Caden pun terdiam, sedangkan Naomi langsung merasa malu dan menjawab, “Jangan asal bicara! Ini bukan bermesraan, melainkan berdiskusi. Jayden, dari mana kamu belajar kata itu?”“Dari Kak Hayden.”Naomi menoleh ke arah Hayden dan berpura-pura marah. Namun, Hayden hanya menatap ke langit-langit dan ke sekeliling. Dia sama sekali tidak mau bertatapan dengan Naomi. Pada akhirnya, dia pun menarik Jayden pergi makan.Braden memicingkan matanya dan melirik Caden sekilas, lalu berkata pada Naomi, “Mama, aku pergi cari Hayden dan Jayden dulu.”Rayden juga tersenyum senang dan berkata, “Aku sudah tenang ada Papa yang lindungi Mama. Aku mau pergi cari yang lain dulu.”Begitu menyusul Hayden, Rayden langsung berkata, “Apa kamu sudah bisa kasih tambahan poin untuk Papa? Tadi, Papa bela Mama, lho!”Hayden mengangguk dan menjawab, “Emm, aku kasih dia tambahan 1 poin.”Rayden menawar, “Nggak bisa kasih tambahan 2 poin?”Jika hanya menambah per 1 poin, Hayden mau mengumpulkan poin sampai kapan? Di anta
Naomi diam-diam menelan ludah, lalu menarik Caden ke samping. Dia tidak berani menandatangani dokumen itu.Naomi merasa terkejut, sedangkan anggota Keluarga Pangestu yang lain merasa kebingungan. Semua orang tahu mengenai Tony yang pergi ke Kompleks Futuria hari ini. Sebelumnya, Caden sudah menyinggung tentang hal ini karena mau memberi peringatan kepada semua orang apa akibat dari menyinggung Naomi.Namun, bukankah kompensasi sebesar 2 miliar benar-benar berlebihan? Selain itu, semua orang juga merasa aneh setelah melihat ekspresi Tony. Bagi Tony, 2 miliar seharusnya bukanlah apa-apa. Kenapa dia terlihat begitu marah?Braden juga merasa agak penasaran dan segera membaca surat perdamaian itu. Begitu melihat kata pengalihan saham, matanya langsung berbinar. Pantas saja Caden menyuruh Naomi menandatangani dokumen ini di hadapan semua orang. Pantas saja ekspresi Tony begitu buruk. Ternyata ....Meskipun saham 2% tidaklah berarti bagi Braden, itu termasuk jumlah yang sangat besar bagi oran
Tony masih merasa sakit hati dan kesal. Dia menjawab, “Itu sahamku. Terserah aku mau melakukan apa! Kembali ke kursi kalian masing-masing! Jangan membuatku kesal!”Semua orang merasa sangat tidak puas dan bergumam, “Kamu memang bebas melakukan apa saja soal sahammu, tapi itu tetap adalah saham Grup Pangestu. Mana boleh saham perusahaan dikasih ke orang luar? Selain itu, sekali kasih juga sebanyak itu! Apa yang kamu pikirkan?”Tony merasa sangat marah dan mengentakkan tongkatnya 2 kali. Memangnya dia ingin memberikan saham itu kepada Naomi? Dia juga terpaksa dan masih merasa sakit hati. Namun, dia juga tidak bisa mengungkapkan kekesalannya.Tony hanya bisa melampiaskan amarahnya pada orang lainnya dan menegur, “Coba saja kalau kalian berani berkomentar lagi. Aku akan suruh kalian kumpulkan 2% saham kalian dan memberikannya pada Naomi!”Setelah mendengar ucapan itu, tidak ada lagi orang yang berani berkomentar.Pada saat anggota Keluarga Pangestu merasa panik, Naomi juga merasa khawatir.
“Mama, tanda tangan saja. Aku sudah baca isinya. Nggak ada masalah dengan isinya.”“Emm!” Naomi mengambil pena, lalu menandatanganinya.Anggota Keluarga Pangestu langsung merasa putus asa!Braden membantu Naomi untuk menyimpan “surat damai” dengan tersenyum. “Selamat, Mama! Akhirnya impian Mama terwujud. Mama sudah jadi wanita kaya.”Sebelumnya Caden telah memberi Naomi uang 2 miliar dan selembar kartu kredit tanpa limit. Namun, semua itu juga bukan apa-apa jika dibandingkan dengan 2% saham ini. Akhirnya, Naomi berhasil menjadi seorang wanita kaya raya!Naomi mengira Braden sedang mengatakan soal biaya pengobatan sebesar 2 miliar itu. Dia segera berbisik, “Stt! Jadi orang mesti merendah!”Meski Naomi berbicara seperti ini, dia tetap tidak sanggup menyembunyikan senyuman di wajahnya. Dia sungguh gembira saat ini.Suasana di dalam ruang makan terasa aneh. Sepertinya hanya Naomi saja yang merasa gembira. Lebih tepatnya hanya mereka berenam saja yang gembira, sisanya kelihatan sangat muram
Naomi menerima panggilan dari Tiara. “Kalian makan dulu. Aku pergi angkat telepon.” Usai berbicara terhadap Caden dan keempat bocah cilik, Naomi berjalan keluar dengan memegang ponselnya.Baru saja Naomi meninggalkan ruangan, tiba-tiba … Rayden jatuh di tempat. Raut wajah Caden berubah drastis. Dia langsung berlari ke sisi Rayden. “Rayden!”Rayden mengeluarkan buih putih, tubuhnya kelihatan sedikit gemetar. Dia hampir saja kehilangan napasnya.Kedua mata Caden terbelalak lebar. “Cepat panggil dokter!” jerit Caden dengan kuat. Dia segera melakukan CPR kepada Rayden.Hayden juga kelihatan gugup. “Ray … Rayden nggak bernapas lagi!”Jayden hampir saja menangis di tempat. “Rayden, Rayden, huhuhu ….”Kening Braden berkerut. Dia segera berpesan kepada Hayden, “Cepat! Cepat suruh Mama ke sini!”Semua orang terkejut, pergi melihat apa yang terjadi. Setelah memastikan Rayden benar-benar tidak bernapas lagi, jantung mereka semua hampir copot saja.“Rayden … dia … dia sudah mati?”Mati?Tony men
“Iya, Rayden juga bukan anak kandungnya. Mana mungkin ada ibu tiri akan memperlakukan anak tirinya dengan sepenuh hati? Seharusnya dia merasa senang atas kematian Rayden!”Ada juga yang berlagak menghibur, “Bu Naomi, kamu jangan menangis lagi. Rayden sudah meninggal. Caden pasti lebih sedih daripada kamu. Dia malah mesti hibur kamu lagi.”Braden memelototi mereka semua ….Tubuh sekelompok wanita itu gemetar. Mereka langsung terdiam!Braden juga tidak menghiraukan mereka lagi, melainkan membujuk Naomi, “Mama tenangkan diri Mama dulu. Sekarang bukan saatnya untuk bersedih. Selamatkan Rayden dulu!”“Iya, iya, iya! Selamatkan Rayden dulu!” Naomi mengusap air mata dengan kasarnya, lalu segera memeriksa denyut nadi Rayden.Braden berkata pada Caden, “Serahkan Rayden kepada Mama! Kamu cepat carikan tempat yang tenang buat Mama dan Rayden!”Braden tahu tidak ada gunanya Caden terus melakukan penyelamatan darurat. Sekarang semuanya hanya bisa mengharapkan ibu mereka saja! Asalkan masih ada sece
Rayden berbaring di atas lantai dengan lemas. Dia tidak bergerak sama sekali.Saat ini, Naomi semakin ketakutan saja. Saking takutnya, sekujur tubuhnya semakin gemetar. Dia menatap ketiga anak kecil sembari menangis. Dia masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. “Cepat … cepat beri tahu Mama …. Rayden nggak hirauin Mama karena dia lagi tidur. Dia lagi tidur, ‘kan?”Naomi yang sedang membohongi diri sendiri membuat pilu hati orang-orang. Ketiga bocah cilik langsung maju untuk memeluknya. Suara tangisan Naomi semakin keras lagi.“Mama! Huhu ….”Anggota Keluarga Pangestu yang berdiri di samping hanya menatap dengan sinis saja. Para wanita yang tadinya iri dengan Naomi pun merasa gembira sekarang. Akhirnya rasa benci mereka terlampiaskan!Ada yang menyindir dan juga memprovokasi.“Nangisnya seperti kenyataan saja. Dia lagi sandiwara, ‘kan? Bukannya dia memang berharap Rayden bisa cepat mati?”“Iya! Rayden juga bukan anak kandungnya. Mana mungkin seorang mama tiri akan bersedih atas ke
“Seharusnya kalian sudah lihat tadi? Bibir Rayden jadi warna ungu dan mengeluarkan buih putih. Sepertinya dia itu keracunan!”“Maksudmu, ada yang sengaja ingin meracuni Rayden?”Begitu ucapan dilontarkan, ekspresi semua orang langsung berubah.Hati Tony menjadi tidak karuan dan terasa penat. Dia segera meninggalkan keramaian, lalu bertanya pada Evano, “Apa kamu yakin nggak ada yang keliru dengan masalah hari ini?”Evano tahu betapa seriusnya masalah ini. Dia pun hampir menangis.“Pak Tony, kalau memang aku lalai dalam menjalankan misi, mana berani juga aku merahasiakannya darimu! Semuanya berjalan sesuai dengan rencana, bahkan berjalan dengan sangat lancar!”“Kalau lancar, kenapa Rayden bisa mati?”“Aku … aku benar-benar nggak tahu. Kita juga bukan pertama kalinya meracuni Rayden. Apalagi racun kali ini juga dari dia. Nggak ada yang berubah dari prosedurnya!” Evano mengecilkan suaranya, lalu melanjutkan dengan bingung, “Pak, menurutmu, apa mungkin rencana kita malam ini diketahui orang
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak
Saat itu, cuaca di Kota Lodia sangat dingin. Angin kencang berembus dan salju lebat turun seharian. Akan tetapi, Yamin dan Abigail sangat bersemangat.Hari ini Yamin berulang tahun dan dia memperoleh pencapaian besar dalam kariernya. Yamin merupakan pelukis yang rajin. Hanya saja, dia tidak terkenal di kalangan pelukis.Tiba-tiba, Yamin menerima undangan dari idolanya pada hari ulang tahunnya. Idola Yamin adalah pelukis senior top. Tekniknya sangat hebat dan gayanya unik. Dia juga sangat berprinsip.Pelukis senior itu memang mengandalkan melukis untuk menghasilkan uang, tetapi dia tidak akan sembarangan menjual lukisannya demi uang. Seorang konglomerat pernah meminta pelukis senior itu untuk melukis kekasihnya dan menawarkan harga tinggi. Namun, dia menolak dengan tegas.Alasan pelukis senior itu sangat sederhana. Dia jijik dengan pelakor dan merasa pelakor tidak pantas menjadi objek lukisannya.Pelukis senior menganggap semua lukisannya seperti anak yang dibesarkannya. Mencari pemilik
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu