Home / Romansa / Anak Kembar Mr. Billionaire / Si Kembar yang Menggemaskan

Share

Si Kembar yang Menggemaskan

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2023-06-20 11:34:29

Lima tahun kemudian.

"Kenzo, Kenzi, ayo sini sayang! Sekarang kita sudah punya rumah baru!"

Alana melambaikan tangannya pada dua bocah yang tengah bermain dengan anjing baru mereka di teras depan rumah. Mereka langsung berlari begitu Mamanya memanggil.

"Yeay asik! Tidak sama Kakek lagi!"

"Kakek galak, ditinggal saja ya Mom!"

Kedua bocah laki-laki itu bersorak masuk ke dalam sebuah rumah yang bisa dibilang cukup megah untuk ditempati Alana dan si kembar.

Kenzo dan Kenzi adalah buah satu malam yang Alana lakukan lima tahun yang lalu. Hingga lahirlah si kembar yang pintar, cerdas, anak manis, menggemaskan, dan tentu saja mereka nakal.

"Mom, Kenzo mau di kamar yang di atas sana, boleh ya Mom?!"

"Kenzi mau bobo sama Mommy saja," sahut si bungsu yang memeluk kaki Alana.

Kenzo berdecak lidah melihat tingkah manja kembaranya. "Ah payah! Manja sekali. Anak laki-laki tapi masih saja manja sama Mommy! Berani dong, kayak Kenzo," cibirnya sombong.

"Mom... Kenzo nakal! Cubit dia, Mom!" Kenzi mendongak menatap Alana seraya menunjuk ke arah Kenzo.

Alana menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dan terbungkuk mengusap kedua pipi gembil Kenzi.

Anak itu selalu kalah dengan Kakaknya, karena Kenzi sangat berbeda dengan Kenzo, sejak bayinya dulu Kenzi sudah manja, banyak perhatian dari Alana karena anak itu mudah sekali sakit dan kondisinya yang sangat rentan.

"Tidak boleh sayang, kan sudah janji sama Mommy, kalau sudah punya rumah baru tidak akan nakal lagi," ujar Alana tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

"Alana," panggil Stella membuat Alana menoleh ke belakang.

"Iya Ma?"

Wanita itu meletakkan beberapa tas besar di sofa, ia berjalan mendekati Alana yang kini menggendong Kenzi. Tatapan mata Stella menjadi teduh dan sedih menatap anak dan cucunya.

"Rumah ini dulu tempat tinggal kita juga, apa kau ingat, nak?" tanya wanita itu.

Alana diam menatap seluruh ruangan rumah itu, namun Alana menggeleng-gelengkan kepalanya.

Stella menatapnya sedih dan mengusap punggung Alana.

"Ma, kan Alana sudah bilang kalau Alana tidak mengingat apapun," ucap Alana sedih.

Stella memeluknya, wanita itu menangis tanpa suara betapa sedihnya nasib putri sematawayangnya. Lima tahun Alana kehilangan ingatannya setelah kecelakaan yang dialaminya, bahkan saat hamil pun Alana lupa dan tidak tahu siapa ayah dari kedua anaknya dan di mana laki-laki itu saat ini.

Kehamilan Alana membuat Frans Papanya, murka. Laki-laki itu memarahi Alana habis-habisan meskipun susah payah Alana mengingat masa lalunya, namun tidak sedikitpun ia mengingatnya. Terutama Ayah dari si kembar yang sampai saat ini tidak diketahui oleh siapapun.

"Alana yakin tinggal di sini hanya bertiga saja? Kalau ada apa-apa bagaimana, Sayang?" tanya Stella mengusap rambut panjang Allana.

Alana malah tersenyum pahit, "bukannya Papa meminta Alana pergi? Alana ingin hidup mandiri dan membahagiakan kembar tanpa meminta bantuan siapapun kecuali bekerja keras sendiri, Ma. Lagi pula... Papa tidak menyukai kembar sebagai Cucunya, anakku hanya biang masalah bagi Papa," ujar Alana berkaca-kaca dan mengusapnya dengan cepat.

"Mommy jangan nangis, tidak boleh sedih, nanti Kenzi ikut sedih," ujar Kenzi menarik pipi Alana dengan tangan mungilnya.

Alana terkekeh pelan, ia mengecup pipi putranya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak sayang, Mommy tidak menangis! Lebih baik sekarang Kenzi panggil Kakak, bantu Mommy di sini, okay?!"

"Siap Mom! Nanti jangan lupa buatkan telur mata sapi!" pekik anak itu turun dari gendongan Alana.

Alana mengangguk pelan dan tersenyum lebar. Putranya pun langsung berlari menaiki anak tangga mencari kembaranya.

Sementara Stella masih di sana memperhatikan Alana yang membawa masuk beberapa barang-barangnya dan juga koper berisi pakaian milik si kembar.

"Sayang, kalau kau membutuhkan sesuatu, kau bisa menghubungi Mama," ucap Stella kembali, jujur ia berat melepaskan Alana untuk tinggal sendirian, putrinya itu selama ini adalah gadis manja yang selalu mengandalkan orang tuanya.

"Iya Ma, Mama tenang saja. Nanti Alana bisa pergi mencari kerja, si kembar juga harus bersekolah di sini juga kan," jawab Alana dengan tulus.

"Tapi Sayang...."

"Jangan khawatir Ma, Alana yakin kalau Alana mampu, jadi... Mama jangan sedih." Alana masih sama, dia selalu membuat Mamanya berpikir kalau dirinya bisa kuat melewati segala hal.

Alana menghentikan kegiatannya, ia melihat dua anak kembaranya menuruni anak tangga.

Mereka berlari mendekat dan nampak bingung mulai dari mana mereka akan menolong Mamanya.

"Mom, Kenzo mau tolongin Mommy!" pekik bocah itu mendekati Alana.

"Kalian bawa saja kotak mainan ke kamar ya," jawab Alana.

"Siap Boss!"

Mereka berdua mengangkat kotak keranjang kecil dan membawanya naik ke lantai dua.

Alana mengembuskan napasnya berat, ia memalingkan wajahnya dan tertunduk memegang sebuah boneka kura-kura milik Kenzi.

Kehilangan ingatannya membuat Alana berusaha susah payah mencari puing-puing masa lalu yang tidak bisa ia pecahkan. Hanya banyak kesedihan di hatinya, apa lagi saat ia menatap si kembar yang mulai tumbuh besar, namun tanpa kehadiran seorang Papa yang membuat Alana banting tulang memerankan sosok terhebat untuk anaknya.

'Seandainya, Papa mereka masih hidup atau aku tahu siapa dia dan di mana keberadaannya, mungkin nasib kembar tidak akan seperti ini. Ya Tuhan... Semoga aku kuat menjalani kehidupanku.'

**

Seorang laki-laki tengah duduk di kursi agungnya di dalam ruangan kerjanya dengan sebatang rokok menyala di sela jarinya.

Di temani anak buahnya, Alexsander menatap beberapa berkas di hadapannya dan melemparkan dokumen-dokumen di sudut meja.

"Tuan Hans meminta Tuan Muda untuk pindah menangani perusahaan kita yang berada di Barcelona, karena Tuan Hans sudah Tua, beliau ingin di sini saja, Tuan."

Alex menaikkan salah satu alisnya dan ia berdecih malas.

"Papaku memang banyak maunya! Apa istimewanya di Barcelona?!"

"Emm, siapa tahu Tuan bisa menemukan gadis yang selama ini membuat Tuan gelisah," ujar Benigno menatap Alex.

"Alana maksudmu? Dia yang tiba-tiba saja pergi dan semua dokumen rahasia kantor kita ada padanya! Sial... Ke rumahnya pun tidak ada, ke mana gadis itu?!" Alex mengusap wajahnya, meskipun bukan hanya hal itu saja yang membuat ia merasa kehilangan Alana.

Helaan napas panjang terdengar dari bibir Benigno, laki-laki ini tidak jarang jadi pelampiasan amukan Alex yang tidak pernah cocok dengan kinerja semua orang, kecuali Alana. Asistennya yang hilang bersama berkas rahasia berisi banyak keuangan dan berkas kerja sama dengan perusahaan besar yang belum tersalin selama lima tahunan ini.

Hal itu menuntut kedua orang tuanya meminta Alex untuk mengambil alih perusaha mereka yang di Barcelona. Karena Han, Papanya Alex menganggap putranya sangat ceroboh dan bodoh, padahal berkas itu hilang karena Alana.

"Jadi, apa Tuan Alex bersedia memimpin perusahaan Tuan Han di Barcelona?" tanya Benigno.

"Ya, aku akan ke sana. Tapi jangan sampai lalai dengan tugasmu, Benigno!"

Benigno mendengkus pelan dengan satu perintah Alex selama lima tahun ini yang tidak bisa ia pecahkan. Mencari Alana, sama halnya mencari jarum dalam tumpukan jerami.

"Saya sudah mencoba mencari ke mana-mana Tuan, bahkan semua informasi tentang keluarga Nona Alana juga tidak bisa saya temukan." Benigno berucap frustrasi.

"Tapi itu tugasmu, sialan!" amuk Alex menggebrak meja kerjanya.

"Baik Tuan, saya akan tetap mencarinya," jawab Benigno dengan pasrah. Tidak semudah itu memahami Alex yang tempramen.

Alex mengusap wajahnya dan memijit pangkal hidungnya dengan rahanganya yang mengeras kesal. Tiap mengingat Alana selalu membuatnya berdebar antara marah dan sebuah rasa yang tidak bisa ia artikan.

"Alana! Alana! Alana! Semua masalah datangnya dari dia! Ke mana dia?!" Alex mengepalkan jemari tangannya dan meninju meja kayu di hadapannya dengan napasnya yang naik turun. "Alana, awas saja kalau aku bertemu denganmu. Kau tidak akan aku lepaskan, Alana Stesia!"

Related chapters

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Bertemu Om Tampan

    Setelah satu minggu lamanya Alana berada di rumah lamanya, ia kembali lagi ke Barcelona. Tempat di mana ia lahir dan dibesarkan dulu. Alana yang selalu sibuk dengan si kembar dan untungnya ia tidak pernah merasa kewalahan mengasuh mereka berdua karena Alana terbiasa menjaga anaknya sejak bayi. “Sekarang kalian sarapan dulu, setelah ini Mommy akan mengantar kalian pergi ke sekolah baru, paham!” Alana menatap kedua putranya dan menarik dua kursi makan untuk mereka duduki. Kenzo dan Kenzi sudah siap dengan seragam putih dan merah muda, serta topi beret yang menutupi rambut cokelat mereka. “Tidak mau sekolah!” pekik Kenzo menggeleng-gelengkan kepalanya dan sesenggukan menangis. Alana menundukkan kepalanya menjentuskan pelan pada meja makan di hadapannya. “Astaga Kenzo... Ayolah nak, jangan membuat Mommy pusing, adikmu saja tidak rewel!”Kenzi menoleh sekejap, anak itu sibuk menyingkirkan putih telur rebus di atas piringnya.“Sekolah Kenzo, kalau kau tidak mau sekolah lalu apa jadi

    Last Updated : 2023-06-20
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Rasa Penasaran Alex

    “Ke mana si kembar, ya Tuhan... Anak ini!” Alana berlari terburu-buru setelah ia dikabari kalau sejak pagi tadi kembar pergi dari sekolah. Kini Alana kembali lagi pulang ke rumahnya usai ia mencari ke mana-mana namun nihil mereka berdua tidak ditemukan. Langkah Alana berhenti di depan gerbang rumahnya, gadis itu melihat Kenzo dan Kenzi yang duduk di teras. Masing-masing dari mereka membawa satu kantung plastik berukuran besar berisi camilan dan banyak mainan. “Mommy!” pekik Kenzi memasang wajah melas menatap Alana yang kini masuk ke dalam pekarangan rumah. “Mom, yeay... Lihatlah Mom, kami punya banyak camilan sama mainan. Dan semua ini gratis!” sahut Kenzo menunjukkan dua kantung plastik di tangannya. “Dari mana kalian?! Kenapa kalian malah pergi dari sekolah?! Kalian sudah membuat Madam Ella dan Mommy panik!” pekik Alana berkacak pinggang memarahi keduanya. Mereka langsung menundukkan kepala dan memasang wajah sedih pada Alana. Perhatian Alana tertuju pada lutut Kenzi yang kini

    Last Updated : 2023-06-20
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Pertemuan Untuk Sekian Lama

    Siang ini Alex mengumpat-umpat kesal saat keluar dari ruangan meeting, pasalnya ia sudah membuat janji dengan untuk menemui karyawan baru yang ingin menjadi staf di kantornya, namun meeting malah terlambat beberapa menit. “Ah sial! Kenapa meeting bisa terlambat sampai beberapa menit?!” Seorang yang perfeksionis seperti Alex tentu saja pilih-pilih dalam banyak hal, termasuk mencari karyawan di kantornya. “Tuan Alex!” Suara Benigno menghentikan langkah Alex, laki-laki itu menoleh dan kembali berdecak. “Tuan sudah ditunggu di ruang VIP, George sudah membaca surat lamaran pekerjaannya dan data-datanya juga, Tuan bisa langsung ke sana,” ujar Benigno. “Ya,” jawab Alex singkat. “Baik Tuan, saya akan....” “Kerjakan perintahku Benigno! Sebelum aku membuatmu mennggembel di Barcelona!” sinis Alex dengan lirikan sinis dan senyuman smirknya meninggalkan Benigno. Sementara di dalam sebuah ruangan, nampak Alana yang memegangi dadanya berupaya untuk lebih tenang. Sejak pagi tadi ini ia sudah

    Last Updated : 2023-06-20
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Naluri Hati Saling Mencintai

    Hari sudah gelap, Alana gelisah karena tidak biasanya hujan turun sore ini. Ia seharian meninggalkan si kembar di rumah. Alana berdiri di depan kantor dan ia menatap beberapa rekan kerjanya yang sudah pulang dengan mobil masing-masing. "Ya Tuhan, bagaimana dengan si kembar di rumah?" lirih Alana kepanikan. Tatapan mata Alana tertuju pada langit yang mendungnya semakin tebal. Demi anaknya ketakutan di runah, Alana tidak akan peduli air membasahinya. Alana hendak berlari menembus hujan, namun seseorang menahan lengannya hingga membuatnya menoleh dengan cepat. "Apa kau tidak tahu kalau sedang hujan?!" Kedua mata Alana mengerjap pelan menatap Alex yang begitu dalam menatapnya, perhatian Alana tertuju pada tangan Alex yang begitu erat mencengkeram lengannya. "I... Itu Pak, ada yang saya tinggalkan di rumah dan sangat membutuhkan saya, jadi saya harus pulang sekarang," jawab Alana dengan wajah panik dan cemas. "Tapi sedang hujan Alana, kau bisa sakit. Aku akan mengantarkan...." "Ti

    Last Updated : 2023-06-27
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Om, Mau Jadi Daddy Kami?

    "Selamat pagi Pak Alex, sedang apa di sini?" Benigno dan beberapa karyawan lainnya tengah memperhatikan Alex yang berdiri di depan pintu kantor miliknya. Dengan balutan tuxedo hitam rapi, wajah cemas menanti-nanti. Laki-laki itu membiarkan Benigno bertanya-tanya. "Ck! Dia bilang akan datang lebih awal," gerutu Alex berdecak seraya merlirik jarum jam di pergelangan tangannya. "Ohh... Pak Alex sedang membuat janji dengan seseorang?" tanya Benigno lagi. Sekali ini Alex langsung menoleh dan memberikan tatapan sengit pada Benigno. "Apa kau tidak bisa diam hah?! Jangan mengurusiku! Lakukan saja sana tugasmu!" sentak Alex dengan keras, bahkan beberapa karyawan lainnya yang ikut mau tahu pun langsung bubar. "Ba... Baik Pak Presdir," jawab Benigno. Mereka semua kembali masuk dan Alex masih setia berdiri bersedekap dengan wajah kesal dan siap mengomeli Alana. Namun kekesalan Alex perlahan berkurang saat ia melihat seorang gadis cantik baru saja turun dari dalam bus dan memeluk sebuah r

    Last Updated : 2023-06-28
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Kau yang Begitu Hangat

    "Kenapa Pak Alex belum kembali, ini sudah malam. Bagaimana dengan anak-anakku di rumah, Ya Tuhan...." Alana duduk dengan cemas mengusap wajahnya berulang kali. Pasalnya ia tidak berani beranjak dari ruangan kerjanya sampai Alex kembali, dan jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.Bayangan Alana tentang kembar yang kesepian di rumah begitu tergambar jelas di benaknya, bisa saja mereka menangis menunggunya. "Bagaimana ini?" lirih Alana berdiri dan menatap dinding kaca yang menunjukkan pemandangan malam hari di Barcelona. Alana menoleh cepat saat pintu ruangan kerja tersebut terbuka, di sana nampak Alex yang berjalan masuk. Tatapan cemas Alana membuat Alex langsung mendekat. Jelas ia melihat kepanikan pada Alana saat ini. Gadis itu juga langsung mengambil tas miliknya. "Ada apa Alana?" tanya Alex mendekat."Pak, saya harus pulang sekarang. Ini sudah malam," ujar Alana cemas. "Ya, aku akan mengantarkanmu," ujar Alex dengan sabar. Alana terdiam, ia ingin menolak karena Alana be

    Last Updated : 2023-06-29
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Seperti Apa Rasanya Punya Daddy?

    "Mom, habis ini Mommy tidak ke mana-mana, 'kan? Ikut kita berdua ya Mom, kita bertemu Om tampan." kenzo merayu-rayu Alana, anak itu berdiri di atas kursi yang ada di dapur seraya menemani Mamanya memasak. "Mau ya Mom," pinta Kenzi tiba-tiba datang dan langsung memeluk kaki sang Mama dari belakang. "Mommy sibuk sayang. Ini hari libur Mommy, jadi sekarang Mommy ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan kalian, jangan dengan yang lainnya," seru Alana menatap kedua putranya. Kenzo langsung cemberut kesal dengan jawaban Mamanya. "Mommy tidak asik, Mommy tidak tahu ya kalau kita ini tidak ingin apapun yang bisa Mommy beli!" jawab Kenzo. "Betul! Kami ini ingin punya Daddy! Teman-teman di sekolah pulangnya dijemput Mommy dan Daddy-nya, terus kita kapan kayak gitu?!" imbuh Kenzi mengeroyok Alana. Seketika Alana meletakkan sendok di tangannya dan menatap marah kedua anaknya yang meluapkan kekesalannya pada Alana. Kenzo dan Kenzi langsung beranjak meninggalkan Alana begitu saja saat m

    Last Updated : 2023-06-30
  • Anak Kembar Mr. Billionaire   Hangatnya Peluk dan Sentuhanmu

    "Apartemen Pak Alex, kenapa dia kaya raya tinggalnya malah di apartemen?"Alana mengomel sendiri seraya berjalan mencari apartemen milik Alex. Hingga senyumannya mengembang saat menemukan tempat yang ia cari. Alana mengulurkan tangannya mengetuk pintu apartemen Alex, butuh beberapa detik lamanya hingga pintu itu terbuka dan menunjukkan seorang Alexsander Verolov yang berdiri di hadapannya tanpa atasan dan memamerkan tubuh atasnya. "Astaga!" pekik Alana terjingkat hingga beberapa berkas yang ia bawa terjatuh di hadapan Alex. Laki-laki itu mengerutkan keningnya dan tersenyum tipis. Ia mengambil berkas yang terjatuh dan menatap Alana yang menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Penuh rasa santai Alex berdiri di tengah ambang pintu. "Hai Alana, kenapa?" tanya Alex menarikkan salah satu alisnya. "Ba... Baju Bapak ke mana?!" pekik Alana kesal. Ia membuka kedua tangannya dan memberikan tatapan protes. "Ayo masuk," ajak Alex. Kekehan pelan Alex terdengar gemas saat ia melirik

    Last Updated : 2023-07-01

Latest chapter

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    "Kedepannya, Daddy dan Mommy ingin kita sering-sering berkumpul seperti ini." Alana tersenyum manis, wanita itu menatap Yasmin yang menuangkan teh ke dalam cangkir masing-masing anggota keluarga. "Ayumi juga ingin Mom, apalagi suasana yang seperti ini. Menyenangkan sekali," ujar wanita muda itu duduk bersandar. "Ya, ini sangat jarang dan bahkan nyaris tidak pernah kita semua lakukan." Alana kembali menyahuti. Mereka bertiga berada di dalam rumah kaca yang sudah berdiri dengan indah lengkap dengan hiasan dan bunga-bunga indah yang berada di dalamnya. Suara gemericik air, dan udara segar di dalam tempat itu membuat semua orang betah. Termasuk Odette, bocah cantik itu yang meminta dibuatkan rumah kaca yang besar, seperti yang ada pada acara kartun yang dia tonton setiap hari. "Di mana Daddy dan kembar?" gumam Alana menatap ke arah pintu rumah kaca yang terbuka. "Ada kok Mom, Odette yang memanggil mereka," jawab Yasmin duduk di samping Ayumi. Tak lama setelah mereka mengobrol, mun

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) KESAYANGAN AYAH

    "Rasanya, seumur-umur dari kecil kita besar bersama menjadi anak Daddy. Tapi hanya Odette yang mendapatkan hadiah yang istimewa, Cucu perempuannya..." Kenzi mengangguk, dia terkekeh pelan dan duduk bersandar di teras meletakkan laptopnya. Mereka berdua duduk bersantai bersama. Meskipun sudah cukup lama momen untuk mereka berdua jarang terjadi lantaran sama-sama saling sibuk. "Apa kau akan kembali lagi ke rumah mertuamu dan tidak ingin menempati rumahmu yang dulu, Zi?" tanya Kenzo pada sang kembaran. "Orang tuanya Ayumi juga sama kesepiannya seperti orang tua kita, aku juga kasihan dan ingin menuruti permintaan istriku tinggal dengan orang tuannya," jelas Kenzi pada Kenzo. Helaan napas panjang keluar dari bibir Kenzo. "Rasanya seperti baru kemarin kita bertemu Daddy, kita tinggal berdua dengan Mommy saja, dianak haramkan oleh sebutan orang-orang. Sekarang kita sudah punya anak saja ya..." "Itulah, waktu berjalan dengan cepat." Di tengah mereka berdua yang bercanda, muncul Alan

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) CUCU KESAYANGAN OPA

    Odette terdiam duduk di teras samping sendirian. Anak itu menatap pemandangan rumah kaca yang belum selesai dibangun. Ya. Odette lah yang meminta pada sang Kakek, dengan senang hati Alex mengabulkannya. Baginya, apa yang tidak untuk Cucu-cucu kesayangannya. "Odette, kenapa duduk sendirian? Kenapa tidak main sama adik?" tanya Alex, dia berdiri di belakang Cucunya dan anak itu diam menatap ke depan sana. "Odette menunggu rumah kacanya jadi, Opa," jawab anak itu dengan polos. Senyuman di bibir Alex terukir. Dari semua cucunya, hanya Odette yang sangat Alex sayangi. Bukannya pilih kasih, mungkin karena terbiasa dengan anak laki-laki, hingga dia merasa istimewa dengan adanya Odette di antara mereka semua. Laki-laki itu ikut duduk di samping Odette, sementara semua orang sibuk di dalam rumah, kecuali Kenzo yang sudah pergi ke kantor pagi tadi. "Kalau Odette ingin sesuatu, minta saja ke Opa, ya?" ujar Alex mengusap pucuk kepala anak perempuan yang cantik itu. "Kenapa Opa?" tanya Odet

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TITISAN KENZO

    Kedatangan Kenzi di rumah Alex membuat suasana menjadi banyak berubah. Ramai, meriah, dan bahagia karena semua keluarga Verolov berkumpul di sana. Wajah-wajah bahagia mereka tidak bisa disembunyikan, semua cucunya berkumpul dan bermain bersama. "Ya ampun, Odette cepat sekali besar hem? Sepertinya baru kemarin dititipkan di sini," seru Ayumi menekuk lututnya di hadapan Odette yang duduk sedang makan siang. "Kan Odette sudah besar, Tante. Usianya sudah lima!" seru anak itu. "Lima apa, Sayang? Lima hari? Lima minggu? Atau-""Lima tahun, Tante. Kata Ayah Odette sudah besar, sudah jadi anak gadis Ayah dan Ibu yang paling cantik!" serunya dengan wajah kesenangan. Semua orang di sana terkekeh. "Ikut Om Kenzi pulang ke rumah Adik Elvyn," ajak Kenzi mendekati anak perempuan satu-satunya dalam keluarga Verolov. Odette menggelengkan kepalanya. "Tidak mau. Nanti Ibu dan Ayah akan kesepian kalau Odette ikut Om dan Tante," jawab anak itu, ada-ada saja jawabannya. "Ajak saja kalau kau bisa,"

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) MENGKHAWATIRKAN ODETTE

    "Odette, kenapa main sendiri di luar? Ayo masuk ke dalam Sayang, anginnya dingin..." Kenzo berdiri di ambang pintu menatap sang putri yang bermain sendirian sore ini di teras depan rumah. Anak perempuannya itu menggeleng, dengan bibir mengerucut dia menolak ajakan sang Ayah dan tetap melanjutkan permainannya. Kenzo mendekati putrinya tersebut, ia mengusap pucuk kepala Odette dengan lembut."Kenapa lagi? Kenapa manyun begini, hem?" Kenzo merapikan rambut pirang Odette. "Ayo main di dalam, ini sudah malam, Sayang.""Tidak mau. Tidak mau ketemu adik," serunya menggelengkan kepala dan menolak tegas. Sudah Kenzo duga, sejak kejadian Odette dijambak oleh Rafael, anak itu pun tidak mau main bersama dengan adiknya. Dia lebih memilih bermain sendirian dan enggan ditemani siapapun. Yasmin juga sudah lelah menasihatinya, tapi putrinya keras kepala dan sekali tidak, maka dia benar-benar akan menolaknya. "Kakak, kan Kakak sudah besar Sayang. Jangan seperti ini yuk, kasihan Ibu," bujuk Kenzo

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) BEREBUT IBU

    Yasmin membeli keperluan memasak dan camilan di sebuah pusat perbelanjaan. Ditemani oleh Kenzo, mereka berdua pergi bersama, tanpa Odette apalagi Rafael. Keduanya berjalan bersama, namun tak jarang banyak pada gadis ataupun wanita-wanita yang membuat Yasmin kesal, lantaran cara menatap mereka pada Kenzo membuat Yasmin ingin meneriakinya. "Heran, apa mereka tidak pernah melihat orang yang tampan?" omel Yasmin dengan nada kesal. "Ada apa?" tanya Kenzo, dia sendiri malah tidak sadar saat menjadi bahan tatapan orang lain yang berlalu-lalang di sekitar sana."Lihat mereka semua, Sayang. Apa tidak bisa mereka biasa saja menatapmu!" kesal Yasmin dengan nada geram. Kenzo pun tertawa melihatnya, dia menyipitkan kedua matanya pada Yasmin. Satu sikunya menyenggol pelan dengan sengaja, dia memang suami yang sangat amat jahil. "Aku rasa memang seperti ini resikonya menjadi laki-laki tampan." "Cih, percaya diri sekali!" balas Yasmin seraya mengambil sebuah camilan di sebuah rak. "Tentu saja

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) KELUARGA IMPIAN

    Dua tahun kemudian..."Ibu, Ibu... Rafael nakal! Dia terus gigit Odette, Ibu!" Teriakan keras itu berasal dari teras depan. Seperti biasa kalau keributan seperti ini sudah biasa terjadi setiap pagi. Odette tumbuh menjadi anak yang pintar, begitu pula dengan Rafael. Mereka tumbuh bersama dan selalu menghabiskan waktu bersama sebagai saudara yang saling menyayangi. "Rafael, jangan ganggu Kakak dong, Sayang!" Suara Yasmin membuat anak laki-laki itu cemberut, Rafael berdiri di dekat pintu membawa mainannya. "Ibu, nakal..." Anak itu berceloteh. "Eh, kok malam Ibu yang nakal?" Yasmin terkekeh mendengarnya, memang Rafael mulai belajar berbicara meskipun tak banyak, namun Yasmin bisa memahaminya. Odette kembali mendekati sang Ibu, anak perempuan itu tersenyum manis. Dia menekan gemas pipi adik laki-lakinya sembari terkikik geli. "Adik bilang Ibu yang nakal. Rafael tidak mau dibilangin ya," ujar Odette memeluk sang adik. "Odette, ambilkan botol minum punya adik di meja makan, Sayang,"

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TUGAS KAMI SEBAGAI ANAK

    Rencana tidak mau pulang yang dilakukan oleh Odette berbuah hal yang membahagiakan untuk Alana dan Alex, pasalnya hal itu berhasil membuat Kenzo dan Yasmin pun ikut tinggal di sana.Odette kini ikut bersama Yasmin dan Kenzo pulang ke rumah untuk mengambil beberapa barang. "Ibu, bajunya Odette dibawa semuanya?" tanya anak itu membuka lemari pakaiannya. "Jangan Sayang, kita kan nanti juga akan pulang ke sini juga," jawab Yasmin pada sang putri. Anak itu mengangguk, dia mengambil beberapa bajunya dengan perlahan-lahan di dalam lemari. Meskipun terlihat sepele, namun Yasmin merasa berhasil mendidik anak itu dengan baik.Banyak hal yang Odette lakukan sendiri. Setidaknya di usianya yang masih sangat kecil, dia berusaha keras untuk menjadi anak yang mandiri dan tidak menyusahkan orang tuanya. "Wahhh, anak Ayah sedang apa?" Suara Kenzo membuat Odette menoleh dan anak itu tersenyum menunjukkan deretan giginya. "Odette bantu Ibu, Ayah!" serunya dengan wajah berseri-seri. "Semangat sekali

  • Anak Kembar Mr. Billionaire   (ZO-YAS) TAWARAN DARI ORANG TUA

    Berita duka kematian sang Papa membuat Yasmin amat terpukul. Sejahat apapun Papanya memperlakukan Yasmin ketika masih hidup, namun dia tetaplah Papa kandungnya. Setelah pemakaman selesai siang tadi, Yasmin kembali pulang ke rumahnya. Wanita itu duduk diam di dalam kamar menatap jendela kamar yang terbuka lebar dengan angin berhembus kencang. 'Mama sekarang dan Papa sudah bertemu di surga. Padahal akhirnya, anak yang paling kau benci yang mengurus semuanya, Pa.' Yasmin membatin, dia mengusap wajahnya pelan dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kepalanya pening karena terus menerus menangis. Dia juga meninggal Odette di rumah Mama mertuanya. "Sayang," panggil Kenzo, laki-laki itu membuka pintu kamar. Yasmin menoleh menatapnya. "Ada apa? Aku lelah sekali, kepalaku pusing." Laki-laki itu mendekat, dia berdiri membungkuk di hadapan Yasmin dan mengusap keningnya. "Istirahatlah," ucap Kenzo singkat. Telapak tangan Yasmin mencekal lengan sang suami. Kenzo pun akhirnya ikut bergabu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status