Di layar komputer, “Braxton” mengangkat kepalanya secara refleks, lalu melirik Tony dan berkomentar, “Sepertinya, kamu nggak suka sama Wanda.”Tony berkata dengan ekspresi muram, “Bukan cuma nggak suka, aku benci sekali sama dia! Kalau bukan karena dia rayu putraku, mana mungkin putraku putus hubungan denganku! Kalau bukan karena dia berhati busuk, mana mungkin cucuku begitu nggak patuh sama ucapanku?”“Wanita itu yang mengajari Caden untuk nggak hormati orang tua, nggak bersatu, dan nggak punya rasa kekeluargaan. Makanya, dia selalu melawan kakeknya! Semua konflikku dengan putra dan cucuku disebabkan oleh wanita jalang ini! Dia yang sudah hancurkan Keluarga Pangestu!”Naomi dan ketiga putranya benar-benar murka. Orang yang tidak tahu malu benar-benar tidak terkalahkan di dunia ini! Siapa sebenarnya yang menghancurkan Keluarga Pangestu? Wanda bukanlah bencana, melainkan penyelamat Keluarga Pangestu. Sayangnya, Tony begitu buta dan tidak bersedia mengizinkannya menikah dengan Darman.Ol
“Untuk sementara, jangan kasih tahu Papa dulu deh.”“Ya sudah. Kalau gagal, dia pasti akan sedih. Habis berhasil, kita baru kasih tahu dia saja.”Braden, Hayden, dan Jayden akan bertindak bersama. Mana mungkin hal ini gagal? Namun, ketiga bocah itu tetap mengangguk dan menjawab, “Oke. Kalau begitu, kita nggak usah beri tahu Papa dulu.”Baby yang ada di bawah memanggil Naomi. Setelah memberi beberapa pesan pada ketiga putranya, Naomi pun terlebih dahulu meninggalkan ruang baca kecil untuk menemui Baby.Braden duduk di depan komputer, lalu segera mengganti tampilan layar. Sekarang, di layar komputer menunjukkan sebuah titik merah yang sedang bergerak.“Braxton” sudah melakukan sesuatu pada toples abu itu sesuai perintah Braden. Titik merah di layar adalah posisi toples itu. Berhubung alat pelacaknya terlalu modern, Melvin baru tidak menyadarinya.Hayden menatap titik merah itu dan berkomentar, “Kak, kita sudah tahu lokasi abu itu. Kenapa nggak langsung bertindak? Memangnya kita nggak bol
Braden mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke arah Rayden. “Rayden, aku rasa Tony yang taruh abu Nenek ke kuil sangat aneh. Kita harus selidiki dengan jelas keadaan spesifik Kuil Cinta Kasih.”Rayden juga menyadari masalahnya dan berkata dengan ekspresi yang sangat serius, “Aku akan selidiki sekarang juga!”Braden menyahut, “Selidiki informasi tentang kepala kuil dan semua biksu biasa di sana, termasuk para biksu yang bertugas untuk bersih-bersih, masak, dan yang lain. Oh iya, selidiki juga informasi tentang Gunung Forlins!”“Emm!”Rayden membuka komputernya dan mulai menyelidiki semua itu. Sementara itu, Braden menelepon seseorang untuk berpura-pura pergi beribadah di kuil supaya bisa mengamati keadaan kuil.Pada pukul 5 sore, semua informasi mendasar tentang kuil itu sudah terselidiki dengan jelas. Berdasarkan penyelidikan, Kuil Cinta Kasih adalah kuil biasa yang sudah memiliki sejarah ratusan tahun. Tidak ada yang aneh juga dengan kepala biksu dan biksu lainnya di sana. Hanya saja,
‘Kalau itu benar-benar abu Nenek ....’ Amarah dalam hati Braden langsung tersulut dan makin membara. Setelah berusaha menekan amarahnya, dia menoleh ke arah Hayden.“Hayden, kamu takut masuk ke area terlarang? Kalau takut, aku akan pikirkan cara untuk suruh orang lain saja yang masuk ke sana.”Hayden masih belum tersadar dan bertanya balik, “Apa maksudnya? Abu Nenek ada di area terlarang?”“Masih belum tahu apa itu abu Nenek atau bukan. Tapi, abu yang kita lihat hari ini memang ditaruh di area terlarang.”Hayden pun membelalak. “Si bajingan tua itu ... dia ... dia berani .... Bagus! Bagus!” Melihat Hayden yang murka, Braden berkata, “Tenangkan dirimu. Kita harus tangani masalah ini dulu. Nanti, kita baru balaskan dendam ini!”Di hari mereka menemukan abu Wanda, mereka juga akan balas dendam pada Tony!Hayden menggertakkan giginya. “Aku nggak takut kok. Nanti malam, aku dan Putih akan masuk ke sana!”Braden mengangguk. “Oke. Mengenai masalah abu ... untuk sementara, kita nggak usah kas
Pada saat ini, Caden sedang bersama dengan komandan polisi. Setelah tidak tidur semalaman, dia dan pihak polisi sudah menghancurkan lebih dari 20 sarang orang misterius dengan mengandalkan petunjuk yang ditinggalkan Samuel. Selain itu, mereka juga berhasil menangkap belasan pejabat yang terlibat.Dapat dikatakan bahwa kaki tangan orang misterius dalam negeri sudah sepenuhnya disingkirkan dan dia mengalami kerugian yang sangat besar. Kelak, jika dia ingin membuat ulah lagi dalam negeri, semuanya tidak akan bisa berjalan selancar dulu. Caden yang termasuk sudah melampiaskan amarahnya merasa jauh lebih lega. Saat mendengar Hayden keluar malam-malam untuk menangkap hantu, dia pun bertanya dengan bingung, “Dia berkata begitu?”“Emm! Tuan Hayden yang ngomong sendiri.”“Dia mau tangkap hantu di mana?”“Dia nggak bilang. Kamu juga tahu seberapa hebat Tuan Hayden. Kami nggak sanggup menghalanginya maupun mengikutinya. Sekarang, kami sudah kehilangan jejaknya.”Caden terdiam beberapa detik sebe
Putih dapat merasakan suasana hati Hayden yang sedih. Ia menggunakan kepalanya untuk menyentuh kepala Hayden supaya bisa menghiburnya.Hayden berkata, “Putih, kamu juga nggak mau dia sedih, ‘kan?”Putih menjulurkan lidahnya ke arah Hayden. Hayden pun tertawa dan melanjutkan, “Putih memang patuh! Habis pulang nanti, kutraktir kamu makan enak! Demi cegah dia bersedih, kita harus selesaikan tugas ini dengan baik! Ayo kita pergi cari Nenek!”Hayden merasa selama dia bisa menemukan abu neneknya tanpa diketahui Caden, Caden yang tidak tahu di mana abu itu disimpan tidak akan sedih lagi.Kemudian, Hayden melompat ke atas dinding kuil, lalu melompat masuk ke dalam kuil. Dia berjalan menyusuri jalan yang sudah diperiksanya terlebih dahulu sejauh beberapa ratus meter dan tiba di depan area terlarang. Pintu kayu berwarna cokelat kemerahan itu tertutup rapat dan juga dikunci sehingga Hayden tidak bisa masuk. Jadi, dia pun melompat masuk melalui dinding.Keadaan di dalam area terlarang sangat gela
Sosok itu tinggi dan kekar, juga jauh lebih tinggi daripada Hayden. Untuk melihatnya, Hayden perlu mendongak. Orang yang bisa mendekati Hayden tanpa suara pasti adalah ahli bela diri!Hayden mengenakan senter di kepala. Begitu cahaya lampu menyinari sosok hitam itu ... Hayden pun terkejut sejenak.Wajah orang itu dipenuhi dengan bekas luka sehingga bisa membuat orang ketakutan. Pria itu sepertinya tidak menyukai lampu, keningnya pun berkerut dan dia mengulurkan tangannya ke arah Hayden. Entah untuk menyerang Hayden atau ingin memadamkan senter di kepala Hayden.Tinjunya meluncur dengan kecepatan tinggi hingga Hayden pun terkejut. Orang ini bukan sekadar petarung biasa, gerakannya sangat terlatih. Hayden pun mengernyit, lalu secara refleks mundur beberapa langkah untuk menghindari serangannya.Putih sepertinya menyadari bahaya yang mengancam Hayden. Dengan gerakan yang cepat, ia melompat maju untuk menyerang. Namun, Hayden dengan sigap meraih ekor Putih, menariknya kembali, lalu memasuk
Belum selesai Hayden berbicara, sosok hitam kembali mendekat. Dia menyerang sembari bertanya, “Di mana dia? Di mana? Sebenarnya di mana dia?”Hayden kesulitan dalam menghadapi sosok hitam hingga terus melangkah mundur. Sementara, si Putih terus menjulurkan lidahnya dan terus mendesis. Ia menatap Hayden dengan rasa khawatir sembari menunggu arahan dari Hayden!Namun, Hayden tidak bersuara sama sekali. Padahal dia dalam kondisi tidak menguntungkan, dia masih saja tidak menyuruh si Putih untuk menyerang!Lantaran didesak oleh pertanyaan sosok hitam, Hayden bertanya kembali, “Sebenarnya apa hubungan kamu dengan guruku? Untuk apa kamu mencarinya? Kenapa teknik tinjuanmu bisa sama seperti dirinya? Apa kalian belajar dari guru yang sama? Kalian ….”Tiba-tiba sosok hitam itu mencekik leher Hayden. Dia bagai seekor burung elang yang sedang menggigit anak ayam saja.Tubuh si Putih seketika gemetar. Saat si Putih hendak menyerang, Hayden malah menekan kepalanya dan memasukkannya ke dalam saku.M
“Tutup mulutmu!” sela Naomi lantaran tidak ingin mendengar ucapan Leon lagi.“Saat di rumah sakit waktu itu. Aku sudah ngomong sangat jelas sama kamu. Apa kamu melakukannya demi aku? Kamu melakukannya demi diri kamu sendiri!”“Kamu jangan pakai alasan demi kebaikan orang lain untuk membersihkan semua perilaku kotormu! Kamu selalu mengatakan kamu suka sama aku. Apa yang kamu sukai dari aku?”“Kalau kamu benar-benar memikirkan aku, kamu juga nggak akan melakukan hal buruk, membohongi perasaan cewek, memonopoli kekayaan Keluarga Nandara, melakukan perdagangan manusia, bahkan merencanakan penyebaran virus, lalu menjual obat penawar ….”“Semua masalah ini membuktikan betapa berengseknya kamu! Sekarang aibmu sudah terbongkar. Nggak akan ada yang melihat sandiwaramu lagi. Kamu juga mesti sadar.”“Kamu melakukan semua hal buruk itu juga karena kamu berengsek, kamu itu jahat dan beracun! Nggak ada hubungannya sama orang lain! Aku tegaskan sekali lagi, jangan katakan kamu menyukaiku, aku jijik!”
“Astaga! Aku hampir terlambat. Aku nggak ngobrol lagi sama kamu. Aku mesti segera absensi. Mengenai masalah anak-anak, kamu nggak usah khawatir. Ada aku yang akan menjaga mereka.”Usai berbicara, Tiara menyapa Caden, lalu buru-buru berlari ke dalam taman kanak-kanak.Naomi menghela napas panjang, kemudian mengesampingkan pemikirannya.…Beberapa hari berikutnya, hari-hari dilalui dengan sangat nyaman.Anak-anak sibuk ke sekolah, Joseph dan Maria sibuk merenovasi rumah baru. Caden sibuk bekerja, sedangkan Naomi berusaha untuk meneliti pengetahuan pengobatan tradisional.Beberapa hari kemudian, di bawah kendali Robbin, obat penawar racun berhasil diteliti oleh Anton.Semua orang di dunia pengobatan bersorak kegirangan. Tidak ada yang mencurigai Nenek dan juga Naomi. Hasil akhir seperti ini sangatlah bagus, juga adalah hasil yang diinginkan mereka.Setelah mengantar anak pulang ke rumah, Naomi berencana lanjut meneliti ilmu pengobatan tradisional. Tiba-tiba dia malah menerima panggilan da
Caden takut Naomi akan menyalahkannya!Naomi memiliki prinsip dalam soal mendidik anak. Dia pasti menyayangi anak-anak, tapi tidak memanjakan mereka.Naomi juga sakit hati ketika melihat anak-anaknya menangis. Namun, Naomi tidak akan memanjakan mereka hanya karena mereka menangis.Nantinya anak-anak akan tumbuh menjadi orang berguna atau orang tidak berguna, semua itu tergantung pada pendidikan dan bimbingan orang tua.Caden, Joseph, dan Maria berdiri di samping, menatap Naomi yang sedang menenangkan si kecil. Hanya saja, tidak ada yang berani mengutarakannya.Suara Naomi paling besar dari keluarga mereka, terutama dalam soal pendidikan anak-anak. Naomi memiliki suara yang besar!Untung saja Naomi mempelajari psikologis anak, apalagi dengan bantuan Braden, Hayden, dan Jayden, akhirnya Baby pun menenangkan dirinya.Baby masih terisak-isak. “Kalau begitu … Mama mesti ingat, ya. Jangan lupa untuk jemput aku.”“Emm! Mama nggak bakal lupa. Mama janji!”“Mama … Mama mesti datang awal untuk j
Saat Naomi dan Caden meninggalkan rumah sakit, waktu sudah subuh.Kondisi Anton sudah membaik. Dia hanya pingsan karena emosi tinggi saja. Ada Robbin yang sedang merawatnya.Setelah meninggalkan rumah sakit, Naomi baru membaca pesan dari Camila. Pesan itu dikirim Camila pada setengah jam lalu.Tiara sudah tidur. Camila menyuruh Naomi untuk segera istirahat setelah urusannya selesai. Naomi tidak perlu khawatir. Demi tidak mengganggu waktu istirahat Naomi, juga mempertimbangkan anak-anak akan sekolah besok pagi, Naomi pun tidak kembali ke Vila Anggara. Dia langsung menyuruh Caden untuk mengendarai mobil pulang ke rumah.Saat di perjalanan, Naomi melihat ke luar jendela dengan menghela napas panjang.Caden bertanya, “Apa kamu merasa penat?”“Bukan ….” Naomi menghela napas panjang lagi, lalu melihat ke sisi Caden dan berkata, “Tiba-tiba aku memahami Nenek. Pantas saja Nenek sudah setua itu, tapi masih saja khawatir dengan perkembangan dunia pengobatan. Sekarang boleh dikatakan Pak Anton me
Setelah Naomi ditahan, Salvia akan memanfaatkan hubungan dan kekuatan Keluarga Salvia untuk menjatuhkan kesalahan kepada Naomi!Asalkan Naomi terbukti bersalah, siapa pun tidak bisa menyelamatkannya!Naomi tahu apa yang sedang dipikirkan Salvia. Dia menggigit bibirnya dan menjulingkan bola matanya. Dia memalingkan kepalanya berbicara kepada polisi, “Aku difitnah. Aku juga ada bukti.”Naomi membuka rekaman pembicaraan Salvia dan dirinya. Ada juga rekaman CCTV ruangan rapat sehari sebelum mereka menggunakan ruangan. Rekaman itu adalah pemberian Robbin. Dengan adanya bukti-bukti ini, semuanya akan lebih tepercaya daripada para saksi mata yang dicari Naomi!Saat Anton melihat rekaman mencuri sampel virus, dia merasa syok hingga tidak bisa bernapas dan juga berkata-kata.Begitu pula dengan Salvia, dia juga merasa sangat syok. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Palsu! Semua itu palsu! Jelas-jelas CCTV malam itu rusak. Bagaimana mungkin kamu bisa punya rekaman CCTV? Video ini pasti p
Naomi melihat ke sisi Anton yang mengerutkan keningnya, dia pun berkata, “Kalau aku dibuktikan bersalah, aku juga bersedia untuk menerima hukuman. Aku akan terima semua hukuman yang mesti aku tanggung. Aku juga nggak akan biarkan Caden dan ayahku untuk memperbesar masalah!”Anton menatap Naomi dengan ekspresi kalut. Dia mengerti Naomi bisa berbicara seperti ini supaya dia bisa menunjukkan sikapnya.Tatapan Anton ketika melihat cucu perempuannya kelihatan ragu. “Salvia, masalah ini sangat serius. Kalau sampai kamu berbohong, kamu pasti akan menerima hukuman. Kakek nggak akan membelamu! Kakek tanya sekali lagi, apa kamu berbohong?” Anton langsung bertanya secara langsung.Sengaja menyebar virus ke tim medis adalah perbuatan yang sangat keji! Perbuatan itu bukan hanya merugikan tim medis, bahkan akan mengancam keselamatan negara.Bagaimanapun juga, jika sampai virus itu tersebar, manusialah yang akan menjadi korbannya. Seandainya Salvia tidak berbohong, riwayat Naomi pun akan berakhir! Se
Naomi menghela napas panjang. Namun begitu kepikiran soal virus, perasaannya pun terasa tertekan. Sebab, di hadapan virus, nyawa manusia sangatlah lemah!Meskipun bisa diobati, kondisi tubuh juga sudah rusak. Saat terinfeksi virus, mereka akan merasa sangat menderita. Setelah sembuh, tetap ada risiko efek sampingnya.Naomi kepikiran lagi dengan kabar monyet-monyet yang membawa virus dan melarikan diri dari Negara Amuriko baru-baru ini, membuatnya merasa marah sekaligus pusing.Ada orang yang menghormati kehidupan, tetapi ada juga yang menginjak-injaknya!Naomi menoleh ke Caden dengan sikap tegas, “Kalau situasinya sulit diatasi, jangan lagi menyembunyikannya dariku. Bagaimanapun juga, kita nggak boleh membiarkan Salvia naik ke posisi itu!”Naomi lebih memilih identitasnya terbongkar daripada membiarkan Salvia menjadi ketua Asosiasi Medika!Jika setelah Anton pensiun nanti, tidak ada yang pantas menggantikan posisi beliau, Naomi lebih memilih untuk menduduki posisi itu sendiri!Sebab, S
“Apa yang terjadi?” tanya Caden.Robbin berkata dengan gusar, “Naomi nggak bisa terlepas dari masalah virus! Salvia memang sudah gila! Dia malah lapor polisi. Katanya Naomi sengaja meracuni mereka. Polisi sudah memulai pemeriksaan. Nggak lama kemudian, seharusnya Naomi akan ditelepon.”Raut wajah Caden berubah serius. “Mereka lapor Naomi ke polisi?”“Emm!”“Apa dia punya bukti?”“Katanya ada, tapi mengenai bukti apa yang ada di tangannya, aku juga nggak tahu. Dia sangat mewaspadaiku.”“Aku mengerti.”Baru saja Caden memutuskan panggilan, Naomi pun menerima panggilan dari pihak kepolisian ….Pada jam 7 malam, mereka sekeluarga kembali ke kota.Joseph dan Maria telah mengetahui Naomi sedang ada urusan. Mereka pun membawa anak-anak pulang untuk beristirahat.Naomi membawa Tiara untuk mengobati kakinya, lalu mengantarnya ke rumah Camila. Saat di perjalanan, Camila mengirim pesan kepadanya.[ Tiara nggak berhenti menangis. Apa Andrew nggak akan kembali lagi? ]Naomi mengerutkan keningnya, l
Andrew terdiam sejenak, lalu menyimpannya.Tiara segera berkata, “Kalung itu sudah aku pakai dari kecil. Kalung itu sangat penting bagiku. Jangan sampai kamu menghilangkannya! Kamu mesti balikin ke aku! Setelah misimu selesai, kembalilah, lalu kembalikan kalung itu kepadaku!”Andrew tidak menjawab. Dia menutup pintu mobil dengan paksa. Mesin mobil dinyalakan. Mobil pun melaju pergi. Andrew memang dingin dan tidak punya hati!Setelah mobil menjauh, Andrew baru mengintip melalui kaca spion tengah. Saat ini, Tiara masih berdiri di tempat dengan menangis. Dia kelihatan mirip dengan anak-anak saja.Kening Andrew berkerut. Dia mengalihkan pandangannya untuk melihat kalung di telapak tangannya, kemudian memasukkannya ke dalam kantong.Saat meninggalkan arena ski, kebetulan Andrew bertemu dengan para gadis yang menindas Tiara.Mereka sudah melepaskan perlengkapan ski, bersiap-siap untuk meninggalkan tempat.Mereka semua mengenakan pakaian yang norak dengan rambut yang dicat dengan warna norak