Saat menerima pesan dari Vila Uwana, Naomi masih sedang di mal. Dia pun merasa sangat emosi.Apa maksudnya akan bercerai pada waktunya? Jangan-jangan suaminya itu tidak ingin bercerai?Sialan! Betapa inginnya Naomi memaki saat ini. Ketika Naomi tiba di Mal Goldana, dia baru kepikiran untuk menelepon ke Vila Uwana. Dia ingin bertanya masalah perceraian. Saat ini, Naomi baru menyadari ternyata dia telah memasukkan nomor telepon Vila Uwana ke dalam daftar hitam.Naomi bergegas mengeluarkan nomor tersebut dari dalam daftar hitam. Kemudian, dia pun menelepon.Saat mengetahui ternyata sang suami sempat menghubunginya semalam, bahkan mengajak untuk ketemuan, Naomi sungguh merasa bersemangat. Namun, siapa sangka kondisi akan berubah.Naomi juga tidak tahu apakah suaminya marah atau tidak lantaran tidak bisa menghubunginya semalam. Setahu Naomi, sekarang dia sedang merasa sangat marah terhadap dirinya sendiri!Seandainya Naomi mengangkat panggilan itu semalam, bukannya dia sudah resmi untuk be
Beberapa wanita mulai mendekat. Mereka semua menatap Naomi dan Jayden dengan tatapan tidak bersahabat.“Mereka orangnya?”Jayden merasa takut. Sekujur tubuhnya mulai gemetar, tetapi dia masih bisa-bisanya berkata, “Jangan tindas mamaku!”Para wanita melipat lengan di depan dada sembari mengamati Jayden. Mereka sungguh takjub ketika melihatnya. Jika Jayden masuk ke dunia hiburan, dia pasti akan menjadi bintang kecil yang sangat populer.Wajah Jayden berbeda dengan Braden maupun Hayden. Wibawa mereka juga tidak sama sedikit pun.Semuanya memang adalah anak imut. Namun, Braden dan Hayden kelihatan lebih gagah, sedangkan Jayden kelihatan lebih lemah lembut.Setelah melihat paras indah Jayden, wanita itu baru berkata dengan galak, “Anak kecil awas sana! Jangan sampai aku menamparmu!”Jayden ketakutan hingga tidak berani bernapas. Hanya saja, dia masih tidak mundur. Jayden memang penakut, tetapi dia ingin melindungi ibunya.Ibu adalah orang yang paling disukai Jayden. Dia tidak akan mengizin
Naomi memaki, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memungut ponselnya. Baru saja ponsel berhasil diambilnya, tiba-tiba rambutnya malah dijambak.“Padahal kami belum turun tangan, kamu malah turun tangan duluan. Kamu memang minta diberi pelajaran! Dasar wanita jalang!” Para wanita itu memaki sembari hendak memukulnya.Kali ini, Naomi kelihatan sangat emosi. Seandainya bukan karena takut memperbesar masalah, dia pasti sudah menusuk mereka semua dengan jarumnya!Naomi menginjak ujung sepatu wanita yang menjambaknya tadi. Wanita itu langsung melepaskan tangannya, lalu menjerit, “Sakit, sakit, sakit! Kakiku … huhuhu ….”Meskipun tidak menggunakan jarum, wanita-wanita ini juga bukan tandingan Naomi. Konon katanya, seorang wanita yang sudah menjadi ibu akan menjadi lebih kuat lagi. Sejak Naomi melahirkan anak, dia bukanlah sosok wanita lemah yang bisa disiksa orang-orang.Apalagi Naomi pernah tinggal bertahun-tahun di dalam pegunungan. Setiap harinya Naomi mesti melakukan pekerjaan kasar seperti
“Kamu … Kamu ….” “Aku peringatkan kalian. Lebih baik kalian jangan memancing kesabaran seorang ibu. Siapa yang berani menyentuh anakku. Aku akan habisi kalian semua!” Kali ini, Naomi tidak bisa menahan amarahnya lagi!Tidak masalah apabila para wanita itu datang untuk bertengkar maupun berkelahi dengan Naomi. Namun, anak adalah batas kesabarannya!Para wanita itu juga telah menyadari betapa kuatnya Naomi. Tidak ada yang berani maju lagi, malah beralih mendesak Susan.“Susan, cepat telepon Pak Dylan lagi. Biar Pak Dylan saja yang beri pelajaran kepadanya. Sepertinya dia memang sudah bosan hidup, dia malah berani pukul kamu!”“Iya, cepat panggil Pak Dylan kemari.”Susan menggigit gigi bawahnya, lalu membelalaki Naomi sekilas. Dia kembali mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dylan.Panggilan terhubung. Susan langsung menangis. “Dylan, aku dipukul! Kamu cepat kemari. Huhuhu ….”Kening Naomi langsung berkerut. Dia yakin pria yang ditelepon Susan pasti memiliki latar belakang yang tidak
Tak lama kemudian, Fiona pun bergegas kemari. Tadi dia sedang memilih pakaian untuk Calvin. Ketika mendengar Naomi juga berada di mal, apalagi sedang ditindas, dia pun bergegas mencari Naomi.“Bu Naomi.” Tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang. Naomi memalingkan kepalanya, lalu tampak sosok Fiona.“Bu Fiona?”Fiona merasa kaget.“Ternyata benar kamu ada di sini. Tadi aku merasa punggung wanita ini mirip sama kamu. Aku kira aku salah lihat. Kamu … apa yang terjadi denganmu?”Naomi merasa agak canggung. “Ada sedikit masalah dengan mereka.”Kening Fiona seketika berkerut. Dia menatap Susan dan yang lain dengan kesal. Dari semua orang di tempat, hanya Susan saja yang mengetahui identitas Fiona. Dia pun merasa kaget hingga sekujur tubuhnya gemetar.Wanita-wanita lainnya tidak mengenali Fiona. Mereka hanya merasa Fiona berasal dari keluarga kaya saja. Berhubung mereka merasa Susan memiliki Dylan sebagai sandaran, ada yang menjerit, “Kenapa? Apa kamu itu datang untuk membantu wanita
Begitu Susan bersuara, air mata langsung mengalir. Hatinya sungguh terasa penat.Dylan segera berlari ke sisi Susan. Hanya saja … belum sempat dia berjalan ke sisi Susan, langkah kakinya dihentikan oleh jeritan Fiona. “Berhenti!”Kali ini, Dylan baru menyadari kakak kandungnya juga sedang berada di tempat. Dia terbengong sejenak, lalu segera tersenyum padanya.“Kak, kenapa kamu juga ada di sini?”“Kamu jelaskan dulu sama aku. Ada apa dengan wanita ini?”Dylan langsung mengakuinya. “Dia kekasihku.”“Kekasihmu? Apa otakmu rusak? Atau kamu sudah menyumbang bola matamu? Kamu malah menerima sembarang wanita sebagai pacarmu? Memangnya kamu itu tempat penampungan sampah?”“Ergh … ada apa ini? Kita bisa bicarakan baik-baik. Kenapa malah emosi? Jangan marah-marah, nggak bagus buat kesehatan. Nanti Kakak malah cepat tua.”“Tutup mulutmu! Kalau Papa dan Mama ada di sini, aku jamin mereka pasti akan mati dibuat emosi olehmu! Kriteria untuk menjadi menantu Keluarga Hermanto bukan dilihat dari latar
Dylan memalingkan kepalanya melihat ke sisi Susan dan yang lain. Dia masih menyipitkan matanya, menunjukkan sikap lugu dan temperamen bagusnya. Namun, aura di sekitarnya mulai terasa dingin!Susan dan teman-temannya merasa sangat kaget dan takut hingga tubuh mereka terasa gemetar.Tatapan Dylan tertuju pada diri Susan. Nada bicaranya tergolong lembut. “Coba kamu jelaskan. Kalau kamu nggak bersalah, meskipun aku dipukul kakakku sampai mati, aku pasti akan melindungimu. Tapi, jangan sampai kamu berbohong.”Susan tetap tidak mengakui perbuatannya. “Dia yang lagi berbohong. Jelas-jelas anaknya yang dorong anak kakakku. Dia nggak bersedia untuk minta maaf, makanya aku minta penjelasan dari dia. Aku juga nggak sangka dia bakal segalak ini. Dia ….”“Pasti ada kamera CCTV di sini. Kita lihat rekaman CCTV saja,” sela Naomi lantaran tidak ingin melihat sandiwaranya lagi.Usai mendengar, Susan seketika merasa gemetar. Dia pun berkata “Aku juga dengar semua ini dari kakakku. Kak, coba kamu jelaska
Di lantai bawah, Fiona menyuruh orang untuk membubarkan orang-orang yang berkerumun. Kemudian, dia mencari tempat yang lebih sepi untuk mengobrol dengan Naomi. Dia benar-benar menganggap Naomi sebagai penyelamat dan juga sahabatnya!“Keluarga Hermanto dan Keluarga Himawan tergolong berkedudukan di Kota Jawhar. Kelak kalau kamu bertemu masalah lagi, kamu bisa beri tahu aku. Aku akan bantu kamu untuk selesaikan masalahmu!”“Baik, terima kasih, ya.”“Kamu nggak usah bersikap sungkan sama aku. Kamu sudah berkali-kali membantu Calvin, bahkan nggak bersedia untuk menerima imbalan. Kami akan merasa lebih nyaman jika bisa membantumu.”Ketika mengungkit masalah ini, Naomi juga merasa sangat tidak berdaya. Dia membantu Calvin benar-benar bukan demi imbalan. Waktu itu, Rowen malah memberinya selembar cek yang bernilai 2 miliar. Nominal itu sungguh mengejutkan Naomi!Seandainya mereka memberi uang 5 atau 10 juta sebagai tanda terima kasih, mungkin Naomi masih akan menerimanya lantaran memikirkan k
“Nggak ada. Saat mamamu jadi relawan di Kota Yorta, kebetulan waktu itu aku sedang berada di perbatasan Kota Niaga. Aku nggak begitu jelas dengan kondisi mamamu di sana. Aku tahu kabarnya juga dari surat-menyurat.”“Aku nggak pernah bertemu dengan Lucky, juga nggak pernah bertemu dengan orang tuanya. Untuk apa kamu mencarinya? Apa Keluarga Pangestu mengungkit masalah itu lagi? Kamu jangan dengar apa kata mereka. Mamamu itu wanita baik-baik!”“Aku mengerti.” Caden tidak mengatakan masalah Samuel. Dia tahu sekarang Carlos sedang sibuk dengan urusan militer. Dia tidak berharap Carlos ikut mencemaskan masalah ini.“Apa kamu punya titik lokasi tempat mamaku jadi relawan pengajar? Aku ada sedikit urusan. Ada yang perlu aku selidiki.”“Ada. Kami selalu berkomunikasi dengan surat. Nanti aku akan kirim ke kamu.”“Oke, terima kasih, Paman Carlos.”“Untuk apa bersikap sungkan sama aku. Kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa hubungi aku.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Braden dan Rayden langsung maju. “
“Kamu tahu sendiri, cara berpikir mamamu sangat rasional, apalagi dia orangnya baik hati. Semua keputusan yang dia buat pasti sudah dipikirkannya secara matang. Kalau anak itu hanya menghadapi masalah biasa atau mamamu menyukainya murni karena dia kasihan, nggak mungkin ada pemikiran seperti itu di benaknya.”“Waktu itu, mamamu masih belum menikah. Dia masih belum memilikimu. Mengasuh seorang anak pasti akan berdampak terhadap kehidupannya! Dia pasti sudah memikirkan akibat dari perbuatannya, tapi dia tetap memilih untuk mengasuhnya.”“Hal itu membuktikan kalau dia benar-benar sangat menyukai anak yang bernama Lucky itu! Selain itu, dapat diketahui kalau masalah anak itu cukup serius! Waktu itu, kebetulan anggota Keluarga Pangestu menentang papamu untuk bersama mamamu. Oh, ya, apa kamu tahu alasan dia menjadi relawan pengajar? Alasan pertama adalah demi menepati janjinya menemani anak-anak di pegunungan. Alasan kedua adalah demi memberi papamu waktu untuk berpikir.”“Orang tuamu saling
Carlos Anggara adalah teman kecil Wanda. Sejak kecil, hubungannya dengan Wanda sangatlah bagus. Boleh dikatakan bahwa dia mengetahui semua masalah Wanda.Sejak kecil, Carlos diam-diam menyukai Wanda. Dia bahkan diam-diam bersumpah hanya akan menikahi Wanda. Sayangnya, tiba-tiba muncul seorang Darman.Hal yang lebih menyayat hati adalah Wanda malah menyukai Darman. Mereka berdua berpacaran, menikah, lalu melahirkan anak.Carlos hanya bisa menyaksikan momen bahagia mereka dengan hati pilu. Meskipun demikian, rasa suka Carlos terhadap Wanda masih tidak berubah. Itulah alasannya dia tidak menikah sampai saat ini.Carlos sangat sibuk. Jika tidak menggunakan nama Wanda, dia pasti tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan Caden! Beda ceritanya jika mengungkit nama Wanda, dia pasti memiliki waktu sepanjang apa pun!“Kamu merindukan mamamu lagi? Katakanlah, kebetulan aku lagi senggang.”Tujuan Caden sangatlah jelas. “Aku ingin bahas masalah ‘anak haram’ mamaku.”Mengenai masalah anak haram Wa
“Kemudian aku sering kali melihat nama “Wanda”. Setiap kali aku melihatnya, aku selalu merasa familier. Hanya saja, aku nggak merasa familier ketika mendengar. Sekarang aku bisa memastikan kalau tulisan di atas selimut itu adalah nama Wanda! Ada nama Wanda di ujung kedua selimut itu!”Awalnya Caden merasa syok. Kemudian, dia mulai merasa serius!Waktu itu, orang yang menelantarkan Naomi dan anak-anaknya di pegunungan pasti sama dengan orang yang membawa pergi Rayden dan juga putrinya!Samuel!Jadi, selimut itu pasti dibungkus oleh Samuel!Namun, kenapa bisa ada nama ibunya di atas selimut?Sembari berpikir, hati Caden semakin terasa penat. Samuel ada hubungan dengan ibunya!Apa wanita cantik tanpa mata di dalam lukisan Samuel itu adalah ibunya Caden?Caden terkejut beberapa saat baru mulai tersadar dari lamunannya. “Naomi, kamu sudah memberiku sebuah petunjuk yang sangat besar. Kamu dengar apa kataku, istirahat dengan baik. Aku akan selesaikan masalah putri kita. Kamu percaya sama aku.
Orang itu mengenakan jas hujan berwarna hitam dengan topi di kepalanya. Senyumannya kelihatan sangat mengerikan, bagai seorang buruk rupa yang mengerikan. Dia berjalan ke sisi Naomi, lalu menusuk Naomi berkali-kali hingga Naomi jatuh terkapar di atas lantai.Naomi melebarkan matanya melihat ke arah orang itu. Dia memegang pisau bersimbah darah itu melangkah ke sisi anak. Selangkah, 2 langkah …. Jarak kedua anak semakin dekat lagi.Jujur saja, Naomi sungguh merasa takut. Dia takut orang itu akan melukai anaknya! Naomi ingin sekali berdiri dan menerjang ke sana, tetapi dia tidak sanggup untuk berdiri!Dengan tidak berdaya, Naomi hanya bisa menatap orang jahat itu melangkah mendekati anaknya. Naomi sungguh merasa putus asa hingga kehabisan napasnya ….Sekarang Naomi sudah bangun. Namun, ketika kepikiran dengan gambaran di dalam mimpi itu, dia merasa sedikit takut hingga sekujur tubuhnya gemetar.Caden memeluk Naomi dengan erat, lalu menghiburnya, “Naomi, sebenarnya aku sudah tahu kabar pu
Tiba-tiba Naomi menangis! Dia mencengkeram pakaian Caden dengan erat. Seluruh tubuhnya gemetar. Dia sungguh merasa emosional. Matanya tidak dibuka, seolah-olah sedang mimpi buruk saja.Caden segera memanggilnya, “Naomi!”Caden menjerit Naomi beberapa kali baru Naomi membuka matanya. Napasnya juga terengah-engah.Caden bertanya, “Apa kamu lagi mimpi buruk?”Kedua mata Naomi kelihatan basah. Dia menatap Caden dengan kaget. Setelah linglung selama beberapa detik, akhirnya Naomi kembali sadar dan langsung menangis histeris.“Caden, kita punya anak perempuan. Dia dibawa pergi sama orang jahat. Orang jahat itu mau sakiti dia. Putri kita akan ketakutan! Aku mau menyelamatkannya! Tapi, aku nggak sanggup kalahin orang jahat itu. Apa yang mesti aku lakukan? Apa? Aku nggak sanggup buat melindungi anak kita. Aku nggak bisa melindunginya. Aku itu seorang ibu yang nggak berguna. Aku benar-benar nggak berguna. Huhuhu …. Kenapa aku nggak berguna sekali …..”Naomi menyalahkan diri sendiri dengan sedih.
Caden sedang merenung. Dia sedang memikirkan sang putri dan juga Naomi. Perasaan ketika memastikan memiliki seorang putri dengan mencurigai dirinya memiliki seorang putri adalah 2 hal yang sangat berbeda!Ketika merasa curiga, pemikirannya masih didominasi oleh akal sehat. Caden masih bisa menganalisis masalah dengan kepala dingin.Namun, setelah memastikan Caden memiliki seorang anak perempuan, dia merasa kaget dan juga gembira! Di luar itu, dia juga merasa gelisah!Tidak disangka ternyata Caden memiliki seorang anak perempuan. Dia memiliki seorang anak perempuan! Namun, sekarang anaknya sedang berada di tangan orang lain ….Selesai memikirkan anak perempuan, pemikiran Caden beralih ke diri Naomi. Dia merasa sangat menyesal dan sakit hati!Caden merasa menyesal karena telah melewatkan seluruh masa kehamilan Naomi. Dia bahkan tidak pernah melihat sosok Naomi yang sedang mengandung. Setelah menonton 2 penggalan video itu, boleh dikatakan bahwa ini pertama kalinya Caden melihat Naomi den
Kedua mata Naomi terasa panas. Air mata kembali menetes di wajahnya. “Dik ….”Braden dan Rayden sudah mengetahui keberadaan adik perempuan mereka. Mereka bukan syok dengan masalah itu, melainkan syok dengan siapa yang memberi tahu ibu mereka?Ekspresi Braden dan Rayden sangat serius. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Mama, bagaimana kamu bisa tahu?”Naomi mengusap air matanya, lalu menyerahkan ponsel untuk diperlihatkan kepada Braden. Kemudian, dia menggendong Jayden ke dalam pelukannya, tidak membiarkan Jayden untuk melihatnya.Jayden bukanlah anak kandungnya. Hanya saja, masalah ini masih belum diketahui Jayden. Cuma Braden, Hayden, dan Rayden saja yang mengetahui masalah ini.“Jayden temani Mama, ya.”“Emm. Mama jangan nangis lagi. Jayden akan menemani Mama.”Braden, Hayden, dan Rayden mengambil ponsel ke samping. Selesai melihat, ekspresi wajah mereka spontan berubah! Terutama Hayden! Satu detik sebelumnya, dia merasa dirinya sedang berada di surga. Satu detik kemudian, d
Orang di ujung telepon tidak memperbolehkan Naomi untuk memberi tahu Caden. Hanya saja, dia tidak mengatakan Naomi tidak boleh memberi tahu putranya. Seharusnya Naomi boleh memberi tahu putranya?Nantinya, Naomi akan menyuruh anak-anak untuk menyampaikannya kepada Caden. Seharusnya semua itu bukan masalah, ‘kan?Setelah memiliki pemikiran seperti ini, Naomi pun mengambil ponsel ke kamar anak. Keempat anak-anak baru saja selesai membasuh tubuhnya, berencana untuk pergi sarapan.Ketika melihat Naomi yang menangis itu, anak-anak merasa sangat kaget. Mereka segera berjalan maju. “Ada apa dengan Mama?”Braden menarik Naomi untuk duduk. Rayden segera menarik selembar tisu dan menyerahkannya kepada Jayden.Jayden mengambil tisu, lalu menyeka air mata di wajahnya. Napas Hayden semakin tidak karuan lagi. “Mama jangan menangis. Beri tahu aku, siapa yang sudah menindasmu?”Bibir Naomi kelihatan gemetar. Dia masih saja menangis dengan terisak-isak. Dia juga tidak ingin mengagetkan anak-anak, tid