Baru saja Leon pergi, ketiga bocah kecil pun bangun.Jayden melihat jam di atas nakas. Dia langsung merasa kaget. “Astaga! Sudah jam 10-an. Celaka! Celaka! Mama dan Mama Tiara pasti sudah kelaparan.”Tanpa mengulur waktu, Jayden langsung mengesampingkan selimutnya, kemudian berlari ke luar dengan mengenakan piama.Hayden juga ikut terbangun. Beberapa saat kemudian, Jayden kembali ke kamar, lalu berkata kepada mereka, “Mama dan Mama Tiara sudah selesai sarapan. Ada Paman yang antar sarapan buat kita.”Begitu mendengar, Braden dan Hayden serentak berseru, “Paman?”“Aku juga nggak kenal.” Tanpa menggosok gigi, Braden dan Jayden langsung berlari keluar kamar untuk bertanya pada Naomi. Tiba-tiba muncul seorang pria di sisi ibu mereka yang polos itu. Tentu saja mereka mesti menanyakannya.Naomi menjelaskan dengan tersenyum, “Dia itu suaminya dari mama angkat kalian yang satu lagi. Dia itu juga kakak tingkat Mama. Dia tahu kita datang ke Kota Jawhar, makanya dia datang untuk mengunjungi Mama
Saat menerima pesan dari Vila Uwana, Naomi masih sedang di mal. Dia pun merasa sangat emosi.Apa maksudnya akan bercerai pada waktunya? Jangan-jangan suaminya itu tidak ingin bercerai?Sialan! Betapa inginnya Naomi memaki saat ini. Ketika Naomi tiba di Mal Goldana, dia baru kepikiran untuk menelepon ke Vila Uwana. Dia ingin bertanya masalah perceraian. Saat ini, Naomi baru menyadari ternyata dia telah memasukkan nomor telepon Vila Uwana ke dalam daftar hitam.Naomi bergegas mengeluarkan nomor tersebut dari dalam daftar hitam. Kemudian, dia pun menelepon.Saat mengetahui ternyata sang suami sempat menghubunginya semalam, bahkan mengajak untuk ketemuan, Naomi sungguh merasa bersemangat. Namun, siapa sangka kondisi akan berubah.Naomi juga tidak tahu apakah suaminya marah atau tidak lantaran tidak bisa menghubunginya semalam. Setahu Naomi, sekarang dia sedang merasa sangat marah terhadap dirinya sendiri!Seandainya Naomi mengangkat panggilan itu semalam, bukannya dia sudah resmi untuk be
Beberapa wanita mulai mendekat. Mereka semua menatap Naomi dan Jayden dengan tatapan tidak bersahabat.“Mereka orangnya?”Jayden merasa takut. Sekujur tubuhnya mulai gemetar, tetapi dia masih bisa-bisanya berkata, “Jangan tindas mamaku!”Para wanita melipat lengan di depan dada sembari mengamati Jayden. Mereka sungguh takjub ketika melihatnya. Jika Jayden masuk ke dunia hiburan, dia pasti akan menjadi bintang kecil yang sangat populer.Wajah Jayden berbeda dengan Braden maupun Hayden. Wibawa mereka juga tidak sama sedikit pun.Semuanya memang adalah anak imut. Namun, Braden dan Hayden kelihatan lebih gagah, sedangkan Jayden kelihatan lebih lemah lembut.Setelah melihat paras indah Jayden, wanita itu baru berkata dengan galak, “Anak kecil awas sana! Jangan sampai aku menamparmu!”Jayden ketakutan hingga tidak berani bernapas. Hanya saja, dia masih tidak mundur. Jayden memang penakut, tetapi dia ingin melindungi ibunya.Ibu adalah orang yang paling disukai Jayden. Dia tidak akan mengizin
Naomi memaki, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memungut ponselnya. Baru saja ponsel berhasil diambilnya, tiba-tiba rambutnya malah dijambak.“Padahal kami belum turun tangan, kamu malah turun tangan duluan. Kamu memang minta diberi pelajaran! Dasar wanita jalang!” Para wanita itu memaki sembari hendak memukulnya.Kali ini, Naomi kelihatan sangat emosi. Seandainya bukan karena takut memperbesar masalah, dia pasti sudah menusuk mereka semua dengan jarumnya!Naomi menginjak ujung sepatu wanita yang menjambaknya tadi. Wanita itu langsung melepaskan tangannya, lalu menjerit, “Sakit, sakit, sakit! Kakiku … huhuhu ….”Meskipun tidak menggunakan jarum, wanita-wanita ini juga bukan tandingan Naomi. Konon katanya, seorang wanita yang sudah menjadi ibu akan menjadi lebih kuat lagi. Sejak Naomi melahirkan anak, dia bukanlah sosok wanita lemah yang bisa disiksa orang-orang.Apalagi Naomi pernah tinggal bertahun-tahun di dalam pegunungan. Setiap harinya Naomi mesti melakukan pekerjaan kasar seperti
“Kamu … Kamu ….” “Aku peringatkan kalian. Lebih baik kalian jangan memancing kesabaran seorang ibu. Siapa yang berani menyentuh anakku. Aku akan habisi kalian semua!” Kali ini, Naomi tidak bisa menahan amarahnya lagi!Tidak masalah apabila para wanita itu datang untuk bertengkar maupun berkelahi dengan Naomi. Namun, anak adalah batas kesabarannya!Para wanita itu juga telah menyadari betapa kuatnya Naomi. Tidak ada yang berani maju lagi, malah beralih mendesak Susan.“Susan, cepat telepon Pak Dylan lagi. Biar Pak Dylan saja yang beri pelajaran kepadanya. Sepertinya dia memang sudah bosan hidup, dia malah berani pukul kamu!”“Iya, cepat panggil Pak Dylan kemari.”Susan menggigit gigi bawahnya, lalu membelalaki Naomi sekilas. Dia kembali mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Dylan.Panggilan terhubung. Susan langsung menangis. “Dylan, aku dipukul! Kamu cepat kemari. Huhuhu ….”Kening Naomi langsung berkerut. Dia yakin pria yang ditelepon Susan pasti memiliki latar belakang yang tidak
Tak lama kemudian, Fiona pun bergegas kemari. Tadi dia sedang memilih pakaian untuk Calvin. Ketika mendengar Naomi juga berada di mal, apalagi sedang ditindas, dia pun bergegas mencari Naomi.“Bu Naomi.” Tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang. Naomi memalingkan kepalanya, lalu tampak sosok Fiona.“Bu Fiona?”Fiona merasa kaget.“Ternyata benar kamu ada di sini. Tadi aku merasa punggung wanita ini mirip sama kamu. Aku kira aku salah lihat. Kamu … apa yang terjadi denganmu?”Naomi merasa agak canggung. “Ada sedikit masalah dengan mereka.”Kening Fiona seketika berkerut. Dia menatap Susan dan yang lain dengan kesal. Dari semua orang di tempat, hanya Susan saja yang mengetahui identitas Fiona. Dia pun merasa kaget hingga sekujur tubuhnya gemetar.Wanita-wanita lainnya tidak mengenali Fiona. Mereka hanya merasa Fiona berasal dari keluarga kaya saja. Berhubung mereka merasa Susan memiliki Dylan sebagai sandaran, ada yang menjerit, “Kenapa? Apa kamu itu datang untuk membantu wanita
Begitu Susan bersuara, air mata langsung mengalir. Hatinya sungguh terasa penat.Dylan segera berlari ke sisi Susan. Hanya saja … belum sempat dia berjalan ke sisi Susan, langkah kakinya dihentikan oleh jeritan Fiona. “Berhenti!”Kali ini, Dylan baru menyadari kakak kandungnya juga sedang berada di tempat. Dia terbengong sejenak, lalu segera tersenyum padanya.“Kak, kenapa kamu juga ada di sini?”“Kamu jelaskan dulu sama aku. Ada apa dengan wanita ini?”Dylan langsung mengakuinya. “Dia kekasihku.”“Kekasihmu? Apa otakmu rusak? Atau kamu sudah menyumbang bola matamu? Kamu malah menerima sembarang wanita sebagai pacarmu? Memangnya kamu itu tempat penampungan sampah?”“Ergh … ada apa ini? Kita bisa bicarakan baik-baik. Kenapa malah emosi? Jangan marah-marah, nggak bagus buat kesehatan. Nanti Kakak malah cepat tua.”“Tutup mulutmu! Kalau Papa dan Mama ada di sini, aku jamin mereka pasti akan mati dibuat emosi olehmu! Kriteria untuk menjadi menantu Keluarga Hermanto bukan dilihat dari latar
Dylan memalingkan kepalanya melihat ke sisi Susan dan yang lain. Dia masih menyipitkan matanya, menunjukkan sikap lugu dan temperamen bagusnya. Namun, aura di sekitarnya mulai terasa dingin!Susan dan teman-temannya merasa sangat kaget dan takut hingga tubuh mereka terasa gemetar.Tatapan Dylan tertuju pada diri Susan. Nada bicaranya tergolong lembut. “Coba kamu jelaskan. Kalau kamu nggak bersalah, meskipun aku dipukul kakakku sampai mati, aku pasti akan melindungimu. Tapi, jangan sampai kamu berbohong.”Susan tetap tidak mengakui perbuatannya. “Dia yang lagi berbohong. Jelas-jelas anaknya yang dorong anak kakakku. Dia nggak bersedia untuk minta maaf, makanya aku minta penjelasan dari dia. Aku juga nggak sangka dia bakal segalak ini. Dia ….”“Pasti ada kamera CCTV di sini. Kita lihat rekaman CCTV saja,” sela Naomi lantaran tidak ingin melihat sandiwaranya lagi.Usai mendengar, Susan seketika merasa gemetar. Dia pun berkata “Aku juga dengar semua ini dari kakakku. Kak, coba kamu jelaska
Jika bukan Joseph yang terus berusaha membujuk Maria makan, mungkin Maria sudah mati kelaparan. Joseph berkata sembari terisak, "Oke. Kita makan."Hayden merasa kasihan pada Joseph. Dia menggandeng tangan Joseph sambil berujar, "Kakek juga belum makan, ya? Nanti kita makan sama-sama.""Oke. Kita makan sama-sama," balas Joseph. Dia segera memerintah pelayan untuk menyiapkan sarapan, lalu menambahkan, "Kalian masak lebih banyak, keluarga Hayden pasti belum makan. Siapkan pelayanan sesuai standar untuk menyambut tamu terhormat."Joseph tidak memedulikan status keluarga Hayden. Orang yang bisa menghibur Maria adalah penyelamat dan tamu terhormat Joseph.Keenan masih berdiri di ruang tamu. Melihat ekspresi Joseph dan Maria yang gembira, ekspresinya menjadi dingin. Tadi Keenan mendengar mereka menyukai Hayden karena teringat pada putri mereka.Apa pun yang berkaitan dengan putri mereka pasti bisa membuat mereka senang. Namun, Joseph dan Maria malah mengatakan mereka menganggap Keenan sebagai
"Kakek, apa aku boleh telepon mamaku supaya dia bisa jemput aku? Aku nggak mau pergi ke kantor polisi. Aku takut bertemu penculik itu lagi di jalan," ucap Hayden sambil memandang Joseph."Oke," sahut Joseph sembari mengangguk. Permintaan Hayden memang sesuai dengan keinginannya.Maria tidak menangis lagi karena Hayden. Bahkan, Maria sangat gembira. Tentu saja, Joseph berharap Hayden tidak pergi agar bisa menemani Maria.Joseph bertanya dengan ekspresi lembut, "Apa kamu tahu nomor telepon orang tuamu?""Tahu. Aku telepon mamaku sekarang," jawab Hayden.Tiba-tiba, Braden menelepon. Hayden tidak bisa pergi, jadi dia terpaksa menjawab panggilan telepon di depan Joseph. Hayden segera menjelaskan kondisinya terlebih dahulu untuk mencegah Braden mengungkapkan rencana mereka.Hayden berkata, "Kak, aku dibawa penculik ke tempat asing. Tapi, kalian nggak usah khawatir. Aku aman. Di sini ada kakek yang baik dan nenek yang cantik, mereka sangat ramah. Beri tahu Mama, jadi dia bisa jemput aku."Bra
Ketika melihat sosok sang nenek yang begitu malang, Hayden sungguh merasa sakit hati. Betapa inginnya dia memberi tahu kenyataan kepada Maria. Hayden ingin memberitahunya bahwa Naomi masih hidup. Sekarang Naomi pun sedang berada di Kota Haidi! Namun, demi melangsungkan rencananya, Hayden terpaksa menahan! Hayden hanya bisa berkata dalam hatinya, ‘Nek, kamu yang sabar, ya. Mamaku sudah kembali. Bisa jadi saat ini dia sedang perjalanan kemari. Dia akan segera menemuimu.’Hayden mengusap ingusnya. Baru saja dia berencana ke lantai atas untuk menghibur Maria, seorang pelayan wanita datang dengan menyuguhkan semangkuk.“Tuan, ini sup buat Nyonya.”Kening Hayden berkerut. Jadi, ini sup beracun itu?Keenan juga kemari. Ketika melihat Maria sedang menangis, dia berbicara dengan berlagak kasihan, “Ada apa dengan Bibi? Apa dia jatuh?”Sambil berbicara, Hayden sambil hendak berjalan ke lantai atas. Raut wajah Hayden menjadi muram. Dia sengaja menjulurkan kakinya, lalu “gedebum”!Keenan terjatuh
Di dalam gedung utama, Maria masih sedang menangis dan merengek ingin mencari putrinya di dermaga.Saat ini, Joseph sedang membujuk Maria. Dia telah terluka, jadi dia tidak boleh ke dermaga.Usai mendengar ucapan Hayden, dia menenangkan Maria terlebih dahulu, kemudian baru meninggalkan kamar untuk mencari tahu situasi.Ketika melihat Hayden, hati Joseph langsung berdegup kencang! Dalam sekilas mata, wajah anak ini sungguh mirip dengan putrinya! Wajah Hayden sungguh mirip dengan Caden, tetapi ada sedikit kemiripan dengan Naomi. Bagaimanapun, dia itu dilahirkan oleh Naomi.Joseph spontan teringat Naomi ketika masih kecil dulu. Rasa familier itu tumbuh di hatinya. Saat dia belum sempat bertanya, Hayden langsung menangis histeris. Dia berlari pergi memeluk paha Joseph!“Kakek, selamatkan aku! Ada orang jahat yang ingin menangkapku. Huhuhu ….”Joseph merasa kaget. Ketika melihat gambaran ini, asisten langsung maju hendak menarik Hayden. Ingus dan air mata bocah ini telah mengotori celana
“Ini adalah cara teraman yang kepikiran olehku.”Kening Lisa berkerut. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu, ikut apa katamu saja. Aku akan menyiksanya selama 3 sampai 5 bulan lagi! Apa racunnya sudah dipersiapkan?”“Sudah dipersiapkan semuanya.”“Kalau begitu, kamu turun tangan hari ini. Aku nggak ingin menunda sehari pun lagi!”Semalam sikap Joseph sungguh membuat Lisa terasa sedih. Sekarang dia ingin segera menghabisi Maria!Begitu Maria meninggal, perhatian Joseph otomatis akan beralih ke dirinya!Si pria muda mengangguk. “Oke, aku akan segera atur. Kebetulan Joseph menyuruh orang memasak sup untuknya. Ini adalah kesempatan bagus untuk menaruh racun.”“Kalau begitu, ayo, cepat ke sana!”“Emm!”Si pemuda membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Lisa menghentikannya. “Keenan, setelah semuanya berhasil nanti, aku pasti akan beri kamu keuntungan.”Keenan adalah tamatan kedokteran yang disubsidi oleh Joseph sejak kecil. Joseph menganggap Keenan sebagai putra angkatnya. Si
Majikan dan pelayan ini tidak menyadari ada orang di atas pohon.Lisa mendengus dingin. “Padahal tubuhnya sudah ditusuk ratusan jarum, dia masih saja mau keluar lagi. Sepertinya semalam aku terlalu lembut sama dia! Seharusnya kutusuk sampai tulang kakinya patah. Dengan begitu, seumur hidupnya dia nggak bisa berdiri lagi. Dia hanya bisa merangkak bagai anjing yang kehilangan kakinya saja!”Pelayan menimpali, “Aku dengar-dengar kalau ingin membuat seseorang merasa sakit setengah mati, kita bisa menabur garam di atas luka tusukan itu. Biar rasa sakit di tubuhnya bertambah berkali-kali lipat!”“Ide bagus! Lain kali kita coba, ya. Biar wanita murahan itu rasakan! Siapa suruh dia berani menggoda Joseph! Dasar siluman rubah! Sudah gila, tapi tetap saja genit!”Ketika kepikiran sikap Joseph terhadap Maria semalam, amarah Lisa langsung membara! Gara-gara masalah ini, semalam dia tidak bisa tidur hingga tengah malam. Hatinya benar-benar terasa sakit! Dia melampiaskan api di hatinya ke diri Maria
Saat hampir tiba di dermaga, Braden berpikir sejenak, lalu bertanya, “Ayah, setelah kita bertemu Nenek, apa kita akan langsung mengakuinya?”Caden tahu apa yang sedang dipikirkan Braden. Mereka perlu menyelidiki latar belakang Keluarga Howie lagi. Akan lebih bagus jika mereka tidak berterus terang terlebih dahulu. Dengan tidak terbongkarnya identitas mereka, mereka pun akan lebih gampang dalam beraksi.Hanya saja, Caden tidak langsung mengungkapkan pendapatnya, melainkan menoleh untuk melihat Naomi, membiarkan dia membuat keputusan sendiri.Naomi berkata dengan mengerutkan keningnya, “Aku lihat kondisinya dulu.”Satu-satunya hal yang menjadi pertimbangan Naomi adalah masalah kesehatan Maria. Ibunya sudah mencarinya selama bertahun-tahun. Ketika melihatnya, dia pasti akan sangat emosional.Bagi pasien yang memiliki penyakit mental, tidaklah bagus untuk terlalu emosional. Nantinya kondisi mereka malah akan semakin buruk lagi.Caden mengangguk. “Kita lihat sikon saja.”Tidak masalah juga
Amarah Joseph meledak. “Apa kamu lupa semua ajaran Papa dan Mama? Dasar berengsek!”Raut wajah Joshua berubah muram. Dia kelihatan sangat marah.“Kamu memang nggak tahu diri. Intinya, sekarang aku sudah membujukmu, ke depannya kamu jangan menangis untuk minta bantuanku lagi! Aku pasti nggak akan membantumu!” Usai berbicara, Joshua mendengus dingin, lalu berjalan pergi.Anggota Keluarga Howie lainnya juga meninggalkan tempat.“Kalau kamu nggak bisa diajak kompromi, sampai ketemu di rapat umum pemegang saham 3 hari kemudian!”Mereka semua meninggalkan tempat dengan rasa benci dan arogan. Sepertinya mereka semua lupa, siapa yang sudah membesarkan mereka selama beberapa tahun ini? Mereka juga lupa siapa yang merintis Perusahaan Pelayaran Howie. Padahal mereka sudah menikmati hasilnya, sekarang mereka masih merasa tidak puas, ingin meminta lebih banyak keuntungan lagi! Dasar serakah dan berhati dingin! Mereka memang sekelompok orang yang tidak punya hati!Joseph duduk di tempat dengan mengg
“Kalian ini namanya sedang mempertaruhkan masa depan Keluarga Howie dan juga rasa percaya negara! Kalau kalian bertransaksi dengan iblis, kalian pun akan berada di bawah kendali mereka. Kemudian, Perusahaan Pelayaran Howie bukan lagi milik Keluarga Howie! Kalian pasti mengerti, tapi kalian masih saja bersikeras ingin melakukannya!”“Demi keuntungan sendiri, kalian bahkan nggak memedulikan keturunan kalian lagi. Kalian sungguh memalukan!”Senior dan anggota Keluarga Howie lainnya merasa malu ketika mendengar ucapan Joseph. Salah satu dari mereka berkata dengan gusar, “Kamu nggak usah omong kosong sama kami. Hari ini kami mencarimu karena ingin memberimu kesempatan, bukan datang untuk memelasmu! Kalau kamu mendengar apa kata kami, hubungan kita juga nggak akan menjadi tegang. Kamu masih bisa melindungi harga dirimu!”“Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya nggak bisa mempertahankan Perusahaan Pelayaran Howie saja, kamu juga nggak bisa menjaga reputasimu lagi! Bisa jadi kamu juga a