Ucapan itu terdengar sangat hangat. Naomi segera menunjukkan sikapnya. “Kamu tenang saja. Kalau mereka nggak cari masalah sama aku, aku pasti nggak akan cari masalah sama mereka. Aku juga bukan ke sana khusus buat cari masalah. Tujuanku ke sana, agar mereka tahu Rayden sudah punya mama! Mereka nggak bisa mentertawakan, apalagi menindas Rayden-ku lagi!”Rayden menatap Naomi dengan terharu. Kedua matanya kelihatan merah. Akhirnya dia sudah memiliki ibu!Ibu yang didambakan Rayden selama ini akhirnya kembali juga! Apalagi, ibunya adalah Naomi, ibu terbaik di dunia ini!Rayden tidak pernah segembira sekarang. Dia juga tidak pernah menantikan Tahun Baru. Dia ingin membawa Naomi ke hadapan orang-orang itu. Lihatlah! Inilah mamanya Rayden! Mama kandung!Caden juga terdiam menatap Naomi dalam beberapa detik. Di mata Caden, Naomi bukanlah ibu kandung Rayden. Hanya saja, setelah mendengar ucapan Naomi, dia pun merasa berterima kasih dan juga terharu.Naomi mengusap wajah Rayden dengan penuh kasi
Ketika mendapat persetujuan dari Caden, Steven baru membalas dengan tersenyum, “Oke.”Kemudian, keenam orang itu pergi dulu ke Kompleks Sunia.Hiasan Tahun Baru sudah dibeli Naomi pagi hari tadi. Semuanya adalah model terbaru tahun ini dengan model magnet, tidak perlu diberi lem lagi, sangatlah praktis.Pembagian tugas mereka berenam sangat jelas. Braden, Hayden, dan Rayden bertugas untuk mengeluarkan hiasan dari bungkusannya. Sementara, Jayden bertugas untuk menyerahkan hiasan kepada Naomi.Naomi dan Caden bertugas untuk menempel. Caden berdiri sambil mendengar instruksi Naomi dari belakang. “Miring. Agak ke kiri. Astaga! Terlalu kiri. Geser sedikit ke kanan.”Caden mengatakan, “Padahal kamu sudah beli dari tadi, kenapa kamu nggak menempelnya?”Naomi bergumam, “Kamu saja belum pulang, gimana cara aku menempelnya?”“Memangnya nggak bisa tempel kalau nggak ada aku? Apa kamu bodoh sampai nggak bisa menempel hiasan ini?”Naomi menjulingkan matanya dengan risi. “Kamu yang bodoh! Konon kata
Di bawah suara takjub Hayden dan Jayden, Naomi melihat ke sisi Caden. “Ini … ini rumah kalian?”“Emm.”Naomi melihat lapangan golf di luar jendela. “Ru … rumah kalian semewah ini?”Caden tahu apa yang sedang dipikirkan Naomi. Dia pun berkata, “Kamu kampungan sekali. Gimana kalau kamu pergi ke rumah keluarga terkaya di Kota Jawhar? Bukannya kamu akan jantungan.”Naomi diam-diam menghela napas. “Mengagetkanku saja. Aku kira kalian itu keluarga terkaya di Kota Jawhar.”Caden merasa bingung. “Apa yang kamu takuti?”Naomi mencemberutkan bibirnya. Dia adalah istri dari anak Keluarga Pangestu, yang mana merupakan keluarga terkaya di Kota Jawhar. Dia adalah istri sah di mata hukum! Sekarang, mereka masih belum bercerai!Jika hari ini Cayden bertemu dengan Caden, itu berarti hari ini adalah hari pertemuan “pria simpanan” dengan suami sah. Kedua pria itu memang tidak mencintai Naomi. Hanya saja, ketika membayangkan gambaran itu, Naomi pun merasa takut!Naomi menjelaskan, “Aku takut. Dengar-denga
“Ada, dong. Sekarang kamu hanya punya beberapa ratus ribu saja. Uang itu juga hanya cukup untuk beberapa hari saja, ‘kan? Begini saja, kalau masih lama untuk bisa diuangkan, kamu cari aku saja. Aku akan beri kamu kapan saja kamu mau.”Caden menatap Naomi dengan tatapan kalut. “Emm ….”Keempat bocah cilik mencemberutkan bibir mereka. Mereka melihat Caden dengan tatapan meremehkan. Bohong! Ayo, karang lagi! Lihat saja bagaimana Caden mengarang kebohongan selanjutnya. Kemudian, tatapan keempat anak-anak tertuju ke sisi Naomi. IQ mama mereka memang cukup mengkhawatirkan.Naomi malah percaya dengan semua ucapan Caden. Untung saja ada mereka yang mengikuti Naomi. Jika tidak, dia pasti akan dikelabui habis-habisan.Mobil berhenti dengan stabil.Pengurus dan pelayan rumah datang membukakan pintu. “Pak.”Berhubung sudah dipesan Caden sebelumnya, mereka semua tidak memanggil nama Caden.Caden menuruni mobil dengan wajah tak berekspresi. Kemudian, dia menggendong keempat bocah cilik untuk menuru
Ini pertama kalinya Naomi masuk ke aula persembahan leluhur keluarga besar. Dia sungguh takjub ketika melihat gambaran di depan mata.Aula sangatlah luas dan sangat tinggi. Begitu memasuki aula, Naomi merasa dirinya sangatlah kecil, bagai seekor semut yang sedang memasuki gedung tinggi saja.Di atas dinding digantung foto portrait mendiang Keluarga Pangestu. Di bagian bawah setiap foto dituliskan riwayat hidup mereka. Dari kejauhan, Naomi hanya bisa melihat foto saja, tidak bisa membaca tulisan di sebelah bawah. Saat ini, ada yang sedang melantunkan doa. Secara keseluruhan, suasana terasa sangat khidmat dan sakral. Keluarga Pangestu berdiri di depan melakukan penghormatan bersama, kemudian mereka maju satu per satu secara bergilir untuk memberi penghormatan. Saat ini, Tony merupakan anggota keluarga tertua dalam Keluarga Pangestu. Dia duluan maju untuk memberi penghormatan, kemudian selanjutnya giliran Caden dan Rayden. Usia bibinya Caden memang lebih tua daripada Caden. Hanya saja,
Naomi tidak mengerti. Dia hanya meniru gerakan Caden saja. Begitu pula dengan Rayden, Braden, Hayden, dan Jayden.Tiba-tiba lilin yang diletakkan di atas meja mengeluarkan suara dan apinya seketika melonjak tinggi.Hayden merasa bingung. “Heh? Apa Kakek merasa sangat gembira?”Braden merasa yakin. “Apinya tiba-tiba menyala semakin besar. Pasti karena gembira.”Jayden juga ikut merasa gembira. “Tandanya Kakek menyukai kita.”Rayden pun tersenyum. “Tadi aku beri tahu Kakek, hari ini kedatangan menantu dan cucu mereka.”Caden dan Naomi terbengong di tempat. Raut wajah para anggota Keluarga Pangestu lainnya juga kelihatan muram.Suara anak-anak terdengar jelas di ruangan yang hening ini. Bahkan, bergema juga.Naomi merasa canggung, segera memberi isyarat tangan menyuruh anak-anak jangan berbicara lagi.Rayden tersenyum tipis. “Mama nggak usah malu. Kakek suka menantu sepertimu.”Usai mendengar, Naomi pun merasa semakin canggung lagi. Ujung bibirnya sedikit berkedut. ‘Apa ada lubang di sini
Caden sedang merokok. Saat melihat Naomi berjalan mendekat, dia secara refleks ingin memadamkan rokoknya. Dia tahu bahwa Naomi tidak menyukai aroma rokok.Naomi berkata, “Kalau mau rokok, rokok saja. Aku tahu suasana hatimu lagi nggak bagus.”Caden melirik Naomi sekilas, tetapi tetap memadamkan rokoknya.Keempat bocah pun berkata dalam hati, ‘Oke, oke! Nilai poin Papa tambah 1.’Caden bertanya, “Siapa yang bilang suasana hatiku nggak bagus?”“Aku nggak buta. Wajahmu dengan jelas menunjukkan kamu lagi nggak senang.”“Aku cuma lagi ketagihan merokok.”Apa mungkin orang yang ketagihan merokok bisa memadamkan rokoknya dengan begitu saja? Namun, Naomi tidak menguak kebohongan Caden. Sebenarnya, tindakan Caden yang memadamkan rokoknya membuat Naomi merasa lumayan terharu.Caden menaruh kedua tangannya di saku dan bersandar pada pohon besar, sedangkan Naomi menaruh kedua tangannya di belakang tubuh dan bersandar pada pohon kecil di depan Caden. Kedua orang ini mengobrol dengan saling berhadap
Caden tidak tahu kejadian tragis apa lagi yang pernah menimpa Naomi. Namun, dari semua yang diketahui Caden ini, Caden merasa hidup Naomi sudah cukup tragis. Pantas saja saat ini Naomi begitu bahagia. Dia memang layak untuk bahagia. Untung saja Naomi juga optimis dan bermental kuat. Orang biasa mungkin tidak akan mampu menanggung pukulan-pukulan seberat ini dan lebih memilih untuk mengakhiri hidup mereka.“Bagaimana dengan rumor yang menimpamu dulu?” tanya Caden.Naomi melirik Caden dengan agak terkejut, lalu mengumpat dalam hati, ‘Berani tanya lagi! Bukannya ini semua gara-gara kamu? Kalau di bandara waktu itu kamu nggak melakukan hal itu, mana mungkin terjadi hal seperti ini!’Naomi menghela napas panjang, lalu bertanya balik, “Kalau aku bilang itu semua kecelakaan, apa kamu percaya?”“Aku percaya,” jawab Caden dengan tegas.Jika itu 2-3 bulan yang lalu, Caden pasti tidak akan percaya pada ucapan Naomi. Sekarang, dia sudah percaya. Naomi memang bodoh dan menyukai uang, tetapi dia bu
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak
Saat itu, cuaca di Kota Lodia sangat dingin. Angin kencang berembus dan salju lebat turun seharian. Akan tetapi, Yamin dan Abigail sangat bersemangat.Hari ini Yamin berulang tahun dan dia memperoleh pencapaian besar dalam kariernya. Yamin merupakan pelukis yang rajin. Hanya saja, dia tidak terkenal di kalangan pelukis.Tiba-tiba, Yamin menerima undangan dari idolanya pada hari ulang tahunnya. Idola Yamin adalah pelukis senior top. Tekniknya sangat hebat dan gayanya unik. Dia juga sangat berprinsip.Pelukis senior itu memang mengandalkan melukis untuk menghasilkan uang, tetapi dia tidak akan sembarangan menjual lukisannya demi uang. Seorang konglomerat pernah meminta pelukis senior itu untuk melukis kekasihnya dan menawarkan harga tinggi. Namun, dia menolak dengan tegas.Alasan pelukis senior itu sangat sederhana. Dia jijik dengan pelakor dan merasa pelakor tidak pantas menjadi objek lukisannya.Pelukis senior menganggap semua lukisannya seperti anak yang dibesarkannya. Mencari pemilik
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu