bisa rusak!""Aaah...! Kau ini bagaimana? Kenapa malah ada didepan pintu kamar mereka?""Bukannya kita mau mengawasi, apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai pasangan suami istri pertama kalinya?""Tapi jangan didepan pintu! Bagaimana kalau mereka t

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Lima : Sisi Lain Hatiku

    Bel rumah Profesor Madrosa berbunyi. Kebetulan sang pemilik rumah sedang pergi bersama cucunya. Jadi, aku yang membukakan pintu kali ini."Halo, Artemis...!""Astaga! Kalian semua...."Dova akhirnya turun dari lantai dua dan ikut menyambut orang-orang yang datang kemari. Dia meminta semuanya masuk dan seketika rumah ini jadi ramai. Acaranya besok, tapi mereka semua sudah hadir. Ternyata Dova mengundang orang-orang ini.Dari B-Neo City ada Azka yang datang dan juga laki-laki dari suku Xafreon yang bernama Purnama. Aku ingat ini, Alamsyah dan Farhein dari keluarga El-Tigre. Padahal Alam ini orangnya selalu sibuk."Aku hanya bisa hari ini saja, Artemis. Farhein yang mewakiliku nanti. Kalau sudah selesai, biar nanti aku jemput."Ternyata itu alasannya kenapa dia mengajak Farhein. Ada Dexta, Alara, Ericko dan juga Asnee yang ikut datang kemari. Asnee yang paling heboh disini. Dia bilang, Primerose akan datang besok.

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Empat : Kita Tak Perlu Lagi Menyembunyikannya

    Waktu terus berlalu di Nuuswantaara...Aku, Irana dan Serenada masih terus berlatih. Bahkan sekarang aku lebih baik dalam mengendalikan kekuatan EARTHSEED ini. Tak perlu lagi marah atau melihat Serenada menderita. Kapanpun asal dibutuhkan, aku bisa mengendalikannya.Perkembangan Irana juga sangat baik dalam mengendalikan listrik di tubuhnya.Profesor Madrosa membantu kami agar bisa mendapatkan tanda bukti bahwa kami sekarang adalah penduduk tetap di Nuuswantaara ini. Bahkan dia yang menunjukkan dimana aku bisa belajar lagi ilmu arkeologi yang sesungguhnya.Sepertinya SKYLAR sebentar lagi akan pensiun. W115 juga ku turunkan dan Profesor Madrosa sangat terkejut melihatnya.Sayangnya, mesin W115 mulai mengalami kerusakan. Irana menyarankan untuk menonaktifkan robot ini. Hanya satu yang kuminta darinya, aku hanya mau mengambil memori milik sahabat robotku ini. Irana dan Dova yang bekerjasama mengeluarkan dan katanya ada rencana mereka mau mem

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Tiga : Si Misterius Wanara

    Sepertinya aku bangun terlalu pagi. Kulihat Serenada dan Dova masih tertidur di kasurnya. Aku meminta W115 membuatkan sarapan dan segelas kopi untukku. Saat aku pergi ke kamar mandi dan membuka baju, baru ku sadari hal lainnya.Aku pikir hanya lengan dan telapak tanganku saja yang nampak lebih besar. Bagian dada dan perut juga jadi lebih bidang. Padahal rasanya dulu biasa saja. Bahkan aku tidak pernah berolahraga rutin untuk membentuk badanku."Haah... sepertinya aku butuh baju baru."Aku hanya berganti pakaian dengan kaos biasa saja. Baju bekas ayah sudah kucoba dan sama saja sempitnya. Saat aku turun sambil memakan sepotong roti dan membawa segelas kopi di tangan, Irana mengejutkanku."Eh, hampir saja ini jatuh!""Pagi, Artemis. Temanmu yang perempuan itu belum bangun?""Serenada? Ya, dia masih tertidur. Aku tidak berani mengganggunya. Ada apa?""Kakekku mengajak kalian sarapan di rumah. Oh ya, ngomong-ngomong saat

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Dua : Saat Semuanya Semakin Kacau

    "Kakek...! Keluarkan aku dari sini! Aaargh! Lepaskan aku!""Ayo batalkan! Komputer utama... batalkan prosesnya!""PROSES TIDAK BISA DIBATALKAN!""A-apa? Iranaaaa...!""Kakeeeek...! Aaaaa...!""PROSES DIMULAI!""Tidaaaaak...!"Sementara itu, Dova dan Serenada masih terjebak dengan Artemis. Mereka berdua tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan."Aku tidak mau mati sekarang, Dova!""Kau pikir aku juga? Artemis... sadarlah!""Dova... Serenada...kalian adalah sahabat terbaikku."Artemis berhasil meraih mereka berdua dan memeluknya. Tapi bagi Dova dan Serenada, mereka justru tersiksa oleh panas yang berasal dari tubuh Artemis."Panaaaas...!""Eergh! Profesor... apa yang harus kami lakukan? Kami sudah tidak tahan lagi...!""Dova, aku tahu! Tahanlah sebentar!"Profesor Madrosa merogoh kantong jas laboratoriumnya. Dia mengeluarkan batu Katilayu yang berasal dari Artemis sebel

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Satu : Kebangkitan yang Kedua

    "Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh : Rahasia Masa Laluku

    Max banyak bercerita pada Profesor Madrosa saat aku sedang perjalanan kemari. Terutama tentang masa laluku, pantas saja tahu nama lengkapku. Sesekali lelaki tua itu menghisap rokoknya."Tidak terganggu dengan rokokku bukan?""Tidak masalah, aku sudah terbiasa."Sebenarnya dia cukup geram dengan Max dan semua yang telah dilakukannya. Menurut Profesor Madrosa, dia sudah sangat keterlaluan. Max telah melanggar etika sains dan itu sebabnya tak pernah lagi muncul. Hanya teman terbaiknya saja yang tahu posisi dia saat ini."Dome milik V-Corporation adalah tempat terbaik baginya untuk bersembunyi. Jika tidak, dia sudah ditangkap dan dipenjara.""Maksudnya ini tentang semua percobaan dia yang melibatkan manusia. Termasuk aku dan Dova?""Dova yang pakai jas laboratorium itu?""Ya, itu aku."Sedikitnya aku jelaskan tentang masa lalu Dova bahwa dia adalah manusia buatan generasi pertama. Max juga yang memimpin dan mengawasi pr

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Sembilan : EARTHSEED Golem

    Madrosa menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asapnya. Dia bercerita dulu tentang apa itu EARTHSEED Golem.Rupanya manusia yang menjadi EARTHSEED ini hanya ada satu saja setiap elemennya. Misalnya saja seperti Irana, tidak ada EARTHSEED Golem lainnya yang mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya."Sepertinya dari ceritamu di awal, Artemis. Kau masuk ke dalam elemen tanah. Kekuatanmu bisa menghancurkan tanah bahkan batu yang kau pukul.""Ya, itu benar.""Wah, dia yang namanya Artemis ini EARTHSEED juga ya. Berarti kita sama! Tos dulu!"Irana mengajakku tos dan tentu saja kubalas. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh sambil melihat ke telapak tangannya."Eh, padahal aku tadi pakai tangan yang belum terbungkus sarung tangan. Tapi kenapa kau tidak kesetrum?""Karena dia berelemen tanah, Irana. Tanah menyerap energi listrikmu.""Ooh... begitu ya, Kek. Kalau begitu aku setrum yang tadi saja. Siapa namanya?""Dia na

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Delapan : Penghuni Hutan AlasRo

    "MENUJU KE HUTAN ALASRO!"SKYLAR masih mengikuti petunjuk sesuai dengan peta offline. Dova meninggalkan ruang kendali sebentar dan sepertinya meminta W115 untuk dibuatkan makanan. Dia mengambil sebotol minuman sari buah di lemari pendingin. Baru dia cium aromanya langsung isinya dibuang ke wastafel."Astaga! Pantas saja! Ini sudah melewati masa kadarluarsa.""Kalau begitu buang saja semuanya. Jadi, minuman yang baru kita beli bisa masuk juga kesini.""Eh, sejak kapan kau ada di belakangku Artemis?""Kupikir mata siberkinetikmu mampu mendeteksi pergerakanku.""Mana bisa kalau kau ada dibelakangku, Artemis. Haah...! Dasar!"Serenada ikut ke belakang, tapi dia hanya mengambil coklat pemberian Madeline tadi. Rasanya masih aneh sampai dengan saat ini melihatnya. Astaga! Tadi aku benar-benar menciumnya ya!"Kau kenapa Artemis? Aneh sekali!""Tidak apa! W115! Buatkan aku makanan yang ini saja.""Baik, Tuan Artemis."

DMCA.com Protection Status