Share

Perampokan

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 21:22:39

Renata sangat terkejut saat ada yang menggedor kaca jendela tepat di sampingnya. Dia sampai mencengkram lengan Evan dengan tatapan keluar, di mana ada pria membawa senjata tajam terus menggedor kaca.

“Van.” Renata panik dam menatap Evan yang sedang memperhatikan pria lain yang juga menggedor kaca jendela sebelah Evan.

“Keluar, serahkan mobil dan harta benda kalian kalau mau selamat!”

Pria yang ada di luar mobil terus mengedor sambil menyampaikan maksud yang mereka inginkan.

“Pegangan, Re. Kita pergi dari sini,” ucap Evan menginterupsi.

“Kamu yakin? Mereka mengelilingi mobil dan tidak hanya dua orang yang ada di luar,” ucap Renata dengan ekspresi wajah panik. Dia menoleh ke belakang dan ada dua pria lain di sana.

“Lebih baik aku menabrak mereka semua, daripada membahayakan nyawamu,” balas Evan siap memasukkan perseneling.

Renata panik dan bingung, tapi mencoba yakin kepada suaminya.

Evan akhirnya memundurkan mobil dengan cepat, membuat orang yang ada di belakang terkejut dan menghindar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Baik-baik Saja

    Evan begitu mencemaskan kondisi Renata. Dia berjalan mondar-mandir di depan ruang perawatan, menunggu sampai dokter selesai memeriksa Renata.Asisten pria yang membantu Evan masih di sana, menunggu sampai atasannya memberi instruksi.Evan mendekat ke dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan. Tidak sabar ingin mengetahui bagaimana kondisi istrinya.“Bagaimana kondisinya?” tanya Evan dengan ekspresi wajah panik.“Janinnya baik-baik saja. Mungkin karena syok sehingga mengalami kram. Namun, tidak ada tanda pendarahan atau jalan lahir terbuka, jadi bisa dibilang semuanya baik-baik saja dan hanya perlu istirahat yang cukup,” ujar dokter menjelaskan.Evan bernapas lega mendengar penjelasan dokter, setidaknya Renata dan calon bayi mereka baik-baik saja.Setelah berterima kasih ke dokter. Evan pun masuk ke ruang pemeriksaan. Dokter juga menyarankan agar Renata dirawat dua atau tiga hari untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.“Van.” Renata menatap nanar ke sang suami. Tatapan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Anak Kembar Sang Presdir    Cemasnya Margaret

    “Ada hubungan rumit antara orang tua Oma dengan orang tua sepupunya. Jadi kata Oma, sepupunya ini kembar mereka lahir 1 tahun sebelum Oma. Namun, Oma Buyut yang mengharapkan kekuasaan, merayu kakak iparnya lantas lahirlah Oma. Jadi bisa dibilang kalau Oma dengan sepupu yang mau membantunya itu memang sedarah. Memiliki ayah yang sama. Salah satu alasan yang membuat Oma dan Opa akhirnya pergi untuk menghindari pertikaian karena perebutan warisan,” ujar Renata menjelaskan rumitnya keluarga sang oma.Terlebih karena terbukti jika oma buyutnya dulu pelakor dalam hubungan rumah tangga kakaknya sendiri. Membuat Veronica lantas memilih meninggalkan tanah kelahirannya untuk menutupi masa lalu yang buruk.Evan berpikir sejenak, sedikit bingung tapi berusaha mencerna semua yang Renata ceritakan.“Rumit sekali,” gumam Evan sambil mengusap punggung Renata perlahan.“Aku juga pusing awalnya, karena sebelumnya Oma pun tidak pernah menceritakan hal itu kepadaku. Mungkin karena sekarang Oma merasa har

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Anak Kembar Sang Presdir    Menyerahkan Jabatan di Perusahaan

    “Oma.” Renata senang melihat Veronica di sana.Hingga tatapan wanita itu tertuju kepada dua pria yang bersama sang oma, mengundang banyak pertanyaan di kepala Renata.Evan pun terkejut saat melihat Veronica datang bersama pria yang membantunya semalam.Veronica mendekat bersama pria semalam untuk menyapa dan melihat kondisi Renata.“Bagaimana kondisimu, Re?” tanya Veronica.“Baik, Oma. Hanya kram saja dan sudah membaik sekarang,” ujar Renata menjawab pertanyaan sang oma.“Syukurlah.” Veronica mengusap rambut Renata dengan lembut dan penuh kasih sayang.Evan terus menatap pria yang datang bersama Veronica, masih membutuhkan penjelasan kenapa pria itu bisa bersama Veronica.“Ah … oma lupa memperkenalkan. Ini sepupumu yang semalam kemarin malam oma ceritakan. Namanya Raymond.” Veronica memperkenalkan pria yang menolong Evan semalam sebagai sepupu Renata.Renata dan Evan sangat terkejut sampai keduanya saling pandang sebelum akhirnya menatap ke pria bernama Raymond.“Aku semalam tidak bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Anak Kembar Sang Presdir    Pernikahan Stef

    Hari pernikahan Stef dan Mely pun tiba. Ballroom hotel dijadikan pilihan untuk mengadakan pesta pernikahan. Ruangan besar itu kini sudah penuh dengan kursi, meja berisi kaviar juga ada panggung mini tempat hiburan para tamu akan disuguhkan.“Re.”Renata menoleh saat mendengar suara Kasih, lantas tersenyum melihat Kasih menghampiri bersama Dean.“Bagaimana kabarmu?” tanya Kasih yang sudah sangat lama tidak bertemu Renata.Evan juga menyapa Dean, sahabat, saudara, juga pria yang pernah jadi saingan cintanya.“Baik, Kak.” Renata memeluk Kasih.Kasih melepas pelukan kemudian melirik ke perut Renata.“Sudah berapa bulan?” tanya Kasih sambil mengusap perut Renata.“Sudah enam bulan,” jawab Renata melirik tangan Kasih yang sedang mengelus perutnya.“Pasti menyenangkan sudah sebesar ini dan tinggal menunggu dia lahir,” ujar Kasih bahagia melihat Renata hamil.“Kak Kasih juga sebentar lagi nyusul,” balas Renata.“Sudah, baru 3 bulan,” jawab Kasih lantas mengelus perutnya.Renata terkejut tapi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Anak Kembar Sang Presdir    Perhatian Khusus

    Sudah sebulan semenjak Stef dan Mely menikah. Renata kembali menjalankan harinya di rumah sang mertua. Menikmati setiap detik waktu yang dimiliki untuk menjaga kondisi tubuh dan janinnya.“Re, mama masak udang. Kamu mau makan duluan?” tanya Margaret menghampiri Renata yang sedang menonton televisi.“Mama masak udang?” tanya Renata terlihat senang.“Iya,” jawab Margaret, “kalau kamu mau makan dulu, makan saja. Takutnya kamu sudah lapar dan pengen duluan sebelum anak-anak pulang,” ujar Margarete kemudian.Renata mengangguk setuju. Dia suka udang dan akhir-akhir ini memang sering meminta olahan udang.Margaret berjalan menuju ruang makan bersama Renata. Usia kandungan Renata sudah besar dan perutnya tampak membulat sempurna.“Duduk pelan-pelan.” Margaret sangat perhatian ke Renata. Dia benar-benar memanfaatkan momen memberi perhatian ke menantunya itu.Renata senang mendapat perhatian dari Margaret. Seperti dia mendapat perhatian dari ibunya sendiri.“Mama masak ini khusus, ga terlalu pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Anak Kembar Sang Presdir    Liburan Keluarga

    Hari di mana Renata, Evan, dan anak-anak pergi berlibur pun tiba. Semua persiapan sudah dilakukan, termasuk sebelumnya berkonsultasi ke dokter soal kesehatan Renata sebelum mereka pergi.“Ingat, jaga makanan kalian. Kalau ada apa-apa hubungi kami,” ujar Margaret saat Renata berpamitan untuk liburan.“Mama tenang saja. Kami akan bersenang-senang dan mengingat pesan Mama,” ucap Renata agar mertuanya tenang.Margaret memeluk Renata sejenak meski terhalang perut menantunya yang sudah mulai besar.“Jaga Renata dan anak-anak dengan baik ya, Van.” Margaret pun tak lupa mengingat putranya.“Mama jangan cemas, di sana kami akan menikmati liburan tanpa gangguan,” ujar Evan meyakinkan sang mama.Margaret dan Edward mengantar sampai depan rumah. Dhira dan Dharu terlihat sangat senang karena akan liburan bersama keluarga.“Kami pergi dulu.” Evan berpamitan sebelum masuk mobil.Margaret mengangguk dan melambai ke anak-anak yang sudah duduk di kursi belakang.Evan dan Renata akan menempuh perjalanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Anak Kembar Sang Presdir    Orang-orang Baik

    Semua orang bahagia melihat Renata di sana. Sampai-sampai mereka tidak memperhatikan perut Renata yang besar, apalagi wanita itu memakai pakaian over size karena lebih nyaman.“Re, dia siapa?” tanya salah satu ibu.Renata menoleh Evan, melihat suaminya itu mengangguk sopan untuk memberi hormat ke wanita-wanita paruh baya itu.“Itu suamiku, Bi. Lihat ini.” Renata memperlihatkan perutnya yang besar.“Oh … astaga, kenapa kami tidak sadar karena terlalu senang.” Ibu-ibu itu terkejut bersamaan tapi juga senang.Renata memberi isyarat agar Evan mendekat. Dia memperkenalkan suaminya itu.“Ya ampun, suamimu tampan sekali. Kok mirip Dharu, ya?” Salah satu ibu itu menyadari kemiripan Evan dan Dharu.Renata menahan tawa, lantas menoleh Evan yang salah tingkah.“Dia ayah kandung Dhira dan Dharu, Bi.” Renata menjelaskan dan semua para wanita itu terkejut.“Nanti kujelaskan, sekarang aku capek, Bi. Kakiku pegal.” Renata mengeluh manja ke para wanita yang sangat baik kepadanya itu.“Ya Gusti, kita i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Anak Kembar Sang Presdir    Suasana Malam di Kampung

    Malam itu, depan rumah yang ditempati Renata dan Evan cukup ramai. Para warga berkumpul di sana untuk menyambut kedatangan Evan dan Renata. Mereka berkumpul sambil membakar jagung, singkong, bahkan ikan hasil tangkapan dari sungai.“Apa di kota masih ngajar biola?” tanya salah satu warga sambil memberikan jagung bakar ke Renata.“Sudah tidak,” jawab Renata.“Oh … suamimu kerja apa?” tanya wanita itu kemudian.Renata menoleh Evan, melihat suaminya yang sedang membaur dengan para pria yang berkumpul di sana. Meski Evan sulit berbaur dengan orang banyak, tapi Renata bangga karena Evan mau berusaha agar tidak menyinggung warga.“Dia mengelola sebuah bisnis, Bi.” Renata menjawab kemudian memakan jagung bakar yang tadi diberi wanita itu.“Bisnis apa? Kalau dilihat-lihat, sepertinya dia juga bukan orang biasa,” ujar wanita lain.“Betul, penampilannya saja sudah beda ga kayak kita,” timpal yang lain.Renata mengulum senyum dan kembali menoleh Evan, sebelum akhirnya menatap para ibu yang bersa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status