Beranda / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Musisi bukan Pebisnis

Share

Musisi bukan Pebisnis

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-01 10:00:12

Margaret menatap sebal dan memalingkan wajah. Dia sudah sedikit tenang dan melupakan kejadian kemarin, tapi hari ini harus dibuat kesal lagi karena kedatangan wanita yang menghina putranya.

Edward, Evan, dan Renata juga ada di sana. Mereka duduk menunggu wanita itu dan suaminya membuka pembicaraan, karena keduanya yang datang pagi-pagi ke rumah.

“Pak Edward, saya di sini ingin membahas soal masalah kemarin. Jadi--” Suami wanita itu ingin bicara, tapi terpotong ucapan Margaret.

“Jadi apa? Jadi melaporkan aku dan menantuku ke polisi!” hardik Margaret memotong ucapan pria itu karena kembali kesal.

Edward langsung menggenggam telapak tangan Margaret untuk memberi isyarat agar tidak bicara dulu, sebelum pria itu selesai bicara.

“Bukan seperti itu, kami ke sini karena ingin meminta maaf atas kejadian kemarin,” ucap pria itu menjelaskan, menatap Margaret, lantas beralih menoleh istrinya.

Wanita yang menghina Evan terlihat kesal dan malas menatap Margaret, bahkan suaminya sampai menyenggol ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
semangat renata..dgn bimbingan evan kamu pasti bisa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Akal Kevin

    “Anda baik-baik saja, Nyonya?”Murni panik saat melihat Veronica yang terlihat tidak sehat.Veronica menggelengkan kepala, tentu saja dia tidak baik-baik saja. Semalam Veronica terpaksa meminum teh buatan Kevin, meski setelah itu langsung meminum obat yang diberikan dokter pribadinya, tapi tetap saja tubuh Veronica menyerap racun itu.“Nyonya, kita ke rumah sakit saja,” kata Murni yang cemas.Veronica menganggukkan kepala, lantas berjalan dibantu Murni keluar kamar. Murni hendak membawa Veronica ke rumah sakit agar mendapat penanganan.**Kevin sedang menemui beberapa orang berpakaian formal. Dia terlihat tegas dan berwibawa di depan orang-orang itu.“Kalian pasti tahu alasan aku mengundang kalian kemari,” ucap Kevin membuka percakapan.Orang-orang itu saling pandang, tentu saja mereka tahu karena hampir tiap tahun Kevin pasti mengundang mereka untuk bertemu dan membahas soal rapat tahunan perusahaan.“Kalian masih di pihakku, ‘kan?” tanya Kevin lantas menatap satu persatu orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Anak Kembar Sang Presdir    PUra-pura Peduli

    “Ada apa, Re?” Evan menegakkan badan ketika melihat Renata yang terlihat panik dan cemas.Renata belum selesai mendengarkan ucapan Murni. Dia terlihat mengangguk-angguk, kemudian kembali bicara.“Ya, aku akan segera ke sana. Tolong jaga oma baik-baik,” ucap Renata, kemudian mengakhiri panggilan.“Ada apa?” tanya Evan karena tadi Renata belum menjawab pertanyaannya.“Oma masuk rumah sakit, kondisinya menurun sejak pagi,” jawab Renata yang bingung mau melakukan apa setelah mendengar kabar itu.“Kamu ingin pergi sekarang? Tidak sesuai rencana kita?” tanya Evan memastikan.Renata panik, hingga mengusap wajah kasar.“Aku juga bingung. Aku tidak bisa membiarkan oma dalam kondisi sekarang, apalagi mbok Murni berkata jika oma sakit sejak minum teh yang diberikan paman,” ujar Renata frustasi.Evan terkejut mendengar ucapan Renata, hingga dia langsung bisa menangkap situasi yang terjadi.“Sepertinya pamanmu ingin menguasai perusahaan dengan cara membuat omamu tidak berdaya. Lalu dia akan mengam

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Anak Kembar Sang Presdir    Kejadian Masa Lalu

    Kevin benar-benar senang karena Veronica harus dirawat di rumah sakit sampai beberapa hari, atau sampai wanita itu benar-benar sembuh.“Seharusnya semua tidak harus terjadi, kalau mama segera memberi semua akses perusahaan kepadaku. Jangan salahkan aku berbuat jahat, salahkan mama yang selalu memikirkan Kenzi, bahkan setelah dia mati pun masih memikirkan Renata.”Kevin tersenyum jahat. Dia menenggak minuman yang ada di gelas, merayakan kondisi Veronica yang mungkin akan lama membaik. Mungkin jika Veronica mati akan lebih baik untuknya, tapi karena ucapan pengacara yang mengatakan jika warisan akan jatuh ke tangan satu orang jika Veronica mati dalam waktu dekat ini, membuat Kevin memilih membuat ibunya sendiri sakit dan lemah. Dia harus memastikan dulu, siapa satu orang yang dimaksud, sebelum mengambil tindakan. Jangan sampai setelah mengakhiri hidup Veronica, ternyata warisan jatuh ke tangan Renata dan bukan dirinya.“Aku tidak akan sejahat ini, kalau mama memahami dan berpihak kepada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Anak Kembar Sang Presdir    Rencana Veronica

    “Oma.” Renata benar-benar sedih dan tidak tahu harus bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan sang oma. Dia menangis dan mencium punggung tangan neneknya itu.Evan sendiri juga kasihan melihat Renata yang sedih karena memikirkan Veronica.“Oma belum mati, kenapa kamu nangis sampai seperti itu?”Suara Veronica mengejutkan Renata dan Evan, keduanya langsung menatap wajah wanita tua itu.“Oma.” Renata buru-buru menghapus jejak air mata yang membasahi wajah.Veronica membuka mata, melihat cucunya yang terlihat sangat sedih.“Kamu sangat mencemaskan oma sampai menangis seperti itu, hm?” Veronica malah tersenyum seolah bahagia karena Renata mencemaskan dan sampai menangisi dirinya.Renata masih bingung dan menatap Veronica yang terlihat baik-baik saja.“Bantu aku bangun,” ucap Veronica sambil mencoba bangun karena ingin duduk.Evan dan Renata dengan sigap membantu, masih keheranan karena Veronica terlihat baik-baik saja.Veronica duduk kemudian memandang Evan dan Renata, lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Anak Kembar Sang Presdir    Merayu

    Renata menatap Evan yang terlihat tidak senang, bahkan suaminya itu langsung memalingkan wajah.“Van.” Renata berusaha membujuk.“Kita pikirkan itu nanti.” Evan tidak mau membahas hal yang menyangkut tentang Stef.Ya, salah satu pemegang saham di perusahaan Veronica adalah Stef. Renata sendiri terkejut karena Stef memiliki saham di sana, meski tidak besar, asal bisa membujuk Stef agar memihak Renata, maka setidaknya Renata akan memiliki pendukung melawan Kevin.Evan hendak berdiri, tapi tangannya langsung ditahan Renata.“Ayolah, Van. Aku akan bicara dengannya hanya untuk urusan perusahaan saja, aku janji,” pinta Renata membujuk.Evan menghela napas kasar, menoleh Renata dan memasang wajah tidak senang. Tentu saja dia percaya Renata akan bisa menahan diri, tapi dia tidak percaya Stef akan bisa menahan diri saat bersama Renata. Evan ingin cuek karena kesal, tapi takut Renata menyalah artikan seperti saat di pesta.Evan duduk menatap Renata, kesal saat istrinya tidak paham kalau dia cem

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Anak Kembar Sang Presdir    Dianggap Lemah

    Stef datang ke sebuah restoran saat siang hari untuk menemui Renata sesuai janji. Namun, saat sampai di sana dia terlihat tidak senang karena ternyata Renata menunggu bersama Evan.Renata langsung berdiri begitu melihat Stef. Bahkan dia langsung tersenyum untuk menyambut, sampai membuat Evan kesal.“Stef.” Renata melambaikan tangan agar Stef mendekat.Stef sendiri sebenarnya sedikit malas, tapi tidak punya pilihan hingga akhirnya memilih mendekat dengan wajah masam.“Aku senang melihatmu, duduklah.” Renata mempersilakan Stef duduk.Stef duduk berhadapan dengan Renata. Dia seharusnya sudah bisa menebak jika Renata pasti bersama Evan. Stef terlalu besar kepala karena berpikir Renata menghubungi sebab ingin bertemu hanya berdua dengannya.“Aku sudah memesan minuman dan makanan yang kamu suka, tapi tidak tahu apa seleramu sudah berubah,” ucap Renata sambil menunjuk makanan yang ada di meja.Evan terkejut mendengar ucapan Renata, jadi makanan itu adalah kesukaan Stef, membuat Evan cemburu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Anak Kembar Sang Presdir    Bertemu Berdua

    “Bagaimana bisa dia seegois itu, mengatakan jika aku tidak akan mampu. Dia pikir aku lemah? Hanya karena dulu aku tidak berminat pada bisnis, lalu dia pikir aku tidak tahu apa-apa? Dia pikir aku bodoh dan akan kalah jika perang!”Renata begitu kesal, geram, dan marah karena ucapan Stef yang seolah merendahkan dirinya. Dia berjalan mondar-mandir di kamar hotel, tidak bisa melupakan kekesalannya karena sikap Stef yang dianggapnya berubah.“Aku pikir dia masih sama seperti dulu, ternyata sudah berubah,” geram Renata belum berhenti mengumpat karena kesal.Evan melihat Renata yang berjalan mondar-mandir tidak jelas. Dia sampai menghela napas kasar, tidak menyangka jika istrinya bisa sampai seperti itu ketika kesal.“Re, dengan kamu mondar-mandir seperti itu, tidak akan membuatmu mendapatkan apa yang kamu inginkan,” ucap Evan yang pusing sendiri.Renata menghentikan langkah, menoleh sang suami kemudian menghampiri dan duduk di samping Evan. Dia memasang wajah kesal sambil melipat kedua tang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Anak Kembar Sang Presdir    Bertemu Stef

    “Boleh ya, ya, Evan.” Renata masih mencoba membujuk Evan agar mengizinkan pergi. Evan melepas kedua tangan Renata yang memeluknya. Dia lantas menatap Renata yang sudah memandangnya. Istrinya menatap penuh harap kepadanya. “Baiklah, jangan memasang wajah itu,” ucap Evan yang tidak mau melihat ekspresi wajah Renata saat merayu, atau dia akan menjadi gemas ke istrinya. “Kamu ngizinin?” tanya Renata memastikan. “Ya, dengan catatan benar-benar di kafe, tidak ada alasan pindah tempat lain atau apa,” jawab Evan setengah ikhlas. Renata mengembangkan senyum, hingga secara iseng mengecup pipi suaminya untuk berterima kasih. “Terima kasih, aku akan langsung kembali begitu urusannya selesai,” ucap Renata penuh semangat. Evan benar-benar gemas tapi juga kesal karena Renata begitu semangat ingin bertemu Stef. “Tunggu!” Saat Renata baru saja akan menuju pintu, Evan memanggil dan membuat Renata berhenti melangkah. Renata membalikkan badan, hingga terkejut dengan yang dilakukan Evan. Sang sua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status