Share

Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]
Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]
Author: Julia Inna Bunga

PART 1

last update Last Updated: 2020-09-22 10:20:14

"Hallo, selamat pagi Ibu Julia dengan Saidan ada yang bisa dibantu?"

"What? Ibu? Saya belum nikah, Mas. Jadi panggilnya jangan Ibu!" kesal Julia, "Panggil Julia aja. Ju.li.a. Julia Malika Kuncoro! Ngerti nggak?" tambah Julia mengeja namanya.

Terdengar kekehan kecil dari lubang smartphone milik Julia dan tentu saja itu adalah suara dari petugas call center salah satu provider besar di Indonesia, bernama lengkap Saidan Pratama Putra tadi.

"Iya, Mbak Julia. Ada yang bisa kami bantu?"

Nampak sekali lagi suara laki-laki itu mencoba untuk bersahabat dengan Julia, namun sayangnya si guru honorer kembali lagi melontarkan amukannya lagi.

"Ih, Mas ini ada-ada aja. Tadi 'kan udah gue kasih tahu jangan panggil Mbak! Memangnya aku ini udah setua itu? Ya udah deh, masa bodoh ah sama kamu, Mas!" umpat Julia, "Intinya aku mau minta tambahan extra quota dong. Soalnya quota di kartu aku habis nih," sebelum ia kembali berbicara dan menyampaikan maksud dan tujuannya menelepon.

Maka dengan sangat hati-hati Saidan kembali berbicara lagi, "Baiklah, sebelumnya mohon maaf. Kartu SIM Anda diregistrasikan atas nama siapa kalau boleh tahu?"

"Julia Malika Kuncoro. Tempat dan tanggal lahir Jakarta, 21 Juli 1995. Alamat di KTP, jalan bakti karang no. 5 RW. 3 RT. 7 Citayem, Depok. Provinsi, Banten. Negara, Indonesia. Kode Pos 12127. Nama Ibu kandung Tyas Larasati. Sudah lengkap, kan? Apa lagi yang masih kurang, Mas? Status, jomblo akut. Pekerjaan, guru honorer di Sekolah Dasar. Alamat domisili, kampung rambutan! Puas?" lalu Julia, menjelaskan dirinya secara detail.

"Buset! Asli nih cewek kocak banget. Emang gue tadi tanya sedetail itu ya sama dia?" hingga Saidan pun membatin sembari menahan tawanya.

Sungguh ia tak bisa menyimpan rasa keterkejutannya, atas tingkah sang pelanggan provider di tempatnya bekerja itu. Sampai-sampai perutnya sakit menahan tawa.

Sudah hampir delapan bulan Saidan bekerja sebagai penerima telpon atau biasa disebut dengan nama customer service di sana, namun baru kali ini ia menemukan kejadian lucu dan unik seperti itu.

Alhasil secepat kilat ia mengambil ponsel yang terletak tidak jauh dari meja kerjanya dan 'klik' dengan cepat pula ia mengambil gambar yang tersedia di layar monitor komputer kerjanya.

"Halo, Mas? Halooo...?"

"Eh... Iya, iya! Mau apa tadi?"

"Lha kok balik nanya mau apa? Ya mau tambahan extra quota dong, Mas. Masa mau beli susu kental manis cap nona?! Yang benar aja? Situ sehat, Mas?" ejek Julia menertawakan kegugupan Saidan yang benar-benar lucu, "Makanya kalau kerja itu yang fokus. Gih, cepat diproses, Mas. Saya mau tambah extra quota smartphone yang delapan gigabite itu," lanjut Julia.

Maka terjadilah obrolan formal di antara kedua jomblo nestapa itu, "Oke. Makasih, Mas Saidan. Salam kenal, ya? Kukasih kiss deh biar nggak gagal fokus lagi. Muachhh... Kapan-kapan kita kopi darat, ya? Dadahhh... Tut tut tuttt..." lalu berujung dengan Julia yang berpamitan, seperti baru selesai bertamu ke rumah orang.

Demi Tuhannn...! Debaran jantung Saidan seakan bekerja sepuluh kali lebih cepat dari sebelumnya, ketika mendengar Julia berkata seperti itu.

Senyum yang sejak tadi berada disudut bibir kanannya, pun semakin melebar dengan suara hati yang terus menyemangati.

Sayangnya lamunan disertai dengan cengiran itu harus berakhir sebentar, "Udah! Kenalan aja habis ini, Brother. Lagian 'kan tinggal telepon nomornya tadi. Beres, dong ya?" karena rekan sejawat Saidan Pratama Putra yang bernama Heru Sudi Hutomo, tiba-tiba saja datang dan mengagetkan dirinya.

Dengan semangat empat lima Saidan menjawab perkataan Heru, "Baiklah. Oke deh pokoknya, Her. Siapa takut? Nanti deh pulang kerja baru gue telpon dia. Semoga aja beneran jomblo. Penasaran gue sama tingkah kocak tuh cewek. Bagaimana ya bentuknya? Semoga aja cakep dan seksi. Jadi paket komplit deh. Kocak, cantik plus seksi juga," sembari terus saja menerbitkan senyum di bibirnya.

Tak ayal Heru yang terkenal jahil, pun semakin getol menggoda Saidan, "Wah wah wahhh... Itu senyum kenapa jadi semakin lebar, Brother? Lihat di foto FB-nya aja kali? Lu save nomornya, terus cek deh tuh apa ada akun FB-nya atau enggak. Ntar kalau emang cakep, nanti lu harus bagi gue satu ya? Gue 'kan jomblo juga, sama kayak elu," bahkan memberinya cara lain yang hampir saja ia lupakan.

Akan tetapi Saidan tak langsung menyimpan nomor ponsel Julia yang tadi ia jepret ke dalam ponselnya, agar dapat melihat seperti, "Hooh, dapat rezeki gede gue. Sayangnya nggak bakalan bisa dibagi sama elu, Her. Masa mau gue belah badannya itu cewek bagi dua? Bagaimana dong?"

"Cewek?! Jadi lu beneran teleponan sama cewek barusan?" melainkan sibuk menggoda balik Heru, sampai wajah kaget pria itu pun tergambar jelas di sana.

"Ya iyalah gue barusan ngomong sama cewek. Masa dari tadi elu pikir gue bohong? Apa lu pikir gue ngomong sama cowok? Yang bener aja lu," kekeh Saidan mengejek.

"Lho! Gue kira elu becandaan aja dari tadi sama gue. Elu bisa dipecat kali! Lupa ya setiap percakapan orang-orang ke call center akan direkam? Wah, bener-bener lu! Nekat atau apaan sih?" lalu Heru pun membalas demikian.

Satu kekehan terdengar lagi pita suara Saidan, "Nggaklah. Gue nggak bicara aneh-aneh kok sama dia. Gue cuma foto aja nomornya dia tadi. Japri dong kecenginnya. Masa ia gue nggak modal banget kecengin cewek dari call center gini. Nanti namanya jadi--"

"Call center cinta!" potong Heru dan mereka tertawa di kubikel masing-masing.

Hanya saja dalam hati Saidan, ia semakin mantap berniat untuk mengenal wanita bernama Julia Malika Kuncoro tadi. Sehingga rasa penasaran pun membawanya mengambil bolpoin yang ada di laci kubikel, lalu ia mulai mencatat nomor ponsel yang ia foto tadi.

Ia pun secepat kilat menambahkan nomor tersebut ke dalam kontak teleponnya dan tak sampai lima menit kemudian, "Cantik banget!" Dua kata itu pun lolos begitu saja dari mulut Saidan Pratama Putra, ketika ia melihat wajah cantik Julia Malika Kuncoro yang dijadikan foto profil aplikasi Facebook miliknya.

Saidan pun segera mengecek apakah nomor tersebut merupakan nomor yang tersambung pada aplikasi Whatsapp, dan ternyata lagi-lagi Dewi Fortuna memang sedang berpihak padanya.

Tak pelak sebaris kata-kata rayuan gombal, pun Saidan tuliskan di aplikasi whatsapp tersebut.

To : 081238685xx

Hai, Julia. Boleh kenalan? Ini saya Saidan Pratama Putra. Yang tadi ngomong sama kamu di call center itu tuh. Masih ingat, kan?

Lalu pesan pun segera dikirim Saidan dari aplikasi Whatsapps-nya dan terjadilah balas membalas pesan di antara keduanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kirana Anasta
hallo kk..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 2

    “Mau kemana, Dan? Kok rapi banget malam ini?” tanya Stella Syaqila, ibu dari Saidan Pratama Putra.“Mama kepo aja deh. Emangnya Idan nggak boleh rapi kalau di rumah?” sahut Saidan, balik bertanya.Tentu saja Stella geregetan dengan sang putra, “Kamu tuh selalu begitu. Kalau Mama tanya, pasti balik tanya lagi. Mama ini tanya serius kali, Mas. Nggak lagi becanda soalnya Tante Tyas mau datang sama anak ceweknya ke sini,” lalu menjelaskan alasan mengapa ia menghampiri Saidan di kamar.Saidan pun terkejut dengan apa yang ibunya katakan, lalu ia mencoba mencari tahu apa maksud dari omongan ibunya barusan, “Emangnya Tante Tyas itu siapa, Ma? Terus apa hubungannya sama Idan? Itu ‘kan acara para perempuan. Jadi ya Mama sama Nasha aja yang temenin itu Tante Tyas ngobrol. Biar pas, kan? Ibu-ibu sama anak ceweknya ngumpul gitu deh,” sebab ia sudah memiliki janji untuk kopi darat dengan Julia Malika Kuncoro, gadis yang tak sengaja ia kenal saat

    Last Updated : 2020-09-22
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 3

    “Idan, kamu mau kemana? Kan Tante Tyas sama Julia mau ke sini. Kok malah pergi, sih?” tanya Stella, ketika melihat putranya turun dari lantai dua rumahnya.Helm di tangan kanan pria itu semakin membenarkan dugaan sang ibu, hingga mau tak mau ia pun segera melontarkan satu kebohongan yang sudah sejak tadi ada di isi kepalanya, “Nggak ke mana-mana, Ma. Idan cuma mau pergi beli rokok aja sebentar kok di Mang Badrun. Nggak lama kok. Tunggu sebentar ya, Ma?”Akan tetapi Stella bukanlah sosok ibu kolot yang mudah dibohongi oleh kedua anaknya, “Beli rokok di kiosnya Mang Badrun kok pakai helm segala? Kan dari sini deket. Kamu mau ke mana lagi memangnya? Tante Tyas jangan-jangan sudah di jalan lagi, Nak. Kamu nggak ada niatan kabur apa gimana kan?”“Ck, Mama ini. Idan cuma mau mampir ke Distro deket-deket gang rumah kita ini aja kok, Ma. Mau kepoin apa gitu kek yang kerenan dikit daripada ini. Mama nggak liat ini kemeja udah bulukan gini. M

    Last Updated : 2020-09-22
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 4

    Saidan kini tengah berada di kos-kosan Heru, teman seprofesinya. Sekitar dua jam lalu ia datang membawa beberapa bungkus kacang kulit dan juga bir kaleng dingin, karena pikirannya sedang kusut.Heru menerima kedatangan Saidan dengan senang hati, sebab ia juga sebenarnya sejak seminggu yang lalu memiliki modus untuk bertanya tentang Nasha Pratama Putra, adik kandung teman gilanya itu.Akan tetapi sepertinya Heru belum bisa melancarkan rencananya itu saat ini, karena Saidan ternyata datang membawa masalahnya juga, “Lo denger nggak apa yang gue bilang tadi? Dia menghina kerjaan kita, Bro! Dia bilang kerja jadi Customer Service di Provider gitu gajinya pasti nggak bakalan cukup buat ngebahagiain dia sama calon anak-anak kami nanti. Yang bener aja! Sialan!” Alhasil Heru Sudi Hutomo pun berusaha sebisa menjadi pendengar yang baik dengan memberinya semangat dan masukan panjang lebar, “Hahaha... Sabar, Bro. Lo yang anak orang

    Last Updated : 2020-09-22
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 5

    Matahari kembali bersinar seiring dengan perputaran bumi pada porosnya. Heru yang terkena sinar matahari dari celah ventilasi kamar kosnya pun akhirnya terbangun dari tidur lelapnya, kemudian kehebohan terjadi di sana, setelah ia selesai melihat ke arah jam dinding, “Astaga! Udah jam berapa in— Eh buset! Jam setengah tujuh! Ya ampun! Heh, Dan! Cepetan bangun. Kita bisa telat ngantor ini. Hadeh, semua gara-gara begadang nggak jelas sama lo ini kan. Saidan, bangunnn...!”“Aduh apaan, Ma? Idan masih ngan—”Heru membangunkan Saidan dengan maksud agar teman gilanya itu segera pulang ke rumahnya lalu tidak terlambat ke tempat kerja mereka, “Mama mama! Gue bukan Emak lo, Saidan Pratama Putra! Gue Heru Sudi Hutomo temen gila lo yang punya kosan iniii...! Lo buka mata dulu sekarang biar bisa liat tuh di dinding udah jam berapa? Udah setengah tujuh pagi, Dan! Kita kan dapat sh

    Last Updated : 2020-09-23
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 6

    “Udah belom, Dan? Lama banget, sih, lo mandinya? Kita bisa terlambat nih!” teriak Heru sembari memasang kancing seragam kerjanya.Saat ini jarum jam dinding sudah hampir mengarah ke angka tujuh. Padahal tepat pukul delapan adalah batas maksimum untuk masuk kerja, tanpa kata terlambat di kantor mereka.Hal tersebutlah yang membuat Heru sedikit terburu-buru dengan aktivitasnya, namun bagi Saidan, kehebohan itu terlalu berlebihan.Ia keluar dari dalam kamar mandi sembari merepeti Heru pula, "Sabar dikit napa, Her. Gue kan kudu nyiduk air dulu di kamar mandi lo pake gayung. Memang ada shower? Bikin kesel aja. Capek tahu!”Tentu saja setelahnya ocehan demi ocehan terjadi di sana dengan gaya bicaranya masing-masing.Sejak keduanya mendeklarasikan status sebagai teman, kejadian itu tak pernah berhenti mereka lakukan, “Gue ini orang miskin yang udah nggak punya orang tua la

    Last Updated : 2020-09-24
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 7

    Julia sedang mengajar Matematika di hadapan para murid Sekolah Dasar kelas 4A. Saat ini sang ibu guru cantik sementara menulis soal tentang KPK dan FPB, “Eh, maaf. Siapa ya?” Akan tetapi ingatannya penuh dengan nama Saidan dan juga bagaimana tutur kata pria itu, ketika mereka bertemu secara tidak sengaja tadi pagi.Secepat kilat Julia mempercepat laju tangannya di depan white board, namun dari kedua bibirnya, sejumlah gerutuan mengalir begitu saja di sana, “Sialan emang tuh laki! Bisa-bisanya dia pura-pura nggak kenal gue? Padahal kan kemarin sempat video call. Dasar! Awas aja dia ntar. Gue harus cepat-cepat blokir nomor hape, WA sama akun FB-nya sebelum terlambat nih. Soalnya feeling gue, kayaknya dia bakalan coba buat kepo deh tuh. Secara kan hari ini gue pake rok pensil sama kemeja. Rambut gue tadi sempat diurai juga sebelum dicepol kayak gini. Jadi pagi tadi kayaknya dia pasti terkesima dong sama penampilan gue. Ya nggak, sih

    Last Updated : 2020-09-25
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 8

    Saidan menggerutu sembari menatap ke layar ponselnya. Saat ini ia tengah berada di tempat makan yang tak jauh dari tempat kerjanya sendirian saja, namun tak lama kemudian bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang.Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Heru Sudi Hutomo, sahabat gila Saidan Pratama Putra.Pria asal Jember itu datang bersama dengan sejumlah ledakannya di sana, “Gimana, Dan? Kok muka lo jelek gitu? Dilihatin si Noni terus tuh. Kayaknya dia naksir deh sama lo?”“Ck! Bisa diem nggak lo, Her? Cewek aja terus yang ada dalam pikiran lo. Dasar otak mesum! Gimana nasib adek gue kalo sampe punya suami kayak lo gini? Musibah!” Sehingga Saidan yang kesal akibat teleponnya tak digubris oleh Julia, pun dengan sinis membalas ejekan itu.Heru tak lantas menanggapi kata-kata itu dengan serius, karena sebagai seorang teman yang sudah hampir enam bulan bekerja bersama, ia sudah mulai paham bagaimana sifat dan

    Last Updated : 2020-09-25
  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 9

    Saidan dan Heru mendekat ke arah halaman kantor provider tempat mereka bekerja. Di sana sudah ada ibu kandung Saidan, yang ingin meminta penjelasan pada sang putra.Degupan jantung Saidan, jujur saja saat ini tak ubahnya seperti suara beduk lebaran. Tak ada seulas senyum pun di wajah tampannya, sehingga Heru pun memutuskan untuk mencairkan suasana.Ia mencoba untuk berpamitan pada Saidan, "Eh, Bro. Gue duluan atau bantuin lo ngomong ke nyo--""Lo masuk aja, Her. Ntar aja gue ceritain hasilnya ke elo." Namun belum selesai Heru berbicara Saidan sudah lebih dulu memotong ucapannya, dengan berkata jika tidak memerlukan bantuannya.Heru yang mengangguk lantas berbicara lagi di sana, "Oh, oke-oke. Gue masuk deh. Tapi pake acara negor nyokap lo nggak nih?"Alhasil langkah kaki Saidan secara otomatis terhenti kali ini, sebab jawaban dari teman gilanya itu belum ia dengar.Tentu

    Last Updated : 2020-09-25

Latest chapter

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 14

    "Saya terima nikah dan kawinnya Nayla Rosita Dewi binti Mustafa Ahmad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!" "Sah?""Sahhh...!"Hancur. Remuk bagaikan sebuah kaleng bekas yang terkena ban mobil, mungkin adalah gambaran hati Saidan saat ini. Statusnya yang sudah menikah dengan Nayla tanpa ia kehendaki, tentu saja menyakitkan untuk seorang Julia Malika Kuncoro. Perjodohan yang telah digadang-gadang oleh kedua orang tua keduanya, kini berpindah posisi menjadi milik Hadi dan Nasha, adik-adik mereka.Seharusnya, semua bisa di kendalikan saat ini. Saidan yakin menggunakan pengaman saat berhubungan dengan Nayla meski dalam keadaan mabuk sekalipun, namun Angga Pratama Putra dan Stella Syaqila tidak mendukungnya.Stella beralasan suka tidak suka, Saidan sudah menodai Nayla, padahal ia bukanlah pria pertamanya. Angga pun m

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 13

    Julia Malika KuncoroAku tak tahu apa yang harus ku perbuat. Tiba-tiba saja hidupku terasa hancur, hingga membuatku terus mengeluarkan air mata. Rasanya benar-benar tidak nyaman. Seperti patah, bahkan memercikkan banyak darah dan semua ini hanya karena seorang Saidan Pratama Putra. Ya, laki-laki itulah yang membuatku tiba-tiba saja menangis dan mengurung diriku di dalam kamar ini. Sejak enam hari yang lalu, kami kembali berkomunikasi seperti sebelumnya. Aku bukan hanya membaca kalimat demi kalimat darinya, tapi mendengarkan suaranya juga.Dia berkata akan mengajakku bertemu untuk menagih janjiku satu minggu yang lalu, namun mungkin semua itu tak bisa terjadi, saat kata-kata Mama kembali mengisi di setiap sudut kepalaku, "Cewek itu dihamili Saidan, Lika. Tapi Saidannya nggak mau tanggung jawab katanya!"

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 12

    Saidan Pratama Putra POVPagi itu setelah Heru masuk ke dalam toilet, aku mendapat panggilan telepon dari Mama di rumah.Dari intonasi suaranya, aku tahu ia sedang marah padaku, "Kamu di mana, Saidan?! Cepat pulang ke rumah sekarang juga!"Tentu saja aku merasa aneh dan menjawab pertanyaan Mama dengan satu pertanyaan pula, "Kenapa, Ma?"Akan tetapi Mama tidak memberikan jawaban yang kuinginkan saat itu juga, "Jangan banyak tanya, Saidan! CEPAT PULANG SEKARANG JUGA!" Lalu sambungan telepon pun terputus.KlikSeharusnya aku tahu gerutuanku tak berguna, karena Mama sudah pasti tak dapat mendengarnya.Sayangnya aku yang terlihat tolol menyerukannya juga, "Egh? Halo, Ma? Halo? Hemmm... Dimatikan. Kenapa, sih? Apa ada yang salah sama--""Saidan, kita pulang ke rumah sekarang!" Tapi itu

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 11

    "Lo kenapa dari tadi senyam senyum muluk, Dan? Ada orderan baru ya? Fuso apa truck nih? Atau jangan-jangan rental lagi ya kayak kemarin?" tanya Heru yang baru saja datang ke kantor jasa penyewaan angkutan umum milik ayah Saidan, Angga Pratama Putra.Ya, itu memang benar adanya. Heru dan Saidan, nyatanya sudah kurang lebih enam hari bekerja di sana. Heru mendapat respon baik dengan jabatannya sebagai seorang karyawan di bagian administrasi, sementara Saidan sendiri mendapat tempat terbaik persis satu tangga di bawah kaki sang ayah.Saidan berhenti menjadi seorang operator seluler dengan mengajak serta Heru bersamanya, "Bukan soal kerjaan kok, Her. Tapi gue baru habis nyetor foto ke Julia, terus dia balas pake stiker kiss-kiss unyu nih. Lo mau lihat? Tuh, coba deh lo kasih tanggapan ini maksudnya apaan coba?" Karena laki-laki dua puluh tujuh tahun itu kini memiliki tujuan yang ingin ia capai.Hal tersebut tentu saja ma

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 10

    Saidan duduk bersila tepat di depan pintu kamar Heru, dengan perasaan yang tidak menentu. Sejak tadi tatapan matanya hanya tertuju ke arah pintu kamar kos Julia, dan hal tersebut tentu saja tak luput dari perhatian Heru.Pria asal Jember itu tahu pasti jika saat ini teman gilanya sedang dalam keadaan galau gundah gulana, memikirkan si tetangga kos yang belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.Oleh sebab itu Heru pun berinisiatif untuk menegur Saidan terlebih dahulu, "Ayo jalan, Dan. Kok masih di sini? Katanya kita mau ke rumah lo buat ngambil kasur sama baju-baju. Nanti semakin larut nih. Jadi jalan nggak, sih?""Besok aja deh, Her. Gue masih mau nungguin Julia datang dan bicara empat mata sama dia." Namun jawaban yang Saidan berikan, sungguh di luar dugaan Heru.Meski begitu Heru belum mau membiarkan keinginannya tak tercapai, sebab jujur saja ia memiliki tujuan penting di rumah Saidan nantinya.

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 9

    Saidan dan Heru mendekat ke arah halaman kantor provider tempat mereka bekerja. Di sana sudah ada ibu kandung Saidan, yang ingin meminta penjelasan pada sang putra.Degupan jantung Saidan, jujur saja saat ini tak ubahnya seperti suara beduk lebaran. Tak ada seulas senyum pun di wajah tampannya, sehingga Heru pun memutuskan untuk mencairkan suasana.Ia mencoba untuk berpamitan pada Saidan, "Eh, Bro. Gue duluan atau bantuin lo ngomong ke nyo--""Lo masuk aja, Her. Ntar aja gue ceritain hasilnya ke elo." Namun belum selesai Heru berbicara Saidan sudah lebih dulu memotong ucapannya, dengan berkata jika tidak memerlukan bantuannya.Heru yang mengangguk lantas berbicara lagi di sana, "Oh, oke-oke. Gue masuk deh. Tapi pake acara negor nyokap lo nggak nih?"Alhasil langkah kaki Saidan secara otomatis terhenti kali ini, sebab jawaban dari teman gilanya itu belum ia dengar.Tentu

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 8

    Saidan menggerutu sembari menatap ke layar ponselnya. Saat ini ia tengah berada di tempat makan yang tak jauh dari tempat kerjanya sendirian saja, namun tak lama kemudian bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang.Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Heru Sudi Hutomo, sahabat gila Saidan Pratama Putra.Pria asal Jember itu datang bersama dengan sejumlah ledakannya di sana, “Gimana, Dan? Kok muka lo jelek gitu? Dilihatin si Noni terus tuh. Kayaknya dia naksir deh sama lo?”“Ck! Bisa diem nggak lo, Her? Cewek aja terus yang ada dalam pikiran lo. Dasar otak mesum! Gimana nasib adek gue kalo sampe punya suami kayak lo gini? Musibah!” Sehingga Saidan yang kesal akibat teleponnya tak digubris oleh Julia, pun dengan sinis membalas ejekan itu.Heru tak lantas menanggapi kata-kata itu dengan serius, karena sebagai seorang teman yang sudah hampir enam bulan bekerja bersama, ia sudah mulai paham bagaimana sifat dan

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 7

    Julia sedang mengajar Matematika di hadapan para murid Sekolah Dasar kelas 4A. Saat ini sang ibu guru cantik sementara menulis soal tentang KPK dan FPB, “Eh, maaf. Siapa ya?” Akan tetapi ingatannya penuh dengan nama Saidan dan juga bagaimana tutur kata pria itu, ketika mereka bertemu secara tidak sengaja tadi pagi.Secepat kilat Julia mempercepat laju tangannya di depan white board, namun dari kedua bibirnya, sejumlah gerutuan mengalir begitu saja di sana, “Sialan emang tuh laki! Bisa-bisanya dia pura-pura nggak kenal gue? Padahal kan kemarin sempat video call. Dasar! Awas aja dia ntar. Gue harus cepat-cepat blokir nomor hape, WA sama akun FB-nya sebelum terlambat nih. Soalnya feeling gue, kayaknya dia bakalan coba buat kepo deh tuh. Secara kan hari ini gue pake rok pensil sama kemeja. Rambut gue tadi sempat diurai juga sebelum dicepol kayak gini. Jadi pagi tadi kayaknya dia pasti terkesima dong sama penampilan gue. Ya nggak, sih

  • Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]   PART 6

    “Udah belom, Dan? Lama banget, sih, lo mandinya? Kita bisa terlambat nih!” teriak Heru sembari memasang kancing seragam kerjanya.Saat ini jarum jam dinding sudah hampir mengarah ke angka tujuh. Padahal tepat pukul delapan adalah batas maksimum untuk masuk kerja, tanpa kata terlambat di kantor mereka.Hal tersebutlah yang membuat Heru sedikit terburu-buru dengan aktivitasnya, namun bagi Saidan, kehebohan itu terlalu berlebihan.Ia keluar dari dalam kamar mandi sembari merepeti Heru pula, "Sabar dikit napa, Her. Gue kan kudu nyiduk air dulu di kamar mandi lo pake gayung. Memang ada shower? Bikin kesel aja. Capek tahu!”Tentu saja setelahnya ocehan demi ocehan terjadi di sana dengan gaya bicaranya masing-masing.Sejak keduanya mendeklarasikan status sebagai teman, kejadian itu tak pernah berhenti mereka lakukan, “Gue ini orang miskin yang udah nggak punya orang tua la

DMCA.com Protection Status