Caden menjawab sembari mengernyit, "Seharusnya Samuel sengaja berbohong untuk memprovokasiku. Dengan begitu, aku akan marah padamu. Dia mau menghasut kita berdua. Sebelum aku datang cari kamu semalam dia ...."Caden ingin memberi tahu masalah foto, tetapi dia mengurungkan niatnya karena khawatir Naomi ketakutan. Bagaimanapun, bagi wanita dikuntit dan difoto secara diam-diam sangat mengerikan.Caden membicarakan masalah lain, "Samuel bilang padaku dia ingin mengejarmu. Dia juga ingin merebut kamu dan anak-anak dariku."Naomi bertanya sambil memelotot, "Pak Samuel mau kejar aku?""Iya," sahut Caden.Naomi bertanya lagi, "Apa ... dia bilang begitu waktu mengujimu kemarin?""Bukan, semalam," jawab Caden.Naomi menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Mana mungkin? Aku nggak dekat dengan Pak Samuel, mana mungkin dia ingin mengejarku? Bahkan, dia mau merebut anak-anak."Naomi berjeda sejenak sebelum melanjutkan, "Pak Samuel nggak pernah menunjukkan perasaan sukanya di depanku. Sama sepertiku, d
Tiara melambaikan tangan pada Caden, lalu membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk. Dia bertanya, "Ada apa kamu cari aku malam-malam begini?"Tadi Caden mengirim pesan pada Tiara untuk mengajaknya bertemu di lantai bawah. Caden tidak menjawab pertanyaan Tiara. Dia bertanya balik, "Apa Naomi sudah tidur?"Tiara menjawab, "Waktu aku turun, Naomi lagi jaga anaknya. Aku bilang padanya malam ini aku tinggal di rumah orang tuaku. Aku ikuti arahanmu, aku nggak bilang kamu cari aku. Dia juga nggak curiga.""Kamu memang setia kawan! Apa kamu buru-buru pulang? Kalau nggak, aku traktir kamu minum," balas Caden.Tiara langsung menolak, "Nggak cocok kalau kita minum-minum berdua. Lain kali ajak Naomi. Selain itu, aku juga buru-buru pulang. Adik sepupuku masih tinggal di rumah orang tuaku, kamu langsung bilang saja ada masalah apa."Caden terdiam sejenak, lalu tersenyum dan berujar, "Aku dan Naomi sudah pacaran."Tiara berseru kaget, "Apa?"Caden tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat be
Entah Braden yang sengaja menyembunyikan informasi suami Naomi atau pria itu terlalu hebat. Caden sama sekali tidak bisa menemukan informasi tentang suami Naomi. Itulah sebabnya Caden mencari Tiara.Tiara adalah sahabat Naomi. Dia pasti tahu. Alhasil, Tiara malah menggeleng dan berujar, "Aku juga nggak tahu."Caden yang terkejut bertanya, "Kamu nggak tahu?"Tiara menjelaskan, "Iya, aku nggak tahu. Naomi dan suaminya menikah secara diam-diam. Bahkan, dulu Naomi nggak undang kami hadiri resepsinya. Kami juga nggak tahu siapa suaminya, Naomi nggak mau bilang setiap kali aku tanya."Caden bertanya lagi seraya mengernyit, "Kenapa Naomi nggak mau bilang?"Tiara menyahut, "Aku nggak tahu, tapi aku tahu Naomi dan suaminya nggak saling mencintai. Meski belum cerai, mereka pasti nggak punya perasaan terhadap satu sama lain."Caden kebingungan. Biarpun menikah secara diam-diam, seharusnya sahabat Naomi boleh tahu. Namun, Naomi bahkan tidak memberi tahu Tiara.Tiara mengingatkan, "Kalau Naomi suda
Semua orang kaget. Mereka bertanya, "Siapa? Apa Naomi?"Caden menunjukkan foto dan menyahut, "Ini pacarku, Naomi."Itu adalah foto Caden dan Naomi. Waktu itu, Naomi sedang tertidur pulas. Caden mendekati Naomi dan mengambil foto ini secara diam-diam.Salah satu teman ingin mengambil ponsel Caden agar bisa melihatnya lebih saksama. Caden langsung memukul tangan temannya dan menegur, "Cuma boleh lihat, nggak boleh sentuh!"Caden sangat protektif dan pelit. Temannya juga tidak membuat perhitungan dengan Caden. Mereka hanya memandangi layar ponsel. Ada yang memuji, "Kakak Ipar cantik sekali!"Caden membalas dengan bangga, "Dia itu bidadari yang turun dari kahyangan."Ada yang berkomentar, "Kakak Ipar kelihatan lembut!"Caden menanggapi dengan sombong, "Dia memang istri dan ibu yang baik."Ada yang berujar, "Kakak Ipar kelihatan seperti orang yang setia!"Caden menimpali dengan angkuh, "Naomi cuma mencintaiku."Ada yang berseru, "Tapi, Kakak Ipar begitu cantik. Pasti banyak pria yang mengej
Begitu Naomi masuk ke kamar, ponselnya yang diletakkan di atas meja berdering. Ada pesan masuk. Naomi mengambil ponselnya dan membaca pesan itu.[ Naomi, kamu sudah tidur? ]Tadi Naomi mengira Tiara yang mengirim pesan kepadanya, ternyata Caden yang mencarinya. Jantung Naomi berdegup kencang.Naomi bukan remaja. Dia sudah berusia 20-an tahun, bahkan sudah pernah melahirkan anak. Namun, ini adalah pertama kalinya Naomi berpacaran.Semua tindakan Caden yang romantis bisa membuat Naomi malu dan gugup. Naomi hendak membalas pesan Caden, tetapi dia baru menyadari sebelumnya Caden sudah mengirim banyak pesan.[ Naomi, kamu lagi apa? Aku rindu kamu. ][ Naomi, aku merindukanmu.][ Naomi, pacarmu merindukanmu. ][ Aku sangat merindukanmu. ]Naomi bersandar di kepala tempat tidur sambil membalas pesan Caden dengan wajah memerah.[ Tadi aku lihat anak-anak. Aku baru lihat pesanmu. ]Kemudian, Caden menelepon Naomi. Jantung Naomi berdetak kencang saat dia menjawab panggilan telepon, "Halo?"Caden
Naomi pun emosi karena terus dibangunkan. Dia melihat jam, sekarang belum pukul 3 dini hari.Naomi memarahi, "Untuk apa kamu masak sekarang? Aku peringatkan kamu, aku akan marah kalau kamu nggak mau tidur! Cepat tidur, jangan telepon aku lagi!"Naomi mengakhiri panggilan telepon. Caden memang tidak menelepon lagi. Naomi baru meletakkan ponselnya di meja, tetapi Caden mengirim pesan suara kepada Naomi."Naomi, kamu marah padaku, ya? Jangan buat aku takut. Jangan marah, aku itu penakut.""Naomi, aku sangat patuh, 'kan? Kamu larang aku telepon, aku turuti perintahmu. Jangan marah, ya."Naomi merasa tidak berdaya. Dia hendak mengkritik Caden dalam hati, tetapi Caden mengirim pesan suara lagi."Naomi, kenapa langit masih gelap? Apa kita baru bisa bertemu waktu pagi?""Naomi, kenapa kita baru bisa bertemu waktu pagi?"Naomi tidak bisa berkata-kata. Sekarang Naomi tidak marah lagi. Tidak ada gunanya dia marah. Siapa suruh Caden minum anggur terlalu banyak?Naomi merasa dirinya tidak bisa meng
Kemudian, ponsel Naomi terus berdering. Ada banyak pesan masuk. Naomi melihat ponselnya, ada banyak panggilan telepon tidak terjawab dan pesan yang belum dibaca. Semuanya dari Caden.Naomi terperangah. Apa Caden tidak tidur semalaman? Ponsel Naomi berdering lagi. Caden yang menelepon.Naomi menjawab panggilan telepon, "Ponselku kehabisan baterai. Aku baru menyalakannya dan melihat pesanmu."Caden menimpali, "Aku tahu. Aku sudah keluar antar sarapan untukmu."Naomi bertanya, "Um. Apa ... kamu nggak tidur semalaman?"Caden menyahut, "Aku terus memikirkanmu. Aku nggak bisa tidur."Wajah Naomi memerah. Dia tidak tahu harus berkata apa. Jadi, dia berpesan, "Hati-hati di jalan.""Iya," ucap Caden.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Naomi mulai memilih baju. Dia terus bergonta-ganti baju. Akhirnya, Naomi memilih gaun panjang kasual bergaya tradisional yang dihiasi corak bunga. Dia juga memakai anting-anting bunga matahari dan kalung klasik. Rambutnya dikepang, lalu ujungnya diikat dengan
Naomi memegang dahinya, dia pun ikut panik. Untung saja Caden mengurusnya dengan cepat. Tak lama kemudian, kurir sudah sampai.Caden memesan pangsit, siomai udang, cakwe, hamburger, roti lapis, susu kedelai, dan berbagai macam makanan lainnya. Variasi makanannya sangat banyak sehingga anak-anak bisa memilihnya dengan sesuka hati.Naomi memanggil anak-anak untuk cuci tangan dan makan lagi. Mereka bergegas keluar dari kamar, lalu melihat meja makan untuk memastikan sarapan mereka sudah siap sebelum mencuci tangan.Caden meletakkan makanan yang dipesan di samping dan memberikan masakannya pada Naomi seraya berucap, "Kamu makan ini.""Ha? Kenapa?" tanya Naomi."Ini masakanku, itu masakan pria lain," sahut Caden. Dia tahu semua koki di Restoran Paroyal adalah pria.Naomi merasa tidak berdaya, kenapa hal ini juga harus dibandingkan? Saat Naomi hendak bicara, keempat anak sudah kembali dan duduk di depan meja makan. Mereka berseru dengan antusias."Mama, aku mau makan hamburger!""Mama, aku m
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu