Brian Senjaya, anak kedua dari Keluarga Senjaya, tipikal lelaki berengsek. Dia berwajah jelek, bersifat mesum, dan juga berperilaku buruk. Hanya karena dia adalah paman kedua dari selebritas terkenal bernama Jessica, yang mana memiliki hubungan dekat dengan Keluarga Pangestu, Brian pun bersikap semena-mena di Kota Jawhar.Ketika melihat wanita cantik, Brian pun akan menariknya untuk melakukan “olahraga”. Jika wanita itu tidak menuruti kemauannya, dia akan menggunakan cara kejam untuk memaksa wanita itu. Sepertinya dia tidak pernah melakukan perbuatan baik. Semua berita berisi tentang sisi buruknya!Hayden sungguh emosi.“Dia malah adalah orang yang dilindungi si Caden berengsek itu? Pantas saja Mama mau bercerai sama cowok berengsek itu. Dia bisa melindungi orang jahat itu, berarti dia juga bukan orang baik-baik!”Saat ini, Caden malah bersin. “Haciu ….” Kasihannya Caden yang dicaci maki anak sendiri.“Bukannya wanita ini adalah wanita yang menindas Jayden sewaktu di bandara? Mereka ma
“Saat melakukan hubungan di bandara, mereka pasti nggak melihat jelas wajah satu sama lain. Jadi, mereka nggak tahu mereka lagi berhubungan dengan siapa. Kemudian, salah paham pun terjadi.”“Apa?” Hayden dan Jayden serempak melihat ke sisi Braden. Dari tatapan mereka, dapat diketahui bahwa mereka tidak mengerti. Lebih tepatnya, sama sekali tidak mengerti.Kening Braden tampak berkerut. Dia melanjutkan, “Jadi, itulah sebabnya Caden mengubah isi surat cerai, sedangkan Mama malah diam-diam mengakui semuanya. Mama sendiri juga nggak tahu orang yang berhubungan dengannya itu adalah Caden. Mama mengira dirinya telah berselingkuh.”“Semua ini cukup menjelaskan kenapa Mama bisa pulang untuk mengajukan cerai dengan Caden. Padahal Mama sudah berkali-kali bertemu dengan Caden, Mama tetap saja nggak mengenalinya. Itu karena Mama sama sekali nggak tahu bagaimana penampilan Caden. Sosok Caden hanyalah suami Mama secara formalitas saja!”Hayden menyipitkan matanya. “Maksudmu, Mama menganggap Caden da
“Emm? Ide apa?”“Kalian nggak usah tahu dulu. Tunggu kabar baikku saja.”Braden menenangkan adik-adiknya, lalu menyuruh mereka untuk mandi dan istirahat. Sementara, dia sendiri sibuk mengutak-atik keyboard-nya.Kebetulan sekali, Braden menemukan bahwa Tony mencarinya dari situs gelap. Dia ingin Braden membantunya untuk mencari tahu siapa yang merebut bisnis Caden dan juga orang yang berhasil meretas sistem keamanan perusahaannya.Braden menyipitkan matanya. Apa Tony menyuruh Braden untuk menyelidiki dirinya sendiri? Heh! Sepertinya Tony sedang bercanda? Braden-lah peretas andal yang tidak kelihatan batang hidungnya, Sandaran Kesayanganku!Awalnya Braden ingin langsung menolak. Hanya saja, setelah menyadari hubungan di antara Tony dengan Caden, dia mulai merasa ragu.Tony ingin memanfaatkan Braden untuk menghadapi Caden. Bukannya itu berarti Braden juga bisa memanfaatkan Tony untuk menghadapi Caden? Musuhnya musuh itu teman, ‘kan?Braden memang tidak mungkin akan berteman dengan Tony.
Hanya saja, Naomi tidak menceritakan masalah penyelamatnya, juga tidak menceritakan soal kehidupannya di dalam pegunungan. Naomi hanya mengatakan mereka hidup di desa dekat kaki gunung.Sebenarnya Naomi juga merasa bingung. Pertanyaan itu terus terlintas di benaknya. Orang yang mengantar Naomi ke pegunungan tidak mirip sedang mencelakainya, juga tidak mirip sedang membantunya. Semuanya terasa … aneh.“Apa orang itu nggak meninggalkan petunjuk apa pun?”Naomi menggeleng. “Nggak.”“Dia nggak menampakkan diri lagi?”“Nggak juga.”“Aneh sekali ….” Tiara berpikir sejenak, lalu berkata, “Ya sudah, ngapain mikirin masalah itu? Kalau bingung, ya nggak usah dipikirkan lagi. Lagi pula, cepat atau lambat fakta juga bakal terkuak.”Naomi mengangguk. Dia juga berpikir seperti itu.Bukannya banyak masalah seperti itu? Meski kamu memutar otak untuk memikirkan jawabannya, tetap tidak ditemukan apa-apa. Namun saat kamu tidak memikirkannya, kamu pun akan mengerti sendirinya.“Jangan hanya bahas soal aku
“Logikanya memang seperti itu. Tapi kata orang tua, kalau kita nggak menikah dan melahirkan di usia muda, kita bakal menyesal di hari tua nanti.”Tiara juga sangat santai. “Biarin saja! Hidup itu pendek. Kita mesti menikmati hidup kita. Ini hidupku sendiri. Yang paling penting aku gembira. Lagi pula, memangnya masalah perasaan bisa dipaksakan? Aku juga nggak bilang nggak akan nikah. Aku hanya belum menemukan pangeran kuda putihku saja. Setelah pangeranku menampakkan diri, tanpa perlu didesak pun, aku akan minta untuk menikah.” Kemudian, Tiara bertanya pada Naomi, “Jadi, bagaimana denganmu? Apa kamu masih akan mencari pasangan hidup?”Naomi menggeleng. “Aku sudah pernah merasakan pahitnya pernikahan. Jadi, aku nggak ingin cari pasangan lagi. Lagi pula, aku juga sudah punya anak. Aku nggak akan kesepian di hari tua nanti.”Tiara mendekati Naomi, lalu tersenyum lebar. “Milikmu itu juga milikku. Mulai hari ini, aku juga sudah punya anak. Aku juga nggak akan kesepian di hari tua nanti. Kal
“Sudah, Bu Naomi dan istrinya Leon, Camila, adalah sahabat sekaligus teman semasa kuliah. Leon itu kakak tingkatannya. Hubungan mereka bertiga sangat akrab. Aku juga sekalian mengorek informasi Bu Naomi. Ternyata dulu Bu Naomi juga pernah tinggal di Kota Jawhar. Dia adalah anak asuh dari Keluarga Tandi.”“Bu Naomi nggak diperlakukan dengan baik sejak kecil, tetapi prestasinya cukup bagus. Dia berhasil masuk ke Universitas Jawhar. Semua guru yang pernah mengajarinya dan juga teman-teman di sekitarnya mengatakan Bu Naomi orangnya sangat baik, lembut, suka membantu orang lain, dan juga giat belajar.”“Kalau bukan karena dia putus sekolah secara mendadak, lalu menikah, dia pasti memiliki masa depan yang cemerlang. Setelah putus sekolah, dia diberitakan berselingkuh dalam pernikahannya. Suaminya mengajukan perceraian, bahkan menceraikannya tanpa mendapatkan sepeser pun.”“Setelah itu, dia pun menghilang secara mendadak. Dia sudah menghilang selama enam tahun. Dengar-dengar dia baru kembali
Sementara istrinya Giman, Intan, adalah sahabat terbaik ibunya Caden di saat ibunya masih hidup dulu. Caden tahu Giman memiliki seorang putri semata wayang. Hanya saja, Caden tidak pernah bertemu dengannya, juga tidak tahu siapa namanya.Caden juga tidak menyangka ternyata Naomi adalah teman baik dari putri semata wayang Giman.“Apa Pak Giman dan Bu Intan masih di Kota Amari?”“Emm, beberapa saat lalu, mereka menemukan sebuah makam kuno. Jadi, mereka pun langsung pergi ke Kota Amari. Seharusnya mereka nggak akan kembali dalam waktu dekat.”Ketika melihat ekspresi serius di wajah Caden, Steven pun berkata, “Seharusnya kita nggak usah mencemaskan keselamatan Bu Tiara. Dia dan Bu Naomi benar-benar adalah teman baik. Waktu itu, setelah terekspos kabar perselingkuhan Bu Naomi, orang-orang yang kenal dengan Naomi pada memarahinya, tetapi Bu Tiara dan Bu Camila malah memarahi orang-orang yang memarahi Naomi.”“Perilaku mereka malah membuat mereka menerima hujatan dari warganet. Mereka dimaki
Pada saat ini, Tony juga merasa sangat gembira.“Apa benar sudah berhasil menghubunginya?”“Emm, dia juga bersedia untuk membantu kita, tapi semuanya tergantung persyaratan yang kita keluarkan. Dengar-dengar hari ini orang itu melakukan permintaan maaf secara terbuka kepada Pak Caden. Katanya masalah Pak Caden menindas wanita hanyalah sebuah salah paham belaka. Demi menunjukkan ketulusan hatinya, dia menyuntik dana 10 triliun dalam proyek baru Pak Caden!”“Berapa?”“Sepuluh triliun!”Tony merasa sangat syok. “Orang itu sungguh kaya!”“Iya! Sekarang dia sudah minta maaf dan berbaikan dengan Pak Caden. Meski kita mencarinya, apa mungkin dia akan bekerja sama dengan kita?”Tony menghela napas berat. “Sepertinya dia tahu Caden terus mencarinya. Jadi, dia pun mengambil inisiatif untuk menunjukkan akhlak baiknya. Dia kaya dan berkuasa. Dia adalah pilihan yang sangat bagus untuk membantu kita! Kemampuanku juga nggak kalah dari Caden.” “Setelah menemukan peretas itu, kita juga nggak perlu tak
Angeline sudah bangkit dan berdiri dengan sangat dekat di sisi Dylan sambil memelototi Camila. Melihat Camila yang menunjukkan ekspresi kesakitan, dia hanya memasang tampang mengejek.Seusai Naomi menghentikan darahnya, ambulans masih belum tiba. Tubuh Camila sudah dibasahi keringat dingin saking sakitnya. Amarahnya pun memuncak. Dia memelototi Dylan, lalu berseru sambil menggertakkan gigi, “Jangan pura-pura mati! Cepat bicara!”Begitu Camila berseru, lukanya terasa sakit lagi. “Hk!”Naomi buru-buru berujar, “Kamu tenang dulu. Aku akan gantikan kamu bertanya padanya.”Kemudian, Naomi memelototi Dylan dan Angeline sambil bertanya, “Katakanlah, atas dasar apa dia memukul orang!”Dylan menjawab dengan ekspresi menyesal, “Begitu lihat ada wanita yang tidur di rumahku, dia pun salah paham dan mengira Camila datang untuk merayuku. Dia langsung ambil sebuah pajangan dan mulai memukuli orang.”Naomi mencibir, “Dia langsung main pukul tanpa bertanya dulu? Apa dia itu orang normal?”Angeline ber
Dylan menghela napas. “Otak itu barang yang penting. Bisa nggak kamu punya otak sedikit? Orang yang agak-agak bodoh memang imut. Tapi kalau terlalu bodoh, siapa yang suka?”Angelina sangat peka dan segera meminta maaf. “Aku salah, Sayang. Jangan marah, ya. Aku begitu nggak suka sama mereka kan cuma karena aku takut mereka merebutmu. Jangan marah lagi, ya. Aku yang salah. Kalau kamu masih marah, aku ... aku pergi minta maaf sama mereka deh. Gimana?”Sebelum Dylan sempat berbicara, Angeline sudah berlari ke sisi Naomi dan berkata, “Kak, aku salah. Maaf ....”Naomi hanya menjulingkan matanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia langsung mengabaikan Angeline, lalu lanjut berjalan ke depan rumah Camila dan membuka pintu dengan memindai wajahnya.Angeline sangat terkejut. Dia menoleh ke arah Dylan dan bertanya, “Sayang, kamu tinggal di samping rumah Camila?”“Emm.”Angeline langsung merasa cemburu. “Kenapa kalian tinggalnya begitu dekat ....”Setelah masuk ke rumah, Naomi menjulingkan matanya lagi.
Naomi membawa sarapan yang dipersiapkannya untuk Camila masuk ke vila.“Nana!” Tiba-tiba, ada suara seseorang yang familier memanggil Naomi dari belakang. Begitu menoleh, Naomi langsung melihat Dylan yang baru kembali Di sampingnya, terdapat seorang gadis bertubuh seksi dan bertampang imut. Gadis itu terlihat sangat muda, sepertinya baru berusia sekitar 20 tahun. Dia adalah tipikal gadis bertubuh seksi, tetapi berwajah bak malaikat yang sangat disukai para pria.Dylan hanya menyukai wanita yang cantik alami. Semua pacarnya adalah wanita cantik yang memiliki pesona masing-masing. Gadis ini merangkul lengan Dylan dan keduanya terlihat sangat mesra.Begitu melihat Naomi, gadis itu langsung mengamatinya dengan penuh rasa permusuhan. Naomi hanya mengatupkan bibirnya dan merasa agak pusing. Camila pernah memberi tahu Naomi bahwa hanya dalam waktu 20-an hari, Dylan sudah mengganti 3 pacar. Sebelum tubuhnya pulih, dia sudah langsung mulai berpacaran. Gadis di hadapannya ini seharusnya adalah
Naomi memeluk Caden sambil berbisik, “Sekarang, semua orang nggak berhenti memuji Ayah dan Ibu. Negara sudah turun tangan untuk bersihkan nama mereka dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Kamu juga nggak perlu khawatir lagi.”Caden menyahut, “Menemukan abu Ibu dan membiarkannya dikubur bersama Ayah secara terang-terangan adalah impianku selama ini. Sekarang, impian itu sudah terwujud. Aku senang banget kok. Kamu nggak usah khawatirkan aku.”Naomi merasa sangat sedih dan menepuk-nepuk punggung Caden. Setelah terdiam sejenak, Naomi memanggil, “Sayang.”“Hmm?”“Kamu sudah mau ulang tahun.”Caden membuka matanya, lalu menengadah dan menatap Naomi. “Lalu?”“Apa kamu harus tinggal di aula leluhur di kediaman lama selama beberapa hari ini?”“Nggak juga sih. Kalau ada masalah mendesak, aku bisa pulang kapan saja. Ada para biksu yang melakukan upacaranya, aku nggak ada di sana juga nggak apa-apa.”Naomi berkata, “Kalau begitu, kamu harus makan dan tidur yang baik di sana. Di hari ulang ta
Braden mengalihkan perhatiannya dari virus ke orang misterius. “Papa, kamu sudah temukan petunjuk baru mengenai orang misterius?”Caden mengernyit lagi. Ketika mengungkit tentang orang misterius, ekspresinya langsung berubah menjadi sangat dingin. Ada amarah, kebencian, dan kekecewaan yang terkandung dalam matanya.Setelah sesaat, Caden baru menjawab, “Mengenai masalah orang misterius, itu masalah pribadiku dengannya. Kalian nggak perlu ikut campur atau menyelidiki tentangnya. Kalau butuh bantuan, aku akan cari kalian. Waktu kalian senggang, carilah informasi tentang Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat kalian.”Kakek Pertama dan Kakek Keempat sudah turun gunung untuk beberapa saat. Anehnya, masih tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka sampai sekarang.Braden dan Rayden menatap Caden dengan kening berkerut, lalu mengangguk dan menjawab, “Kami mengerti.”Seusai menyiapkan makanan, Naomi mengetuk pintu dan berjalan masuk. “Ayo makan.”Setelah berjalan mendekat dan melihat
Rayden bertanya dengan bersemangat, “Kakek dan Nenek menyembunyikan virusnya di Kota Amari?”Braden merasa bingung. “Tapi, Kota Amari itu bagian dari negara kita. Kalau Kakek dan Nenek sudah berhasil bawa virus dan datanya pulang, kenapa mereka nggak menyerahkannya pada negara? Bukannya katanya ada banyak orang yang diutus untuk pergi menjemput mereka? Kenapa Kakek dan Nenek nggak serahkan virus dan datanya pada mereka?”Caden terdiam dan memikirkannya. Dia juga tidak mengetahui situasi spesifik pada saat itu, tetapi merasa yakin bahwa barangnya pasti berada di Kota Amari. Sebelum ayahnya tewas, kata terakhir yang diucapkannya adalah puzzle.Waktu itu, Caden masih kecil. Dia mengira ayahnya mengungkit tentang puzzle karena merindukan waktu bermain mereka. Oleh karena itu, dia baru menunduk pada Tony demi menaruh kotak puzzle ini ke dalam peti mati ayahnya pada pemakaman ayahnya.Setelah mulai curiga, Caden selalu berniat untuk menggali kuburan ayahnya demi menemukan kotak puzzle ini. N
Naomi membantu Caden membuka jasnya dengan perhatian sambil berkata, “Aku sudah coba tidur, tapi nggak bisa tidur. Gimana? Semuanya sudah selesai?”“Masalah di tempat pemakaman sudah selesai, tapi para biksu masih harus bacakan sutra di aula leluhur kediaman lama untuk 3 hari.”“Apa kita perlu pergi ke sana?”“Aku sendiri sudah cukup. Aku cuma pulang untuk periksa keadaan kalian. Nanti, aku akan pergi lagi.”Naomi mengambil gantungan baju, lalu menggantung jas Caden di lemari jaket samping pintu.Braden mengeluarkan sandal rumah dari rak sepatu dan berkata, “Papa, ayo ganti sepatumu.”Caden tersenyum dan membuka sepatunya. Kemudian, Rayden menaruh sepatunya ke rak sepatu. Caden mengelus kepala putranya dengan lembut.Setelah itu, keempat orang itu berjalan masuk ke ruang tamu. Caden bertanya, “Ayah dan Ibu sudah pulang?”Joseph dan Maria telah pindah pada awal bulan. Sekarang, mereka tidak lagi tinggal di rumah ini.Naomi menjawab, “Belum. Mereka khawatir sama kamu, aku, dan anak-anak.
Setelah para petinggi militer pergi, Caden menyuruh Naomi terlebih dahulu membawa anak-anak pulang. Dia masih perlu kembali ke aula leluhur di kediaman lama bersama para biksu.Naomi menghibur Caden untuk sejenak, lalu terlebih dahulu membawa anak-anak dan orang tuanya pergi. Camila dan Tiara juga pergi bersama mereka, sedangkan Dylan dan Edward menemani Caden.Sampai meninggalkan pemakaman, Camila baru berkata, “Pasukan hari ini benar-benar mengejutkanku! Naomi, Paman dan Bibi itu pahlawan yang gugur demi negara? Aku sama sekali nggak pernah dengar tentang hal ini.”Naomi menjawab, “Aku juga baru tahu hari ini. Caden bilang, mereka berkorban demi masyarakat. Tapi aku juga nggak tahu situasi spesifiknya.”Camila merasa sangat terkejut. “Aku selalu kira anggota Keluarga Pangestu yang suruh orang untuk bunuh mereka demi merebut harta keluarga. Gimanapun, Paman itu satu-satunya pewaris Keluarga Pangestu.”Tiara juga mengangguk dan menambahkan, “Aku juga kira begitu. Selama ini, rumor itu
Pada malam hari itu juga, Caden yang masih kecil langsung dapat berpikir terbuka. Hanya orang terkuatlah yang dapat bertahan di dunia ini. Jika seseorang belum memiliki kemampuan yang cukup kuat, dia harus belajar untuk mengalah.Di usia Caden itu, menunduk merupakan cara paling dasar untuk bertahan hidup. Jadi, pada malam itu juga, dia berlutut di depan Tony dengan membawa puzzle itu dan memanggilnya “kakek” untuk yang pertama kalinya. Dia memohon pada Tony untuk mengizinkannya menaruh puzzle itu di dalam peti mati supaya bisa menemani ayahnya. Pada saat itu, Tony yang mengenakan pakaian resmi sedang duduk di kursi dan menyesap teh. Dia memicingkan matanya dan menatap Caden dengan penuh peremehan untuk sesaat sebelum berkata dengan tegas, “Boleh saja kalau kamu mau memasukkannya. Tapi, kamu harus patuhi kata-kataku kelak.”“Waktu ada media yang wawancarai kamu kelak, kamu nggak boleh tunjukkan ketidakpuasanmu terhadapku ataupun Keluarga Pangestu. Selain itu, kamu juga nggak boleh ung