Share

Bab 897

Author: Erlina
‘Kalau itu benar-benar abu Nenek ....’ Amarah dalam hati Braden langsung tersulut dan makin membara. Setelah berusaha menekan amarahnya, dia menoleh ke arah Hayden.

“Hayden, kamu takut masuk ke area terlarang? Kalau takut, aku akan pikirkan cara untuk suruh orang lain saja yang masuk ke sana.”

Hayden masih belum tersadar dan bertanya balik, “Apa maksudnya? Abu Nenek ada di area terlarang?”

“Masih belum tahu apa itu abu Nenek atau bukan. Tapi, abu yang kita lihat hari ini memang ditaruh di area terlarang.”

Hayden pun membelalak. “Si bajingan tua itu ... dia ... dia berani .... Bagus! Bagus!”

Melihat Hayden yang murka, Braden berkata, “Tenangkan dirimu. Kita harus tangani masalah ini dulu. Nanti, kita baru balaskan dendam ini!”

Di hari mereka menemukan abu Wanda, mereka juga akan balas dendam pada Tony!

Hayden menggertakkan giginya. “Aku nggak takut kok. Nanti malam, aku dan Putih akan masuk ke sana!”

Braden mengangguk. “Oke. Mengenai masalah abu ... untuk sementara, kita nggak usah kas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 898

    Pada saat ini, Caden sedang bersama dengan komandan polisi. Setelah tidak tidur semalaman, dia dan pihak polisi sudah menghancurkan lebih dari 20 sarang orang misterius dengan mengandalkan petunjuk yang ditinggalkan Samuel. Selain itu, mereka juga berhasil menangkap belasan pejabat yang terlibat.Dapat dikatakan bahwa kaki tangan orang misterius dalam negeri sudah sepenuhnya disingkirkan dan dia mengalami kerugian yang sangat besar. Kelak, jika dia ingin membuat ulah lagi dalam negeri, semuanya tidak akan bisa berjalan selancar dulu. Caden yang termasuk sudah melampiaskan amarahnya merasa jauh lebih lega. Saat mendengar Hayden keluar malam-malam untuk menangkap hantu, dia pun bertanya dengan bingung, “Dia berkata begitu?”“Emm! Tuan Hayden yang ngomong sendiri.”“Dia mau tangkap hantu di mana?”“Dia nggak bilang. Kamu juga tahu seberapa hebat Tuan Hayden. Kami nggak sanggup menghalanginya maupun mengikutinya. Sekarang, kami sudah kehilangan jejaknya.”Caden terdiam beberapa detik sebe

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 899

    Putih dapat merasakan suasana hati Hayden yang sedih. Ia menggunakan kepalanya untuk menyentuh kepala Hayden supaya bisa menghiburnya.Hayden berkata, “Putih, kamu juga nggak mau dia sedih, ‘kan?”Putih menjulurkan lidahnya ke arah Hayden. Hayden pun tertawa dan melanjutkan, “Putih memang patuh! Habis pulang nanti, kutraktir kamu makan enak! Demi cegah dia bersedih, kita harus selesaikan tugas ini dengan baik! Ayo kita pergi cari Nenek!”Hayden merasa selama dia bisa menemukan abu neneknya tanpa diketahui Caden, Caden yang tidak tahu di mana abu itu disimpan tidak akan sedih lagi.Kemudian, Hayden melompat ke atas dinding kuil, lalu melompat masuk ke dalam kuil. Dia berjalan menyusuri jalan yang sudah diperiksanya terlebih dahulu sejauh beberapa ratus meter dan tiba di depan area terlarang. Pintu kayu berwarna cokelat kemerahan itu tertutup rapat dan juga dikunci sehingga Hayden tidak bisa masuk. Jadi, dia pun melompat masuk melalui dinding.Keadaan di dalam area terlarang sangat gela

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 900

    Sosok itu tinggi dan kekar, juga jauh lebih tinggi daripada Hayden. Untuk melihatnya, Hayden perlu mendongak. Orang yang bisa mendekati Hayden tanpa suara pasti adalah ahli bela diri!Hayden mengenakan senter di kepala. Begitu cahaya lampu menyinari sosok hitam itu ... Hayden pun terkejut sejenak.Wajah orang itu dipenuhi dengan bekas luka sehingga bisa membuat orang ketakutan. Pria itu sepertinya tidak menyukai lampu, keningnya pun berkerut dan dia mengulurkan tangannya ke arah Hayden. Entah untuk menyerang Hayden atau ingin memadamkan senter di kepala Hayden.Tinjunya meluncur dengan kecepatan tinggi hingga Hayden pun terkejut. Orang ini bukan sekadar petarung biasa, gerakannya sangat terlatih. Hayden pun mengernyit, lalu secara refleks mundur beberapa langkah untuk menghindari serangannya.Putih sepertinya menyadari bahaya yang mengancam Hayden. Dengan gerakan yang cepat, ia melompat maju untuk menyerang. Namun, Hayden dengan sigap meraih ekor Putih, menariknya kembali, lalu memasuk

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 901

    Belum selesai Hayden berbicara, sosok hitam kembali mendekat. Dia menyerang sembari bertanya, “Di mana dia? Di mana? Sebenarnya di mana dia?”Hayden kesulitan dalam menghadapi sosok hitam hingga terus melangkah mundur. Sementara, si Putih terus menjulurkan lidahnya dan terus mendesis. Ia menatap Hayden dengan rasa khawatir sembari menunggu arahan dari Hayden!Namun, Hayden tidak bersuara sama sekali. Padahal dia dalam kondisi tidak menguntungkan, dia masih saja tidak menyuruh si Putih untuk menyerang!Lantaran didesak oleh pertanyaan sosok hitam, Hayden bertanya kembali, “Sebenarnya apa hubungan kamu dengan guruku? Untuk apa kamu mencarinya? Kenapa teknik tinjuanmu bisa sama seperti dirinya? Apa kalian belajar dari guru yang sama? Kalian ….”Tiba-tiba sosok hitam itu mencekik leher Hayden. Dia bagai seekor burung elang yang sedang menggigit anak ayam saja.Tubuh si Putih seketika gemetar. Saat si Putih hendak menyerang, Hayden malah menekan kepalanya dan memasukkannya ke dalam saku.M

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 902

    Gerakan Caden sangat gesit. Dia langsung menggendong Hayden dan membawanya untuk bersembunyi.“Krek!” Pintu area terlarang dibuka.Beberapa orang biksu berjalan memasuki halaman. Mereka semua menenteng lampu teplok, berjalan ke sisi sumur, lalu mulai mengamatinya. Salah satu dari mereka berkata, “Kuncinya masih sama seperti sebelumnya. Seharusnya nggak ada yang menyentuhnya.”Kepala biksu mengangguk. “Emm, bersiaplah. Kita akan segera memulai ritual.”Biksu yang satu lagi bertanya dengan penasaran, “Entah ada dendam kesumat apa di antara mereka, dia malah meletakkan abu jenazah di dalam sini! Di dalam sini terkurung banyak roh jahat yang nggak bisa bereinkarnasi untuk selamanya. Ada dendam besar di dalam hati para roh jahat! Bahkan meski ada hantu kuat masuk ke sini, mereka juga akan dicabik-cabik hingga nggak bersisa.”Kepala para biksu itu menegur dengan tegas, “Jangan ikut campur dalam masalah orang lain!”Orang itu segera mengangguk. “Baik!”Beberapa biksu duduk mengeliling sumur,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 903

    Caden sudah melepaskan tangan Hayden. Dia menopang batu di pinggir dinding sumur, lalu bergerak ke bawah.“Papa ….”“Kamu nggak usah khawatir sama aku. Kamu jaga di atas. Kalau ada apa-apa, kamu teriak aku.”Hayden menggerakkan bibirnya. Ketika menyadari dia tidak bisa menghentikan ayahnya yang keras kepala itu, dia pun menyerahkan ranselnya kepada Caden. “Kata Kakak, setelah menemukan abu jenazah nanti, masukkan ke dalam tas. Dia sudah menyusun rencana lain.”Caden mengambil ransel, lalu menuruni sumur.Hayden terpaksa tinggal di atas. Bagus juga seperti ini. Jika terjadi sesuatu di dalam sana, bisa jadi mereka berdua akan terkurung di dalam sana.Angin malam berembus dan terasa dingin.Kening Hayden berkerut. Hatinya sungguh kacau. Di satu sisi, dia berharap di bawah sumur sana tersimpan abu jenazah neneknya. Namun di sisi lain, dia tidak berharap seperti itu!Hayden sungguh kasihan terhadap Caden ….Tiba-tiba berembus angin yang agak kencang. Namun, Hayden tidak menyadari gerak-geri

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 904

    Balasan dari Putih adalah abu jenazah di bawah sumur sana memang adalah milik Wanda!Hanya saja, kondisi di bawah saja tidak begitu optimis. Kondisi Caden juga sangat tidak bagus!Hayden mulai merasa panik. Dia hendak turun ke bawah, tetapi dia juga ingin berjaga di atas sumur lantaran takut ada yang membuat keonaran!Hayden terpaksa berjaga di atas sana, lalu duluan menghubungi Braden, “Kak, abu jenazah di dalam sumur adalah milik Nenek!”Braden dan Rayden sedang berada di ruang baca dalam rumah. Setelah mendengar ucapan itu, kedua kening mereka kelihatan berkerut. “Apa kamu yakin?”“Emm!”“Di mana Papa? Apa dia masih baik-baik saja?”“Papa masih di bawah sumur. Kata Putih, kondisi Papa sangat nggak bagus. Dia pasti sangat marah dan sangat sedih.”Ketiga kakak beradik terdiam. Mereka sangat memahami Caden dan juga kasihan terhadap Caden. Beberapa saat kemudian, Braden baru berkata, “Apa pun ceritanya, akhirnya kita berhasil menemukan abu jenazah Nenek! Mengenai Papa … kita cari cara

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 905

    Ketika mengungkit soal orang gila itu, raut wajah Tony tidak setegang tadi lagi.Tony tahu betapa hebatnya orang gila itu. Kalau Caden mencari ke Kuil Cinta Kasih, bisa jadi dia akan kehilangan nyawanya sebelum menemukan abu jenazah itu!“Apa Pak Tony khawatir ada jebakan dalam adendum ini?” tanya Melvin lagi.Tony menghela napas panjang. “Aku memang nggak menyangka, tapi aku memahaminya. Isi dari surat adendum ini memang kelihatan sangat menakutkan. Tapi, asalkan nggak ada masalah dengan abu jenazah itu, kita juga nggak merasa terancam.”“Emm, apa kita tanda tangan saja?”“Tanda tangan! Telepon dia!”“Emm, setelah tanda tangan surat perjanjian, kita pun sudah terbebas dari krisis. Setelah Tuan Muda Caden menyadarinya, sepertinya dia akan merasa syok. Haha.”Tony juga tersenyum dingin. Dia kelihatan sangat puas.Setelah Braden menerima telepon, dia langsung menandatangani surat elektronik itu tanpa ragu sama sekali. Selesai tanda tangan, terlintas aura dingin di dalam tatapan Braden.M

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1580

    [ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1579

    Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1578

    [ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1577

    Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1576

    Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1575

    Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1574

    Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1573

    Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1572

    Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status