Share

132. Bawa Arnon Pulang

Jantung Fea berdetak makin cepat. Rasa gugup mendera tak bisa dia cegah, saat tatapan tajam menghujam ke arahnya. Ardiansyah jelas sangat terkejut melihat Fea yang datang mengantar makan siang.

"Fea, kamu datang? Kamu di sini?" Tatapan itu membuat debaran di dada Fea makin tak terkendali.

"Iya, Tuan. Mohon maaf, jika saya datang tanpa memberitahu lebih dulu." Fea meletakkan nampan dan menunduk dalam-dalam di depan Ardiansyah.

"Mana Arnon? Dia di mana? Aku melihat ke kamar, Arnella sendirian dan dia sedang tidur," ujar Ardiansyah. Dia mengira Arnon pulang bersama Fea.

"Saya minta maaf, Tuan. Arnon belum bisa pulang." Fea masih menunduk. Rasanya belum sanggup dia melihat pada mata Tuan Besar yang tajam itu.

Ardiansyah mengembuskan nafas berat. Jadi Fea datang sendirian? Arnon tidak ikut pulang rupanya.

"Mohon maaf, sekali lagi, Tuan. Saya menengok Nyonya Arnella. Dan jika Tuan tidak keberatan, saya akan datang setiap hari," ucap Fea deng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status