Jika Hayden tidak senang, konsekuensinya pasti sangat parah. Malam ini, anggota Keluarga Pangestu pasti tidak bisa tenang.Target pertama Hayden adalah Sonia. Saat Sonia tidur, dia tiba-tiba terbangun karena mencium bau yang menusuk. Sonia membuka matanya dan seseorang melempar kotoran ke wajahnya.Sebelum Sonia tersadar, wajahnya sudah dilumuri kotoran. Suami Sonia juga terbangun karena mencium bau menusuk. Dia bertanya, "Bau apa ini?"Suami Sonia melihat piring kertas di wajah istrinya, lalu dia menyingkirkan piringnya. Suami Sonia langsung muntah di wajah istrinya. Beberapa detik kemudian, suara teriakan Sonia bergema di seluruh rumah.Target selanjutnya adalah Zaskia yang mengeluarkan laporan hasil tes DNA tadi pagi dan pingsan karena terlalu kesal. Setelah pingsan, Zaskia langsung dibawa ke rumah sakit.Zaskia mengalami syok. Ditambah dengan penyakit kronis yang dideritanya, Zaskia baru bangun setelah diselamatkan untuk waktu yang lama.Sesudah Zaskia bangun, orang kepercayaannya
Wajah Tony memucat. Dia menghela napas dan berujar, "Aku lihat dengan jelas, tadi ada ular kecil berwarna hitam. Itu pasti ular berbisa. Cepat suruh orang cari!"Tony tidak berani tidur lagi. Dia menyuruh sekelompok pelayan untuk mencari ular. Tony tidak yakin ular itu masih ada di tempat tidur atau tidak. Dia menyuruh Melvin memapahnya ke kursi roda.Kemudian, permainan dimulai. Begitu Tony duduk di kursi roda, tiba-tiba terdengar suara musik yang kencang. Semua orang tertegun.Sesudah itu, kursi roda elektrik Tony bergoyang mengikuti irama musik, seperti sedang menari. Tony memegang pegangan kursi roda dengan erat. Dia berteriak sambil memelotot, "Ada apa ini? Cepat papah aku!"Para pelayan hendak menghampiri Tony, tetapi kursi rodanya tiba-tiba berputar-putar dengan sangat cepat sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya.Setelah berputar-putar sejenak, kursi roda mendadak berhenti. Tony hampir terpental. Kala ini, Tony sangat pusing. Saat para pelayan hendak memapah Tony, tiba-ti
Hayden tersentuh. Sebenarnya dia tidak tahu ayahnya sama sekali tidak bertanya karena buru-buru ingin menemani ibunya.Kala ini, Caden sedikit mabuk. Tadi dia minum beberapa gelas anggur, tetapi dia masih sadar. Caden terus memikirkan Naomi.Naomi sedang menuang air ke gelas di dapur. Caden menghampiri Naomi dan memeluknya dari belakang. Dia menempelkan dagunya di bahu Naomi.Meskipun mereka sudah berpacaran beberapa bulan, Naomi tetap merasa gugup setiap Caden bermesraan dengannya. Namun, Naomi tidak mendorong Caden. Dia bertanya, "Kamu minum anggur, ya?"Naomi merasakan napas Caden yang hangat di telinganya. Caden menjawab, "Iya. Setelah bertemu para senior, Dylan dan lainnya mencegatku. Mereka memaksaku minum anggur dan nggak mengizinkanku pulang kalau aku nggak minum."Naomi menanggapi, "Ini sudah malam, kenapa mereka melarangmu pulang?"Caden menyahut, "Kami nggak melakukan apa-apa. Mereka tahu aku memikirkan kamu dan anak-anak, jadi mereka ancam aku untuk paksa aku minum anggur.
Kemudian, Caden berkata pada Naomi, "Malam ini aku yang jaga Braden. Kamu istirahat saja."Naomi hendak bicara, tetapi Caden melanjutkan, "Biarkan aku berduaan dengan anakku. Berikan aku kesempatan untuk menunjukkan ketulusanku."Naomi menimpali, "Oke. Kalau ada apa-apa, langsung panggil aku. Kamu juga boleh istirahat sebentar. Biasanya, Braden nggak akan bangun waktu tengah malam.""Oke," sahut Caden.Naomi berdiri dan pergi ke ruangan bagian dalam. Sejak Braden terluka, Naomi kurang tidur. Setelah mandi, Naomi berbaring di tempat tidur. Caden tiba-tiba masuk.Naomi yang terkejut bertanya, "Kamu nggak temani Braden?""Braden lagi tidur. Aku temani kamu dulu," jawab Caden. Dia langsung naik ke tempat tidur dan memeluk Naomi. Caden mencium aroma di tubuh Naomi dan berkomentar, "Naomi, kenapa kamu wangi sekali?"Naomi merasa gugup. Dia tahu Caden sudah tidak sabar ingin bercinta dengannya. Semenjak mereka mengungkapkan isi hati satu sama lain, Caden sangat mendambakan hal itu.Hari ini,
Naomi tertidur lelap semalaman. Dia tiba-tiba terbangun saat subuh. Saat menyadari dirinya terlelap di tempat tidur, Naomi buru-buru turun dari tempat tidur untuk melihat Braden.Caden masih berjaga di samping tempat tidur Braden. Dia terkejut melihat Naomi sudah bangun. Caden bertanya, "Kenapa kamu bangun?"Naomi memperhatikan Braden sambil menjawab, "Aku terbangun sendiri. Apa Braden baik-baik saja?""Iya. Braden sama sekali nggak bangun. Dia tidur nyenyak," kata Caden.Naomi memeriksa nadi Braden. Dia baru merasa tenang setelah memastikan kondisi Braden memang normal. Naomi berujar, "Maaf, merepotkanmu. Kamu cepat istirahat, biar aku yang temani Braden."Caden merasa tidak berdaya setelah mendengar kata-kata Naomi yang sungkan. Dia mencubit pipi Naomi dan bertanya, "Kamu belum bangun, ya? Kamu lupa Braden itu juga anakku?""Ha?" sahut Naomi."Merepotkan apanya? Braden itu juga anakku. Kamu juga nggak merasa repot jaga dia selama bertahun-tahun. Masa aku merasa repot hanya jaga dia s
Hanya saja, sebelum Caden sempat menjawab panggilan telepon, Hayden tiba-tiba mencarinya. Hayden mengerjap seraya memandang Caden dan berucap dengan canggung, "Aku mau bicara denganmu."Caden menyipitkan matanya. Dia langsung mengakhiri panggilan telepon pengurus Vila Uwana. Sekarang Caden hanya fokus pada Naomi, anak-anak, Samuel, orang misterius, putrinya, dan suami Naomi.Caden sudah lupa dirinya juga belum bercerai dengan istrinya yang belum pernah ditemuinya itu. Wanita itu sama sekali tidak penting bagi Caden. Jadi, dia tidak mungkin mengingatnya.Caden menyimpan ponselnya, lalu fokus pada Hayden dan bertanya dengan ekspresi lembut, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Hayden melihat ke kamar Naomi sekilas. Dia takut perbincangan mereka didengar Naomi. Hayden berbisik, "Jangan beri tahu Mama masalah semalam."Caden langsung menyetujui, "Nggak masalah. Tapi ... kamu harus bicara jujur padaku. Apa semalam kamu yang memberi pelajaran kepada anggota Keluarga Pangestu?"Tadi Caden mendapa
Hanya saja, kali ini Hayden tidak bisa berkata lain lagi. Sebab semalam dia masih merasa bersalah lantaran pergi “bermain” dengan anggota Keluarga Pangestu. Dia terpaksa mengerucutkan bibirnya tanda dirinya mengiakan ucapan Caden. Dia menyapa Naomi, lalu bergegas berlari ke kamar tamu.Perhatian Hayden hanya berpusat dalam menghukum anggota Keluarga Pangestu. Dia jadi lupa mengungkit masalah pelakor dan anak haram.Naomi bertanya dengan penasaran, “Biasanya Hayden nggak begitu menyukaimu. Apa yang kamu katakan sama dia tadi? Kenapa sikapnya terhadapmu jadi berubah drastis?”Caden membalas dengan tersenyum, “Aku beri tahu dia betapa cintanya aku sama kamu. Setelah Hayden mendengar, dia pun merasa sangat terharu.”Naomi terdiam membisu.Caden mencubit pipi Naomi dengan tatapan penuh rasa sayang. Dia menarik tangan Naomi, lalu membawanya sarapan di ruang makan.Suasana hati Caden sangat bagus hari ini. Betapa inginnya dia menyuap semua makanan ke dalam mulut Naomi. Semakin Caden bersikap
Tiara berkata, “Kalau kamu tahu di mana dia sekarang, aku akan temani kamu untuk mencarinya!”Naomi menolak. “Biarkan aku pergi sendiri saja. Kamu bantu aku jaga anak-anak di rumah sakit.”Naomi tidak berharap Tiara terlibat dalam masalahnya dengan Caden. Sama halnya, dia juga tidak berharap Cayden terlibat dalam masalah ini juga. Semakin banyak yang mereka ketahui, mereka pun akan semakin bahaya.Jika Naomi benar-benar akan “berperang” dengan Caden, bukannya mereka akan terkena imbasnya? Jadi, untuk sementara ini, Naomi masih bersikeras untuk mengatasi masalah perceraian sendiri. Jika Naomi tidak berhasil menyelesaikannya, dia baru akan meminta bantuan lagi.Hanya saja, Tiara masih saja merasa tidak tenang. “Suamimu itu cowok berengsek. Apa kamu sanggup menghadapinya seorang diri?”“Bisa, aku juga bukan pergi buat cari gara-gara. Aku mau ngomong baik-baik sama dia.”“Baiklah, ponselku akan selalu aktif. Kalau butuh bantuan, kamu bisa segera hubungi aku. Selain itu, kamu mesti ingat, k
Tadinya Naomi ingin menahan air matanya. Alhasil, air mata malah tidak menuruti kemauannya.Baby merasa gugup. “Mama, kenapa kamu malah menangis?”Naomi merasa terisak-isak. “Mama … Mama lagi gembira! Baby, Mama sungguh gembira … bisa melihatmu!”Air mata itu adalah air mata gembira … dan juga air mata bersalah! Selain itu, air mata itu juga adalah air mata terharu!Putrinya baik-baik saja dan berhasil ditemukan oleh Braden. Dia sungguh merasa gembira. Naomi dan Baby telah berpisah selama beberapa tahun ini. Alhasil, anak perempuannya tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu!Naomi merasa dirinya tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu! Suara tangis Naomi semakin keras lagi. Sekujur tubuhnya gemetar. “Mama juga merindukan Baby … sangat amat merindukan Baby ….”“Mama jangan menangis. Biar Baby cium.”Baby mendekatkan bibirnya ke layar untuk mencium Naomi. Saking pengertiannya, Naomi merasa semakin sedih lagi.Kening keempat bocah cilik kelihatan berkeru
Adik perempuan mereka imut sekali. Hanya saja, mereka berempat tidak berani mengulurkan tangan mereka. Mereka takut tingkah mereka akan mengejutkan adik perempuan mereka!Naomi hanya melahirkan seorang anak perempuan saja, si Baby kesayangan mereka! Apalagi mereka sudah berpisah selama bertahun-tahun. Dengan tidak mudahnya mereka bertemu hari ini. Jadi, mereka tidak boleh mengejutkan adik mereka!Lantaran tidak berani bergerak, keempat bocah cilik hanya melebarkan matanya saja. Pandangan mereka serempak tertuju pada diri Baby. Mereka berempat yang biasanya bersikap ketus malah kelihatan sangat penuh waspada ketika berhadapan dengan adik mereka.Berhubung terlalu suka, mereka baru bersikap begitu hati-hati. Mereka takut akan mengagetkan adik perempuan mereka.Baby memeluk boneka kelinci sembari duduk manis di tengah mereka. Bola matanya dikedipkan. Dia menatap mereka dengan penuh penasaran. Dia kelihatan imut, tetapi tidak begitu pintar.Jujur saja, Baby juga merasa gembira bisa memili
“Emm!” Baby mengangguk dengan patuhnya.Hayden, Jayden, dan Rayden diam-diam menghela napas.Akhirnya hati mereka tidak terasa tegang lagi!Mereka sungguh khawatir Baby tidak bersedia untuk pergi bersama mereka. Mereka tidak tega untuk memaksa Baby pergi. Mereka takut akan mengejutkan Baby. Seandainya Baby tidak setuju untuk pergi bersama mereka, mereka juga tidak tahu harus berbuat apa lagi!Hayden, Jayden, dan Rayden melihat ke sisi Braden dengan tatapan penuh rasa kagum. Seperti biasanya, Braden selalu menjadi yang paling tenang dalam mengatasi masalah!Saat hendak membawa Baby pergi, mereka sengaja menutup mata Baby. Setelah meninggalkan rumah Samuel, mereka baru menurunkan tangan mereka.Telah terjadi pertengkaran cukup hebat di dalam ruang tamu. Bekas darah mungkin akan mengejutkan Baby.Sebelum meninggalkan tempat, Hayden kepikiran sesuatu. Dia menyuruh Braden dan yang lain untuk turun dulu, kemudian dia kembali ke rumahnya Samuel.Pengawal Caden sudah menahan kedua kelompok ora
Keempat bocah cilik berkata dengan serempak, “Emm, kita itu kakak beradik!”Baby merasa bingung. “Tapi, Papa nggak pernah kasih tahu aku kalau aku masih punya kakak.”Ketika mendengar, amarah Hayden langsung meluap. “Dia nggak kasih tahu kamu karena ….”Braden menarik Hayden berusaha untuk menenangkan emosi Hayden. Dia mewakili Hayden menjelaskan kepada Baby dengan tersenyum, “Itu karena dia mau beri kejutan sama kamu.”Baby sangat mencintai Samuel. Dia bahkan menganggap Samuel sebagai ayahnya. Jika mereka mengatakan yang tidak bagus tentang Samuel, mereka hanya akan membuat Baby merasa risi terhadap mereka.Usai mendengar, Baby mengedipkan matanya. “Kejutan?”“Emm! Kalau kamu nggak percaya, sekarang aku akan telepon dia. Suruh dia ngomong sama kamu.”Braden menghubungi Samuel di hadapan Baby. “Pak Samuel, ini aku Braden. Sekarang aku lagi di rumahmu. Aku lagi bersama Baby.”Saat ini, Samuel sedang perjalanan pulang. Ketika mendengar ucapan itu, dia pun merasa kaget. “Kalian bertemu de
Baby mengedipkan matanya untuk menatap Hayden, lalu menatap pengawalnya. Dia sedang meminta persetujuan dari pengawalnya.Sebelumnya Samuel pernah berpesan, saat Samuel tidak berada di sisinya, dia mesti menuruti apa kata pengawal.Pengawal memeluk Baby dengan erat, lalu menatap Hayden dengan penuh waspada. “Siapa kamu sebenarnya?”“Aku kakakmu … kakak kandungmu!”Baru saja Hayden menyelesaikan omongannya, tiba-tiba terdengar gerak-gerik dari luar sana. Pengawal yang sedang memeluk Baby semakin tegang lagi. Hayden mengerutkan keningnya. “Kamu jaga Baby dulu. Aku cari tahu apa yang terjadi di luar sana.”Hayden membuka pintu kamar, lalu melihat Braden, Jayden, dan Rayden. Selain itu ada juga pengawalnya Caden!Saat ini, Hayden segera menyapa, “Kak!”Braden melihat orang-orang yang terluka di atas lantai dengan mengernyitkan keningnya. “Ada apa ini?”Hayden menjelaskan, “Mereka semua adalah anggotanya Samuel. Kalau yang mengenakan jas itu, aku juga nggak tahu siapa mereka. Ketika aku dat
“Dari mana asal bocah tengik ini!”“Pasti bukan anggota kita. Jangan buang-buang waktu lagi. Segera pergi rebut orang itu. Kita mesti segera bawa dia pulang!”Para pria berjas masih meremehkan sosok Hayden. Mereka segera menyerbu ke sisi Hayden, ingin memasuki kamar untuk merebut Baby.Kening Hayden berkerut. Emosinya semakin membara!Padahal Hayden sudah memperingati mereka, mereka malah berani ingin menyentuh adik perempuan mereka lagi. Memang kurang ajar!Para pria yang mengenakan jas berguling-guling di atas lantai. Seluruh tangan dan kaki mereka sudah cedera semuanya!Baby dan para pengawalnya terbengong di tempat. Mata mereka hampir copot saja.Saat pertama kali bertemu, mereka mengira Hayden hanyalah seorang anak kecil saja! Ketika melihat gerakan Hayden menendang pintu, mereka mengira dia hanya seorang anak kecil yang agak dewasa saja! Saat ini, akhirnya mereka sadar bahwa anak kecil ini sangat hebat!Ketika melihat si bocah hebat menatap mereka, mereka semua spontan merinding.
Saat bertemu dengan anak perempuan itu tadi, Hayden juga hampir menggila!Sekarang setelah tahu anak perempuan yang sangat disukai Hayden adalah adiknya sendiri, Hayden hampir saja kehilangan kewarasannya!Braden tahun Hayden pasti akan pergi mencari Baby. Dia juga tidak menunda waktu, segera memanggil sopir dan tidak lupa juga dia menelepon Caden.“Kamu suruh Mama untuk jangan bersedih lagi. Kami sudah menemukan adik perempuan kami! Kalau informasi kami nggak salah, adik perempuan kami seharusnya lagi di Kompleks Futuria. Sekarang kami lagi berangkat ke sana untuk menjemput adik perempuan kami. Kalau kamu punya anggota di sana, kamu suruh mereka beraksi dulu.”Caden merasa kaget. Dia tidak menanyakan detailnya lagi, lalu mengakhiri panggilan. Dia bergegas menyuruh anggotanya ke Kompleks Futuria.…Hayden sudah tiba duluan di Kompleks Futuria. Namun baru saja berjalan keluar lift, terdengar suara berkelahi Samuel di rumah.Ketika menyadari kondisi tidak bagus, Hayden segera berlari kel
Telah terjadi banyak masalah dalam beberapa hari ini. Naomi tidak istirahat dengan baik. Masalah hilangnya Baby membuat Naomi semakin panik dan lesu.Kedua pasang mata memerah. Suaranya terisak-isak. “Mama.”Jayden yang paling cengeng itu tidak sanggup menahan dirinya. Dia pun menangis keras. “Mama, huhuhu ….”Mata Naomi juga ikut memerah! Dia berusaha menekan perasaannya dan menghibur anak-anak. “Jangan menangis lagi. Mama baik-baik saja. Setelah Mama menemukan adik perempuan kalian, Mama akan segera pulang. Jangan menangis lagi, ya ….”Namun, Naomi sendiri juga mulai meneteskan air mata.Masalah hilangnya Baby benar-benar telah mengejutkannya! Saat mengetahui Baby masih di tangan Samuel, Naomi tidak setakut ini. Sebab Naomi tahu Samuel sangat mencintai Baby, tidak akan melukainya!Namun sekarang, tidak ada yang tahu keberadaan Baby. Naomi sungguh merasa cemas. Dia sungguh takut Baby akan jatuh ke tangan orang jahat.Caden sedang duduk di samping Naomi. Dia mengusap air mata di wajah
Yang penting Hayden mesti menyimpan nomor kontak terlebih dahulu. Jangan sampai Hayden tidak bisa menemukan adik perempuan di kemudian hari.Oleh sebab itu, si anak perempuan memberi tahu nomor telepon Samuel. Hayden segera menyimpan nomor telepon itu. Kemudian, Hayden bertanya dengan gembira, “Siapa namamu?”“Baby Rasuri.”Baby Rasuri! Baby?Ketika mendengar nama itu, Hayden merasa cukup familier. Hanya saja, dalam seketika, dia tidak kepikiran dari mana dia mendengar nama itu.Saat ini, Hayden merasa sangat antusias. Semua perhatiannya tertuju pada diri anak perempuan itu. Dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan yang lain. Hayden bertanya lagi, “Kamu tinggal di mana?”Si anak perempuan menjawab dengan patihnya, “Aku datang dari tempat lain untuk mencari papaku. Papaku tinggal di tempat yang namanya Kompleks Futuria.”Hayden sungguh merasa syok. “Apa papamu juga tinggal di Kompleks Futuria? Kebetulan sekali, mama angkatku juga tinggal di sana! Papamu tinggal di gedung nomor berapa?