Share

Bab 4. Tekad Baru

Penulis: Miss Heaven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-08 01:10:42

“A- Apa?”

“Kau tidak menginginkan bayi ini. Kalau kau hamil seperti Marry, kau akan dipecat. Kau tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini, kan?” Jessie menatap Amber dengan tegas. “Telan pil ini dan besok pagi kau akan jadi Amber yang baru.”

Amber memandang pil yang dipegangnya dengan mata penuh kemarahan. Pikirannya berkecamuk antara amarah yang membara dan rasa putus asa yang menghimpit dadanya. Jessie, rekan kerjanya yang seharusnya memberikan dukungan, malah memberinya ultimatum yang menyiksa.

“Kau gila, Jessie!” Amber memekik tertahan, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan. “Anak ini … adalah darah dagingku.”

Namun, jawaban dingin Jessie membuat Amber terdiam. “Amber, aku tahu ini sulit, tapi kau harus menghadapi kenyataan. Jika kau tidak mengambil tindakan berdasarkan sentimen dangkalmu, konsekuensinya akan lebih berat. Kau bisa kehilangan semuanya. Kuliah, pekerjaan, masa depanmu…”

“Tapi….”

“Kau siap menghadapi semua ini? Bayi itu akan merenggut seluruh hidupmu, dan kau tidak akan punya waktu untuk mencapai cita-citamu.” Jessie bersedekap. “Buatlah pilihan. Sebagai temanmu, aku hanya bisa mendukungmu dengan cara ini. Kau tahu, ketika bayi itu dilahirkan dan kau tidak bisa bertanggung jawab atasnya, maka kau akan jadi ibu yang kejam bagi anakmu. Lebih baik jika mereka tidak lahir ke dunia.”

Amber menangis, tangisnya dipenuhi dengan rasa putus asa dan kebingungan. Semua yang dia rencanakan dan impikan sekarang terancam sirna karena kehamilannya yang tak terduga.

“Maksudmu aku harus ... menggugurkannya?” ucap Amber dengan suara tercekat.

Jessie menyodorkan pil itu lagi pada Amber. “Ambil ini, Amber. Mantapkan hatimu. Kau bisa melewati ini. Aku akan ada di sini untukmu.”

Amber menatap Jessie dengan mata berkaca-kaca. Dia merasa terjepit di antara pilihan yang sulit. Di satu sisi, dia ingin mempertahankan impian dan rencananya. Di sisi lain, dia merasa tidak siap untuk menghadapi konsekuensi membesarkan anak sendirian.

Dengan hati yang hancur, Amber menerima pil itu dari tangan Jessie. Dia merasakan keputusasaan yang menyelimutinya, tetapi di dalam hatinya, terdapat api keberanian yang menggelora. Dia harus melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dan juga untuk bayi yang belum lahir.

Amber menelan pil itu dengan gemetar. Dia menutup mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia merasa seperti melangkah ke dalam jurang yang gelap, tetapi dia memilih untuk tetap maju, kendati langkahnya terasa berat.

“Aku tidak bisa melakukannya, Jessie,” bisik Amber, suaranya hampir tercekat oleh emosi.

Jessie memberikan senyuman lembut. “Kau bisa melakukannya, Amber. Aku yakin kau akan menemukan kekuatanmu.”

Amber mengangguk, mencoba memperkuat hatinya. Dia tahu perjuangan belum berakhir, tetapi dia telah memutuskan untuk menghadapinya dengan kepala tegak.

“Lakukan ini demi masa depanmu.” ujar Jessie lagi, “kau kuat Amber. Kau bisa melakukannya.”

Amber tidak menjawab, mereka kembali bekerja seperti biasa. Akan tetapi selama sisa shift-nya, Amber terus merenungkan saran dari Jessie. Dia memikirkan konsekuensi dari keputusan apa pun yang dia ambil.

Pulang ke apartemennya, Amber duduk di tepi tempat tidurnya dengan foto hasil tes kehamilannya di tangannya. Dia menatap gambar kecil itu, bertanya-tanya tentang apa yang sebaiknya dia lakukan.

“Apa yang harus aku lakukan?” bisik Amber pada dirinya sendiri. Pikirannya terus berputar, dan dia tak bisa tidur.

Akhirnya, Amber menatap pil yang diberikan Jessie padanya. Dia menggenggamnya erat-erat, namun masih ragu. Keputusan besar harus diambilnya, dan dia tahu waktu terus berjalan. Amber merasa seperti dunia runtuh di atasnya. Di dalam kamarnya yang redup, dia duduk di tepi tempat tidur dengan tatapan kosong, tangan gemetar memegang foto hasil tes kehamilannya. Semua keputusan yang harus diambil terasa begitu berat dan tak terlalu jelas.

Dalam keputusasaan yang melanda, Amber merasa amarah meluap-luap di dalam dirinya. Amarah pada ibu tirinya yang telah merusak hidupnya dengan ambisi dan keangkuhannya. Amarah pada pria yang merenggut kesuciannya dan membiarkannya terjerumus ke dalam masalah yang begitu besar.

Tiba-tiba, tanpa pikir panjang lagi, Amber bangkit dari tempat tidurnya dan berlari keluar dari apartemennya. Langkahnya cepat memecah hening malam. Dia berjalan tanpa arah, hanya ingin melepaskan amarah dan kebingungannya. Di jalanan yang ramai, Amber merasakan emosi yang memenuhi dadanya. Rasa frustrasi, keputusasaan, dan kemarahan menciptakan dorongan yang tak terbendung. Amber berhenti di tengah jalan, menatap langit malam yang gelap. Dan kemudian, dengan tiba-tiba, Amber melepaskan teriakan keras. Suaranya memenuhi ruang kosong, menggema di antara bangunan-bangunan tinggi. Orang-orang yang lewat menoleh ke arahnya, heran dengan pemandangan seorang wanita muda yang tampak putus asa.

“Kenapa ini terjadi padaku?!” teriak Amber dengan penuh emosi. “Mengapa aku harus menghadapi semua ini sendiri?!”

Tatapan orang-orang di sekitarnya membuat Amber semakin marah. Dia merasa terkekang oleh pandangan mereka, tetapi pada saat yang sama, dia juga merasa lega bisa melepaskan semua yang ada di dalam hatinya.

Amber berjalan kembali ke apartemennya dengan langkah yang lambat. Dia masih merasa putus asa, tapi ada sedikit kelegaan di dalam hatinya. Kepalanya terasa berat, tapi dia tahu bahwa suatu saat nanti, dia harus menemukan jalan keluar dari keadaan yang rumit ini.

Dalam kegelapan kamar yang redup, Amber duduk di tepi tempat tidur dan menatap foto tes kehamilannya sekali lagi. Dia merenung dalam-dalam, mencari kekuatan dan keberanian untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Di dalam saku jaketnya, dia meraba pil yang diberikan Jessie padanya. Pil yang mengandung rencana untuk mengakhiri kehidupan yang baru saja ditemukan di dalam rahimnya.

Saat Amber duduk di ruang keluarga di apartemennya, dia menatap pil tersebut dengan tajam. Kepalanya penuh dengan suara-suara ragu dan perdebatan dalam diri. Dia tahu konsekuensi dari keputusannya, dan betapa sulitnya membawa dua kehidupan tak bersalah. Namun, Amber tidak tega untuk mengakhiri kehidupan yang ada di dalam rahimnya, bukan hanya karena perasaan bersalahnya.

Sejenak, Amber menatap foto hasil ultrasonografi yang baru saja dia terima dari dokter. Bayi kecil itu memberi kekuatan baru pada hatinya. Dia tahu bahwa semua ini adalah konsekuensi dari pilihannya, dan sekarang dia harus bertanggung jawab atas dua kehidupan yang ada di dalam dirinya.

Malam itu, Amber tidak bisa tidur. Pikirannya berputar dan mengulang momen di klinik tadi. Dia akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dia bertekad untuk membesarkan kedua anaknya. Meskipun rintangan dan kesulitan akan ada di depannya, Amber siap untuk menghadapinya.

Pagi menjelang, Amber menyimpan pil itu kembali ke dalam botolnya. Dia menyadari bahwa keputusan ini akan mengubah seluruh hidupnya, tetapi dia siap untuk melangkah maju dengan penuh keyakinan. Amber memeluk dirinya sendiri dengan mantap, menutup mata sejenak untuk memberikan doa pada anak yang akan tumbuh di dalam rahimnya.

“Aku sudah memutuskan. Aku akan merawat dan membesarkan kalian dengan caraku, bertahanlah anak-anakku.”

Bab terkait

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 5. Rasa Familiar

    Empat tahun kemudian….Amber memandang ke luar jendela, melihat awan-awan yang bergulung-gulung di bawah. Cahaya matahari pagi menembus kaca pesawat, menerangi wajahnya yang lelah. Di sebelahnya, Violet, putri cantiknya, tertidur lelap, kepalanya bersandar di bahu Amber. Rambut pirang panjangnya terurai di atas kursi, wajahnya damai dan tanpa ekspresi.Di kursi seberang, Victor, saudara kembar Violet, duduk dengan fokus, jari-jarinya yang kecil sibuk merakit mainan lego. Potongan-potongan berwarna cerah berserakan di atas meja lipat kecil di depannya. Sesekali, dia melirik ke arah Violet, memastikan adiknya masih tertidur.Amber tersenyum melihat Victor. Dia selalu kagum dengan imajinasi dan ketekunan putranya. Victor bisa menghabiskan berjam-jam membangun berbagai macam struktur dari lego, mulai dari kastil megah hingga pesawat luar angkasa futuristik.Suara mesin pesawat mendengung pelan, mengantarkan Amber ke dalam lamunan. Dia sebenarnya agak guguk memikirkan akan kembali ke Los An

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 6. Kegelisahan Amber

    “Silakan lewat sini, Nona,” pandu Mark, mengantarkan Clara ke kursi Julian.Kaki Clara menginjakkan diri di lantai marmer kafe elit yang terkenal di bandara Los Angeles karena suasananya yang tenang dan berkelas. Cahaya remang lampu kristal berpadu dengan alunan musik jazz lembut menciptakan atmosfer romantis yang kontras dengan badai emosi di dalam diri Clara. Di sudut ruangan, duduklah sosok pria yang selama ini Clara puja, Julian Kingston, pengusaha muda sukses yang disegani. Ketampanan Julian yang memikat dibalut setelan mahal tak mampu menyembunyikan aura arogan dan dingin yang menyelimuti dirinya.Clara melangkah dengan anggun, setiap langkahnya diiringi rasa penasaran dan sinis. Ada angin apa Julian tiba-tiba berinisiatif menjemputnya? Selama ini, Julian selalu mengacuhkan Clara, bahkan ketika Clara mengejar-ngejar dia. Padahal perjodohan antara dua keluarga sudah di tentukan, tapi Julian seolah tak peduli dengan hal itu dan tetap mengabaikan Clara.“Lama sekali, aku sampai berp

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 7. Ini Yang Terbaik

    Mouren Inc memang selalu sibuk. Sama seperti Amber yang sedang berusaha menyesuaikan diri dengan kesibukan Mouren Inc di meja kerjanya. Tentu saja ini adalah hari pertama Amber di kantor. Jadi dia berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya dengan tekun. Namun, keheningan kantor seiring berjalannya waktu mulai membuatnya merasa tidak nyaman. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, dan Amber pikir, dia bisa segera pulang untuk menjemput Victor dan Violet di daycare.Namun, Tuan Parker, atasan Amber, tiba-tiba saja datang dan duduk di meja dekatnya dengan senyum genit. “Amber, bisakah kau menyelesaikan laporan ini sebelum pulang?”Amber mengernyit bingung, ah, dasar atasan menyebalkan, memangnya kami sedekat itu sampai dia bisa langsung memanggil nama depanku?!“Ta- tapi….”Amber mengepalkan tangannya di bawah meja, tapi aku harus menjemput anak-anakku yang lucu dan imut!“Laporan ini akan digunakan untuk meeting besok pagi. Kau tahu kan, Nona Clara, putri pemilik perusahaan yang baru kembali k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 8. Mengapa Dia di Sini?

    Pesta pertunangan Julian dan Clara digelar megah di salah satu hall hotel bintang lima yang mewah di pusat kota Los Angeles. Ratusan tamu elit dari berbagai kalangan bisnis dan sosial hadir untuk merayakan persatuan antara Kingston Corporation dan Mouren Inc. Amber, salah satu karyawan Mouren Inc yang baru dipindahkan ke sana, tentu saja mendapatkan undangan ke pesta tersebut.Hari pesta pertunangan tiba. Amber duduk di depan meja rias di kamarnya, memandang dirinya sendiri di cermin dengan gaun malam yang elegan. Rambutnya dikepang indah, dan makeupnya dipoles dengan cermat. Namun, di dalam hatinya, Amber merasa gelisah. Dia sebenarnya tidak berniat datang ke pesta ini.“Jessie, aku rasa aku tidak bisa pergi,” kata Amber dengan cemas saat mengeluh pada sahabatnya.Jessie, yang sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk si kembar, mendengus di telepon. “Amber, sudahlah. Ini kesempatan bagus untukmu bersosialisasi di perusahaan baru. Ayo, berikan senyum terbaikmu dan hadir di pesta itu.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 9. Yang Selama Ini Dicari

    Julian menatap dengan mata terbelalak saat dia menyaksikan Amber berlalu di hadapannya. Sebuah rasa kebingungan menyelimuti pikirannya, tetapi saat Amber, Jessie, dan si kembar melangkah menuju pintu keluar, Julian tiba-tiba menyadari sesuatu.“Astaga, gadis itu. Sial, dia adalah gadis mabuk yang selama ini aku cari,” desis Julian pelan, seperti menyusur angin. Segera saja Julian memanggil Mark. “Itu ... itu dia.”“Siapa, Tuan?” tanya Mark, melirik ke arah Amber yang menghilang di tengah keramaian lobi hotel.Julian menggelengkan kepala, mencoba mengatasi kebingungannya. “Dia adalah wanita mabuk yang aku cari selama ini.”“Anda yakin, benar-benar gadis itu yang Anda lihat sebelumnya?” Mark mencoba memastikan.“Pernahkah mataku salah melihat atau salah menilai selama ini, Mark?”“Maaf, Tuan, bukan maksud saya—”Julian mendesah keras. “Sudahlah, nanti saja kita bicarakan. Pesta masih berlangsung, aku tidak boleh terganggu oleh hal lain.” Julian masuk ke dalam lagi setelah mengucapkan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 10. Ayah Si Kembar

    Setelah mengunci pintu apartemen Jessie dengan hati-hati agar tidak mengganggu Victor dan Violet yang sedang tidur, Amber dan Jessie duduk di ruang tamu yang redup. Dalam keheningan yang tegang, Amber merasa berat untuk membuka mulut.“Amber, kau berhutang penjelasan padaku. Apa yang terjadi tadi?” tanya Jessie dengan nada cemas. “Kenapa kau terlihat begitu gelisah? Apakah semuanya baik-baik saja? Benarkah kau melihat ayah si kembar?”“Satu-satu, Jessie.” Amber menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. “Iya, tadi di pesta ... aku bertemu dengan ayah si kembar.”Jessie menatap Amber dengan tatapan terkejut. “Ayah si kembar? Bagaimana itu bisa terjadi? Apa dia ....?”Amber mengangguk, wajahnya pucat. “Dia adalah tunangan dari putri keluarga Mouren, pemilik Mouren Inc.”“Putri perusahaan tempatmu bekerja…” Jessie mengerutkan kening, mencoba memahami implikasi dari apa yang baru saja diungkapkan Amber. “Jadi, ayah si kembar ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 11. Ketemu!

    Di sebuah restoran mewah bintang lima di tengah kota, Julian dan Clara duduk bersama ibu Julian, Gracey, untuk makan siang. Suasana restoran tenang dan elegan, dengan pemandangan kota yang terhampar di luar jendela tinggi. Mereka dikelilingi oleh aura kemewahan yang memancar dari setiap sudut ruangan.Gracey tersenyum lembut sambil menatap anak dan calon menantunya bergantian. “Jadi, bagaimana kabar kalian berdua? Bagaimana persiapan pernikahan?”Clara, dengan senyuman manisnya, menjawab, “Kami sangat bahagia, Aunty. Persiapan pernikahan berjalan lancar dan kami berdua sangat menantikan hari spesial itu.”Julian bergeser di kursinya, menatap ibunya dengan penuh perhatian. “Dan bagaimana dengan Mom sendiri? Apa kabar sejak terakhir kali kita bertemu?”Gracey tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja, Sayang. Hanya sedikit sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga. Tidak apa-apa.”Saat percakapan mereka berlanjut, pintu restoran terbuka dan seorang tamu memasuki ruangan. Tamu itu membawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 12. Tolong Pergi Dariku

    Julian mendekati cubicle Amber dengan langkah mantap, menatapnya dengan tatapan tajam. “Amber Hayes, apakah kau pegawai baru yang dimutasi dari Dallas?” tanya Julian dengan nada yang tenang namun tegas.Amber terkejut dan gemetar saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia mencoba menjawab dengan canggung, “I-i-ya, Tuan Kingston, s-saya baru saja dimutasi dari Dallas...”Ketika Amber berbicara, dia merasa ketakutan. Bagaimana Julian tahu tentang latar belakangnya? Sudahkah Julian menyelidiki dirinya? Amber semakin takut saat memikirkan kemungkinan bahwa Julian juga tahu bahwa Victor dan Violet adalah anaknya.Sementara itu, Julian melihat gelagat Amber dengan senang hati. Dia merasa mendominasi dalam situasi ini. “Baiklah Amber, aku baru saja membantu Clara memeriksa pekerjaanmu,” kata Julian dengan nada serius. “Ada banyak kesalahan yang perlu diperbaiki segera.”Amber menelan ludah, merasa tegang mendengar bahwa Julian telah memeriksa pekerjaannya. Semua karyawan di sekitar mereka tahu b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24

Bab terbaru

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 6. Bahagia Selamanya

    Waktu berlalu dengan cepat. Sudah beberapa bulan sejak Hector dan Hugo lahir, dan hidup Amber kini penuh dengan kesibukan. Setiap hari, dia terfokus mengurus dua bayi kembar mereka, sementara Julian mengambil alih tugas mengasuh Victor dan Violet setiap kali ada waktu. Gracey sering mampir dan kadang menginap untuk membantu Amber, memberikan sedikit kelonggaran dari tugas berat sebagai ibu baru.Suatu malam, saat mereka akhirnya bisa duduk berdua di sofa setelah anak-anak tertidur, Julian memandang Amber dengan lembut. Wajah istrinya terlihat lelah, tetapi tetap memancarkan kehangatan dan kasih sayang.“Amber,” panggil Julian pelan, membuat Amber menoleh. “Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”“Apa itu, Sayang?” Amber bertanya sambil menyesuaikan posisi duduknya, mencoba meredakan kelelahan di tubuhnya.“Aku ingin memberikanmu sesuatu sebagai hadiah,” kata Julian dengan serius. “Hadiah yang spesial.”Amber mengerutkan kening, sedikit terkejut. “Hadiah? Untuk apa?”Julian tersenyum han

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 5. Anggota Keluarga Baru

    Waktu berlalu dengan cepat, dan kehamilan Amber kini sudah mencapai bulan terakhir. Setiap hari terasa penuh dengan harapan dan kegembiraan. Ketika Amber dan Julian melakukan USG beberapa minggu sebelumnya, mereka terkejut dan senang mengetahui bahwa bayi yang dikandung Amber ternyata kembar. Namun, sebagai kejutan, mereka memutuskan untuk tidak mengungkap jenis kelamin bayi tersebut, menjaga agar momen kelahiran menjadi lebih spesial.Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Amber merasakan kontraksi yang semakin intens, dan Julian segera membawa Amber ke rumah sakit. Ketegangan dan kegembiraan memenuhi udara saat mereka memasuki ruang bersalin. Julian menggenggam tangan Amber erat, memberikan dukungan dan cinta yang tak terbatas.“Grandma, sebentar lagi adik bayi akan lahir, ya?” tanya Violet dengan wajah polosnya.Gracey yang ikut ke rumah sakit mengangguk pelan, “iya sayang. Mommy akan melahirkan adik bayi untuk kalian.”“Apa prosesnya cepat?” tanya Victor dengan wajah khawatir, “bany

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 4. Terlalu Mencintaimu

    Pagi itu, Amber merasa tidak enak badan. Sudah beberapa hari terakhir tubuhnya lemah, disertai pusing dan mual yang semakin parah. Namun, hari ini, saat mereka mengunjungi rumah orang tua Julian, Gracey dan James, mual itu terasa lebih kuat. Amber dan Julian sengaja membawa si kembar, Victor dan Violet, untuk bermain di rumah kakek dan nenek mereka. Namun, suasana hangat yang biasanya menyelimuti mereka saat berkumpul kali ini terasa berbeda.Julian duduk di sebelah Amber di ruang tamu, matanya penuh kekhawatiran. “Sayang, kau terlihat pucat. Ada apa? Kau sakit?” tanyanya lembut.Amber mengerutkan kening, tangannya memegang perutnya. “Aku merasa pusing dan mual, tapi tidak demam.”Julian semakin cemas. “Ini sudah beberapa hari. Mungkin kita perlu ke dokter.”Sebelum Amber sempat menjawab, rasa mual itu datang lebih kuat. “Hoeekk!” Amber menahan muntah, lalu melambaikan tangan ke arah Julian. “Julian, tolong... menjauh sebentar,” pintanya dengan lemah.Julian mundur dengan bingung. Ini

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 3. Tidak Ada Harapan

    Setahun telah berlalu sejak Amber dan Julian mengikat janji suci dalam pernikahan mereka. Kehidupan mereka yang damai penuh dengan cinta, kebahagiaan, dan tawa anak-anak yang mengisi rumah mereka. Namun, di balik senyum Amber yang selalu cerah, ada kegelisahan yang tak kunjung hilang. Meskipun pernikahan mereka telah memasuki usia setahun, Amber belum juga hamil lagi. Rasa cemas dan bersalah mulai menghantui pikirannya, terutama karena Julian dan anak-anak pernah sangat menginginkan kehadiran adik bayi untuk Victor dan Violet.Hari itu, setelah mengantar Victor dan Violet ke taman kanak-kanak, Amber memutuskan untuk duduk sejenak di taman sekolah, menikmati ketenangan pagi. Saat dia duduk, Amber melihat seorang wanita di bangku lain yang tampak kelelahan dan sedih. Merasa iba, Amber menghampirinya.“Hai, kau baik-baik saja?” Amber menyapa dengan lembut.Wanita itu, yang terlihat terkejut dengan perhatian Amber, tersenyum kecil meski kesedihan masih terpancar di wajahnya. “Oh, hai… Iy

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 2. Ingin Adik 

    Sepulang dari bulan madu yang indah dan penuh kenangan di Eropa, Amber dan Julian kembali ke rumah mereka dengan hati yang hangat. Namun, kehangatan itu segera terganggu oleh dua sosok kecil yang sudah tak sabar menunggu di depan pintu.“Mommy! Daddy!” teriak Victor dan Violet serempak, wajah mereka bersinar-sinar penuh antusiasme.Gracey mengikuti dibelakang mereka. Kemudian memeluk Amber dengan hangat. “Bagaimana? Kalian menghabiskan waktu dengan baik di sana, kan?”“Sangat menyenangkan, Mom,” Amber mengurai pelukan, dia memberikan bingkisan yang terpisah pada Gracey. “Ini hadiah yang khusus aku bawakan dari setiap negara yang kami kunjungi.”“Tidak perlu repot-repot, Sayang.” Gracey menerima bingkisan itu, “tapi karena ini dari menantu kesayanganku, akan aku terima dengan senang hati.”“Mommy, Mommy!” Violet membentangkan tangannya, “peluk Vio! Aku sangat rindu pada Mommy!”Victor ikut membentangkan tangan, “jangan lupa aku juga anak kalian.” Ucapnya dengan malu-malu.Julian berde

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Extra Bab 1. Bulan Madu

    Segera setelah pesta pernikahan selesai, Julian membawa Amber pergi berbulan madu. Meninggalkan Victor dan Violet dibawah pengawasan Gracey dan James. Perjalanan mereka dimulai dari Paris, kota yang tak pernah kehilangan pesonanya sebagai tujuan romantis. Mereka tiba di Paris pada malam hari, disambut oleh gemerlapnya lampu kota dan Menara Eiffel yang menjulang megah, seakan mengucapkan selamat datang kepada mereka. Julian telah merencanakan segalanya dengan cermat. Dia memilih hotel yang elegan dengan pemandangan langsung ke Menara Eiffel.Malam pertama mereka di Paris dihabiskan dengan makan malam romantis di sebuah restoran mewah di tepi Sungai Seine. Di bawah sinar lilin yang redup dan dengan latar belakang Menara Eiffel yang berkilauan, mereka menikmati hidangan Prancis yang lezat, ditemani oleh alunan musik lembut yang dimainkan oleh musisi lokal.“Kita akhirnya di sini,” kata Julian sambil menggenggam tangan Amber di atas meja. “Ini adalah awal dari kehidupan baru kita, dan ak

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 70. Cinta Suci

    Hari itu tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama oleh Amber dan Julian. Pernikahan mereka diatur dengan sempurna, setiap detail dipikirkan dengan seksama untuk memastikan bahwa momen ini akan menjadi kenangan indah seumur hidup. Para tamu mulai berdatangan, mengenakan pakaian terbaik mereka, memberikan suasana mewah tetapi tidak menghilangkan kesan hangat di sekitar gereja besar yang dikelilingi taman penuh bunga berwarna-warni.Di ruang tunggu pengantin wanita, Amber berkumpul bersama Gracey dan kedua anaknya, Victor dan Violet. Dengan gaun pengantin putih yang anggun, Amber tampak seperti sosok peri yang tenang dan penuh cinta. Matanya bersinar, tetapi di balik itu, ada sedikit kegugupan yang wajar. Ini bukan hanya tentang pernikahan, melainkan awal dari kehidupan baru. Tidak hanya baginya, tetapi juga bagi Julian, terutama Victor dan Violet.Gracey, mengenakan gaun biru langit, menghampiri Amber dengan senyum penuh arti. Dia telah melihat banyak perubahan dalam

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 69. Balasan Setimpal

    Hari-hari menjelang pernikahan Julian dan Amber terasa seperti mimpi yang hampir menjadi kenyataan. Setelah sekian lama dilanda berbagai cobaan, akhirnya momen bahagia itu tiba juga. Julian yang perfeksionis, tak ingin melewatkan satupun detail dalam persiapan pernikahan mereka. Dia ingin pernikahan ini menjadi simbol cinta yang tidak akan pernah terlupakan oleh siapapun.Pagi itu, matahari bersinar cerah, seakan turut merayakan kebahagiaan mereka. Julian, Amber, dan si kembar, berkumpul di butik tempat mereka akan fitting pakaian pernikahan. Butik tersebut telah disulap menjadi tempat yang penuh dengan keanggunan, dihiasi dengan bunga segar dan kain-kain sutra yang menambah kesan mewah.Amber berdiri di depan cermin besar, mengenakan gaun pengantin putih yang anggun. Gaun itu terbuat dari sutra lembut yang membalut tubuhnya dengan sempurna, dihiasi renda halus yang menyatu dengan kulitnya, serta manik-manik berkilauan yang memantulkan cahaya lampu kristal di atasnya. Saat Amber melih

  • Anak Kembar Milik Hot CEO   Bab 68. Hitam dan Putih

    Seminggu setelah kejadian yang mengguncang keluarga Kingston, Amber akhirnya diizinkan pulang. Kondisinya sudah jauh membaik setelah melewati masa pemulihan yang intensif. Hari itu, Julian, James, Gracey, dan si kembar menjemputnya di rumah sakit.Saat pintu rumah sakit terbuka, wajah-wajah penuh harapan menyambut Amber dengan sukacita. Sementara Amber yang berdiri di ambang pintu tersenyum tipis penuh kehangatan. Si kembar lantas berlari kecil menuju Amber, wajah mereka bersinar dengan kegembiraan yang tak terbendung.“Mommy!” seru Victor dan Violet serempak, keduanya melompat ke dalam pelukan Amber dengan semangat yang menggebu-gebu.“Mommy! Aku merindukanmu!” ujar Violet yang semakin mengeratkan pelukan.“Aku juga!” seru Victor tidak mau kalah.Amber tidak bisa menahan air matanya. Dia merindukan anak-anaknya lebih dari apa pun selama masa pemulihan ini. Pelukan mereka adalah sesuatu yang dia impikan setiap malam di rumah sakit. Dengan mata berkaca-kaca, dia membalas pelukan mere

DMCA.com Protection Status