Home / Romansa / Another Love / Ladies First

Share

Ladies First

Author: Dheasy
last update Last Updated: 2021-06-22 12:03:32

Sherly menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul dari bibirnya yang sensual.  Ganang mengerutkan kening, melihat Sherly yang merokok di hadapannya.

“Maaf, saya lagi pengen merokok,” ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ganang sambil menggerakkan kepalanya mengikuti irama music.

Tak lama kemudian, Sari muncul sambil membawa baki berisi minuman yang tadi Ganang pesan. Sari menyadari kehadiran Sherly, bukan gadis yang tadinya datang bersamaan dengan Ganang dan Aryo.

“Tumben, Abang bawa teman wanita,” ucap Sari sambil mengamati Sherly yang asyik menghisap rokoknya.

Sherly yang mendengar ucapan Sari menatapnya dengan pandangan tidak suka. Tidak sepantasnya seorang pelayan memberikan komentar terhadap pengunjungnya.

“Oh, dia teman satu kantor sama saya. Kebetulan Sherly datang menyusul,” ungkap Ganang ramah. “Kamu mau minum apa, Sherly?

“Yang kadar alkoholnya rendah aja,” jawabnya singkat.

“Tambahin satu, ya, untuk BCnya,” pinta Ganang pada Sari.

“Oke, Bang. Ditunggu, ya,” ucapnya. Sari meletakkan minuman di atas meja, kemudian berpamitan untuk mengambil pesanan untuk Sherly.

“Kok sepertinya kamu akrab sekali sama dia?” tanya  Sherly dengan pandangan menyelidik.

“Biasa saja. Karena aku member di sini,” ucap Ganang tanpa menatap Sherly yang menunjukkan wajah tidak suka.

Sherly pindah duduk tepat di samping Ganang yang menyesap tequila nya.

“Aku tidak suka kalo kamu dekat-dekat sama perempuan lain,” ucap Sherly tiba-tiba membuat Ganang tersedak. Matanya melotot mendengar ucapan Sherly yang blak-blakan.

“Hei, aku masih lajang, Sherly.” Ganang menepuk dadanya sebelah kiri untuk menghilangkan efek tersedak.

Sherly semakin berani, mendekati Ganang kemudian memeluk lengannya dengan wajah memohon setelah meletakkan rokoknya di sebuah asbak yang berada di atas meja.

“Kamu tidak merasa, ya. Aku itu perhatian sama kamu,” kata Sherly langsung.

Ganang mengerutkan keningnya melihat tingkah Sherly yang tidak biasa. “Kamu ini aneh. Saya mau dekat dengan siapa pun masak ga boleh?”

“Pokoknya ga boleh. Kasih aku kesempatan dong, buat menunjukkan bahwa aku layak untuk mendapatkan kamu, Bosku tersayang,” rengek Sherly.

Ganang geleng-geleng kepala melihat tingkah Sherly yang cukup membuatnya merasa tidak nyaman. Perlahan, Ganang menjauhkan tangan Sherly yang merangkul lengannya. Namun, Sherly semakin mempererat pegangannya. Membuat Ganang tak mungkin menghempaskan lengannya dengan kasar.

Ganang bukannya tidak tertarik pada Sherly. Secara fisik gadis itu memiliki kesempurnaan yang dapat memikat hari pria manapun. Hanya saja, bila seorang perempuan begitu agresif dan seolah-olah ingin memilikinya seorang diri, sungguh membuat Ganang menjadi tidak nyaman.

“Tunggu dulu, aku mau ke toilet dulu. Kamu tunggu di sini, aku segera kembali,” pinta Ganang setelah tidak berhasil membujuk Sherly untuk melepaskan tangannya.

“Ga mau, nanti kamu kepincut perempuan lain di sana,” rengeknya.

“Terus, kamu mau mengikuti aku ke toilet pria?” tanya Ganang yang sudah pasti akan ditolak oleh Sherly.

Dengan berat hati, Sherly mengendurkan tangannya pada lengan Ganang dengan muka cemberut.

“Nah, gitu, dong. Jadi anak penurut,” puji Ganang. “Kamu tunggu di sini sebentar. Aku kembali secepatnya.”

Ganang akhirnya bisa terlepas dari Sherly yang tidak mau melepaskan tangannya, Rasanya lega bisa dapat terbebas. Sungguh tidak dapat dimengerti oleh Ganang, mengapa Sherly begitu agresif, tidak seperti biasanya.

Dengan langkah cepat, Ganang berjalan menuju toilet yang berada di ujung ruangan. Suasana diskotek yang hiruk pikuk dan ramai semakin membuat suasana malam ini begitu semarak. Music house yang di mainkan oleh DJ yang cukup mahir menjadi daya tarik tersendiri.

Baru saja Ganang melewati kerumunan pengunjung yang sedang nge-floor tiba-tiba dari arah berlawanan muncul seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa. Alhasil, mereka bertabrakan. Sayangnya, gelas berisi minuman soda di tangan gadis itu tumpah mengenai kaos polo berwarna yang digunakan Ganang.

“Shit!” Ganang mengumpat, ketika melihat pakaiannya ditermukan noda berwarna merah pada bagian dada sebelah kirinya.

Sementara gadis yang menabraknya hampir saja terjatuh kalau saja Ganang tidak sigap memegangi lengannya.

“Maaf, aku tidak sengaja,” ucap gadis itu panik sambil mencoba membersihkan noda di dada Ganang. Otomatis, dengan tanpa sengaja jemari lentik gadis itu menyentuh dada Ganang yang lebar. Untuk beberapa saat Ganang seolah merasa seolah tersengat aliran listrik ketika bersentuhan dengan gadis itu.

Ganang terpaku ketika melihat gadis di hadapannya itu seperti seorang bidadari cantik yang turun dari kahyangan. Matanya yang besar dengan bulu mata lentik yang berada tepat di bawah dagunya. Rambut hitam gadis terurai hingga ke punggungnya, ikal dan lebat mengeluarkan aroma shampoo yang semerbak  merasuki rongga hidung.

Untuk beberapa saat, Ganang seolah berada di sebuah taman bunga yang mengeluarkan aroma wangi semerbak, dengan tiupan angin di sekitarnya.

Ganang tersadar ketika gadis itu menepuk dadanya, membersihkan noda minuman yang menempel di kaosnya. Nosa memegang pergelangan tangan gadis itu yang membuatnya menengadahkan kepala. Mata mereka bersirobok, mencoba menghilangkan rasa penasaran.

Gadis itu seketika menarik tangannya yang dipegang oleh Ganang. “Maaf, saya tidak sengaja. Kalau tidak keberatan, saya bersedia mengganti jasa laundry pakaian anda,” ucap gadis itu dengan suara merdu di telinga Ganang.

Ganang masih terpaku pada wajah cantik gadis itu, hingga tak lagi mendengar apa yang dikatakannya. “Maaf, anda mendengarkan saya?” Gadis itu lagi-lagi bertanya.

Ganang tersadar, kemudian menyahut ucapan gadis itu, “Siapa namamu?”

Gadis itu mematung mendengar pertanyaan Ganang. Lain ditanya, lain pula dijawab.

“Pakaian anda biarkan saya pergi membawanya ke laundry.” Gadis itu mengalihkan pembicaraannya.

“Kalau begitu, nomor telponmu saja. Bolehkah aku memintanya?” Lagi-lagi Ganang coba merayu gadis cantik di hadapannya itu.

Sang gadis melipat kedua tangannya di dada sambil memiringkan kepalanya. “Kalau anda tidak mau saya cucikan ke laundry, ya sudah. Artinya sudah tidak perlu lagi anda meminta nomor ponsel saya. Sekali lagi, mohon maaf, saya tidak sengaja,” ucap si gadis bermata coklat itu hendak berlalu meninggalkan Ganang yang masih mematung di hadapannya.

“Bukankah itu keterlaluan? Setelah menabrak dan meninggalkan noda di baju, kamu mau pergi begitu saja?” tanya Ganang tiba-tiba.

Gadis itu menahan langkahnya. Dengan gaya yang elegan ia memutar kepalanya, sambil mengibaskan rambut panjangnya yang tergerai. Kemudian ia menatap tajam kearah Ganang.

“Bukankah keterlaluan jika seseorang berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya? Sudah jelas-jelas anda yang menabrak saya. Kenapa anda mengatakan saya keterlaluan?” tanyanya dengan alis bertaut.

Ganang tertawa mendengar penuturan gadis itu, yang membuatnya semakin terpikat akan kecantikannya. Karena baru kali ini Ganang merasakan ketertarikan pada seorang perempuan.

“Namamu, siapa, rumahmu di mana,” todong Ganang lagi tanpa mempedulikan keluhan gadis itu.

Gadis itu mendengkus, mata besarnya melotot sambil menatap Ganang yang tiada henti menatapnya.

“Sayang, ada apa, sih?” Tiba-tiba saja Sherly muncul dari arah samping, segera merangkul lengan Ganang. “Siapa dia, Sayang?”

Gadis itu menatap Sherly dengan pandangan yang sulit diartikan. “Lain kali kamu perlu memahami makna lady’s first  terlebih dahulu.” Gadis itu berlalu meninggalkan Ganang tanpa dapat ia cegah. Lengannya terkunci pada tangan Sherly yang memeluk lengannya, erat.

***

Related chapters

  • Another Love   Gadis Itu

    Ganang akhirnya mampu melapaskan diri dari Sherly, kemudian segera mengejar sosok gadis yang baru saja di temuinya. Ganang setengah berlari menuju arah pintu keluar, mencari tahu apakah para penjaga pintu mengetahui keberadaan gadis itu. Sayang sekali, gadis itu tidak dapat ditemukannya.Kali ini Ganang berjalan menuju toilet wanita, memeriksa kalau saja gadis itu dapat ditemuikannya di sana. Lagi-lagi, nihil. Setelah mengitari dan mengamati sekeliling ruangan untuk beberapa kali, akhirnya Ganang menyerah. Gadis itu tidak ada di mana pun.Ganang mendekati Bartender yang dikenalinya. “Ramon, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Ganang pada Ramon, si Bartender.“Hei, Bang Ganang! Kirain siapa. Mau tanya apa, nih?” tanya Ramon penasaran pada pelanggannya itu.“Apakah kamu melihat seorang gadis cantik bermata coklat berada di sini? Dia baru saja membawa minuman dari sini,” jelas Ganang, cepat.

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Dia Baik-baik Saja

    Ganang terbangun di pagi hari ketika jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia baru saja akan bangkit dari pembaringannya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya, dari pada harus menanggung rasa sakit.Sambil menekan bagian puncak kepalanya yang pusing, Ganang mencoba mengingat kejadian apa yang dialaminya semalam. Kejadian yang membuat kepala dan tubuhnya seolah sakit semua.Beberapa gelas minuman keras yang di tenggaknya, tawaran dari Ramon, si Bartender teman kenalannya yang menawarkan varian minuman hasil racikan terbarunya. Dan memang benar, minuman hasil racikannya luar biasa pas di lidah, juga mengakibatkan rasa pusing hingga kini.Sekelebat bayangan gadis cantik berambut hitam tergerai sebatas pinggul dengan mata bundar berwarna coklat melintas. Ganang baru mengigat kejadian semalam, ketika gadis cantik itu menabrak tubuhnya dan menumpai segelas minuman pada pakaiannya. Noda yang diakibatkan m

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Nama Yang Tidak Asing

    Ganang menikmati sarapan paginya, sepiring nasi goreng dan secangkir kopi hitam pesanannya. Suasana kantin pada padi hari memang tampak lengang, membuat suasana menjadi lebih santai untuk menikmati hidangan.Karyawan diberikan batas waktu istirahat hingga pukul tujuh tiga puluh pagi. Mereka tidak diperkenankan untuk duduk-duduk apalagi nongkrong sambil bergosip berlama-lama di kantin. Mengingat pekerjaan yang harus menjadi dead line tidak sedikit.Semua karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan dead line. Ganang sebagai seorang atasan di bidang Analis memiliki kebebasan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pekerjaan di bidangnya memang tidak menuntut waktu yang lama dan rutin setiap hari, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.Untuk itu, Ganang memberikan kesempatan pada tim nya untuk bekerja lebih santai, tapi teratur dan professional. Karena Ganang menginginkan hasil kerja yang sempurna.Seorang off

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Gadis Bermata Coklat

    Suara lembut nan merdu itu seolah melantunkan lagu romantis di telinga Ganang. Sungguh, baru kali ini ia merasakan debaran di dada ketika bertemu dengan seorang wanita cantik. Sebagai tambahan, wanita cantik itu adalah sosok gadis yang membuatnya sangat penasaran dalam semalam.“Ganang Respati. Senang berkenalan dengan anda,” ucap Ganang masih menggenggam erat jemari Arumi.Sekilas terlintas di pelupuk mata Ganang ada kerutan di antara kedua mata Arumi. Seperti sedang menduga sesuatu. Namun, pikiran itu segera dihilangkannya."Silakan duduk."Ganang mempersilahkan kedua orang tamunya itu menduduki kursi sofa di Salah satu sudut ruangannya. Tempat yang sengaja disediakan untuk tamu.Sherly yang sedari tadi diam mematung, mengambil posisi duduk di sebelah kiri Ganang. Tatapan matanya sesekali mengawasi gerak gerik Ganang dan Arumi. Ganang yang tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari sosok Arumi.Selagi kedua tamunya duduk, Gan

    Last Updated : 2021-07-09
  • Another Love   Bagian Dari Masa Lalu

    “Arumi, nanti tolong kamu follow up terus ya dengan Pak Ganang.” Pak Hadi memberikan perintah pada Arumi setelah mereka tiba di kantor.Arumi berat hati menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka harus menerima kesialan seperti ini. Sudah bertahun tahun berada di kota ini tidak cukup untuk menghapus luka lama yang menggores dalam di hati.Dia, pria itu, kini berada begitu dekat dengannya. Seperti dulu, dekat, sering bersama, tapi kebencian terpancar jelas. Disayangkan mengapa harus terulang kembali.“Ya. Pak Hadi. Saya mengerti. Akan saya follow up terus pak Ganang.” Arumi sedang tidak ingin berdebat dengan bosnya itu. Lebih baik ia diam dan mengiyakannya saja.Bukan karena tidak ingin melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban. Hanya saja, kali ini merupakan hal yang terberat bagi Arumi. Kalau Arumi diberikan kesempatan untuk memilih, Arumi lebih memilih menghindar saja, tidak ikut terlibat dengan kerjasama kali ini.Arumi ber

    Last Updated : 2021-07-09
  • Another Love   Prolog

    Ganang berjalan melalui jalan setapak di sekitar pinggiran sungai. Jalannya cukup terjal, membuat kaki harus ekstra hati-hati memillih jalan agar tidak terpeleset, beresiko masuk ke dalam sungai dengan air berwarna kehitaman itu.Rerumputan basah setinggi betis orang dewasa dilewati Ganang dengan hati-hati. Takut kalau saja terdapat ular atau pun binatang berbisa lainnya yang akan menggigitnya.Baru kali ini Ganang melewati jalanan ini. Bahkan ia tidak pernah tahu bahwa di daerah ini terdapat sungai berwarna kehitaman dengan jalanan yang terjal bebatuan.Sebenarnya Ganang ragu untuk menuruti ucapan Aryo, sahabatnya. Namun, hasrat hatinya sungguh tak mampu menunggu lebih lama. Ingin sekali dia mendekati Arumi dengan cara yang baik, melakukan pendekatan pada umumnya. Mengajaknya nonton bioskop bersama, makan malam bersama, atau hanya sekedar menikmati suasana sore di pinggir pantai.Sikap Arumi yang apatis bahkan anti pati sungguh membuatnya tak sanggup men

    Last Updated : 2021-06-02
  • Another Love   Mbah Sukoh

    Lelaki tua itu meletakkan sandal jepitnya di bawah dipan, kemudian mengangkat kedua kakinya di atas dipan. Dengan duduk bersila tepat menghadap ke meja berkaki rendah.“Ayo, silahkan naik dan duduk di depanku,” ucap Mbah Sukoh sambil menatap wajah Ganang.Perlahan, Ganang mengangkat kedua kakinya kemudian melipatnya, duduk dalam posisi bersila di hadapan Mbah Sukoh yang di batasi oleh meja.Mereka terdiam cukup lama. Ganang menjadi salah tingkah, tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyampaikan niat dan tujuannya datang menemui Mbah Sukoh.“Onok opo, toh, cah ngganteng?” (ada apa, anak ganteng?) tanya Mbah Sukoh dengan senyum lebar di bibirnya. Kumis tipis berwarna abu-abu tumbuh di atas bibirnya.“Anu, Mbah … itu … saya ….” Ganang kesulitan mengungkapkan maksud dan tujuan kehadirannya menemui Mbah Sukoh. Bingung mau memulainyan dari mana.“Ojok gugup, ngomonge sing alon-alon,

    Last Updated : 2021-06-02
  • Another Love   Keinginan Yang Kuat

    “Saya yakin dengan keputusan saya ini, Mbah. Kalau saya tidak yakin, saya tidak mungkin akan hadir di sini, menemui Mbah. Apalagi, untuk menuju ke sini rutenya lumayan berat. Saya harus berjalan sekitar empat puluh lima menit.”Ganang memperhatikan Mbah Sukoh yang tatapan matanya masih menerawang jauh.“Kamu tahu, mengapa jalan untuk menuju kemari membutuhkan waktu yang lama?” Mbah Sukoh tiba-tiba balik bertanya, yang membuat Ganang tidak memahami mengapa hal itu terjadi.Mbah Sukoh mengalihkan pandangannya, kini menatap tajam pada Ganang. Tatapan yang menyiratkan agar Ganang memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang diajukannya.Ganang menggelengkan kepalanya, “Saya tidak tahu, Mbah. Saya kira memang jaraknya jauh dari pinggir jalan tempat saya memarkirkan kendaraan saya.”Mbah Sukoh menganggukkan kepalanya lagi, kemudian menghisap cerutunya, kali ini lebih lama, dari pada sebelumnya.&ldq

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • Another Love   Bagian Dari Masa Lalu

    “Arumi, nanti tolong kamu follow up terus ya dengan Pak Ganang.” Pak Hadi memberikan perintah pada Arumi setelah mereka tiba di kantor.Arumi berat hati menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka harus menerima kesialan seperti ini. Sudah bertahun tahun berada di kota ini tidak cukup untuk menghapus luka lama yang menggores dalam di hati.Dia, pria itu, kini berada begitu dekat dengannya. Seperti dulu, dekat, sering bersama, tapi kebencian terpancar jelas. Disayangkan mengapa harus terulang kembali.“Ya. Pak Hadi. Saya mengerti. Akan saya follow up terus pak Ganang.” Arumi sedang tidak ingin berdebat dengan bosnya itu. Lebih baik ia diam dan mengiyakannya saja.Bukan karena tidak ingin melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban. Hanya saja, kali ini merupakan hal yang terberat bagi Arumi. Kalau Arumi diberikan kesempatan untuk memilih, Arumi lebih memilih menghindar saja, tidak ikut terlibat dengan kerjasama kali ini.Arumi ber

  • Another Love   Gadis Bermata Coklat

    Suara lembut nan merdu itu seolah melantunkan lagu romantis di telinga Ganang. Sungguh, baru kali ini ia merasakan debaran di dada ketika bertemu dengan seorang wanita cantik. Sebagai tambahan, wanita cantik itu adalah sosok gadis yang membuatnya sangat penasaran dalam semalam.“Ganang Respati. Senang berkenalan dengan anda,” ucap Ganang masih menggenggam erat jemari Arumi.Sekilas terlintas di pelupuk mata Ganang ada kerutan di antara kedua mata Arumi. Seperti sedang menduga sesuatu. Namun, pikiran itu segera dihilangkannya."Silakan duduk."Ganang mempersilahkan kedua orang tamunya itu menduduki kursi sofa di Salah satu sudut ruangannya. Tempat yang sengaja disediakan untuk tamu.Sherly yang sedari tadi diam mematung, mengambil posisi duduk di sebelah kiri Ganang. Tatapan matanya sesekali mengawasi gerak gerik Ganang dan Arumi. Ganang yang tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari sosok Arumi.Selagi kedua tamunya duduk, Gan

  • Another Love   Nama Yang Tidak Asing

    Ganang menikmati sarapan paginya, sepiring nasi goreng dan secangkir kopi hitam pesanannya. Suasana kantin pada padi hari memang tampak lengang, membuat suasana menjadi lebih santai untuk menikmati hidangan.Karyawan diberikan batas waktu istirahat hingga pukul tujuh tiga puluh pagi. Mereka tidak diperkenankan untuk duduk-duduk apalagi nongkrong sambil bergosip berlama-lama di kantin. Mengingat pekerjaan yang harus menjadi dead line tidak sedikit.Semua karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan dead line. Ganang sebagai seorang atasan di bidang Analis memiliki kebebasan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pekerjaan di bidangnya memang tidak menuntut waktu yang lama dan rutin setiap hari, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.Untuk itu, Ganang memberikan kesempatan pada tim nya untuk bekerja lebih santai, tapi teratur dan professional. Karena Ganang menginginkan hasil kerja yang sempurna.Seorang off

  • Another Love   Dia Baik-baik Saja

    Ganang terbangun di pagi hari ketika jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia baru saja akan bangkit dari pembaringannya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya, dari pada harus menanggung rasa sakit.Sambil menekan bagian puncak kepalanya yang pusing, Ganang mencoba mengingat kejadian apa yang dialaminya semalam. Kejadian yang membuat kepala dan tubuhnya seolah sakit semua.Beberapa gelas minuman keras yang di tenggaknya, tawaran dari Ramon, si Bartender teman kenalannya yang menawarkan varian minuman hasil racikan terbarunya. Dan memang benar, minuman hasil racikannya luar biasa pas di lidah, juga mengakibatkan rasa pusing hingga kini.Sekelebat bayangan gadis cantik berambut hitam tergerai sebatas pinggul dengan mata bundar berwarna coklat melintas. Ganang baru mengigat kejadian semalam, ketika gadis cantik itu menabrak tubuhnya dan menumpai segelas minuman pada pakaiannya. Noda yang diakibatkan m

  • Another Love   Gadis Itu

    Ganang akhirnya mampu melapaskan diri dari Sherly, kemudian segera mengejar sosok gadis yang baru saja di temuinya. Ganang setengah berlari menuju arah pintu keluar, mencari tahu apakah para penjaga pintu mengetahui keberadaan gadis itu. Sayang sekali, gadis itu tidak dapat ditemukannya.Kali ini Ganang berjalan menuju toilet wanita, memeriksa kalau saja gadis itu dapat ditemuikannya di sana. Lagi-lagi, nihil. Setelah mengitari dan mengamati sekeliling ruangan untuk beberapa kali, akhirnya Ganang menyerah. Gadis itu tidak ada di mana pun.Ganang mendekati Bartender yang dikenalinya. “Ramon, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Ganang pada Ramon, si Bartender.“Hei, Bang Ganang! Kirain siapa. Mau tanya apa, nih?” tanya Ramon penasaran pada pelanggannya itu.“Apakah kamu melihat seorang gadis cantik bermata coklat berada di sini? Dia baru saja membawa minuman dari sini,” jelas Ganang, cepat.

  • Another Love   Ladies First

    Sherly menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul dari bibirnya yang sensual. Ganang mengerutkan kening, melihat Sherly yang merokok di hadapannya.“Maaf, saya lagi pengen merokok,” ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ganang sambil menggerakkan kepalanya mengikuti irama music.Tak lama kemudian, Sari muncul sambil membawa baki berisi minuman yang tadi Ganang pesan. Sari menyadari kehadiran Sherly, bukan gadis yang tadinya datang bersamaan dengan Ganang dan Aryo.“Tumben, Abang bawa teman wanita,” ucap Sari sambil mengamati Sherly yang asyik menghisap rokoknya.Sherly yang mendengar ucapan Sari menatapnya dengan pandangan tidak suka. Tidak sepantasnya seorang pelayan memberikan komentar terhadap pengunjungnya.“Oh, dia teman satu kantor sama saya. Kebetulan Sherly datang menyusul,” ungkap Ganang ramah. “Kamu mau minum apa, Sherly?“Yang kadar alkoholnya rendah aja,”

  • Another Love   Dunia Gemerlap

    Suara music terdengar bergemuruh di dalam sebuah gedung yang berada di pinggir jalan utama kota. Bisa dibayangkan bagaimana suasana di dalamnya ketika menginjakkan kaki memasuki gedung itu.Ganang memarkirkan kendaraannya di sebuah lahan parkir yang sudah hampir penuh. Untung saja ada seorang juru parkir yang membantunya menemukan lahan parkir. Kalau tidak ketemu, alamat dia harus memarkirkan kendaraannya di luar area diskotek.Ketika baru saja turun dari kendaraan, bayangan Aryo, sahabat dan juga rekan kerjanya muncul dari balik mobil berwarna merah menyala miliknya. Rambutnya yang disemir berwarna coklat berkilau tertimpa cahaya lampu yang berada tepat di samping mobilnya.Aryo melambaikan tangannya, mengetahui keberadaanku yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera kuhampiri Aryo, yang ternyata tidak datang sendiri.Di sampingnya ada seorang gadis cantik bertubuh mungil dengan pakaian minim, memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya. Dengan atasan bert

  • Another Love   Sekretaris Pemihat Hati

    Untunglah, isi perut akhirnya bisa keluar juga. Hilang sudah rasa mules yang menyiksa. Ganang baru saja menutup pintu toilet yang berada di sudut ruangannya. Ketika disadarinya bahwa Sherly tak lagi berada di dalam ruangannya. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Sesekali digelengkannya kepala mengingat tingkah Sherly yang terkadang sangat berani dan menggoda itu.Ganang kembali menduduki kursi putarnya, memeriksa dokumen dalam map berwarna hitam yang dibawa oleh Sherly barusan. Profile perusahaan yang mengajukan kerja sama kali ini tampak berbeda dari yang sebelumnya. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan nama merk perusahaannya dengan nama-nama yang mendunia.‘Tamarin Gas’ nama perusahaan itu, mengingatkan Ganang akan sebuah buah yang berbuah asam, yakni asam Jawa. Bukankah Tamarin adalah nama latin untuk asam Jawa.Penasaran, Ganang membuka profil perusahaan. Benar saja, perusahaan itu baru berdiri dan baru akan melebarkan sayapnya. Untu

  • Another Love   Ganang Respati

    Pagi ini lumayan cerah, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang tidak menentu cuacanya. Meskipun cuaca panas, tapi hawa dingin menyerang kulit hingga menusuk ke dalam sumsum tulang. Pertengahan tahun begini cuaca menjadi super dingin, yang kerap kali membuat Ganang senewen.Bagaimana tidak senewen, kalau hampir setiap pagi hari harus merasakan perut mulas karena ingin buang air. Dan tidak main-main, hal ini selalu ia rasakan setiap pertengahan tahun mulai dari pertama kalinya menjejakkan kaki di pulau Jawa, tepatnya kota Malang.Di tempat asalnya, di pulau Sumatera, iklim dan hawanya sungguh teramat menyiksa. Hawanya sangatlah panas hingga mampu membakar kulit. Belum lagi, harus sering berganti pakaian setiap saat karena keringat yang selalu membanjiri tubuh.Sudah hampir dua puluh tahun lamanya Ganang memilih untuk tinggal dan menetap di kota Malang. Lulus SMA, ia mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di sini. Perjuangan yang tidak mudah untuk mampu bertahan h

DMCA.com Protection Status