Beranda / Romansa / Anak Kembarku dengan Kakak Ipar / Bab XXX. Lama-lama Nyaman

Share

Bab XXX. Lama-lama Nyaman

Penulis: yuiiii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ketukan di pintu membuat Arisha tersadar dari keterkejutannya karena tawaran dari Ilham sebelumnya. Arisha menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu ia bangkit dari duduknya. “Masuk,” ujar Arisha.

Ilham tampak merasa sedikit kecewa karena momen ia menyatakan tawarannya terganggu. Namun, wajahnya berubah saat ia melihat Tara dan juga Tya masuk ke dalam ruangan dengan antusias. Seketika Ilham tersenyum senang saat melihat sepasang anak kembar tersebut.

“Mama!” seru Tya berlari kecil menghampiri Arisha.

“Mama, tangannya jadi dibuntel,” ujar Tara tampak sedih melihat tangan Arisha yang terbalut perban.

Arisha mencoba untuk tersenyum. Tangan satunya ia gunakan untuk mengelus lembut puncak kepala Tara. “Gak akan lama, kok. Nanti juga tangan Mama sembuh, Tara sama Tya doain Mama, ya?” balas Arisha.

Tya yang mendengar itu segera merangkul tangan Ilham. “Papa, temenin kita ya buat jagain Mama,” pinta Tya pada Ilham membuat Ilham dan Arisha saling beradu pandang.

“Kalian ini, ‘kan ada Tante Bun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab I. Kenyataan Pahit

    Arisha mengerjapkan matanya beberapa kali tatkala merasa silau karena merasa adanya sinar matahari yang menusuk matanya. Dengan muka bantalnya, Arisha bangkit dari tidurnya. Matanya seketika terbelalak saat ia menyadari sesuatu. Tubuhnya polos tanpa satu helai pakaian yang menutupinya. Hanya selimut yang membalut tubuhnya saat itu. Arisha melihat ke arah sisi sampingnya, seorang laki-laki sedang tertidur pulas dengan kondisi tubuh yang sama dengannya. Seketika rasa sesak di dadanya begitu terasa. Pipinya mulai terasa basah karena air matanya yang mulai mengalir dari mata indahnya. Ingatan tentang kejadian tadi malam terputar kembali di otaknya. Dirinya yang diminta ikut untuk pergi ke pesta ulang tahun calon kakak iparnya ternyata membuat dirinya masuk ke dalam lubang kehancuran. Suara tangisan lolos dari bibirnya membuat laki-laki di sampingnya merasa tidurnya sedikit terusik karenanya. Laki-laki itu terbangun dengan wajah yang terlihat masih mengantuk membuat Arisha semakin menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab II. Ketahuan

    “Arisha, sini.”Arisha berjalan dengan lesu saat memasuki rumahnya. Tujuan awalnya Arisha berniat untuk masuk dan mengurung diri di dalam kamarnya seperti biasa. Hanya saja, baru saja ia melangkah masuk ke dalam rumahnya, sudah ada Ilham dan Kian serta kedua orang tuanya yang sedang mengobrol di ruang tamu.Arisha menoleh saat mendengar namanya dipanggil oleh sang ayah. Tatapannya datar melihat ke arah Ilham yang juga tengah menatapnya. Ada sedikit rasa sesak yang ia rasakan di hatinya saat melihat manik mata lelaki itu, mengingat karena laki-laki itulah kini ia harus merasakan penat di kepalanya.“Kamu kok lemes gitu? Udah makan? Sini duduk, kita lagi bahas pernikahan kakak kamu yang akan berlangsung beberapa hari lagi,” ujar sang ayah menyuruhnya untuk bergabung bersama mereka.Dengan ragu, kakinya melangkah mendekat ke arah mereka yang kembali berbincang. Arisha duduk di bagian sofa yang kosong di sebelah sang ibu. Pandangannya tertunduk, jari jemarinya ia mainkan dengan saling men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab III. Keputusan

    “Saya ... saya laki-laki yang harus dimintai tanggung jawabnya oleh Arisha.”Seketika sebuah dentuman kencang terdengar cukup keras membuat semua yang ada di ruang tamu terkejut dibuatnya. Suara kencang itu berasal dari meja kayu yang di gebrak dengan kencang oleh pria paruh baya yang kini dadanya sedang naik turun karena sebegitu emosinya. Ia seketika terasa sangat marah saat mendengar apa yang Ilham ucapkan sebelumnya.“Maksud kamu apa, Mas?” Bukan sang ayah yang bertanya tetapi, Kian sendirilah yang mempertanyakan apa maksud dari perkataan calon suaminya itu.“Kamu jangan bercanda ya, Ilham! Kamu itu calon suami dari Kian dan beberapa hari lagi kalian akan melaksanakan pernikahan!” seru calon ayah mertuanya itu geram.“Maaf, tapi memang benar saya laki-laki yang harus bertanggung jawab. Saya siap menikahi Arisha,” ujar Ilham dengan berani.“Terus aku gimana, Mas? Aku gak mau berbagi suami, lagi pula kenapa harus kamu yang harus bertanggung jawab? Belum tentu itu anak kamu. Ini gak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab IV. Sebuah Nama

    Arisha melirik jam di tangannya, sudah waktunya, pikir Arisha. Namun, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya saat ini. Salah satu pekerjanya tidak bisa masuk kerja hari ini membuat Arisha harus turun tangan karena orderan yang begitu banyak masuk.Arisha mengambil ponselnya dan mencari satu nama di kontaknya. Setelah ia menemukannya, Arisha segera membuat panggilan telepon dengan orang tersebut. Tidak lama Arisha menunggu paggilan teleponnya dijawab, suara seorang wanita di seberang sana terdengar olehnya.“Halo, Bunga. Maaf, aku boleh minta tolong sama kamu? Ada orderan katering masuk dalam jumlah besar, salah satu pekerja aku gak masuk jadi aku yang nanganin pekerjaan dia. Bisa bantu aku buat jemput si kembar? Atau kamu lagi sibuk?” tanya Arisha sambil harap-harap cemas.Sebuah senyum terlukis di wajahnya saat ia mendengar jawaban dari lawan bicaranya. Ia mendapat kabar baik kalau Bunga bisa menjemput si kembar di taman kanak-kanak hari ini. Kini Arisha bisa bernapas lega saat meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab V. Ketakutan

    Elgantara segera berbalik menatap Elrantya, sang adik, yang baru saja berteriak dengan kencang. Tentu saja ia tekejut sekaligus panik dibuatnya. Dan terlebih lagi wanita paruh baya yang ada dihadapannya juga sama terkejutnya seperti Tara.“Kenapa? Kamu kenapa?” tanya Tara pada sang adik dengan suara khas seorang anak kecil.“Itu, tadi ada serangga terbang,” jawab Tya sambil menutup matanya dengan kedua tangannya.Sontak Tara melihat sekitar, tapi ia tidak menemukan serangga yang dimaksud adiknya itu. Tara mengembuskan napasnya pelan, satu tangannya menggapai bahu sang adik. “Udah gak ada,” ujar Tara tenang.Tya menurunkan kedua tangannya dengan perlahan. Matanya melirik dengan hati-hati ke arah sekitarnya, takut-takut serangga yang ia lihat sebelumnya masih berterbangan disekitarnya. Sementara Tara kembali berbalik menghadap wanita paruh baya yang masih berada di hadapannya.“Ada perlu apa?” tanya Tara lagi tetapi kini terdengar sinis.Wanita paruh baya itu terlihat tersenyum dengan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab VI. Kehilangan Kesadaran

    Arisha merasa kepalanya sedikit pusing. Namun, ia tidak mau lagi mengecewakan kedua anaknya yang sudah ia janjikan untuk makan malam di luar malam ini. Ia berdiri di depan wastafel ruang kerjanya, melihat pantulan wajahnya sendiri di cermin dan bisa ia lihat betapa pucat wajahnya.Untuk menutupi hal itu, Arisha mengambil beberapa alat rias di sebuah tas kecil miliknya. Ia memilih menutup wajah pucatnya itu dengan riasan yang sedikit lebih tebal dari biasanya agar bisa menutupi betapa pucat wajahnya. Terakhir, Arisha memoleskan sebuah lipstik berwarna merah bata di bibirnya.“Momi!” Arisha terperanjat saat mendengar suara anak perempuannya yang memanggilnya cukup kencang dari ruang kerjanya. Untung saja, lipstiknya itu tidak mencoret bagian wajah yang lain selain bibirnya.“Iya, sebentar, Sayang,” balas Arisha sambil membereskan semua alat riasnya kembali.“Ih, Mama lama banget. Tya udah laper!” keluh Tya yang terlihat cemberut.“Mama dandan dulu? Mama ‘kan udah cantik walaupun gak dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab VII. Penawaran dari Pria Kecil

    Sebuah rumah sakit menjadi persinggahan Ilham malam ini. Masih dengan kedua anak kembar Arisha yang menangis, Ilham diam duduk menunggu para tenaga medis menangani Arisha di ruang gawat darurat. Ilham menatap kedua anak kembar yang wajahnya sudah memerah karena tangisannya. Ilham mengembuskan napasnya, merasa sangat tidak tega melihat keduanya seperti itu. Ia bangkit dari duduknya lalu bersimpuh tepat di depan sepasang anak kembar itu. Senyumnya terukir dengan indah, Ilham mengangkat tangannya untuk menggapai puncak kepala Elrantya dan mengusapnya lembut. Samar-samar, Tya menghentikan tangisnya dan menatap Ilham yang berada tepat di hadapannya. Ilham tersenyum lembut kearahnya. Namun, Ilham dibuat terkejut saat Tya menabrakan tubuhnya pada Ilham. Tangan kecil Tya memeluk leher Ilham dan tangisnya kembali terdengar. “Momi ... Momi kenapa, Om ...?” tanya Tya sambil menangis. Ilham membalas pelukan gadis kecil itu, ia mencoba untuk menenangkannya dengan mengusap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab VIII. Rahasia Menohok

    “Tara!” Tara dan Ilham menoleh ke asal sumber suara di mana Arisha kini sudah terbangun dan menatap ke arah mereka dengan tatapan yang tidak bisa mereka artikan.“Mama!”Tara melepas pelukannya pada Ilham dengan segera lalu ia berlari menghampiri ranjang di mana Arisha diam menatap mereka. Sementara Tya, ia sudah terlelap di samping sang ibu tanpa tau kalau Arisha sudah tersadar dari pingsannya. Ilham bangkit berdiri menatap Arisha yang juga menatapnya.Ada perasaan gelenyar di hatinya saat menatap mata sayu indah milik Arisha. Namun, Ilham juga menyadari kalau ia bisa melihat ada terselip tatapan ketakutan dan kekecewaan di mata perempuan yang selama ini selalu ia cari-cari keberadaannya. Terbesit sebuah pemikiran kalau pertemuan tidak sengaja ini adalah sebuah jalan yang sudah ditakdirkan agar dirinya dan Arisha bisa bertemu kembali.“Kamu sudah siuman?” tanya Ilham yang terdengar cukup bodoh.“Kenapa And

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXX. Lama-lama Nyaman

    Ketukan di pintu membuat Arisha tersadar dari keterkejutannya karena tawaran dari Ilham sebelumnya. Arisha menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu ia bangkit dari duduknya. “Masuk,” ujar Arisha.Ilham tampak merasa sedikit kecewa karena momen ia menyatakan tawarannya terganggu. Namun, wajahnya berubah saat ia melihat Tara dan juga Tya masuk ke dalam ruangan dengan antusias. Seketika Ilham tersenyum senang saat melihat sepasang anak kembar tersebut.“Mama!” seru Tya berlari kecil menghampiri Arisha.“Mama, tangannya jadi dibuntel,” ujar Tara tampak sedih melihat tangan Arisha yang terbalut perban.Arisha mencoba untuk tersenyum. Tangan satunya ia gunakan untuk mengelus lembut puncak kepala Tara. “Gak akan lama, kok. Nanti juga tangan Mama sembuh, Tara sama Tya doain Mama, ya?” balas Arisha.Tya yang mendengar itu segera merangkul tangan Ilham. “Papa, temenin kita ya buat jagain Mama,” pinta Tya pada Ilham membuat Ilham dan Arisha saling beradu pandang.“Kalian ini, ‘kan ada Tante Bun

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXIX. Menikah?

    “Saya denger dari Tara, waktu malam hari kamu terlihat kesal dan gelisah, Arisha. Jawab saya dengan jujur untuk kali ini, apa ada sesuatu yang mengganggu? Apa ada yang mengancam kamu dengan sesuatu?”Arisha terbatuk lalu dengan cepat Ilham menyuguhkan segelas air mineral. Setelah meminumnya, Arisha terdiam saat ia kembali mengingat kalau dirinya tidak diperbolehkan untuk dekat-dekat dengan Ilham. Benar, kenapa ia malah sangat dekat dengan Ilham sekarang? Pikir Arisha.“Mas, lebih baik kamu pergi. Jangan dekat-dekat sama aku dan kedua anak aku,” tegas Arisha yang tampak serius menatap Ilham.Ilham sedikit keheranan saat tiba-tiba Arisha berubah. Ia semakin curiga kalau Arisha mendapatkan sebuah teror yang mengancam bila berdekatan dengannya. Terlebih Ilham menyadari kalau Arisha sebenarnya tidak masalah dengan kehadirannya.“Arisha, jujur, apa ada seseorang yang meneror kamu? Jangan pendam hal tersebut sendirian. Terlebih kalau hal-hal buruk itu berhubungan dengan saya,” kata Ilham yan

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXVIII. Ciuman yang Lancang

    Derung motor yang terdengar kencang pun melewat dengan cepat. Arisha tidak sempat untuk melangkah mundurkan kakinya membuat tangan kirinya sempat terkena senggolan motor berkecepatan tinggi yang sepertinya sang pengemudi sengaja melakukan hal tersebut. Teriakan kedua anak kembar Arisha bisa Arisha dengar dengan jelas saat dirinya terjatuh dengan rasa nyeri di bagian tangan.“Mama!”Arisha tampak meringis kesakitan. Tangannya bergetar entah karena rasa sakit atau terkejut. Tara dan Tya segera menghampiri sang ibunda dengan tangis yang mulai mereka ekspresikan. Beberapa orang yang melihat kejadian itu pun segera menghampiri Arisha untuk membantu.Arisha dibantu untuk berdiri dan berjalan ke sisi jalan. Tara dan Tya masih menangis karena terkejut dengan apa yang terjadi pada sang ibunda. Mereka duduk di sebuah kursi kayu yang ada di sebuah kios warung kecil yang berada di sisi jalan.“Arisha,” panggil seorang laki-laki membuat Arisha menengadahkan kepalanya.“Papa,” rengek Tara dan Tya b

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXVII. Masih Permulaan

    Bunga kini menatap Arisha penuh tanya. Ia juga tidak begitu mengerti dengan apa yang ia baca pada secarik kertas yang ia pegang. Ia segera mendudukan diri di kursi yang berada di seberang meja kerja Arisha.“Mbak, ini maksudnya apa? Ilham siapa?” tanya Bunga sambil menggenggam tangan Arisha yang berada di atas meja.Bunga bisa melihat dengan jelas kalau Arisha sepertinya sedang merasa terguncang atas apa yang baru saja ia lihat. Sebuah buket bunga yang indah tetapi terdapat sesuatu yang mengancam di dalamnya. Siang itu, Arisha lagi dan lagi dibuat merasa terserang rasa panik karena ancaman-ancaman yang berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Namun, ada sebuah keyakinan pada hati Arisha bila hal ini berhubungan dengan Ilham, dalang di balik semua ancaman yang ia terima selama ini kemungkinan besar adalah Kian, kakak tirinya.Arisha menggigit bibir bawahnya sambil menatap Bunga yang ada di depannya. Ia ingin menceritakan apa yang akhir-akhir ini ia alami. Namun, ada sedik

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXVI. Tubuh yang Bergetar

    Siang itu, Ilham dan Arisha masih duduk berhadapan ditemani lagu pop yang diputar di kedai yang masih menjadi tempat Ilham dan Arisha tempati. Raut wajah Ilham tampak berkerut saat ini, rahangnya pun mulai menegas menatap tajam Arisha yang berada di hadapannya. Ia merasa apa yang Arisha katakan padanya adalah sebuah hal yang membuat ia semakin curiga jika Tara dan Tya adalah kedua anaknya.“Kenapa?” tanya Ilham terdengar dingin membuat Arisha menggigit bibir bawahnya saat menyadari hal tersebut.“Apa Tara dan Tya memang benar anak kandung saya?” imbuh Ilham membuat Arisha membelalakan matanya lalu menggeleng dengan cepat.“Tentu, bukan. Bukan, mereka bukan anak Anda,” balas Arisha dengan cepat dan terdengar gugup.“Apa kamu berani kalau saya meminta test DNA?” tanya Ilham menantang membuat Arisha merasa gelisah dibuatnya.“Jangan bicara sembarangan ya, Pak. Saya cuma minta Anda untuk tidak mengganggu kehidupan saya dan kedua anak saya. Tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda kataka

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXV. Merasa Terancam dari Biasanya

    Arisha terduduk, tangannya yang berada di atas meja saling menggenggam. Malam itu, langit malam yang gelap terasa kelam. Arisha memperhatikan bintang-bintang yang terlihat jarang di langit lewat kaca jendela besar tak bertirai di depannya.Ia sedang merasa resah, cemas, gelisah saat mengingat pertemuannya tadi dengan Roseline. Arisha tau betul siapa wanita itu. Seorang ibu dari Ilham, ayah kandung kedua anak kembarnya.Arisha takut, ia berpikir keras bagaimana bisa kedua anaknya bertemu dengan Roseline setelah sebelumnya bertemu dengan Ilham? Arisha sendiri sudah yakin kalau kota tempat ia tinggal kali ini aman dari mereka. Tapi apa yang ia dapat? Setelah Arisha pindah ke kota ini, ia malah bertemu ayah dan nenek dari kedua anaknya.Arisha mengembuskan napasnya dengan berat. Piyama putih dengan corak beruang membuat ia lebih terlihat seperti gadis muda daripada ibu muda. Namun, semua dipatahkan saat salah satu anaknya datang menghampirinya lalu memeluknya dengan manja.Arisha sedikit

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXIV. Pembicaraan Serius

    Roseline, wanita paruh baya itu tampak antusias saat mendengar apa yang sang pelayan katakan padanya. Sebuah surat yang dikirimkan sekaligus bunga mawar merah yang indah untuknya. Tanpa Roseline sadari, suaminya tersenyum seraya memperhatikan respon sang istri yang tampak sangat senang.“Tolong kamu simpan suratnya ya, dan bunganya biar gak layu masukin ke vas,” peintah Roseline masih dengan senyumnya.Pelayannya tentu menganggukan kepalanya menandakan ia paham dan segera berlalu pergi. Senyum Roseline masih tersisa di wajahnya menunjukan betapa senangnya ia pada malam itu. Haerul dan Ilham beradu pandang, mereka tidak begitu mengerti dengan situasi yang ada.“Senang?” Suara bariton ayah Ilham terdengar bertanya pada istrinya.Roseline seketika mengangguk sambil menyuapkan satu sendok makanannya ke mulutnya. Ia seakan lupa dengan hal lain karena kiriman bunga mawar tersebut. Namun, baru beberapa kali ia mengunyah makanannya, Roseline seakan tersadar sesuatu. Ia berhenti dari aktivitas

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXIII. Mawar

    “Lagi mikirin apa nih, Bos Besar?”Ilham menoleh sekilas pada asisten pribadinya itu, Haerul. Bukan pulang ke apartemen miliknya sendiri, apartemen tempat Haerul tinggal kini menjadi sebuah tempat Ilham untuk berpikir sore itu setelah pulang dari kantornya.Kemeja biru langit yang Ilham kenakan kini kancing bagian atasnya sudah ia buka akibat gerah. Rambut hitam yang biasa ia tata rapi kini sudah sedikit berantakan.“Coba cari tau siapa pemilik Renjana katering,” gumam Ilham, ia duduk menghadap jendela yang memperlihatkan langit senja yang menaungi kota di bawahnya.Haerul yang sedang bebaring bersantai di atas sofa kini mengerutkan dahinya saat mendengar apa yang bos sekaligus sahabatnya itu katakan. “Maksudnya? Katering yang kita sewa jasanya itu?” tanya Haerul memastikan.“Harus saya jelasin secara detail katering yang mana?” balas Ilham dengan malas.Haerul tersenyum canggung mendengar balasan dari Ilham yang terdengar satir. Ia cukup ngeri dengan nada bicara sang bos yang sudah t

  • Anak Kembarku dengan Kakak Ipar   Bab XXII. Oma Roseline itu Siapa?

    Mata Tara memicing tajam menatap seorang wanita paruh baya yang kini berdiri di hadapannya dan Tya. Siang itu, Tara dan Tya dibuat menunggu oleh sang ibunda karena Arisha tak kunjung tampak untu menjemput keduanya. Namun, rasa waspada kembali Tara aktifkan saat seorang wanita paruh baya yang sebelumnya pernah bertemu mereka kini muncul kembali.“Ini Oma yang waktu itu ya?” tanya Tya yang berada di belakang Tara.Wanita itu mengangguk senang ketika anak gadis itu masih mengenalinya. “Iya, ini Tya sama Tara, ‘kan?” balas wanita itu. Tya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.“Wah, kalian apa kabar? Lagi nunggu jemputan ya? Nunggunya di sini yuk, sambil duduk,” ajak wanita itu berjalan ke arah sebuah bangku yang ada di halaman taman kanak-kanak tersebut.Tanpa banyak berpikir, Tya mengikuti wanita paruh baya itu untuk duduk di sampingnya. Sementara Tara, ia membelalakan matanya ketika Tya dengan santainya meninggalkannya. Dengan sigap, Tara mengikuti langkah kecil sang adik.“Siapa yang

DMCA.com Protection Status