Guru melanjutkan, "Bu Jessica menebak kondisi keuangan keluarga kalian nggak stabil. Dia bilang orang tua kalian pasti memusingkan uang setiap hari. Bu Jessica ingin membantu kalian."Sebagai orang kaya misterius yang memiliki tabungan dalam jumlah besar, Braden hanya mendengar ucapan guru dan tidak berkomentar. Dia tidak membutuhkan bantuan Jessica!Di keluarga mereka, Naomi yang paling miskin. Hanya dia yang memusingkan uang setiap hari. Caden yang merupakan orang terkaya di kota ini tidak mungkin memusingkan masalah uang.Guru menambahkan, "Aku ingatkan kalian, Bu Jessica itu artis terkenal dan dia sangat kaya. Kalau kalian bisa dibantu Bu Jessica, beban orang tua kalian pasti lebih ringan."Guru berpesan, "Jadi, kalian harus jadi anak yang patuh waktu bertemu Bu Jessica. Nanti kalian bisa mendapatkan bantuan uang untuk membantu orang tua kalian."Guru di TK tidak tahu kondisi keluarga Braden dan lainnya. Dia mengira tekanan finansial keluarga mereka sangat besar karena dipengaruhi
Mendengar ucapan Hayden, wajah manajer menjadi tegang. Sebelum manajer sempat bicara, Hayden lanjut mengkritik, "Bibi ini bermuka tebal, seperti memakai bedak beberapa lapis. Mungkin bisa jadi masker antipeluru saking tebalnya."Hayden meneruskan, "Selain itu, wajah bibi ini berantakan. Sejujurnya, dia jelek sekali dan kelihatan tua."Kali ini, bukan hanya manajer yang merasa canggung, guru juga demikian. Biasanya Hayden adalah anak yang bermulut manis. Kenapa hari ini Hayden berbicara seperti ini?Guru buru-buru menengahi, "Hayden memang suka bercanda."Hayden segera membantah, "Aku nggak bercanda. Bibi ini memang jelek. Wajahnya tampak mengerikan, seperti alien! Benar-benar tua, jelek, dan lucu. Dilihat dari sisi mana pun, tetap nggak menarik!"Suasana menjadi canggung. Jessica merasa sangat geram. Kalau bukan karena ada wartawan dan guru di tempat, Jessica pasti akan menampar Hayden!Hayden melirik Jessica, lalu menambahkan, "Jangan marah. Bukan salahmu kalau kamu itu jelek. Kamu sa
Para guru TK tertegun. Mereka bertanya kepada Braden, "Braden, bagaimana kamu bisa tahu Bu Jessica hamil?"Braden menyahut, "Nggak boleh tahu."Guru bertanya lagi, "Apa ... dia benar-benar hamil?""Rahasia," sahut Braden.Para guru tidak bisa berkata-kata. Tak lama kemudian, kabar ini didengar oleh Naomi. Tiara yang memberitahunya.Naomi terkejut. Dia tidak tahu masalah di antara dirinya dengan Jessica. Dia juga tidak tahu wanita yang mencari Caden semalam adalah Jessica.Jadi, Naomi tidak mengerti kenapa putranya tiba-tiba mengatakan Jessica hamil. Berita ini sangat memengaruhi citra seorang artis.Naomi buru-buru ingin pergi ke TK untuk bertanya kepada Braden. Dia pun menelepon Caden untuk memintanya menjaga Rayden. Jika Caden sibuk, Naomi akan membawa Rayden ke TK.Kala ini, Caden sedang berada di bar. Dia tidak minum anggur, tetapi tidak berhenti merokok. Asbak di atas meja sudah dipenuhi abu rokok.Ponsel Caden diletakkan di atas meja. Saat melihat Naomi meneleponnya, Caden menger
Caden sedang dalam perjalanan pulang. Dia merasa gusar saat melihat Jessica meneleponnya. Namun, Caden tetap menjawab panggilan telepon Jessica.Jessica langsung berujar, "Caden, kamu di mana? Aku mau bertemu kamu untuk memberitahumu masalah penting!"Caden berucap dengan dingin, "Bilang saja sekarang."Sudah jelas Caden tidak ingin bertemu Jessica, tetapi Jessica tidak paham. Dia berseru, "Masalah ini sangat penting bagimu, aku harus memberitahumu secara langsung! Cepat kirimkan lokasimu kepadaku, aku cari kamu sekarang! Aku ...."Caden langsung mengakhiri panggilan telepon. Jessica merasa marah dan juga sedih. Dia menceletuk, "Apa yang dia lakukan?"Manajer membujuk, "Mungkin Pak Caden sedang sibuk. Dia nggak sempat bertemu denganmu. Kalau nggak, kamu langsung beri tahu dia di telepon.""Masalah ini begitu penting, kurang jelas kalau dibicarakan di telepon," timpal Jessica.Manajer menanggapi, "Jessica, apa kamu yakin? Kalau nggak, jangan buru-buru beri tahu Pak Caden. Aku takut kamu
Steven meneruskan, "Oh, iya. Ada satu kejadian aneh. Anak Bu Naomi bilang Bu Jessica hamil di depan umum. Entah ucapannya benar atau nggak, tapi kabar ini sangat heboh di internet."Steven menambahkan, "Aku curiga tadi Bu Naomi meneleponmu karena ingin pergi ke TK untuk mengurus masalah ini."Caden membaca berita di internet. Ternyata beberapa berita terpopuler memang berkaitan dengan masalah ini. Tidak ada yang mengungkit tentang anak Naomi dan tidak ada foto mereka. Hanya ada berita tentang kehamilan Jessica.Selain itu, ada yang mengekspos bukti Jessica memesan kamar hotel selama 1 bulan terakhir serta foto dan video yang tidak terlalu jelas.Sebenarnya wajah wanita dalam foto dan video tidak jelas. Hanya saja, postur tubuhnya mirip dengan Jessica.Namun, kebenaran tidak penting bagi media. Yang terpenting adalah banyak yang membaca berita dan mereka bisa menghasilkan uang dari kehebohan berita ini. Kalau tidak, ucapan seorang anak kecil tidak mungkin bisa membuat masalahnya menjadi
Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan gerbang kompleks. Caden tidak naik ke lantai atas. Dia menelepon Naomi untuk menyuruhnya membawa Rayden turun.Naomi langsung panik begitu mendengar Caden tetap bersikeras pergi ke TK. Dia bertanya, "Untuk apa kamu pergi?""Turun!" perintah Caden. Dia langsung mengakhiri panggilan telepon. Nada bicaranya sangat tegas sehingga Naomi tidak berani menolaknya.Naomi merasa sangat gugup. Bagaimana kalau Caden melihat Braden dan Hayden setelah pergi ke TK? Namun, Naomi juga tidak bisa menghentikan Caden.Setelah berpikir sejenak, Naomi segera menelepon Tiara. Naomi baru merasa tenang sesudah mereka mendiskusikan jalan keluarnya.Rayden sudah tahu kejadian di TK. Dia juga tahu kenapa Naomi hendak pergi ke TK. Namun, Rayden tidak memberi tahu masalah Jessica kepada Naomi.Bagaimanapun, dulu Jessica yang menemukan Rayden. Jessica berkaitan dengan masalah waktu itu. Rayden takut Braden merencanakan sesuatu. Jadi, dia harus mencari Braden terlebih d
Manajer berusaha membujuk, "Jessica, aku bicara seperti ini demi kamu. Dengarkan nasihatku, kamu sampingkan dulu masalah Naomi. Kita bereskan rumor di internet, sekarang rumornya makin heboh. Cepat hubungi Pak Caden supaya dia bisa bantu kamu bereskan masalah ini."Jessica mengabaikan perkataan manajer. Dia memarahi, "Diam kamu! Jangan bicara lagi!"Wajah manajer terasa sakit. Namun, kepalanya lebih sakit.Manajer menimpali, "Oke, aku turuti kemauanmu. Hari ini kita habisi Naomi, tapi masa kita langsung culik anaknya? Ini melanggar hukum, kita bisa ....""Hentikan mobilnya!" perintah Jessica. Sopir yang diperintah segera menghentikan mobil di tepi jalan.Jessica mengusir manajer turun dari mobil. Sebelum menutup pintu mobil, Jessica sudah menelepon, "Tangkap Braden, Hayden, dan Jayden dari kelas 3 di TK Brighton."Manajer yang berdiri di jalan memandang mobil mewah yang menjauh. Dia segera menelepon Clara, "Bu Clara, cepat hentikan Bu Jessica! Dia mau membuat masalah besar!"Beberapa k
Ketika mendengar kata “memancing”, akhirnya Hayden mengerti. Kedua matanya seketika berkilauan. Dia menatap Braden dengan penuh harapan. “Hari ini?”“Iya.”“Apa bisa terpancing?”Braden berkata, “Seharusnya bisa!”Hayden semakin girang lagi. Sama seperti Braden, dia juga penasaran dengan tokoh misterius itu. Dia ingin sekali mencari tahu siapa monster itu!Jayden juga sudah memahaminya. Dia memang merasa gugup, tapi dia tidak setakut tadi lagi dan tidak menangis lagi.Ketiga bocah cilik duduk di baris belakang dengan tenang. Dia mengikuti pengawal melaju ke Hotel Wanara. Hotel Wanara adalah bisnis dari Keluarga Senjaya. Jessica pun sudah tiba duluan. Begitu dia tiba, dia langsung menyuruh pihak hotel untuk menutup CCTV hotel.Begitu sistem CCTV ditutup, Jessica pun bisa bersikap semena-mena! Dia berencana untuk menggebuki ketiga bocah cilik itu untuk melampiaskan emosinya. Dia sungguh merasa kesal akibat ulah ketiga bocah itu!Setelah selesai melampiaskan amarahnya, Jessica baru akan k