Share

Akhirnya Ditangkap

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-13 15:07:50

“Apa mamaku memberikan semua yang aku inginkan?” tanya Keysha ketika pria yang menemui ibunya datang.

“Aku tidak tahu. Tugasku hanya mengambil ini, bukan mengeceknya.” Pria itu memberikan tas besar yang dibawanya ke Keysha.

Keysha mencebik mendengar ucapan pria itu. Dia lantas membuka tas untuk melihat isinya.

“Mamamu bilang agar kamu pulang saja, dia berkata kalau akan membantumu menghadapi semua masalah yang terjadi,” kata pria itu menyampaikan apa yang dikatakan ibu Keysha.

“Ya, mengatasi masalah dengan membiarkanku masuk penjara,” ujar Keysha tanpa memandang ke pria yang bersamanya.

Keysha sudah membuka tas itu, hingga terkejut melihat isinya.

“Apa ini? Di mana uang yang aku inginkan?” Keysha mengobrak-abrik isi tas yang hanya berisi pakaian.

Pria yang bersama Keysha terkejut mendengar ucapan wanita itu.

“Kamu mengambil uangku?” Keysha begitu murka. Dia lantas berdiri hingga saling berhadapan dengan pria itu.

Pria itu terkejut mendengar tuduhan Keysha. Dia saja tidak melihat apa i
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Semua Lega

    “Kamu masih tidak bosan makan mangga muda?” tanya Evan keheranan saat baru saja keluar dari kamar mandi, melihat istrinya sedang makan mangga, meski hari sudah malam.Renata menoleh ke Evan, hingga kemudian tersenyum lebar.“Aku pengen,” jawab Renata.Evan pun menghampiri Renata, lantas duduk bersama istrinya itu. Dia melihat sepiring penuh mangga muda lengkap dengan sambal kacang.“Aku merinding tiap lihat kamu makan mangga muda, Re. Herannya, kamu juga tidak pernah sakit perut karena kebanyakan makan asam,” ujar Evan sampai meringis membayangkan betapa asamnya buah itu.“Kok doain aku sakit perut?” Renata menyipitkan mata ke suaminya.“Bukan doain, Re. tapi keheranan,” ujar Evan menjelaskan, gemas kalau Renata sudah mode manja.“Ya, namanya juga pengen, Van. Ini masih mending hanya mangga muda, kalau aku minta yang aneh-aneh, kamu nanti makin pusing,” balas Renata.“Iya, iya. Gini aja ngambek, aku hanya bercanda.” Evan sampai mencubit hidung istrinya karena gemas.Renata sendiri tet

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Anak Kembar Sang Presdir    Semakin Bahagia

    Setelah semua yang terjadi, akhirnya Renata dan Evan bisa menjalani hari dengan tenang.Ini sudah sebulan sejak penangkapan Keysha. Renata hari itu pergi ke rumah sakit bersama Evan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan seperti biasa.“Dia masih kecil, perutmu saja masih kecil,” ucap Evan sambil mengelus perut Renata.“Baru juga lima bulan, Van. Lihat saja nanti, dia sudah sebesar apa,” balas Renata.Evan semakin mengusap perut Renata, merasakan perut sang istri yang sudah sedikit besar.“Nyonya Renata.” Perawat memanggil nama Renata untuk melakukan pemeriksaan.Renata dan Evan pun berdiri, mereka masuk untuk bertemu dokter. Seperti biasa, Renata menyampaikan yang dirasakan selama trimester kedua, sebelum kemudian naik ke ranjang untuk diperiksa.“Bayinya sehat. Berat badan dan panjangnya ideal,” ucap dokter sambil menggerakkan alat USG di atas perut Renata, lantas memperbesar resolusi gambar di monitor.“Detak jantungnya juga normal, semua dalam kondisi baik,” ucap dokter lantas mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Anak Kembar Sang Presdir    Ke Rumah Veronica

    “Apa semuanya sudah siap?” tanya Margaret sambil mengecek koper yang akan dibawa.Hari itu Margaret dan yang lain akan pergi menghadiri pernikahan Stef. Mereka harus datang lebih awal karena akan membantu persiapan pernikahan Stef dan Mely.“Sepertinya sudah semua, Ma.” Renata ikut mengecek koper bawaan mereka.Margaret pun kembali mengecek dan memang sudah lengkap. Dia lantas menatap perut Renata yang sudah terlihat membuncit karena kini usianya sudah menginjak 6 bulan.“Kamu tidak masalah ‘kan naik pesawat?” tanya Margaret yang mencemaskan kondisi Renata.“Tidak masalah, Ma. Malah lebih enak naik pesawat daripada mobil,” jawab Renata kemudian memilih duduk sambil menunggu yang lain siap.“Iya, juga. Naik mobil juga meski santai tapi tetap membutuhkan waktu lama,” gumam Margaret kemudian.Renata tersenyum mendengar ucapan sang mertua, satu tangan mengelus perut perlahan.“Kenapa kamu terus mengusap perutmu? Sakit?” tanya Margaret cemas.Renata terkejut mendengar pertanyaan Margaret,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Anak Kembar Sang Presdir    Rencana Pengganti Veronica

    Renata masih menatap sang oma, penasaran dengan orang yang ditunggu, sampai Veronica tidak mau menyerahkan perusahaan itu ke pemegang saham lain untuk mengurusnya.“Dia cucu saudara jauh oma. Dia bilang akan datang dalam minggu-minggu ini. Semoga saja kamu bisa bertemu dengannya,” ujar Veronica menjawab pertanyaan Renata.“Saudara jauh? Oma masih punya saudara?” tanya Renata.Selama ini tidak ada yang pernah berkunjung ke rumah selain klien atau teman bisnis Veronica. Renata pun tidak pernah bertemu saudara Veronica yang tinggal di luar negeri. Mengira jika saudara-saudara neneknya itu sudah tidak peduli dan tak pernah tahu keberadaan Veronica.“Ya, saudara sepupu. Bisa dibilang adik sepupu oma,” jawab Veronica menjelaskan.“Oma tidak pernah cerita, membuatku berpikir jika Oma sudah tidak punya saudara,” ujar Renata tapi kemudian penasaran dengan masa lalu sang oma.“Hm … benar juga.” Veronica sendiri jarang menceritakan bagaimana keluarganya, sebab dia di negara ini pun seperti kabur

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Anak Kembar Sang Presdir    Hidup yang Membahagiakan

    “Bagaimana perasaanmu?” tanya Renata.Hari itu Renata dan Evan pergi ke rumah Stef untuk menemui Mely. Hari pernikahan Mely dan Stef akan diadakan tiga hari lagi.“Masih panik,” jawab Mely.Hari pernikahan belum tiba, tapi Mely merasa panik, grogi, dan cemas.Renata tertawa kecil mendengar jawaban Mely, lantas menggenggam telapak tangan mantan sekretarisnya itu.“Jangan panik. Menikah tidak semengerikan yang kamu bayangkan. Semua akan menyenangkan saat kamu menjalaninya dengan bahagia,” ujar Renata agar Mely tidak panik atau cemas.Mely menatap Renata, hingga mengembuskan napas kasar.“Ya, sepertinya aku harus meyakinkan diri sendiri jika semua akan baik-baik saja,” balas Mely mencoba tersenyum.“Nah, itu bagus,” balas Renata.Mely melirik ke perut Renata, hingga tangannya menyentuh perut Renata.“Sudah berapa bulan?” tanya Mely penasaran.“Ini baru masuk enam bulan,” jawab Renata yang ikut melirik ke perut, membiarkan Mely menyentuh perutnya.“Apa kembar lagi?” tanya Mely penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Anak Kembar Sang Presdir    Perampokan

    Renata sangat terkejut saat ada yang menggedor kaca jendela tepat di sampingnya. Dia sampai mencengkram lengan Evan dengan tatapan keluar, di mana ada pria membawa senjata tajam terus menggedor kaca.“Van.” Renata panik dam menatap Evan yang sedang memperhatikan pria lain yang juga menggedor kaca jendela sebelah Evan.“Keluar, serahkan mobil dan harta benda kalian kalau mau selamat!”Pria yang ada di luar mobil terus mengedor sambil menyampaikan maksud yang mereka inginkan.“Pegangan, Re. Kita pergi dari sini,” ucap Evan menginterupsi.“Kamu yakin? Mereka mengelilingi mobil dan tidak hanya dua orang yang ada di luar,” ucap Renata dengan ekspresi wajah panik. Dia menoleh ke belakang dan ada dua pria lain di sana.“Lebih baik aku menabrak mereka semua, daripada membahayakan nyawamu,” balas Evan siap memasukkan perseneling.Renata panik dan bingung, tapi mencoba yakin kepada suaminya.Evan akhirnya memundurkan mobil dengan cepat, membuat orang yang ada di belakang terkejut dan menghindar

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Anak Kembar Sang Presdir    Baik-baik Saja

    Evan begitu mencemaskan kondisi Renata. Dia berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan, menunggu sampai dokter selesai memeriksa Renata.Asisten pria yang membantu Evan masih di sana, menunggu sampai atasannya memberi instruksi.Evan mendekat ke dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan. Tidak sabar ingin mengetahui bagaimana kondisi istrinya.“Bagaimana kondisinya?” tanya Evan dengan ekspresi wajah panik.“Janinnya baik-baik saja. Mungkin karena syok sehingga mengalami kram. Namun, tidak ada tanda pendarahan atau jalan lahir terbuka, jadi bisa dibilang semuanya baik-baik saja dan hanya perlu istirahat yang cukup,” ujar dokter menjelaskan.Evan bernapas lega mendengar penjelasan dokter, setidaknya Renata dan calon bayi mereka baik-baik saja.Setelah berterima kasih ke dokter. Evan pun masuk ke ruang pemeriksaan. Dokter juga menyarankan agar Renata dirawat dua atau tiga hari untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.“Van.” Renata menatap nanar ke sang suami. Tatapan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Anak Kembar Sang Presdir    Cemasnya Margaret

    “Ada hubungan rumit antara orang tua Oma dengan orang tua sepupunya. Jadi kata Oma, sepupunya ini kembar mereka lahir 1 tahun sebelum Oma. Namun, Oma Buyut yang mengharapkan kekuasaan, merayu kakak iparnya lantas lahirlah Oma. Jadi bisa dibilang kalau Oma dengan sepupu yang mau membantunya itu memang sedarah. Memiliki ayah yang sama. Salah satu alasan yang membuat Oma dan Opa akhirnya pergi untuk menghindari pertikaian karena perebutan warisan,” ujar Renata menjelaskan rumitnya keluarga sang oma.Terlebih karena terbukti jika oma buyutnya dulu pelakor dalam hubungan rumah tangga kakaknya sendiri. Membuat Veronica lantas memilih meninggalkan tanah kelahirannya untuk menutupi masa lalu yang buruk.Evan berpikir sejenak, sedikit bingung tapi berusaha mencerna semua yang Renata ceritakan.“Rumit sekali,” gumam Evan sambil mengusap punggung Renata perlahan.“Aku juga pusing awalnya, karena sebelumnya Oma pun tidak pernah menceritakan hal itu kepadaku. Mungkin karena sekarang Oma merasa har

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status