Namun, sikap Caden kepada Abian berbeda jauh jika dibandingkan dengan sikapnya pada Joseph dan ketiga kakak Maria. Caden bersikap ramah pada Joseph, tetapi malah memusuhi Abian.Caden berkata dengan ekspresi dingin, "Apa yang dilakukan istri dan anakku sehingga Keluarga Khoman menerobos masuk ke kediaman Keluarga Howie untuk menangkap mereka?"Abian panik. Kenapa Caden tetap tidak terima meski Abian sudah merendahkan dirinya?Abian diam-diam menggertakkan giginya, lalu tersenyum lagi dan berkata, "Ini benar-benar cuma salah paham. Ada yang sengaja mencelakai Keluarga Khoman. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan istri dan anak Pak Caden."Abian menambahkan, "Keluarga Khoman yang salah. Tadi aku sudah mengagetkan mereka. Aku mewakili Keluarga Khoman meminta maaf. Tolong maafkan kami."Hayden mendengus dan membalas, "Kami nggak butuh permintaan maafmu!"Hayden sangat kesal. Kalau bukan karena mempunyai pertimbangan, Hayden sudah menghajar Abian dan Yugo. Dia tidak akan menerima permin
Caden berucap dengan dingin, "Nggak boleh!"Ekspresi Abian menjadi muram. Dia berusaha menahan amarahnya, lalu bertanya, "Bagaimana kalau kita serahkan masalah ini pada polisi?"Caden menyipitkan matanya. Abian berani melapor polisi? Joseph dan ketiga kakak Maria mengernyit. Sebelum Caden menjawab, mereka membawa Caden ke samping.Joseph berkata, "Mereka pasti menipu! Salah satu anggota Keluarga Khoman mempunyai jabatan tinggi di kantor polisi. Mereka pasti ingin memanfaatkan polisi untuk membawa Keenan pergi terlebih dulu, lalu menjemput Keenan di kantor polisi. Dengan begitu, mereka nggak akan menyinggungmu."Caden paham. Dia menimpali, "Jangan khawatir. Anggota Keluarga Khoman punya jabatan tinggi di kantor polisi, kebetulan aku juga kenal seorang teman yang kerja di kantor polisi. Nanti aku hubungi dia, jadi Keluarga Khoman nggak bisa macam-macam di kantor polisi."Joseph yang masih merasa cemas bertanya, "Apa temanmu itu punya kekuasaan besar?""Lumayan," jawab Caden.Joseph tetap
Caden berucap dengan dingin, "Nggak boleh!"Ekspresi Abian menjadi muram. Dia berusaha menahan amarahnya, lalu bertanya, "Bagaimana kalau kita serahkan masalah ini pada polisi?"Caden menyipitkan matanya. Abian berani melapor polisi? Joseph dan ketiga kakak Maria mengernyit. Sebelum Caden menjawab, mereka membawa Caden ke samping.Joseph berkata, "Mereka pasti menipu! Salah satu anggota Keluarga Khoman mempunyai jabatan tinggi di kantor polisi. Mereka pasti ingin memanfaatkan polisi untuk membawa Keenan pergi terlebih dulu, lalu menjemput Keenan di kantor polisi. Dengan begitu, mereka nggak akan menyinggungmu."Caden paham. Dia menimpali, "Jangan khawatir. Anggota Keluarga Khoman punya jabatan tinggi di kantor polisi, kebetulan aku juga kenal seorang teman yang kerja di kantor polisi. Nanti aku hubungi dia, jadi Keluarga Khoman nggak bisa macam-macam di kantor polisi."Joseph yang masih merasa cemas bertanya, "Apa temanmu itu punya kekuasaan besar?""Lumayan," jawab Caden.Joseph tetap
Tidak ada yang membalas.Abian dan Yugo melihat ke sisi Marcus. Saat ini, Marcus sedang menatap orang itu dengan terbengong.Yugo menoel-noel Marcus. “Dik, apa kamu nggak dengar apa kataku?”Tubuh Marcus terhuyung-huyung. Dia hampir saja berlutut di lantai. Untung saja ada Yugo yang langsung memapahnya!Yugo terbengong. “Apa kamu baik-baik saja?”Marcus memelototinya. Napasnya terengah-engah. “Itu … itu ….”“Kenapa? Apa kamu kenal sama orang itu?”“Dia itu Inspektur Morgan yang baru diutus oleh atasan!”“Siapa? Apa pangkatnya lebih besar daripada kamu?”“Astaga! Dia itu inspektur! Inspektur! Apalah aku di hadapannya! Dia itu adalah bos di seluruh kepolisian Kota Haidi! Atasanku bahkan mesti hormat sama dia!”Abian dan Yugo merasa syok. Begitu pula dengan Joseph dan anggota Keluarga Cempaka.Apa yang terjadi? Apa situasi berbalik?Keringat dingin mulai bercucuran di tubuh Marcus. “Pak Caden berteman sama dia! Celaka! Celaka! Paman, kita nggak boleh singgung orang itu. Kalian nggak usah
Morgan kembali menatap ke sisi Joseph. Nada bicaranya mulai terdengar lembut. “Aku sudah hubungi pihak berwajib. Mereka akan mengutus orang untuk datang memeriksa luka Bu Maria. Tenang saja, aku akan mengawasi setiap proses penyidikan kepolisian Kota Haidi. Aku pasti akan menegakkan keadilan untuk Bu Maria!”Kedua mata Joseph mulai memerah. “Oke, kami juga akan bekerja sama dengan pemeriksaan kepolisian! Terima kasih!”“Sudah seharusnya. Keadilan memang selalu datang terlambat, tapi keadilan nggak akan tenggelam!”Morgan melirik Caden dan Naomi sekilas, lalu berkata pada Joseph, “Aku tahu belakangan ini kondisi Pak Joseph sangat nggak bagus. Kamu mesti tegar. Badai pasti akan berlalu!”Dengan adanya menantu seperti Caden, siapa lagi yang berani menindas Joseph?Joseph tidak mengerti maksud ucapan Morgan. Dia mengira polisi sedang menghiburnya. Jadi, dia hanya terus mengucapkan terima kasih saja.Di bawah pengawasan Morgan, sebagian kepolisian membawa Marcus dan anggota Keluarga Khoman
Di luar pintu, ketiga saudara Keluarga Cempaka sedang berdiri di samping dengan mengepal erat tangan mereka. Napas mereka terengah-engah. Mata mereka kelihatan memerah.Joseph masih berbaring di atas lantai. Tidak terlihat bekas luka di wajahnya. Hanya bagian tubuh yang tertutupi pakaian saja yang terluka.Caden berjalan mendekat, lalu memapahnya dengan perlahan. Joseph duduk di lantai. Air mata tidak berhenti bercucuran di wajahnya.“Semua ini salahku. Aku nggak menjaga Maria dengan baik. Semua ini salahku! Aku terlalu percaya dengan Umran dan Keenan! Aku sudah membuat Maria hidup menderita selama bertahun-tahun! Semua ini salahku! Semua ini salahku ….”Setelah ketiga saudara Keluarga Cempaka memukul Joseph, mereka mulai menyalahkan diri sendiri. Mereka merasa lalai dalam menjaga adik mereka. Seharusnya mereka membawa adik mereka untuk melakukan pemeriksaan tubuh tahunan! Para lelaki paruh baya pun menangis di sini. Setelah mereka mulai menenangkan diri mereka, Caden baru bersuara, “
Joseph bertanya, “Siapa Rayden dan Baby?”Naomi pun tersenyum. “Mereka anakku. Keluarga kami juga beruntung bisa punya anak kembar.”Anggota Keluarga Cempaka terkejut. “Berarti sama dengan kondisi Keluarga Cempaka? Keluarga Cempaka juga punya gen anak kembar. Kami bertiga saudara kembar.”Naomi tersenyum tipis. Apa mungkin tidak sama? Mengalir darah yang sama di dalam tubuh mereka!Meski tiga dari empat anak-anak memiliki wajah yang mirip dengan Caden, gen kembar itu juga diwariskan oleh Keluarga Cempaka.“Jodoh! Kita memang berjodoh! Kalian tinggal di hotel mana? Aku akan suruh asisten untuk pergi menjemput mereka, sekalian kalian check-out saja. Kalian semua tinggal di rumahku saja.” Joseph sungguh merasa antusias. Dia segera mengatur asistennya untuk pergi menjemput anak-anak.Namun, Caden malah menolak. “Aku akan atur anggotaku untuk menjemput mereka.” Kemudian, Caden bertanya kepada Naomi, “Apa perlu aku membawa Jayden?”Naomi mengerti apa maksud Caden. Dia mengerutkan keningnya s
Setelah hening sesaat, tatapan semua orang tertuju pada diri Joshua.“Pak Joshua, apa kamu bisa cari cara untuk melakukan tes DNA?”Joshua menggigit erat bibirnya. “Istriku sudah menyusun rencana menganiaya putranya Pak Caden. Apa kalian merasa Pak Caden akan mengizinkanku untuk mendekati Naomi? Jangan libatkan aku dalam masalah seperti ini!”“Haih!” Mereka semua mengernyitkan kening mereka.Joshua pun berkata, “Mata-mata yang aku utus di sisi kakakku mengatakan bahwa Pak Caden melawan Keluarga Khoman bukan demi membantu kakakku, melainkan demi melampiaskan amarah istri dan anaknya! Selain itu, Naomi itu memanggil kakakku dengan panggilan ‘Pak Joseph’. Kalau dia benar-benar putri kakakku, dia pasti akan langsung berterus terang, untuk apa menunda waktu?”“Lagi pula, aku sangat memahami kakakku. Dia sangat merindukan putrinya. Kalau dia benar-benar adalah putri kakakku, dia pasti akan menunjukkan sisi yang berbeda dari biasanya! Dia itu orangnya nggak pintar sandiwara. Kalau dia benar-b
Di rumah, Baby dan Jayden sedang bermain bersama Angel. Maria yang duduk di kursi roda untuk berjemur memandang mereka dengan sangat gembira. Sementara itu, Naomi berdiri di belakang Maria dengan tampang gelisah.Begitu melihat Caden berjalan mendekat, Naomi buru-buru menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Sudah ada kabar Nenek?”“Emm. Sudah ketemu. Nenek juga aman-aman saja. Tapi, supaya nggak narik perhatian, aku baru bisa selamatkan dia besok. Jadi, Nenek mau nggak mau bersabar sehari. Setelah rapat dewan direksi besok dimulai, aku akan langsung selamatkan dia.”Naomi mengangguk dengan kuat. “Baguslah kalau sudah ketemu. Ayah dan Paman sudah tahu?”Caden terdiam sejenak, lalu menjawab, “Aku belum kasih tahu mereka.”Naomi tahu apa alasan mereka belum diberi tahu. Dia pun mengerutkan kening dan mengepalkan tangannya.Caden menyentuh wajah Naomi dengan lembut dan menghibur, “Sabar dulu, ya. Besok, kita sudah bisa ungkapkan semuanya.”“Emm!”Di malam hari, Naomi baru melihat tampang Jos
Tiba-tiba, sebuah sosok hitam menerjang ke arah Hayden. Putih sudah pulang! Putih menjalar naik ke tangan Hayden, lalu menjulurkan lidahnya pada Hayden.Mata Hayden langsung berbinar. “Ada kabar baik! Nenek buyut sudah ketemu! Dia benar-benar ada di kediaman Keluarga Wijaya! Putih bilang, nenek buyut dikurung di ruang bawah tanah rumah itu. Saat ini, dia kelihatan baik-baik saja!”Begitu bangun dan mendengar sudah terjadi sesuatu pada Ester, kakak beradik Keluarga Cempaka segera menyelidiki hal ini dan menemukan bahwa hal ini berkaitan dengan Keluarga Wijaya. Namun, berhubung Keluarga Wijaya memiliki hubungan yang baik dengan Joseph, mereka tidak sepenuhnya yakin.Oleh karena itu, Hayden pun menyuruh Putih untuk menyelinap ke kediaman Keluarga Wijaya untuk mencari Ester. Putih tidak akan menarik perhatian, juga bisa menyelidiki hal ini dengan cepat. Sekarang, sudah dapat dipastikan bahwa Ester memang berada di kediaman Keluarga Wijaya.Caden menggigit bibirnya dan ekspresinya terlihat
Di kediaman lama Keluarga Howie.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden sedang menonton sebuah video. Melihat keadaan tragis Joseph di luar rumah sakit, Hayden langsung berseru marah, “Papa, apa kita masih nggak bisa tolong Kakek? Kakek dipukul orang dan bahkan muntah darah!”Caden mengerutkan keningnya. “Kakek Ravindra dan yang lain sudah pergi ke sana. Kita nggak usah bertindak!”Semalam, sudah terjadi banyak hal dan pasti menimbulkan kecurigaan orang lain. Jika Caden bertindak sekarang, dia pasti akan menimbulkan kecurigaan lagi. Jadi, dia hanya bisa bersembunyi dan berlagak tidak peduli pada Joseph. Dengan begitu, orang-orang licik itu baru bisa menunjukkan kedok asli mereka dengan tenang.Bukannya Naomi menahan diri untuk tidak mengenali orang tuanya karena ingin menyelesaikan masalah ini sampai tuntas? Caden tidak boleh menyia-nyiakan semua usaha awal mereka.Rayden bertanya dengan kening berkerut, “Jadi, apa kita perlu hadapi orang-orang yang memaki Kakek di internet?”Kerutan di ken
Siapa sangka begitu Joseph tiba di rumah sakit, Joshua tiba-tiba muncul di hadapannya. Hal yang paling mengejutkan adalah, Joshua langsung menyerang Joseph tanpa mengatakan apa-apa. Berhubung hal ini terlalu mendadak, Joseph pun tertinju.“Apa-apaan kamu!”Joshua menjawab dengan marah, “Gara-gara kamu, Ibu baru tertimpa bencana! Kalau bukan karena kamu, Ibu pasti baik-baik saja! Joseph, kalau terjadi sesuatu pada Ibu, aku akan habisi kamu!”Joseph merasa sangat terkejut. Apa Joshua sengaja mau membangun citra sebagai anak berbakti? Joseph pun berseru marah, “Ibu sudah hilang, tapi kamu masih sempat sandiwara? Dasar bajingan!”“Kamu yang bajingan! Kamu itu bencana! Pembawa sial! Putrimu hilang, istrimu jadi gila, ibu kandungmu hilang karena kamu! Apa lagi ini namanya kalau bukan pembawa sial? Untung aku nggak dekat sama kamu. Kalau nggak, aku pasti juga ketimpa sial! Semua orang yang punya hubungan dekat denganmu pasti tertimpa masalah!”Ucapan itu sudah sepenuhnya menusuk hati Joseph.
Joseph mengerti dan menjawab, “Paman, jangan menyalahkan diri. Aku mengerti nggak ada yang bisa menolongku dalam masalah saham ini.”Wahyu dan Lingga merasa sangat bersalah.“Meski kami nggak bisa bantu kamu soal itu, kamu boleh cari kami kalau ada kesulitan lain. Habis rapat dewan direksi besok, orang-orang itu pasti akan menghabisimu. Kamu dan Maria nggak bisa lanjut tinggal di Kota Haidi lagi.”“Aku dan Wahyu sudah berdiskusi. Nanti, kami akan kasih kamu sejumlah uang. Kamu dan Maria pindah saja ke luar negeri.”Joseph merasa sangat terharu, tetapi menggeleng dan berujar, “Paman, terima kasih atas niat baik kalian. Tapi, Maria nggak akan setuju untuk tinggalkan Kota Haidi. Aku juga nggak mungkin tinggalkan dia. Kita hadapi saja satu per satu masalah yang datang. Kalau mereka memang mau habisi aku, itu nasibku. Aku akan merelakannya.”“Haih .... Joseph, kami sudah dengar tentang masalah kemarin. Coba jujur dulu sama kami, Pak Caden dari Kota Jawhar itu bala bantuan yang kamu cari?”J
Joseph bertanya dengan suara mengantuk, “Ada apa?”“Bu Ester hilang!”Mata Joseph langsung terbuka lebar dan kantuknya seketika hilang. Dia duduk di tempat tidur sambil bertanya, “Bukannya dia ada di kuil?”“Kuil itu tiba-tiba kebakaran di tengah malam dan baru berhasil dipadamkan jam 4-5 dini hari tadi. Habis itu, semua orang baru menyadari Bu Ester hilang.”Joseph bertanya dengan napas berat, “Hilang atau ....”“Hilang. Waktu baru mulai kebakaran, Bu Ester sudah diselamatkan tanpa terluka sedikit pun.”Joseph diam-diam menghela napas lega. “Lapor polisi, lalu aturkan orang untuk mencarinya!”Setelah memutuskan sambungan telepon, Joseph turun dari tempat tidur dengan hati-hati supaya tidak membangunkan Maria yang sudah tidur lelap. Dia berjalan ke kamar mandi dengan mengambil ponselnya untuk lanjut menelepon.Joseph menelepon pembantu yang selalu bersama Ester, orang di kuil, dan pengawal yang ditempatkannya di gunung sekitar kuil. Setelah menelepon begitu banyak orang untuk mencari t
“Ada kabar baik. Kediaman lama Keluarga Khoman kebakaran. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar dan beberapa gedung itu juga rusak total. Para dewan direksi Perusahaan Pelayaran Howie juga dihajar orang sampai masuk rumah sakit."“Lisa dan Keenan dipaksa minum air cabai dan makan wasabi. Mereka juga rasakan bagaimana perasaan ditusuk jarum. Waktu ditemukan, bukan cuma kesepuluh jari tangan mereka yang tertancap jarum, bahkan jari kaki mereka juga begitu. Keadaan mereka sangat tragis,” ujar Caden.Joseph pun tertegun dan bertanya, “Serius? Siapa yang melakukannya?”“Iya, tapi aku juga nggak tahu siapa yang melakukannya,” jawab Caden. Dia tahu itu bukan perbuatan Hayden.Joseph buru-buru mengeluarkan ponselnya dan membaca berita. Meskipun semua warganet mencurigainya sebagai pelaku, dia tidak peduli dan malah merasa gembira.“Bagus! Bagus sekali! Ini benar-benar bukan tindakan Pak Caden?”“Bukan aku.”Joseph melirik kakak beradik Keluarga Cempaka lagi dan bertanya, “Ini tindakan Ke
“Papa, mana Mama?” tanya Baby begitu melihat Caden.Caden menggendongnya dan menjawab, “Mama lagi masak di dapur. Kalian sapa dulu kakek-kakek kalian.”Caden membawa Rayden dan Baby masuk ke rumah, lalu memperkenalkan mereka pada kakak beradik Keluarga Cempaka. Saat ini, hanya ada mereka bertiga di ruang tamu. Setelah mendengar kabar mengenai Umran, Joseph langsung pergi dengan terburu-buru.Rayden sudah mengenal Surendra bertahun-tahun dari internet, tetapi tidak pernah bertemu dengan Surendra. Dia pun dengan sopan menyapa Surendra dengan sebutan kakek.Di sisi lain, Surendra juga tidak mengungkapkan identitasnya. Dia ingin menemukan Celine terlebih dahulu sebelum mengungkapkan identitasnya pada Rayden. Ini adalah janji mereka. Jika dia mengungkapkan identitasnya pada Rayden sekarang, dia merasa dirinya terkesan seperti sudah tidak bisa menemukan Celine lagi.Selain itu, keadaan Keluarga Cempaka saat ini kurang bagus. Mereka yang membantu Joseph setara dengan bermusuhan dengan publik.
“Demi kamu, aku sudah tunjukkan belas kasihan,” jawab master.“A ... apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Hayden.Master menjawab dengan bangga, “Aku lebih jago menyiksa orang dari kamu!”Hayden bertanya dengan bingung, “Kenapa kamu membantuku?”“Anggap saja itu hadiah pertemuan dari gurumu.”“Apa?”“Nak, aku sudah bantu kamu. Kelak, kamu harus nurut sama aku!”Hayden merasa sangat tercengang. Apa-apaan ini? Menuruti orang ini? Dia merasa ini pasti hanyalah jebakan dan buru-buru berseru, “Berhenti! Aku nggak suruh kamu bantu aku!”Baru saja Hayden selesai berbicara, lututnya tiba-tiba terasa lemas. Sebelum sempat bereaksi, dia sudah berlutut di lantai. Master juga dengan cepat menekan kepalanya supaya dia bersujud pada master.Hayden buru-buru menepis tangan master, lalu berdiri dengan marah dan melangkah mundur. “Apa-apaan kamu!”Master menjawab dengan gembira, “Upacara penerimaan murid sudah selesai. Mulai sekarang, kamu itu muridku! Kamu dan bajingan tua itu nggak punya hubungan apa-