Caden tahu apa yang dipikirkan Naomi. Dia meraih tangan Naomi, lalu mencium hidung dan keningnya. Caden bertanya, "Lapar, nggak?"Begitu Caden mengungkit hal ini, Naomi baru menyadari dirinya memang lapar. Mereka bermesraan seharian dan sama sekali belum makan.Caden bertanya lagi, "Kamu mau makan apa? Aku masakkan untukmu."Naomi hendak bangkit, tetapi Caden menahannya dan berucap, "Kamu mau makan apa? Biar aku yang masak. Kamu istirahat lagi."Naomi tersenyum dan menimpali, "Aku nggak mengantuk. Kita masak sama-sama saja.""Boleh juga. Kamu bantu aku," balas Caden. Mereka turun dari tempat tidur sama-sama, lalu Naomi pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.Wajah Naomi memerah dan jantungnya berdegup kencang saat dia becermin. Di lehernya ada bekas ciuman Caden yang intens.Ketika Naomi keluar dari kamar mandi, Caden sedang sibuk di dapur. Dia terlihat seperti bapak rumah tangga. Caden terpesona saat melihat Naomi.Naomi langsung melihat dirinya dan berujar dengan wajah memerah, "Aku ga
Naomi baru pulang ke Kompleks Futuria pada pukul 10 malam. Sebenarnya Caden tidak ingin Naomi pulang. Dia enggan berpisah dengan Naomi. Namun, Naomi merindukan anak-anak karena tidak bertemu mereka seharian.Selain itu, Naomi merasa mereka berdua tidak mungkin terus bermesraan meski sudah resmi berpacaran. Jadi, dia meminta untuk pulang.Ekspresi Caden langsung berubah begitu mobil masuk ke Kompleks Futuria. Dia mengernyit. Sudah jelas dia sangat tidak senang. Hal ini karena di Kompleks Futuria ada Samuel yang menyebalkan!Naomi mengira Caden tidak senang karena mereka hendak berpisah. Dia menghibur, "Besok kita bertemu lagi.""Iya," sahut Caden. Dia menghentikan mobilnya di depan gedung nomor 10, lalu melihat Naomi dan memanggil, "Naomi."Naomi tertegun. Dia merasa gugup saat mendengar Caden memanggilnya dengan lembut. Naomi bertanya, "Ada apa?"Caden terus memandangi Naomi seraya berucap, "Kamu jangan naik dulu. Aku ingin bicarakan tentang Samuel denganmu."Mereka bermesraan seharian
Caden menjawab sembari mengernyit, "Seharusnya Samuel sengaja berbohong untuk memprovokasiku. Dengan begitu, aku akan marah padamu. Dia mau menghasut kita berdua. Sebelum aku datang cari kamu semalam dia ...."Caden ingin memberi tahu masalah foto, tetapi dia mengurungkan niatnya karena khawatir Naomi ketakutan. Bagaimanapun, bagi wanita dikuntit dan difoto secara diam-diam sangat mengerikan.Caden membicarakan masalah lain, "Samuel bilang padaku dia ingin mengejarmu. Dia juga ingin merebut kamu dan anak-anak dariku."Naomi bertanya sambil memelotot, "Pak Samuel mau kejar aku?""Iya," sahut Caden.Naomi bertanya lagi, "Apa ... dia bilang begitu waktu mengujimu kemarin?""Bukan, semalam," jawab Caden.Naomi menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Mana mungkin? Aku nggak dekat dengan Pak Samuel, mana mungkin dia ingin mengejarku? Bahkan, dia mau merebut anak-anak."Naomi berjeda sejenak sebelum melanjutkan, "Pak Samuel nggak pernah menunjukkan perasaan sukanya di depanku. Sama sepertiku, d
Tiara melambaikan tangan pada Caden, lalu membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk. Dia bertanya, "Ada apa kamu cari aku malam-malam begini?"Tadi Caden mengirim pesan pada Tiara untuk mengajaknya bertemu di lantai bawah. Caden tidak menjawab pertanyaan Tiara. Dia bertanya balik, "Apa Naomi sudah tidur?"Tiara menjawab, "Waktu aku turun, Naomi lagi jaga anaknya. Aku bilang padanya malam ini aku tinggal di rumah orang tuaku. Aku ikuti arahanmu, aku nggak bilang kamu cari aku. Dia juga nggak curiga.""Kamu memang setia kawan! Apa kamu buru-buru pulang? Kalau nggak, aku traktir kamu minum," balas Caden.Tiara langsung menolak, "Nggak cocok kalau kita minum-minum berdua. Lain kali ajak Naomi. Selain itu, aku juga buru-buru pulang. Adik sepupuku masih tinggal di rumah orang tuaku, kamu langsung bilang saja ada masalah apa."Caden terdiam sejenak, lalu tersenyum dan berujar, "Aku dan Naomi sudah pacaran."Tiara berseru kaget, "Apa?"Caden tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat be
Entah Braden yang sengaja menyembunyikan informasi suami Naomi atau pria itu terlalu hebat. Caden sama sekali tidak bisa menemukan informasi tentang suami Naomi. Itulah sebabnya Caden mencari Tiara.Tiara adalah sahabat Naomi. Dia pasti tahu. Alhasil, Tiara malah menggeleng dan berujar, "Aku juga nggak tahu."Caden yang terkejut bertanya, "Kamu nggak tahu?"Tiara menjelaskan, "Iya, aku nggak tahu. Naomi dan suaminya menikah secara diam-diam. Bahkan, dulu Naomi nggak undang kami hadiri resepsinya. Kami juga nggak tahu siapa suaminya, Naomi nggak mau bilang setiap kali aku tanya."Caden bertanya lagi seraya mengernyit, "Kenapa Naomi nggak mau bilang?"Tiara menyahut, "Aku nggak tahu, tapi aku tahu Naomi dan suaminya nggak saling mencintai. Meski belum cerai, mereka pasti nggak punya perasaan terhadap satu sama lain."Caden kebingungan. Biarpun menikah secara diam-diam, seharusnya sahabat Naomi boleh tahu. Namun, Naomi bahkan tidak memberi tahu Tiara.Tiara mengingatkan, "Kalau Naomi suda
Semua orang kaget. Mereka bertanya, "Siapa? Apa Naomi?"Caden menunjukkan foto dan menyahut, "Ini pacarku, Naomi."Itu adalah foto Caden dan Naomi. Waktu itu, Naomi sedang tertidur pulas. Caden mendekati Naomi dan mengambil foto ini secara diam-diam.Salah satu teman ingin mengambil ponsel Caden agar bisa melihatnya lebih saksama. Caden langsung memukul tangan temannya dan menegur, "Cuma boleh lihat, nggak boleh sentuh!"Caden sangat protektif dan pelit. Temannya juga tidak membuat perhitungan dengan Caden. Mereka hanya memandangi layar ponsel. Ada yang memuji, "Kakak Ipar cantik sekali!"Caden membalas dengan bangga, "Dia itu bidadari yang turun dari kahyangan."Ada yang berkomentar, "Kakak Ipar kelihatan lembut!"Caden menanggapi dengan sombong, "Dia memang istri dan ibu yang baik."Ada yang berujar, "Kakak Ipar kelihatan seperti orang yang setia!"Caden menimpali dengan angkuh, "Naomi cuma mencintaiku."Ada yang berseru, "Tapi, Kakak Ipar begitu cantik. Pasti banyak pria yang mengej
Begitu Naomi masuk ke kamar, ponselnya yang diletakkan di atas meja berdering. Ada pesan masuk. Naomi mengambil ponselnya dan membaca pesan itu.[ Naomi, kamu sudah tidur? ]Tadi Naomi mengira Tiara yang mengirim pesan kepadanya, ternyata Caden yang mencarinya. Jantung Naomi berdegup kencang.Naomi bukan remaja. Dia sudah berusia 20-an tahun, bahkan sudah pernah melahirkan anak. Namun, ini adalah pertama kalinya Naomi berpacaran.Semua tindakan Caden yang romantis bisa membuat Naomi malu dan gugup. Naomi hendak membalas pesan Caden, tetapi dia baru menyadari sebelumnya Caden sudah mengirim banyak pesan.[ Naomi, kamu lagi apa? Aku rindu kamu. ][ Naomi, aku merindukanmu.][ Naomi, pacarmu merindukanmu. ][ Aku sangat merindukanmu. ]Naomi bersandar di kepala tempat tidur sambil membalas pesan Caden dengan wajah memerah.[ Tadi aku lihat anak-anak. Aku baru lihat pesanmu. ]Kemudian, Caden menelepon Naomi. Jantung Naomi berdetak kencang saat dia menjawab panggilan telepon, "Halo?"Caden
Naomi pun emosi karena terus dibangunkan. Dia melihat jam, sekarang belum pukul 3 dini hari.Naomi memarahi, "Untuk apa kamu masak sekarang? Aku peringatkan kamu, aku akan marah kalau kamu nggak mau tidur! Cepat tidur, jangan telepon aku lagi!"Naomi mengakhiri panggilan telepon. Caden memang tidak menelepon lagi. Naomi baru meletakkan ponselnya di meja, tetapi Caden mengirim pesan suara kepada Naomi."Naomi, kamu marah padaku, ya? Jangan buat aku takut. Jangan marah, aku itu penakut.""Naomi, aku sangat patuh, 'kan? Kamu larang aku telepon, aku turuti perintahmu. Jangan marah, ya."Naomi merasa tidak berdaya. Dia hendak mengkritik Caden dalam hati, tetapi Caden mengirim pesan suara lagi."Naomi, kenapa langit masih gelap? Apa kita baru bisa bertemu waktu pagi?""Naomi, kenapa kita baru bisa bertemu waktu pagi?"Naomi tidak bisa berkata-kata. Sekarang Naomi tidak marah lagi. Tidak ada gunanya dia marah. Siapa suruh Caden minum anggur terlalu banyak?Naomi merasa dirinya tidak bisa meng
“Dari mana asal bau alkohol seberat ini? Kamu minum alkohol?” jerit Kevin begitu memasuki rumah.Camila bersembunyi di samping Dylan. Dia bahkan tidak berani bernapas sama sekali. Dahlia dan Keiza menutup hidung mereka. “Iya, bau sekali, pasti minumnya banyak.”Tiba-tiba Fakhri menyadari botol alkohol yang bergelinding di samping! Dia mengambil botol itu dan rasa syok seketika terlukis di wajahnya.“Astaga! Alkohol tahun 1935! Ini minuman koleksi kakekmu saat dia masih hidup. Dia bahkan nggak tega untuk meminumnya. Dylan malah meminumnya?”Omran juga menemukan beberapa botol kosong. Di bawah bantuan cahaya lilin, dia membaca, “Vodka Rosso Polo edisi terbaru, Han Emperor Maotai …. Astaga! Dylan, apa gara-gara kamu dipukul, kamu sampai nekat menghabiskan koleksi kakekmu?”Kedua mata Kevin terbelalak lebar ketika melihat botol kosong itu. Dia segera berlari ke depan altar ayahnya! Ternyata botol alkohol yang disimpan di balik papan sudah dihabiskan semuanya!Amarah di hati Kevin seketik
Ekspresi Kevin sangat masam. Sementara itu, para penjaga masih berjaga di luar aula leluhur. Mereka ketakutan saat melihat Kevin dan lainnya yang datang.Salah satu penjaga bergegas masuk ke aula leluhur untuk mengabari Camila. Kevin yang curiga langsung berteriak, "Berhenti!"Penjaga terdiam di tempat. Kevin menghampiri penjaga dan bertanya, "Kenapa kamu panik?"Penjaga gemetaran. Dia menunduk karena tidak berani melihat Kevin. Penjaga memanggil, "Pak Kevin."Tidak ada pintu belakang di aula leluhur, jadi Camila tidak bisa kabur. Tentu saja para penjaga panik.Kevin tidak mengizinkan siapa pun untuk melihat Dylan. Namun, mereka membiarkan Camila masuk. Itu berarti mereka melanggar perintah Kevin.Selain itu, mereka sudah berjanji kepada Camila untuk mengabarinya jika ada yang datang. Para penjaga merasa tidak berdaya.Kevin menyadari ada yang tidak beres. Dia membentak dengan ekspresi muram, "Cepat bilang! Apa yang dilakukan anak sialan itu di dalam aula leluhur?"Para penjaga tidak b
Dylan ingin menunjukkan tekadnya. Mungkin juga dia ingin memprovokasi Kevin dan Catherine. Dylan mengeluarkan ponsel, lalu menambahkan deskripsi di akunnya.[ Aku nggak akan menikah selamanya! Orang yang menikah bodoh! ]Setelah selesai, Dylan memamerkannya kepada Camila. Sementara itu, pandangan Camila agak kabur. Sesudah beberapa saat, dia baru bisa melihat dengan jelas. Camila mengacungkan jempol kepada Dylan dan memuji, "Kamu hebat!"Dylan bertanya, "Kamu mau tulis, nggak?"Camila masih bisa berpikir rasional. Dia menyahut, "Nggak mau. Aku ini artis, jadi aku harus memikirkan citraku. Tapi, aku pasti nggak akan menikah lagi. Aku sudah membuat keputusan.""Kalau salah satu dari kita menikah, itu berarti dia bodoh!" balas Dylan."Oke," sahut Camila.....Camila dan Dylan bersenang-senang di aula leluhur. Di sisi lain, Lyana yang berada di ruang tamu terus menangis. Dylan terluka parah dan tidak makan seharian.Selain itu, sekarang sudah malam. Namun, Kevin masih tidak mengizinkan Dyl
Camila ragu-ragu sejenak sebelum menghampiri papan nama kakek Dylan. Dia memberi hormat kepada kakek Dylan, lalu berkata, "Kakek, jangan salahkan aku, ya. Cucumu yang suruh aku ambil, aku cuma bantu dia. Kalau kamu marah, buat perhitungan dengan cucumu. Jangan cari aku."Selesai bicara, Camila baru berani bertindak. Dia mengambil 2 botol vodka dan 2 gelas. Setelah kembali ke sisi Dylan, Camila baru berani melihat vodkanya.Tangan Camila bergetar. Dia berseru, "Sialan! Vodka ini sangat mahal!"Camila melihat vodka, lalu memandang Dylan dan bertanya, "Kamu yakin mau minum ini?"Harga sebotol vodka ini setara dengan sebuah vila. Dylan menyahut dengan santai, "Tentu saja, cepat buka."Camila menelan ludah. Dia meletakkan botol vodka di samping, lalu mengambil makanan. Dia tidak melupakan tugasnya hari ini. Camila berucap, "Nggak bagus kalau kita minum vodka saat perut kosong. Kita makan dulu."Ketika mengambil makanan, Camila teringat dengan batu permata itu. Dia berujar, "Oh, iya. Ada uru
Camila menyahut, "Aku datang melihatmu."Dylan mengeluh, "Seharusnya kamu bilang dulu sebelum datang."Camila tertawa, lalu menimpali, "Kenapa? Apa kamu mau berdandan dulu?"Dylan mengatupkan bibirnya. Dia sudah terbiasa sok ganteng. Sekarang kondisinya sangat menyedihkan, jadi Dylan tidak ingin bertemu siapa pun. Apalagi bertemu wanita cantik.Camila memiringkan kepalanya dan melihat Dylan sambil menyipitkan matanya. Dylan merasa canggung dilihat Camila. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu lihat apa?"Camila menilai, "Rambutmu acak-acakan, bajumu kotor dan robek, wajahmu juga dinodai abu. Dylan, penampilanmu sangat buruk!"Apalagi dibandingkan dengan penampilan Camila yang menawan, Dylan tampak seperti pengemis. Dylan memelotot. Dia sangat mementingkan penampilannya, bisa-bisanya Camila mengkritiknya!Dylan berpikir sejenak, lalu berujar, "Dipukul ayahku bukan hal yang memalukan. Hampir semua orang pernah dipukul waktu kecil!""Orang lain dipukul waktu kecil. Kamu sudah berusia 30 t
Caden mempunyai 5 anak, sedangkan putra mereka belum mempunyai keturunan. Para keluarga kaya tidak kekurangan uang. Tentu saja mereka berharap bisa mempunyai banyak keturunan. Mereka mampu membesarkan anak-anak itu.Keluarga Hermanto tidak berani berharap Dylan bisa mempunyai anak. Mereka sudah cukup bersyukur jika Dylan bersedia menikah. Namun, bagaimana kalau Camila dan Dylan benar-benar bersama? Kemungkinan tahun depan mereka juga mempunyai anak!Seluruh anggota Keluarga Hermanto pasti sangat gembira. Mungkin Kevin dan Lyana akan sibuk memberi tahu semua orang mereka sudah mempunyai cucu."Bu Camila, kamu parkir mobilmu di sini saja," ujar penjaga yang menunggu di pintu belakang. Dia sudah mendapatkan kabar sebelumnya. Begitu melihat Camila, penjaga sangat antusias.Camila memarkir mobil, lalu mematikan mesin. Penjaga dan pelayan Keluarga Hermanto menyapa Camila dengan ramah. Mereka juga membantu Camila membawa barang-barang. Bahkan, mereka juga mengingatkan Camila untuk berhati-hat
Mobil sport merah milik Camila berhenti di depan kediaman Keluarga Hermanto. Camila membunyikan klakson.Para penjaga kediaman Keluarga Hermanto terpana melihat kecantikan Camila. Mereka berebutan untuk menyapa Camila dengan ramah."Bu Camila, apa kamu datang untuk menjenguk Pak Dylan?""Pak Caden sudah memberi tahu kami. Kamu jalan terus, lalu belok ke pintu belakang kediaman Keluarga Hermanto.""Jarak dari sana ke aula leluhur lebih dekat dan nggak bisa ketahuan Pak Kevin. Ada orang yang tunggu kamu di sana. Dia akan bawa kamu ke aula leluhur."Camila mengangguk dan menyahut, "Oke, terima kasih.""Sama-sama," balas penjaga. Setelah Camila pergi, beberapa penjaga sibuk berkomentar."Entah apa yang dipikirkan Leon tolol itu. Dia malah nggak menghargai istri yang begitu cantik. Otaknya bermasalah!""Ibunya Leon juga tolol. Dia terus memfitnah Bu Camila di internet.""Jelas-jelas Bu Camila itu menantu yang membanggakan. Keluarga Leon benar-benar beruntung, tapi mereka malah menyia-nyiaka
Camila berbicara dengan tatapan dingin, "Sejujurnya, waktu dikurung selama 1 tahun olehmu, aku merasa kesakitan setiap hari. Bukan cuma itu, aku juga merasa putus asa. Aku dikurung pria yang kusukai dan dipermalukan pelakor. Aku sangat tersiksa!"Camila menambahkan, "Aku kira aku nggak bisa kabur lagi seumur hidup. Aku benar-benar putus asa ...."Sambil bicara, Camila menginjak jari Leon hingga putus. Dia membawa pisau, lalu membuka pintu kandang dan berjalan masuk.Leon sudah lama tidak makan, jadi dia tidak mampu melawan lagi. Leon mengangkat tangannya yang terluka parah dan berkata sembari memandang Camila dengan ekspresi panik, "Apa yang ingin kamu lakukan? Membunuh itu ... melanggar hukum ...."Camila berucap, "Kamu cuma merasa sedikit ketakutan, tapi kamu nggak merasakan keputusasaanku waktu itu! Kamu tahu aku nggak akan membunuhmu dan aku juga nggak bisa mengurungmu dalam waktu yang lama seperti yang kamu lakukan padaku. Jadi, kamu nggak merasa putus asa.""Kalau kamu nggak mera
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka