Home / Romansa / Another Love / Dunia Gemerlap

Share

Dunia Gemerlap

Author: Dheasy
last update Last Updated: 2021-06-02 21:38:30

Suara music terdengar bergemuruh di dalam sebuah gedung yang berada di pinggir jalan utama kota. Bisa dibayangkan bagaimana suasana di dalamnya ketika menginjakkan kaki memasuki gedung itu.

Ganang memarkirkan kendaraannya di sebuah lahan parkir yang sudah hampir penuh. Untung saja ada seorang juru parkir yang membantunya menemukan lahan parkir. Kalau tidak ketemu, alamat dia harus memarkirkan kendaraannya di luar area diskotek.

Ketika baru saja turun dari kendaraan, bayangan Aryo, sahabat dan juga rekan kerjanya muncul dari balik mobil berwarna merah menyala miliknya. Rambutnya yang disemir berwarna coklat berkilau tertimpa cahaya lampu yang berada tepat di samping mobilnya.

Aryo melambaikan tangannya, mengetahui keberadaanku yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera kuhampiri Aryo, yang ternyata tidak datang sendiri.

Di sampingnya ada seorang gadis cantik bertubuh mungil dengan pakaian minim, memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya. Dengan atasan bertali satu berwarna merah pastel dipadukan dengan rok mini kira-kira dua puluh senti meter di atas lutut.

Bibir gadis itu sangat sensual, dipadukan dengan lipstick berwarna merah menyala seperti rambut panjangnya yang ikal, juga di cat berwarna merah.

Ganang berdecak kagum dengan penampilan gadis itu. Sungguh memikat hati. Senyumnya terulas di bibirnya dengan pandangan mata menggoda. Laki-laki mana yang tidak akan tertarik pada gadis cantik ini.

“Kirain kamu bakal absen, mala mini,” ujar Aryo sambil memasukkan jemarinya ke saku celana jeansnya. Malam ini Aryo memilih mengenakan celana jeans dan kaos berkerah berwarna hitam dengan sepatu kets. Dia tampak lebih muda dari usianya yang sebenarnya.

“Rencananya juga begitu. Tapi, kok bosan, ya di apartemen sendirian.” Ganang menjawab sambil membetulkan kerah leher pakaiannya di bagian tengkuk.

“Ayo, kita masuk. Oh, iya, kenalin, ini Beby. Beby, ini Ganang.” Aryo memperkenalkan Beby pada Ganang. Tidak heran bahwa Beby menanggapinya dengan senang. Siapa yang tidak akan tertarik pada Ganang, pria lajang yang mendekati kata sempurna. Wajahnya saja sudah menarik dengan senyum hangat.

“Saya Beby, Bang. Senang berkenalan denganmu,” ucap Beby dengan suara manja dan menggoda sambil mengulurkan tangan kanannya yang disambut oleh Ganang.

“Ganang, senang juga bisa kenalan dengan gadis cantik seperti kamu,” ucap Ganang menggenggam erat jemari Beby yang masih berada di genggamannya.

Aryo memperhatikan keduanya. Dia tahu, perempuan mana pun akan bertingkah sama dengan Beby bila telah bertemu dengan Ganang. Hampir semua pengunjung di diskotek ‘Balai Rimbang’ yang berjenis kelamin perempuan mengenal Ganang. Mereka tidak segan-segan menunjukkan ketertarikannya pada sosok Ganang yang memang sangat tampan.

“Ehem….” Aryo berdehem, seketika Beby melepaskan genggaman tangannya. Kemudian memeluk lengan Aryo.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan memasuki diskotek. Hingar binger musik mulai kentara terdengar di depan pintu masuk. Dua orang penjaga memeriksa kartu keanggotaan Aryo dan Ganang. Setelah di periksa, mereka bertiga bisa memasuki ruangan diskotek.

Suasana lampu yang berpijar berwarna-warni ditambah lagi dengan suara music dengan beat kencang menambah semarak suasana diskotek malam ini. Pengunjung yang datang ada yang memenuhi lantai kosong di depan DJ sambil menggerakkan tubuhnya mengikuti irama music.

Beberapa tempat di sudut ruangan, telah terisi oleh pengunjung yang rata-rata membawa pasangannya. Sepertinya hanya Ganang saja yang tidak membawa pasangan. Bukan tipe Ganang akan membawa wanita datang bersama untuk menghabiskan malam di diskotek. Karena nantinya para wanita akan mendekati, tanpa diminta.

Ganang merupakan member aktif yang hampir setiap minggu tidak pernah absen untuk mengunjungi diskotek. Karena keseringan, membuat para pegawai mengenalinya.

Seorang pelayan perempuan yang menggunakan pakaian berwarna hitam putih yang diketahui Ganang bernama Sari mendekatinya.

“Selamat malam, Bang Ganang,” sapa gadis itu dengan senyum lebar. Sudah dapat dipastikan bahwa gadis itu mengenal Ganang.

“Malam juga, Cantik,” balas Ganang dengan senyum lebar.

“Kebetulan malam ini udah banyak yang penuh tempatnya. Jadi, Abang tidak bisa memilih seperti biasanya,” jelasnya dengan bibir mengerucut.

“Wah, sayang sekali. Terus, kira-kira, mana tempat yang tersedia untukku?” tanya Ganang dengan wajah pura-pura merasa kecewa. Padahal ia hanya ingin mempermainkan Sari saja.

“Ada, ayo, ikuti saya, Bang,” ajak Sari kemudian diikuti oleh Aryo dan Beby di belakangnya.

 Sari mengajak mereka berjalan melewati lantai yang penuh dengan pengunjung yang sedang bergoyang mengikuti irama. Mereka dengan cueknya menggerak-gerakkan tubuh mengikuti irama. Ada yang sendirian, ada yang bersama pasangannya, bahkan juga bersama teman-temannya.

Beberapa dari mereka sempat menyapa Ganang yang melintas. Bahkan gadis berwajah oriental itu sempat  menarik Ganang untuk ikut bergoyang. Kedua tangannya telah melingkar di leher Ganang. Untuk menghargai gadis itu, Ganang sempat mengikuti irama dan gerak tubuh gadis itu yang sangat luwes.

Sari, si pelayan sempat menunggu Ganang melepaskan diri dari gadis itu, kemudian kembali berjalan menuju tempat yang dipersiapkan Sari untuk Ganang.

“Di sini, Bang. Mau pesen apa? Biar ku pesankan,” tawar Sari setelah tiba di tempat yang telah dipersiapkannya untuk Ganang.

“Seperti biasa, aku tidak ingin mabuk mala mini,” ujar Ganang dengan kepala di goyang-goyangkan mengikuti irama music.

“Oke, Bang. Untuk Bang Arya dan gadisnya, mau dipesenin apa?”

“Satu tequila dan blue curacao sudah cukup,” jawab Aryo.

“Oke, ditunggu, ya, Bang. Saya segera antarkan kemari,” jawab Sari kemudian berlalu meninggalkan meja tempat Ganang, Aryo dan Beby berada.

“Memang enak kalau berkunjung ke sini membawa kamu, Nang. Semua menjadi aman terkendali, ga perlu khawatir tidak dapat tempat,” tukas Aryo sambil tertawa lebar.

“Itulah gunanya koneksi, Aryo.” Ganang ikut tertawa menimpali ucapan Aryo.

“Mas, aku mau nge-floor nih, ayok, ikutan,” ajak Beby pada Aryo.

Aryo sempat melirik kearah Ganang yang memberikan kode bahwa dia memilih untuk duduk ditempatnya semula. “Lanjutkan. Aku tunggu di sini saja,” jelas Ganang.

Aryo dan Beby pun berjalan meninggalkan Ganang yang sedang menikmati musik dari tempatnya duduk. Kaki dan jari tangannya sesekali mengetuk meja mengikuti irama.

“Sendirian?”

Tiba-tiba terdengar suara yang tak asing di telinga Ganang. Ganang memutar tubuhnya melihat ke asal suara. Seorang gadis cantik berambut sebatas pinggang berdiri tepat di sampingnya.

Gadis itu menggunakan setelan atasan berwarna hijau botol dengan kerah membentuk huruf V tanpa lengan. Dipadukan dengan celana ketat berbahan jeans berwarna putih. Hampir saja Ganang tidak mengenalinya, karena penampilan Sherly berbeda dari biasanya.

“Tuh! Ada Aryo dan pasangannya,” jawab Ganang singkat.

Sherly mengikuti arah pandangan Ganang kearah Aryo dan Beby yang sedang menggerakkan tubuh mereka mengikuti irama music. Gadis itu duduk di kursi yang berada di samping Ganang.

Dari dalam tas sandangnya yang berukuran mungil, di keluarkannya sebuah kotak rokok berwarna putih beserta pemantik berbentuk tabung. Sherly mengambil satu batang rokok, kemudian diselipkan di bibirnya yang merah menyala. Pemantik api yang diambilnya dari dalam tas dinyalakan untuk membakar ujung rokok yang berada disela bibirnya.

Related chapters

  • Another Love   Ladies First

    Sherly menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul dari bibirnya yang sensual. Ganang mengerutkan kening, melihat Sherly yang merokok di hadapannya.“Maaf, saya lagi pengen merokok,” ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ganang sambil menggerakkan kepalanya mengikuti irama music.Tak lama kemudian, Sari muncul sambil membawa baki berisi minuman yang tadi Ganang pesan. Sari menyadari kehadiran Sherly, bukan gadis yang tadinya datang bersamaan dengan Ganang dan Aryo.“Tumben, Abang bawa teman wanita,” ucap Sari sambil mengamati Sherly yang asyik menghisap rokoknya.Sherly yang mendengar ucapan Sari menatapnya dengan pandangan tidak suka. Tidak sepantasnya seorang pelayan memberikan komentar terhadap pengunjungnya.“Oh, dia teman satu kantor sama saya. Kebetulan Sherly datang menyusul,” ungkap Ganang ramah. “Kamu mau minum apa, Sherly?“Yang kadar alkoholnya rendah aja,”

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Gadis Itu

    Ganang akhirnya mampu melapaskan diri dari Sherly, kemudian segera mengejar sosok gadis yang baru saja di temuinya. Ganang setengah berlari menuju arah pintu keluar, mencari tahu apakah para penjaga pintu mengetahui keberadaan gadis itu. Sayang sekali, gadis itu tidak dapat ditemukannya.Kali ini Ganang berjalan menuju toilet wanita, memeriksa kalau saja gadis itu dapat ditemuikannya di sana. Lagi-lagi, nihil. Setelah mengitari dan mengamati sekeliling ruangan untuk beberapa kali, akhirnya Ganang menyerah. Gadis itu tidak ada di mana pun.Ganang mendekati Bartender yang dikenalinya. “Ramon, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Ganang pada Ramon, si Bartender.“Hei, Bang Ganang! Kirain siapa. Mau tanya apa, nih?” tanya Ramon penasaran pada pelanggannya itu.“Apakah kamu melihat seorang gadis cantik bermata coklat berada di sini? Dia baru saja membawa minuman dari sini,” jelas Ganang, cepat.

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Dia Baik-baik Saja

    Ganang terbangun di pagi hari ketika jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia baru saja akan bangkit dari pembaringannya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya, dari pada harus menanggung rasa sakit.Sambil menekan bagian puncak kepalanya yang pusing, Ganang mencoba mengingat kejadian apa yang dialaminya semalam. Kejadian yang membuat kepala dan tubuhnya seolah sakit semua.Beberapa gelas minuman keras yang di tenggaknya, tawaran dari Ramon, si Bartender teman kenalannya yang menawarkan varian minuman hasil racikan terbarunya. Dan memang benar, minuman hasil racikannya luar biasa pas di lidah, juga mengakibatkan rasa pusing hingga kini.Sekelebat bayangan gadis cantik berambut hitam tergerai sebatas pinggul dengan mata bundar berwarna coklat melintas. Ganang baru mengigat kejadian semalam, ketika gadis cantik itu menabrak tubuhnya dan menumpai segelas minuman pada pakaiannya. Noda yang diakibatkan m

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Nama Yang Tidak Asing

    Ganang menikmati sarapan paginya, sepiring nasi goreng dan secangkir kopi hitam pesanannya. Suasana kantin pada padi hari memang tampak lengang, membuat suasana menjadi lebih santai untuk menikmati hidangan.Karyawan diberikan batas waktu istirahat hingga pukul tujuh tiga puluh pagi. Mereka tidak diperkenankan untuk duduk-duduk apalagi nongkrong sambil bergosip berlama-lama di kantin. Mengingat pekerjaan yang harus menjadi dead line tidak sedikit.Semua karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan dead line. Ganang sebagai seorang atasan di bidang Analis memiliki kebebasan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pekerjaan di bidangnya memang tidak menuntut waktu yang lama dan rutin setiap hari, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.Untuk itu, Ganang memberikan kesempatan pada tim nya untuk bekerja lebih santai, tapi teratur dan professional. Karena Ganang menginginkan hasil kerja yang sempurna.Seorang off

    Last Updated : 2021-06-22
  • Another Love   Gadis Bermata Coklat

    Suara lembut nan merdu itu seolah melantunkan lagu romantis di telinga Ganang. Sungguh, baru kali ini ia merasakan debaran di dada ketika bertemu dengan seorang wanita cantik. Sebagai tambahan, wanita cantik itu adalah sosok gadis yang membuatnya sangat penasaran dalam semalam.“Ganang Respati. Senang berkenalan dengan anda,” ucap Ganang masih menggenggam erat jemari Arumi.Sekilas terlintas di pelupuk mata Ganang ada kerutan di antara kedua mata Arumi. Seperti sedang menduga sesuatu. Namun, pikiran itu segera dihilangkannya."Silakan duduk."Ganang mempersilahkan kedua orang tamunya itu menduduki kursi sofa di Salah satu sudut ruangannya. Tempat yang sengaja disediakan untuk tamu.Sherly yang sedari tadi diam mematung, mengambil posisi duduk di sebelah kiri Ganang. Tatapan matanya sesekali mengawasi gerak gerik Ganang dan Arumi. Ganang yang tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari sosok Arumi.Selagi kedua tamunya duduk, Gan

    Last Updated : 2021-07-09
  • Another Love   Bagian Dari Masa Lalu

    “Arumi, nanti tolong kamu follow up terus ya dengan Pak Ganang.” Pak Hadi memberikan perintah pada Arumi setelah mereka tiba di kantor.Arumi berat hati menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka harus menerima kesialan seperti ini. Sudah bertahun tahun berada di kota ini tidak cukup untuk menghapus luka lama yang menggores dalam di hati.Dia, pria itu, kini berada begitu dekat dengannya. Seperti dulu, dekat, sering bersama, tapi kebencian terpancar jelas. Disayangkan mengapa harus terulang kembali.“Ya. Pak Hadi. Saya mengerti. Akan saya follow up terus pak Ganang.” Arumi sedang tidak ingin berdebat dengan bosnya itu. Lebih baik ia diam dan mengiyakannya saja.Bukan karena tidak ingin melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban. Hanya saja, kali ini merupakan hal yang terberat bagi Arumi. Kalau Arumi diberikan kesempatan untuk memilih, Arumi lebih memilih menghindar saja, tidak ikut terlibat dengan kerjasama kali ini.Arumi ber

    Last Updated : 2021-07-09
  • Another Love   Prolog

    Ganang berjalan melalui jalan setapak di sekitar pinggiran sungai. Jalannya cukup terjal, membuat kaki harus ekstra hati-hati memillih jalan agar tidak terpeleset, beresiko masuk ke dalam sungai dengan air berwarna kehitaman itu.Rerumputan basah setinggi betis orang dewasa dilewati Ganang dengan hati-hati. Takut kalau saja terdapat ular atau pun binatang berbisa lainnya yang akan menggigitnya.Baru kali ini Ganang melewati jalanan ini. Bahkan ia tidak pernah tahu bahwa di daerah ini terdapat sungai berwarna kehitaman dengan jalanan yang terjal bebatuan.Sebenarnya Ganang ragu untuk menuruti ucapan Aryo, sahabatnya. Namun, hasrat hatinya sungguh tak mampu menunggu lebih lama. Ingin sekali dia mendekati Arumi dengan cara yang baik, melakukan pendekatan pada umumnya. Mengajaknya nonton bioskop bersama, makan malam bersama, atau hanya sekedar menikmati suasana sore di pinggir pantai.Sikap Arumi yang apatis bahkan anti pati sungguh membuatnya tak sanggup men

    Last Updated : 2021-06-02
  • Another Love   Mbah Sukoh

    Lelaki tua itu meletakkan sandal jepitnya di bawah dipan, kemudian mengangkat kedua kakinya di atas dipan. Dengan duduk bersila tepat menghadap ke meja berkaki rendah.“Ayo, silahkan naik dan duduk di depanku,” ucap Mbah Sukoh sambil menatap wajah Ganang.Perlahan, Ganang mengangkat kedua kakinya kemudian melipatnya, duduk dalam posisi bersila di hadapan Mbah Sukoh yang di batasi oleh meja.Mereka terdiam cukup lama. Ganang menjadi salah tingkah, tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyampaikan niat dan tujuannya datang menemui Mbah Sukoh.“Onok opo, toh, cah ngganteng?” (ada apa, anak ganteng?) tanya Mbah Sukoh dengan senyum lebar di bibirnya. Kumis tipis berwarna abu-abu tumbuh di atas bibirnya.“Anu, Mbah … itu … saya ….” Ganang kesulitan mengungkapkan maksud dan tujuan kehadirannya menemui Mbah Sukoh. Bingung mau memulainyan dari mana.“Ojok gugup, ngomonge sing alon-alon,

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • Another Love   Bagian Dari Masa Lalu

    “Arumi, nanti tolong kamu follow up terus ya dengan Pak Ganang.” Pak Hadi memberikan perintah pada Arumi setelah mereka tiba di kantor.Arumi berat hati menganggukkan kepalanya. Tidak menyangka harus menerima kesialan seperti ini. Sudah bertahun tahun berada di kota ini tidak cukup untuk menghapus luka lama yang menggores dalam di hati.Dia, pria itu, kini berada begitu dekat dengannya. Seperti dulu, dekat, sering bersama, tapi kebencian terpancar jelas. Disayangkan mengapa harus terulang kembali.“Ya. Pak Hadi. Saya mengerti. Akan saya follow up terus pak Ganang.” Arumi sedang tidak ingin berdebat dengan bosnya itu. Lebih baik ia diam dan mengiyakannya saja.Bukan karena tidak ingin melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban. Hanya saja, kali ini merupakan hal yang terberat bagi Arumi. Kalau Arumi diberikan kesempatan untuk memilih, Arumi lebih memilih menghindar saja, tidak ikut terlibat dengan kerjasama kali ini.Arumi ber

  • Another Love   Gadis Bermata Coklat

    Suara lembut nan merdu itu seolah melantunkan lagu romantis di telinga Ganang. Sungguh, baru kali ini ia merasakan debaran di dada ketika bertemu dengan seorang wanita cantik. Sebagai tambahan, wanita cantik itu adalah sosok gadis yang membuatnya sangat penasaran dalam semalam.“Ganang Respati. Senang berkenalan dengan anda,” ucap Ganang masih menggenggam erat jemari Arumi.Sekilas terlintas di pelupuk mata Ganang ada kerutan di antara kedua mata Arumi. Seperti sedang menduga sesuatu. Namun, pikiran itu segera dihilangkannya."Silakan duduk."Ganang mempersilahkan kedua orang tamunya itu menduduki kursi sofa di Salah satu sudut ruangannya. Tempat yang sengaja disediakan untuk tamu.Sherly yang sedari tadi diam mematung, mengambil posisi duduk di sebelah kiri Ganang. Tatapan matanya sesekali mengawasi gerak gerik Ganang dan Arumi. Ganang yang tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari sosok Arumi.Selagi kedua tamunya duduk, Gan

  • Another Love   Nama Yang Tidak Asing

    Ganang menikmati sarapan paginya, sepiring nasi goreng dan secangkir kopi hitam pesanannya. Suasana kantin pada padi hari memang tampak lengang, membuat suasana menjadi lebih santai untuk menikmati hidangan.Karyawan diberikan batas waktu istirahat hingga pukul tujuh tiga puluh pagi. Mereka tidak diperkenankan untuk duduk-duduk apalagi nongkrong sambil bergosip berlama-lama di kantin. Mengingat pekerjaan yang harus menjadi dead line tidak sedikit.Semua karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan dead line. Ganang sebagai seorang atasan di bidang Analis memiliki kebebasan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pekerjaan di bidangnya memang tidak menuntut waktu yang lama dan rutin setiap hari, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.Untuk itu, Ganang memberikan kesempatan pada tim nya untuk bekerja lebih santai, tapi teratur dan professional. Karena Ganang menginginkan hasil kerja yang sempurna.Seorang off

  • Another Love   Dia Baik-baik Saja

    Ganang terbangun di pagi hari ketika jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia baru saja akan bangkit dari pembaringannya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya, dari pada harus menanggung rasa sakit.Sambil menekan bagian puncak kepalanya yang pusing, Ganang mencoba mengingat kejadian apa yang dialaminya semalam. Kejadian yang membuat kepala dan tubuhnya seolah sakit semua.Beberapa gelas minuman keras yang di tenggaknya, tawaran dari Ramon, si Bartender teman kenalannya yang menawarkan varian minuman hasil racikan terbarunya. Dan memang benar, minuman hasil racikannya luar biasa pas di lidah, juga mengakibatkan rasa pusing hingga kini.Sekelebat bayangan gadis cantik berambut hitam tergerai sebatas pinggul dengan mata bundar berwarna coklat melintas. Ganang baru mengigat kejadian semalam, ketika gadis cantik itu menabrak tubuhnya dan menumpai segelas minuman pada pakaiannya. Noda yang diakibatkan m

  • Another Love   Gadis Itu

    Ganang akhirnya mampu melapaskan diri dari Sherly, kemudian segera mengejar sosok gadis yang baru saja di temuinya. Ganang setengah berlari menuju arah pintu keluar, mencari tahu apakah para penjaga pintu mengetahui keberadaan gadis itu. Sayang sekali, gadis itu tidak dapat ditemukannya.Kali ini Ganang berjalan menuju toilet wanita, memeriksa kalau saja gadis itu dapat ditemuikannya di sana. Lagi-lagi, nihil. Setelah mengitari dan mengamati sekeliling ruangan untuk beberapa kali, akhirnya Ganang menyerah. Gadis itu tidak ada di mana pun.Ganang mendekati Bartender yang dikenalinya. “Ramon, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Ganang pada Ramon, si Bartender.“Hei, Bang Ganang! Kirain siapa. Mau tanya apa, nih?” tanya Ramon penasaran pada pelanggannya itu.“Apakah kamu melihat seorang gadis cantik bermata coklat berada di sini? Dia baru saja membawa minuman dari sini,” jelas Ganang, cepat.

  • Another Love   Ladies First

    Sherly menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul dari bibirnya yang sensual. Ganang mengerutkan kening, melihat Sherly yang merokok di hadapannya.“Maaf, saya lagi pengen merokok,” ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ganang sambil menggerakkan kepalanya mengikuti irama music.Tak lama kemudian, Sari muncul sambil membawa baki berisi minuman yang tadi Ganang pesan. Sari menyadari kehadiran Sherly, bukan gadis yang tadinya datang bersamaan dengan Ganang dan Aryo.“Tumben, Abang bawa teman wanita,” ucap Sari sambil mengamati Sherly yang asyik menghisap rokoknya.Sherly yang mendengar ucapan Sari menatapnya dengan pandangan tidak suka. Tidak sepantasnya seorang pelayan memberikan komentar terhadap pengunjungnya.“Oh, dia teman satu kantor sama saya. Kebetulan Sherly datang menyusul,” ungkap Ganang ramah. “Kamu mau minum apa, Sherly?“Yang kadar alkoholnya rendah aja,”

  • Another Love   Dunia Gemerlap

    Suara music terdengar bergemuruh di dalam sebuah gedung yang berada di pinggir jalan utama kota. Bisa dibayangkan bagaimana suasana di dalamnya ketika menginjakkan kaki memasuki gedung itu.Ganang memarkirkan kendaraannya di sebuah lahan parkir yang sudah hampir penuh. Untung saja ada seorang juru parkir yang membantunya menemukan lahan parkir. Kalau tidak ketemu, alamat dia harus memarkirkan kendaraannya di luar area diskotek.Ketika baru saja turun dari kendaraan, bayangan Aryo, sahabat dan juga rekan kerjanya muncul dari balik mobil berwarna merah menyala miliknya. Rambutnya yang disemir berwarna coklat berkilau tertimpa cahaya lampu yang berada tepat di samping mobilnya.Aryo melambaikan tangannya, mengetahui keberadaanku yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera kuhampiri Aryo, yang ternyata tidak datang sendiri.Di sampingnya ada seorang gadis cantik bertubuh mungil dengan pakaian minim, memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya. Dengan atasan bert

  • Another Love   Sekretaris Pemihat Hati

    Untunglah, isi perut akhirnya bisa keluar juga. Hilang sudah rasa mules yang menyiksa. Ganang baru saja menutup pintu toilet yang berada di sudut ruangannya. Ketika disadarinya bahwa Sherly tak lagi berada di dalam ruangannya. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Sesekali digelengkannya kepala mengingat tingkah Sherly yang terkadang sangat berani dan menggoda itu.Ganang kembali menduduki kursi putarnya, memeriksa dokumen dalam map berwarna hitam yang dibawa oleh Sherly barusan. Profile perusahaan yang mengajukan kerja sama kali ini tampak berbeda dari yang sebelumnya. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan nama merk perusahaannya dengan nama-nama yang mendunia.‘Tamarin Gas’ nama perusahaan itu, mengingatkan Ganang akan sebuah buah yang berbuah asam, yakni asam Jawa. Bukankah Tamarin adalah nama latin untuk asam Jawa.Penasaran, Ganang membuka profil perusahaan. Benar saja, perusahaan itu baru berdiri dan baru akan melebarkan sayapnya. Untu

  • Another Love   Ganang Respati

    Pagi ini lumayan cerah, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang tidak menentu cuacanya. Meskipun cuaca panas, tapi hawa dingin menyerang kulit hingga menusuk ke dalam sumsum tulang. Pertengahan tahun begini cuaca menjadi super dingin, yang kerap kali membuat Ganang senewen.Bagaimana tidak senewen, kalau hampir setiap pagi hari harus merasakan perut mulas karena ingin buang air. Dan tidak main-main, hal ini selalu ia rasakan setiap pertengahan tahun mulai dari pertama kalinya menjejakkan kaki di pulau Jawa, tepatnya kota Malang.Di tempat asalnya, di pulau Sumatera, iklim dan hawanya sungguh teramat menyiksa. Hawanya sangatlah panas hingga mampu membakar kulit. Belum lagi, harus sering berganti pakaian setiap saat karena keringat yang selalu membanjiri tubuh.Sudah hampir dua puluh tahun lamanya Ganang memilih untuk tinggal dan menetap di kota Malang. Lulus SMA, ia mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di sini. Perjuangan yang tidak mudah untuk mampu bertahan h

DMCA.com Protection Status